Anda di halaman 1dari 5

Proses Penulisan Akademik

Menulis Akademik merupakan sebuah proses panjang yang terdiri dari banyak tahap yang
memiliki sejumlah langkah yang hars dilakukan. Menulis ilmiah membutuhkan proses
konsentrasi dan kerja otak yang sulit. Karena itu dibutuhkan latihan yang teratur dan kontinyu
(Kallestinova, 2011).

Berikut ini adalah sejumlah tahapan dalam proses penulisan akademik :

1. Pahami Tugas dan Penjadwalan


Salah satu masalah terbesar mahasiswa ketika memulai menulis sebuah
makalah adalah mereka tidak dapat untuk memahami tugas tersebut. Maka dari itu,
pahamilah beberapa poin seperti jenis karya tulis yang akan dibuat, jumlah kata yang
ditentukan, ketentuan dalam penulisan, jenis-jenis sumber atau referensi yang akan
digunakan, dan lain-lain. Setelah memahami poin-poin tersebut, aturlah jadwal
pelaksanaan sesuai tenggat waktu yang diberikan. Dengan adanya penjadwalan
tersebut, pengerjaan penulisan akan lebih efisien dan efektif dari segi waktu.
2. Menentukan Topik
Topik adalah suatu isu atau pokok persoalan yang sifatnya masih umum dan
pada dasarnya merupakan pokok pembicaran dalam keseluruhan tulisan yang digarap
dan sebagai landasan yang digunakan penulis untuk menyampaikan maksudnya
(Silaswati, 2018: 84).
Topik yang akan ditentukan tentunya harus sesuai dengan bidang keilmuan
yang ditempuh dan memiliki daya tarik. Hal ini dapat meningkatkan motivasi untuk
menyelesaikan karya tullis tersebut. Topik dapat dipersempit atau dibatasi ruang
lingkupnya dengan tujuan agar topik yang dibahas tidak terlampau luas atau terlalu
sempit.
3. Curah Gagasan
Curah gagasan (brainstorming) adalah sebuah proses berpikir terstruktur yang
digunakan untuk mengkreasikan gagasan atau ide sebanyak mungkin dalam waktu
yang singkat. Curah gagasan dapat membantu untuk mengembangkan gagasan untuk
suatu topik atau tesis. Dengan kata lain curag gagasan adalah kegiatan eksplorasi
untuk memahami lebih dalam lagi tentang topik yang akan dibahas.
Pemetaan pemikiran (mind mapping) adalah salah satu curah gagasan dalam
bentuk sebuah diagram yang digunakan secara virtual mewakili atau menguraikan
informasi. Pemetaan pikiran berfungsi seperti otak yang memungkinkan untuk
mengatur dan memahami informasi lebih cepat dan lebih baik
4. Pencarian dan Pengumpulan Sumber-Sumber Pustaka yang Relevan
Setelah menentukan topik, selanjutkan topik tersebut diteliti memaluli
pencarian dan pengumpulan sumber-sumber pustaka atau literatur yang relevan.
Sumber-seumber tersebut terdiri dari berbagai jenis, misalnya buku, artikel juranl,
najalah, surat kabar, baik yang konvensional maupun dari internet. Setelah
memperoleh sumber-sumber literatur yang memadai, lakukanlah seleksi pada sumber
tersebut. Hal ini bertujuan untuk memilah mana sumber yang relevan dan mana
sumber yang tidak relevan.
Dalam melakukan seleksi sumber penting untuk diperhatikan, yaitu kita harus
dapat mengidentifikasi sumber mana yang kredibel. Kemampuan ini membutuhkan
pemahaman tentang kedalaman, objektivitas, otoritas, dan tujuan apa yang mau kita
tulis. Menemukan sumber untuk penulisan atau penelitian itu penting, tetapi
menggunakan sumber yang tidak dapat diandalkan akan merusak kredibilitas kita dan
membuat argumen kita tampak kurang kuat (Buttram, MacMillan III, & Thompson,
2012)
5. Pernyataan Tesis
Pernyataan tesis dalam pendahuluan makalah adalah suatu hal yang paling
penting dikarenakan dengan jelasmenyatakan tentang makalah tersebut. Pernyataan
juga digunakan untuk membatasi ruang lingkup makalah dan memberi sinyal posisi
penulis. Semua yang ditulis dalam tubuh atau bagian pembahasan semuanya
menjelaskan atau mendukung pernyataan tesis ini.
6. Membaca dan Mencatat
Membaca dan mencatat adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam
proses penulisan akademik. Membaca efektif dapat dijadikan salah satau jenis
membaca yang dapat digunakan untuk membaca dalam rangka penulisan akademik.
Membaca efektik dapat dilakukan untuk memahami isi bacaan. Sedangkan mencatat
dilakukan dalam rangka mencari kutipan atau rujukan yang akan digunakan dalam
menulis akademik.
7. Membuat Kerangka Tulisan
Setelah mengumpulkan semua bahan tulisan, aturlah bahan-bahan tulisan ke
dalam sebuah kerangka tulisan atau garis garis besar dengan cara mengelompokkan
catatan yang diatur sedemikian rupa sehingga akan membantu mengatur pikiran kita
menjadi sebuah kerangka tulisan yang terorganisis secara logis dan sistematis.
Kerangka tulisan dibuat dalam rangka membangun argumen dalam bentuk
garis-garis besar dari isu-isu dalam topik yang dipilih untuk mewakili pandangan
penulis tentang apa yang penting dalam pembahasan ini.
Kerangka tulisan dibuat karena memiliki banyak manfaat dalam penulisan
ilmiah, di antaranya adalah: (1) untuk menyusun tulisan secara teratur, (2)
memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda, (3) menghindari
penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih, dan (4) memudahkan penulis
untuk mencari materi pembantu (Keraf, 1989:133-134).
8. Menulis Draf Pertama
Dalam menulis draf pertama janganlah mengharapkan bahwa tulisan yang
dibuat akan langsung sempurna dalam sekali jadi. Jadi jangan terlal memaksa dalam
tahap ini dikarenakan adanya revisi dan editing nantinnya
Berikut ini adalah saran dalam menulis draft pertama, yaitu :
 Tulislah dengan gaya diri sendiri. Tambahkan kesimpulan dan pemikiran
pribadi.
 Gunakan selalau rujukan sumber-sumber literatur yang telah dicatat
sebelumnya.
 Cobalah untuk tetap menjaga informasi yang telah disusun atau atur sebanyak
mungkin. Hal itu bertujuan agar pembaca memahami apa yang penulis
katakan.
 Baca ulang kembali draf pertama yang telah ditulis dan mintalah komentar
atau tanggapan dari orang lain.
9. Membaca Lanjutan
Kegiatan ini bertujan untuk mengidentifikasi di mana seorang penulis
memerlukan informasi lebih lanjut atau tambahan. Kegiatan membaca lanjutan dapat
dilakukan dengan cara membaca kritis atau efektif. Dengan kata lain embaca lanjutan
merupakan upaya untuk menyempurnakan tulisan ilmiah yang sedang dibuat.
10. Revisi Tulisan
Kegiatan revisi bisa disebut sebagai penulisan draf kedua. Revisi dilakukan
sebelum makalah selesai dubuat. Revisi merupakan bagian dari proses berkelanjutan
di mana seorang penulis mempertimbangkan kejelasan gagasan-gagasannya.
Revisi tidak hanya sekadar mengoreksi, mengedit, atau mencoret satu kata dan
menggantikan dengan kata yang lainnya dan mungkin melibatkan penghapusan,
penambahan, dan penataan ulang seluruh kalimat saat seorang penulis
mempertimbangkan kembali apa yang ingin ditulis.
11. Penyuntingan
Penyuntingan (editing) merupakan tahap proses penulisan akademik di mana
seorang penulis berupaya memperbaiki draf penulisan kedua dengan melakukan
perbaikan kesalahan-kesalahan. Dalam melakukan penyuntingan diperlukan daftar
periksa (checklist) yang berkaitan dengan kesalahan isis maupun mekanik (perbaika
ejaan dan pungtuasi). Dalam mengedit lakukan juga pemeriksaan terhadapa format,
referensi, gaya dan lain-lain apakah sudah memenuhi kaidah-kaidah yang telah
ditentukan.
Daftar Pustaka

Hikmat, Ade, Nani Solihati dan Sugeng Riadi. 2020. Penulisan Akademik: Konsep, Jenis,
dan Langkah-Langkah Penulisannya. Bekasi: Paedea.

Silaswati, D. 2018. PENTINGNYA PENENTUAN TOPIK DALAM PENULISAN KARYA


ILMIAH PADA BIDANG ILMU AKUNTANSI. AKURAT | Jurnal Ilmiah Akuntansi
FE UNIBBA, 9(1), 81–88.
https://ejournal.unibba.ac.id/index.php/akurat/article/view/18

Anda mungkin juga menyukai