Anda di halaman 1dari 5

ACARA II

SWAKELOLA SAMPAH

A. Tujuan
1. Mahasisiwa memiliki wawasan tentang daerah swakelola sampah di Kuden
2. Mahasiswa dapat menilai dan menganalisis system manajemen swakelola
sampah yang sudah diterapkan
3. Mahasiswa dapat membandingkan manajemen swakelola antar berbagai
daerah, yaitu antara daerah pedesaan dan daerah perkotaan

B. DASAR TEORI

Swakelola sampah dijadikan salah satu usaha untuk mengatasi keterbatasan


pemerintah dalam mengelola sampah. Teknologi swakelola tidak terlepas dari konsep 3R,
yaitu :

1. Reduse (mengurangi) → melakukan minimalisasi barang atau material yang kita


gunakan karena semakin banyak material yang kita gunakan maka akan semakin
banyak sampah yang dihasilkan.
2. Reuse (memakai kembali) → menghindari pemakaian barang yang sekali pakai
karena hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum menjadi
sampah.
3. Recycle (mendaur ulang) → mendaur ulang barang-barang yang sudah tidak
berguna lagi. Tidak semua barang bisa didaur ulang namun banyak industri non-
formal dan industri rumah tangga memanfaatkan sampah menjadi barang lain.

Ketiganya adalah membuat sampah yang ada menjadi tak tersisa atau setidak-
tidaknya dapat meminimalkan sampah di lingkungan masyarakat. Selain ketiga teknik di
atas masyarakat bisa melakukan composting. Kompos adalah zat akhir suatu proses
fermentasi tumpukan sampah/seresah tanaman dan adakalanya termasuk bangkai
binatang. Jadi untuk mudahnya, pembuatan kompos dapat dilakukan dengan menumpuk
sampah dapur, merang, daun, dan sampah organik serta membiarkannya terurai baru bisa
digunakan sebagai pupuk kompos.

Untuk melakukan swakelola sampah perlu adanya usaha untuk menjadikan


masyarakat berpartisipasi dalam pengelolaan swakelola sampah ini, yaitu dengan cara
pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat adalah usaha menjadikan
masyarakat semakin berdaya untuk berpartisipasi dalam swakelola sampah ini. Ada 5
konsep dasar dalam pemberdayaan masyarakat, yaitu :

1. Untuk mempertahankan eksistensinya, pemberdayaan masyarakat


memerlukan break-even dalam setiap kegiatan yang dilakukan. Keuntungan
yang didapat kembali lagi ke masyarakat dalam bentuk program atau
kegiatan pembangunan lainnya.

2. Selalu melibatkan masyarakat baik dalam perencanaannya ataupun


pelaksanaan yang dilakukan.
3. Kegiatan pelatihan dan pembangunan fisik merupakan kegiatan yang tidak
dapat dipisahkan.

4. Implementasi konsep pemberdayaan harus dapat menggunakan semaksimal


mungkin sumber daya yang ada, khususnya dalam hal dana, baik yang
berasal dari pemerintah, swasta, maupun sumber-sumber lainnya (seperti :
donasi atau sponsor sosial).

5. Berfungsi sebagai katalis yang menghubungkan antara kepentingan


pemerintah yang bersifat makro dan kepentingan masyarakat yang bersifat
mikro.

Agar manajemen sampah berhasil harus ada dukungan politik yang kuat, pemberian
pengertian/pendidikan yang efektif, tersedia pusat pengumpulan bahan organik dan
pengomposan, pengenalan pada ibu rumah tangga tentang alternatif pemanfaatan kembali
barang-barang, dan manajemen terintergrasi penanganan sampah yang tidak dapat didaur
ulang. Manajemen sampah yang baik menuntut industri harus bertanggung jawab terhadap
sampah yang dihasilkan. Sedangkan legislatif harus tegas kepada pihak industri.
Masyarakat diharapkan mendukung dan berperan serta

Proses Pengelolaan Sampah

a. Sampah organic
Sampah organic setiap hari dimasukkan ke tong sampah 1 kemudian ditutup
kembali. Setiap 7 hari tong diberi activator (BioFest, EM4, Stardex dll) oleh tim. Tong diisi
terus sampai batas yang ditentukan. Setelah sampah organic hamper penuh, pembuangan
sampah di tong 1 dihentikan, dan pembuangan sampah oeganik dialihkan ke tong sampah
kedua. Tong sampah 1 sudah penuh diberi pemberat kemudian didiamkan sampai tong 2
hampir penuh. Kemudian sampah yang berada di tong 1 dibongkar dan sudah menjadi
pupuk. Kurang lebih 2 bulan proses atau 1 bulan setelah tong penuh.

Setelah menjadi pupuk sampah dapat dikelola oleh warga sendiri, dengan dipakai
untuk keperluan tamanisasi pribadi, atau bila berlebih dapat dijual sebagai tambahan
penghasilan.

b. Sampah anorganik
apabila dana cukup sampah dikelola tim. Sampah yang ada di tas-tas warga diambil
oleh pembuang sampah dan dipisahkan sesuai kategori masing-masing. Kemudian sampah
dibawa ketempat penampungan kemudian ditampung sesuai dengan kategori sampah. Di
tempat penampungan, sampah diseleksi oleh tim sesuai dengan kebutuhan (dengan
tenaga kerja pemilah). Sampah yang sudah dipilah kemudian di packing. Apabila sudah
layak jual maka sampah tersebut dijual kemudian hasil penjualannya dikelola oleh tim.

Apabila dana tidak cukup (dilelola oleh tim dengan pembuang sampah). Sampah
yang ada di tas-tas warga diambil oleh pembuang sampah kemudian dimasukkan ke tempat
sendiri-sendiri. Kemudian sampah dikumpulkan di suatu tempat terserah pembuang
sampah. Setelah banyak dapat dijual, kemudian sebagian hasil penjualan untuk kas tim
sebagai tabungan untuk membuat tempat penampungan dan untuk pembuang sampah
(sebagai tenaga kerja).

c. Sampah lain-lain
Sampah ini diletakkan di keranjang sampah. Sampah ini akan setiap hari diambil
oleh pembuang sampah. Kemudian sampah ini di bawa ke TPSS dinas di Jetis atau depan
STM, dan warga tetap dikenai retribusi sampah.

beberapa wilayah percontohan swakelola sampah dapat memacu wilayah


percontohan dalam pelaksanaannya diberikan dana stimulant dari pemerintah.. apabila
program dapat dilaksankan maka warga di wilayah kota dapat melaksanakan pemilahan
sampah dengan dana swadaya. Apabila diperlukan pembuangan sampah di TPSS harus
dilaksankan dahulu pemilahan sampah. Alur kerjanya pelaksanaan swakelola sampah ini
adalah

a. warga memisahkan sampah rumah tangga menjadi 5 jenis yaitu :


 sampah organik, yaitu :
 daun/hijauan
 nasi sisa
 sayur tanpa kuah
 sampah plastic, yaitu :
 tas kresek
 plastik pembungkus
 sampah kertas, yiatu :
 kertas-kertas pembungkus
 kertas-kertas kecil
 koran
 buku-buku bekas
 karton
 sampah logam/kaca, yaitu :
 besi
 kawat
 kaca
 gelas kaca/plastic
 botol kaca/plastik
 sampah lain-lain, yaitu :
 rongsokan baju dll
 rongsokan sepatu
 limbah berbau
 potongan batang tanaman
b. Setelah dipisahkan dimasukkan pada tempat sampah tersendiri, yaitu :
 Sampah organik dimasukkan pada tong sampah
 Sampah plastic, kertas, logam/kaca dimasukkan pada tas yang
sudah terpisah
 Sampah lain-lain dimasukkan pada keranjang sampah (dibuang ke
TPSS oleh petugas sampah)
Sosialisasi sangat penting dalam terselenggaranya program swakelola sampah ini.
Untuk pengarahan dan perencanaan diperlukan para ketua dan tetua yang mempunyai
pengaruh di Gondolayu. Warga biasanya cenderung mematuhi dan menghargai pendapat
tetua yang dianggap mengerti tentang berbagai hal. Sehingga dapat diwakilkan dari camat,
lurah dan perwakilan warga serta ketua RT. Itupun belum tentu bisa langsung terlaksana.
Berbagai pendekatan juga terus dilakukan, yaitu melalui program-program berbasis
masyarakat seperti sosialisasi melalui rapat-rapat RT, kegiatan-kegiatan PKK, pengajian,
dasawisma, dll.

C. Metode PRaktikum
Metode yang digunakan adalah observasi dan wawancara (diganti dengan
melihat video) kepada pengurus swakelola sampah dan masyarakat di Dusun Kuden

D. Cara Kerja
1. Sebelum melakukan kunjungan lapangan buatlah panduan wawancara
berdasarkan tinjuan pustaka di atas
2. Lakukan observasi lapangan
3. Dokumentasikan hasil yang dicapai dengan handy came
4. Buatlah film dokumentasi dengan hasil yang didapat dilapangan

Nb. No 1-4 diatas tidak usah dikerjakan karena tika kunjungan lapangan dan hanya
melihat video). Langsung setelah melihat video mengisi lembar observasi ini

E. Daftar Observasi

No Observasi Keterangan/bukti
1. Adakah Penumpukan sampah di
halaman
2. Adakah Sampah yang menyumbat
saluran air atau selokan
3. Apakah ada dampak Perekonomian/
tingkat kesejahteraan masyarakat
4. Bagaimana Budaya asli masyarakat
membantu keberhasilan swakelola
sampah
5. Bagaimana Kondisi lingkungan
tempat tinggal setelah ada
swakelola sampah
6. Bagaimana dukungan masyarakat
kepada program swakelola sampah
7. Apakah ada hambatan pengelolaan
swakelola sampah
8. Apa faktor pendukung keberhasilan
swakelola sampah
9. Apa faktor penghambat program
swakelola sampah

Diskusi Pembahasan Laporan Kunjungan Lapangan


Apakah program swakelola sampah di Kuden menurut anda akan bertahan lama
(berkesinambungan) ataukah akan terhenti dan tidak berlanjut ?

Sebutkan alasan anda

Anda mungkin juga menyukai