Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN KUNJUNGAN ILMU LINGKUNGAN HIDUP

Nama Anggota Kelompok :

1. Reza Sholahudin
2. Faisal Aprilianto
3. Narulita Hanum
4. Haggata Vadewald
5. Shafarina Nurhaliza

Dosen Matakuliah :

Indira Laksmi Widuri S.H , LLm

Indra

Syamsul Bahri

POLITEKNIK PEKERJAAN UMUM


2021/2022

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pengertian sampah merupakan material sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses
alam yang berbentuk padat. Hal ini sudah disebutkan dalam Undang-Undang Republik
Indonesia No. 18 Tahun 2008 berisikan Pengelolaan Sampah. Berdasarkan sifatnya sampah
dapat dibagi menjadi :

a. Sampah Organik (Dapat diurai)


Jenis sampah ini merupakan jenis sampah yang mudah membusuk seperti sisa
makanan, sayuran, daun-daun kering dan lain-lain. Hasil pengolahan dari sampah ini
dapat menjadi pupuk kompos.
b. Sampah Anorganik (Tidak dapat diurai)
Jenis sampah ini merupakan jenis sampah yang susah membusuk, seperti plastik,
wadah bungkus makanan, kertas, dan lain-lain. Jenis sampah ini juga dapat
dikategorikan sampah yang masih ada nilai jualnya, hal itu dikarenakan jenis sampah
ini masih laku dijual tanpa harus melewati proses apapun.

Untuk meminimalisir permasalahan sampah yang terus meningkat setiap harinya


maka perlu diadakannya pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah sendiri dapat disebut juga
kegiatan yang sistemastis, menyeluruh dan berkesinambungan yang bertujuan untuk
mengurangi dan menangani sampah.

Hal diatas dapat dikatakan berkesinambungan dengan TPS 3R (Tempat Pengelolaan


Sampah Reduce, Reuse, dan Recycle). Secara singkat TPS 3R adalah wadah untuk sebuah
sistem pengelolaan sampah dengan inovasi teknologi mesin perancah sampah dan pengayak
kompos yang efektif dan efisien. Hasil dari pengelolaan sampah organik tersebut berupa
kompos yang dapat digunakan pada tanaman hias dan herbal yang ditanam disekitar TPS.
Sedangkan untuk sampah anorganik, TPS 3R hanya melakukan pemilahan dan langsung
menjual secara utuh. Tentu hal ini akan bermanfaat karena dapat melihat secara langsung
proses pengelolaan sampah.
BAB II

TPS3R

Teknologi TPS3R adalah sistem pengolahan sampah dengan inovasi teknologi mesin
pencacah sampah dan pengayak kompos yang lebih efektif dan efesien. Hasil pengolahan
sampah organik berupa kompos digunakan untuk pupuk tanaman hias dan herbal yang
ditanam di lahan sekitar TPS untuk dijual. Selain itu untuk meningkatkan kualitas hasil
pengomposan akan diterapkan teknologi kompos cacing (kascing). Hasil pengolahan tanki
biodigester berupa gas akan digunakan untuk supply energi di warga sekitar TPS 3R.

Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) di kawasan wisata


merupakan sistem pengelolaan dan teknologi pengolahan sampah yang dimaksudkan sebagai
solusi dalam mengatasi persoalan sampah dan dampak yang ditimbulkannya, khususnya di
kawasan wisata. Melalui TPS3R ini, tidak hanya persoalan pencemaran lingkungan yang
diakibatkan oleh sampah yang dapat dikurangi, namun juga dihasilkan produk-produk yang
bernilai ekonomis dari sampah yang diolah tersebut.

Peminatan warga yang berembuk dengan lembaga LPMK (Lembaga Pemberdayaan


Masyarakat Kelurahan) untuk pengelolaan sampah di daerah pedalangan, kemudian sepakat akan
mengadakan tempat pengelolaan sampah. Pedalangan memberikan lokasi pengelolaan sampah dengan
lokasi kurang lebih 2000 m2. Pada mulanya lahan yang digunakan merupakan lahan tidur, sebelumnya
merupakan jurang yang sangat dalam. Kemudian meminta tolong dengan pihak walikota dan disuruh
untuk membuat proposal kepada kementerian pupr. Dan kemudian terealisasi dan dijembatani dengan
salah satu anggota DPR yang kebetulan dekat dengan warga sekitar pedalangan.

Awal mula terbentuk TPS, yakni KSM (Kelompok Swadata Masyarakat). TPS3R ini dikawal
tidak hanya dari dinas PUPR, akan tetapi wali kota menunjuk Dinas Lingkungan Hidup untuk ikut
dalam mengawal awal mula pembangunan proyek ini. Dinas tersebut hanya mendampingi, tetapi dari
perencanaan, pembelanjaan, dan pelaksanaan semuanya diserahkan kepada warga melalui KSM.
Target operasional dimulai September 2021 akan tetapi maju menjadi agustus 2021 dikarenakan pada
September diresmikan oleh walikota dan hingga saat ini TPS3R beroperasional.

.
BAB III

PELAKSANAAN KUNJUNGAN LAPANGAN

PELAKSANAAN KUNJUNGAN LAPANGAN

1. Jadwal Kegiatan : Senin, 11 April 2022


2. Lokasi Tempat Kegiatan : Jl. Tirto Agung, Pedalangan, Kec. Banyumanik, Kota
Semarang, https://maps.app.goo.gl/EGKFnFsZ6pyx34Wz6
3. Sejarah Berdirinya : Diresmikan, Agustus 2021
4. Struktur Organisasi :
a. Penanggung Jawab = Kepala Kelurahan
b. Ketua = Sasminto
c. Sekertaris = B umardani
d. Bendahara = Rachmat Ariyanto
E. Sie Usaha Ekonomi = Teguh Prasetyo
F. Sie Operasi & Pemeliharaan = Dodik Ariyanto
G. Sie Penyuluhan = Dwi Wahyu

Perlakuan Sampah di lokasi :

Sampah dilokasi TPS3R ini dikelola dengan memilah antara sampah anorganik dan
sampah organik, sampah organik dilokasi ini umumnya digunakan untuk makanan Lalat BSF
agar didapatkan maggotnya serta dipilah juga untuk pembuatan kompos. Penggunaan
inkubator pada lokasi TPS3R digunakan untuk proses perkembangbiakan maggot lalat yang
telah dewasa dan menetas menghasilkan larva dikayu kemudian diambil dari kayu kemudian
dimasukan keinkubator sampai umur satu minggu. Kemudian dilokasi TPS3R setiap hari
dilakukan pengangkutan sampah baik itu organik maupun anorganik dengan menggunakan
kendaraan roda tiga pengangkutan sampah dalam sehari bisa dilakukan 5-6 kali karena
TPS3R ini

5. Penggunaan Inkubator : Ada, digunakan untuk proses perkembangbiakan maggot


6. Pengangkutan Sampah ke Lok : Ada, Menggunakan kendaraan roda 3 penganggkutan bisa
dilakukan 5 -6 kali dalam sehari.
7. Penjualan Sampah : Penjualan sampah yang dijual yaitu turunan dari sampah itu
sendiri seperti kompos, Ulat Maggot, dan sampah anorganik yang dapat dijual ditengkulak.
8. Penjualan kompos : Ada
9. Pemanfaatan Limbah Maggot : Kepompong maggot yang telah tering biasannya digunakan
untuk pakan ternak lele.

Anda mungkin juga menyukai