Anda di halaman 1dari 7

BANK SAMPAH KABUT

Kecamatan Cisarua - Kabupaten Bandung Barat


(Merubah Sampah jadi Berkah)

Oleh: Beni Rubini,ST.,MM.

1. LATAR BELAKANG

Pemanfaatan sampah di wilayah Bandung Utara belum optimal sehingga


sampah masih merupakan limbah yang harus dibuang jauh karena berdampak
pada pencemaran lingkungan yang mengakibatkan terganggunya kesehatan
masyarakat dan kerusakan lingkungan, sampah masih merupakan ancaman
berupa sumber berbagai penyakit,
sumber bencana dan sumber
kerusakan lingkungan. Sejauh ini
limbah sampah dikumpulkan di TPS
lalu ditarik oleh armada dari Dinas
Kebersihan lalu dibuang ke TPA
tanpa ada pengolahan sehingga
hanya menambah permasalahan
di waktu yang akan datang karena
sebesar apapun lahan TPS pada
akhirnya akan dipenuhi oleh
sampah, harus diingat bahwa
sampah plastic ada yang
bertahan sampai 80 tahun.

Harus ada upaya untuk merubah sampah dari limbah menjadi berkah , salah
satu upaya yang harus dilakukan adalah membentuk Bank Sampah disetiap
Rukun Warga, kegiatan ini bisa dimulai dengan menyediakan kantor Bank
Sampah, pemilahan sampah dari mulai tahap rumah tangga, pengumpulan
sampah, penimbangan sampah, pencatatan dan penyimpanan sementara
sebelum diambil oleh pengepul.

2. PENGERTIAN BANK SAMPAH

Definisi Bank Sampah menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 13


Tahun 2012 adalah tempat pemilahan dan pengumpulan sampah yang dapat
didaur ulang dan/atau diguna ulang yang memiliki nilai ekonomi.

Sedangkan menurut Komunitas KABUT


mendefinisikan Bank Sampah sebagai
sistem pengelolaan sampah supaya
memiliki nilai jual guna mengurangi
pencemaran lingkungan, melalui
proses pemilahan, pengumpulan,
penimbangan dan pencatatan untuk
memberikan nilai ekonomi kepada
masyarakat dengan tujuan
menciptakan lingkungan yang sehat,
bersih,hijau dan asri dan mengurangi
sampah ke TPA.

Tugas yang harus diemban oleh


komunitas adalah Mengubah perilaku masyarakat, mendidik masyarakat peduli
lingkungan dan berorganisasi, meningkatkan kreatifitas, dan memberikan
keuntungan bagi penghasil sampah. Dari pengertian diatas menunjukkan
bahwasanya Bank Sampah merupakan suatu institusi ataupun tempat
pemilahan/pengumpulan sampah yang dibentuk untuk mengelola dan
memaksimalkan nilai sampah dengan prinsip 3R melalui pendekatan
berbasiskan masyarakat (Rustanto, Bambang. 2013).
Menurut Astuti, N.A. 2013 menyatakan bahwa pengertian bank sampah Yaitu
suatu unit kerja yang melakukan pengelolaan sampah dimana kegiatannya
meliputi pemilahan sampah dari sumbernya yang kemudian dikumpulkan pada
suatu tempat kemudian dijual ke pihak ketiga. Bank Sampah dibuat dengan
menerapkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan
Sampah bahwa prinsip pengelolaan sampah adalah reduce, reuse, dan recycle
yaitu mengurangi, menggunakan kembali dan mengolah sampah.

3. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan dilaksanakan Sistem Bank sampah adalah sebagai berikut :

a. Sampah tidak mencemari lingkungan

b. Sampah tidak dibuang di sembarang tempat

c. Sampah tidak menjadi beban warga dimasa yang akan datang

d. Merubah sampah menjadi barang bernilai.

e. Merubah sampah menjadi produk kreatif.

4. RUMUSAN PERMASALAHAN
a. Banyak masyarakat yang membuang sampah ke sembarang tempat
sehingga mencemari lingkungan, terutama sampah anorganik yang tidak
terurai dalam waktu puluhan tahun.
b. Sampah-sampah tersebut selain menimbulkan bau busuk dan apabila
terjadi hujan mengakibatkan saluran gorong-gorong mampet sehingga
menyebabkan air tumpah ke jalan sehingga setiap selesai hujan terlihat
sangat kumuh.
c. Pola pikir masyarakat yang masih menganggap bahwa sampah adalah
limbah sehingga dibuang disembarang tempat tanpa mempedulikan
kelestarian lingkungan.
5. PEMBAHASAN BANK SAMPAH KABUT

a. Gambaran Umum

Bank sampah sesungguhnya tidak sulit untuk dikelola. Bank sampah dibentuk
untuk menabung sampah-sampah anorganik di lingkungan kita, Komunitas dan
warga dapat membentuk bank sampah diwilayah masing-masing bisa di tingkat
RT, RW atau Desa. Tahap awal pembentukan bank sampah dilakukan dengan
menunjuk beberapa orang sebagai petugas pengelola, Tahap kedua adalah
menentukan kantor dan tempat penyimpanan sampah, Tahap ke tiga adalah
menghubungi pengepul.

Petugas Pengelola yang diperlukan adalah sbb :

a. 1 orang untuk menjadi petugas pencatat timbangan ,

b. 1 orang untuk menjadi petugas administrasi keuangan

c. 1 orang sebagai petugas pengelola tabungan

d. 1 orang pengelola sampah (perantara pengepul).

Selanjutnya, masing-masing petugas memiliki peran tersendiri. Perantara


pengepul bertugas melakukan negosiasi dengan pengepul dan mengawasi
proses pengepulan sampah. Pengelola administrasi keuangan akan bekerja
sama dengan perantara pengepul untuk mencatat hasil sampah masing-
masing warga. Sedangkan pengelola tabungan bertugas untuk menyetorkan
tabungan masing-masing warga ke bank dan nantinya dia jugalah yang
bertugas untuk mengambil uangnya di bank jika ada warga yang hendak
mengambil tabungannya.

Dalam pengaplikasiannya, bank sampah akan lebih mudah dikelola jika proses
pengepulan sampah terjadwal dengan baik. Misalnya, warga dapat atau
diwajibkan menyetorkan sampah anorganik yang telah dikumpulkannya dari
sisa-sisa atau sampah rumah tangga setiap satu minggu sekali. Dengan begitu,
sampah yang terkumpul akan lebih banyak dan uang yang didapat pun lebih
banyak. Jika bank sampah yang ada dilingkungan Anda sudah memiliki
administrasi yang baik dan sudah mampu bekerja dengan baik, kualitasnya
dapat ditambahkan dengan adanya kepemilikan badan hukum dan buku
tabungan sendiri. Dengan demikian, bank pengelola sampah di lingkungan kita
akan lebih berprospek secara ekonomi.

Keberadaan bank sampah dinilai akan


lebih meningkatkan kesadaran
masyarakat akan pentingnya
pengelolaan sampah di lingkungannya
masing-masing. Sampah terutama
sampah anorganik sejatinya dapat
dijadikan sumber rupiah. Dengan
adanya fasilitas pengelolaan sampah
mandiri, diharapkan masyarakat akan
lebih giat untuk mengelola sampahnya
masing-masing dan mau menjaga
kebersihan lingkungannya dengan
baik.

Pengelolaan sampah tidak melulu harus dilakukan oleh pihak-pihak yang


berwenang. Pengelolaan sampah dapat dan wajib dilakukan oleh kita semua.
Mengelola sampah secara mandiri akan mendatangkan banyak manfaat bagi
diri kita sendiri maupun lingkungan sekitar kita.

Pengelolaan Bank sampah mirip dengan pada bank umum lainnya. Setiap
nasabah datang dengan lima kantong sampah yang berbeda. Kantong yang
berisi :

1. Kantong 1 berisi sampah Plastik


2. Kantong 2 berisi sampah kertas

3. Kantong 3 berisi sampah Botol ( sampah botol sebaiknya dipisah


berdasarkan jenis dan bahan)

4. Kantong 4 berisi sampah Kaleng

5. Kantong 5 sampah lainnya ( logam, alumunium, aki dll. )

Pengelolaan Bank Sampah juga mengikuti kaidah-kaidah yang terdapat dalam


Undang-undang nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, bahwa
prinsip dalam mengelola sampah adalah reduce, reuse dan recycle (3R).

b. Teknis Pelaksanaan Bank Sampah Kabut

Bank Sampah Kabut beralamat di Jalan Raya Pasir Halang no. 27


Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat akan launching tanggal 3
April 2019, pada tahap awal pengurus bank Sampah (dikelola oleh
Wapel) akan membuka jadwal penerimaan sampah pada setiap hari
Rabu mulai pukul 08.00 s/d 12.00, (selanjtnya jadwal akan ditambah
sesuai kebutuhan) dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Calon anggota Bank Sampah Kabut mendatangi kantor Bank sampah


2. Mengisi formulir pendaftaran sekaligus mendapatkan buku tabungan
3. Nasabah akan mendapat penjelasan tentang jenis sampah, kondisi
sampah, dan cara pengelompokannya.
4. Nama Nasabah boleh langsung ibu atau bapak atau anak
5. Tahap awal sampah disetor langsung ke bank sampah, langsung dilakukan
penimbangan dan dinilai sesuai jenis sampah yang disetor.
6. Tahap selanjutnya pengurus akan jemput sampah ke tempat kelompok
nasabah secara keliling, teknis akan diatur kemudian.
7. Ditempat Bapak/Ibu apabila berminat bisa membuka cabang untuk
menjadi pengumpul, penimbang dan pencatat data nasabah tetap bisa
online dengan bank Sampah Kabut.
8. Tabungan bisa diambil berupa uang setelah terkumpul dengan nilai yang
cukup nominal atau bisa juga diambil dalam bentuk sembako atau alat tulis.

6. KESIMPULAN

Semoga dengan Pembentukan Bank sampah di wilayah Bandung Utara


diharapkan :

1. Tidak ada lagi masyarakat yang membuang sampah di sembarang tempat


karena sampah sudah menjadi sesuatu yang bernilai jual.

2. Lingkungan menjadi lebih bersih, lebih sehat dan pada waktu terjadi hujan
tidak menimbulkan luapan air ke jalan/pemukiman sehingga lingkungan
menjadi lebih sehat dan asri.

3. mengurangi pencemaran lingkungan akibat sampah An-organik.

4. Memberikan ruang kepada warga masyarakat untuk berkreasi dari sampah


menjadi kreasi seni yang bernilai jual sehingga mendukung pengembangan
ekonomi kreatif.

Anda mungkin juga menyukai