Anda di halaman 1dari 3

Plasenta

Merupakan organ fetomaternal yang menghubungkan ibu dengan janin yang berperan dalam
transportasi zat secara difusi dari ibu ke janin dan penghasil hormon yang berguna selama
kehamilan. Janin dan plasenta dihubungkan dengan tali pusat yang berisi 2 arteri dan satu
vena. Vena berisi darah penuh oksigen, sedangkan arteri yang kembali dari janin berisi darah
kotor. 1

Fisologi plasenta

Plasentasi adalah proses pembentukan stuktur dan jenis plasenta. Setelah nidasi
embrio ke dalam endometrium, plasentasi dimulai. Pada manusia, plasentasi berlangsung
sampai 12-18 minggu setelah fertilisasi. Pada dasarnya, plasenta berasal dari sel trofoblas
yang mulai terbentuk pada stadium morula dan akhirnya berdifferensiasi sehingga
membentuk satu lapisan sel trofoblas yang mengelilingi blastosis. Sehingga kehamilan
menjadi matang, trofoblas memainkan peranan penting dalam hubungan antara feto-maternal.
Trofoblas memamerkan berbagai struktur, fungsi, dan bentuk pertumbuhan pada semua
komponen plasenta.1,2

Pada hari ke-8 setelah fertilisasi, setelah aposisi, sel trofoblas berdiferensiasi
menghasilkan dua lapis trofoblas. Lapisan dalam disebut sitotrofoblas, merupakan sel
mononuklear dengan batas sel yang tegas, disebut juga dengan sel Langhans. Lapisan luar
disebut sinsitiotrofoblas, berupa sel multinuklear dengan batas sel yang tidak tegas, berasal
dari lapisan sitotrofoblas. .2

Gambar 1. Trofoblas yang berdiferensiasi menjadi sinsitiotrofoblas dan sitotrofoblas.2

Setelah implantasi selesai, trofoblas akan berdiferensiasi mengikuti dua jalur utama,
yang membentuk vili dan ekstravili. Trofoblas vili akan menjadi vili korion dimana
berfungsi untuk membawa oksigen dan nutrisi diantara fetus dan ibu. Manakala trofoblas
ektravili akan bermigrasi kedalam desidua dan miometrium dan juga berfungsi untuk
menginvasi pembuluh darah ibu. Oleh itu, trofoblas ekstravili dapat diklasifikasikan lagi
sebagai trofoblas interstisial dan trofoblas endovaskular. Trofoblas interstisial akan
menginvasi desidua dan akhirnya tembus ke miometrium untuk membentuk sel giant pada
placental bed. Selain itu, trofoblas ini juga akan bertanggung jawab untuk menginvasi arteri
spiralis. 2

Gambar 2. Ekstravili ditemukan di luar vili dan dapat di bedakan lagi kepada tipe
endovaskular dan interstisial. 2

Setelah aposisi, sel trofoblas akan menginvasi epitel endometrium lebih dalam,
sehingga sekitar hari ke-10, blastosis akan tertanam di dalam endometrium seluruhnya. Pada
hari ke-9 perkembangan, bagian blastosis yang tertempel pada dinding endometrium terdiri
daripada satu lapis sel yang telah gepeng sedangkan pada arah yang bertentangan, ketebalan
dinding terdiri daripada dua zona- trofoblas dan inner cell mass atau diskus embrio yang akan
berdiferensiasi menjadi plat ektoderm primitif dan lapisan bawahnya sebagai lapisan
endoderm. Korion adalah lapisan membran yang terdiri daripada sel trofoblas dan mesenkim
yang melapisi rongga kavitas pada blastosis. Sel mesenkim di dalam kavitas sangat banyak
dan akan menjadi semakin mampat sehingga membentuk body stalk.2

Dengan invasi blastosis ke dalam desidua yang semakin mendalam, sitotrofoblas


ekstravili akan membentuk vili pimer yang terdiri daripada sitotrofoblas yang diselubungi
oleh sinsitium sebelum hari ke-12 setelah fertilisasi. Vili ini awalnya tersebar pada seluruh
permukaan blastosis, tetapi kemudian mulai menghilang kecuali bagian yang tertanam , yang
akan menjadi plasenta. Setelah itu, tepat pada awal hari ke-12 setelah fertilisasi, vili korion
mulai terbentuk. Tali mesenkim yang terbentuk dari mesoderem ekstraembrio akan
menginvasi kolum trofoblas yang solid, membentuk vili sekunder. Setelah angiogenesis
bermula, vili tertier akan terbentuk. Walaupun pada awal implantasi, pembuluh darah ibu di
penetrasi, darah dari ibu tidak akan masuk ke dalam rongga intervili sehingga hari ke-15. Dan
pada hari ke-17, pembuluh darah fetus mulai berfungsi dan sirkulasi plasenta terbentuk. 2

Bagian luar vili dilapisi oleh sinsitium manakala di dalam merupakan lapisan
sitotrofoblas. Sitotrofoblas pada puncak vili akan berproliferasi menghasilkan sel kolumnar
trofoblas yang akan membentuk anchoring villi. Vili ini tidak diinvasi oleh mesenkim fetus
dan akan tertanam pada lapisan desidua di plat basalis. Oleh karena itu, dasar rongga intervili
merupakan sisi maternal plasenta yang terdiri daripada sitotrofoblas dari sel kolumnar,
sinsitiotrofoblas dan lapisan desidua pada plat basal. Sedangkan dasar untuk plat korion yang
membentuk atap rongga intervili terdiri daripada 2 lapisan, luar dilapisi oleh trofoblas dan
dalam dilapisi oleh mesoderem. Plat korion yang definit terbentuk pada minggu ke 8-10
bersamaan dengan amnion dan plat korion bagian mesenkim bergabung. Pembentukan ini di
lengkapi dengan pembesaran kantung amnion, dimana pada saat yang sama, akan membentuk
tali pusat.2

Fungsi plasenta 2

- Pertukaran gas respirasi


- Sebagai alat yang memberi makanan pada janin (nutritif)
- Sebagai alat yang memberi zat asam
- Sebagai alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme (ekskresi)
- Sebagai alat yang membentuk hormon
- Sebagai alat untuk menyalurkan berbagai antibodi ke janin
- Sebagai suatu barier (penghalang) terhadap bakteri dan virus, akan tetapi tidak efektif

1. Rachimhadji T., Wiknjosastro G.H., Ilmu Kebidanan: Pembuahan, Nidasi dan


Plasentasi, Plasenta dan Cairan Amnion, 4th ed, 2008, Jakarta, PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, h.143-155 .
2. John C., Hauth C., Leveno K. J., Gilstrap III L., Bloom Steven, Wenstrom
KD.,Williams Obstetrics: Implantation, Embryogenesis, and Placental Development,
23nd ed, 2010, USA, McGraw-Hill Companies, Inc.h.34-46 .

Anda mungkin juga menyukai