Anda di halaman 1dari 3

4. Apa faktor resiko yang mempengaruhi tumbuh kembang anak ?

Jawab :

Faktor Internal

 Ras/etnik atau bangsa, Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka dia tidak
memiliki factor herediter ras/bangsa Indonesia atau sebaliknya.
 Keluarga, Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh yang tinggi,
pendek, gemuk atau kurus.
 Umur, Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama
kehidupan dan masa remaja.
 Jenis Kelamin, Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat dari
pada laki-laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki
akan lebih cepat.
 Genetik, Faktor genetic (heredo konstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi
anak yang akan menjadi cirri khasnya. Faktor genetic merupakan modal dasar dalam
mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi yang
terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi dapat ditentukan kualitas dan
kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat
sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas, berhentinya pertumbuhan
tulang. Potensi genetic yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan
lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal. Gangguan
pertumbuhan di Negara maju lebih sering diakibatkan oleh faktor genetic ini.
 Kelainan Kromosom, Banyak penyakit keturunan yang disebabkan oleh kelainan
kromosom, seperti; sindrom Down, sindrom Turner, dll.

Faktor Eksternal

Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi
bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapai nya potensi bawaan,
sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan bio-fisiko-
psiko-sosial yang mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsis sampai akhir
hayatnya.

a. Faktor Prenatal

 Gizi, Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu sedang
hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR (berat badan lahir rendah) atau lahir
mati dan sering menyebabkan cacat bawaan. Disamping itu dapat pula menyebabkan
hambatan pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir
mudah terkena infeksi, abortus dan sebagainya. anak yang lahir dari ibu yang gizi nya
kurang dan hidup di lingkungan miskin maka akan mengalami kurang gizi dan
mudah terkena infeksi dan selanjutnya akan menghasilkan wanita dewasa yang berat
dan tinggi badannya kurang pula. Keadaan ini merupakan lingkaran setan yang akan
berulang dari generasi kegenerasi selama kemiskinan tersebut tidak ditanggulangi.
 Mekanis, Mekanis (pita amniotik, ektopia, posisi fetus yang abnormal, trauma, oligo
hidramnion). Faktor mekanis seperti posisi fetus yang abnormal dan oligo hidramnion
dapat menyebabkan kelainan congenital seperti clubfoot, mikrognatia dan kaki
bengkok. Kelainan ini tidak terlalu berat karena mungkin terjadi pada masa
kehidupan intra uterin akhir. Implantasi ovum yang salah, yang juga dianggap factor
mekanis dapat mengganggu gizi embrio dan berakibat gangguan pertumbuhan.
 Toksin/Zat Kimia, Beberapa obat-obatan Thalidomide, phenitoin, methadone, obat-
obat anti kanker dan lain sebagainya dapat menyebabkan kelainan bawaan. demikian
pula dengan ibu hamil yang perokok berat/peminum alcohol kronis sering melahirkan
bayi berat lahir rendah, lahir mati, cacat, atau retradasi mental.
 Endokrin, Bayi yang lahir dari ibu yang menderita diabetes mellitus sering
menunjukkan kelainan berupa makrosomia, kardiomegali dan hiperplasia adrenal.
Hiperplasia pulau Langerhans akan mengakibatkan hipoglikemia. Umur rata-rata ibu
yang melahirkan anak mongoloid dan kelainan lain umumnya lebih tinggi
dibandingkan dengan umur ibu yang melahir kan anak normal. Ini mungkin
disebabkan oleh kelainan beberapa endrokin dalam tubuh ibu yang meningkat pada
umur lanjut, walaupun faktor lain yang bukan endokrin juga ikut berperan.
 Radiasi, Paparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin
seperti mikrosefali, spina bifida, retradasi mental, dan deformitas anggota gerak
kelainan congenital mata, kelainan jantung.
 Infeksi, Infeksi pada Trimester pertama dan kedua adalah oleh TORCH
(Toksoplasma, Rubella, Sitomegaloviris, Herpes Simpleks) dapat menyebabkan
kelainan pada janin, misalnya katarak, bisu tuli, mikrosefali, retradasi mental dan
kelainan jantung congenital.
 Kelainan Imunologi, Eritroblasto sisfetalis timbul atas dasar perbedaan golongan
darah antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibody terhadap sel darah
merah janin, kemudian melalui plasenta masuk kedalam peredarahan darah janin dan
akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia
dan Kern icterus yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak.
 Anoksia Embrio, Anoksia embrio (gangguan fungsi plasenta) Keadaan anoksia pada
embrio dapat mengakibatkan pertumbuhannya terganggu.
 Psikologi Ibu, Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan kekerasan pada ibu hamil
dan lain-lain.
 Faktor Persalinan, Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia
dapat menyebabkan jaringan otak.

b. Faktor Post-natal

 Gizi, Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.
 Penyakit Kronis/kelainan congenital, Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan
mengakibatkan retradasi pertumbuhan jasmani.
 Lingkungan Fisik dan Kimia, Lingkungan sering disebut melieu adalah tempat anak
tersebut hidup yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider).
Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar
radioaktif, zat kimia tertentu (Pb, Mercuri, rokok, dll) mempunyai dampak yang
negative terhadap pertumbuhan anak.
 Psikologis, Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak
dikehendaki oleh orang tua nya atau anak yang selalu merasa tertekan, akan
mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
 Endokrin, Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan menyebabkan
anak mengalami hambatan pertumbuhan.
 Sosio-ekonomi,Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan
lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan anak.
 Lingkungan pengasuhan, Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat
mempengaruhi tumbuh kembang anak.
 Stimulasi, Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam
keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan
anggota keluarga lain terhadapkegiatananak. Anakyngmendapatstimulasi yang
terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang
kurang. tidak mendapat stimulasi.
 Obat-obatan, Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan,
demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf yang
menyebabkan terhambat nya produksi hormone pertumbuhan.

Sumber : Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh


Kembang Anak. Depkes 2005.

Anda mungkin juga menyukai