Anda di halaman 1dari 4

a.

Definisi STEM
Pendidikan STEM bermakna memberi penguatan praktis pendidikan dalam
bidang-bidang STEM secara terpisah, sekaligus lebih mengembangkan pendekatan
pendidikan yang mengintegrasikan sains, teknologi, rekayasa, dan matematika dengan
memfokuskan proses pendidikan pada pemecahan masalah nyata dalam kehidupan
sehari-hari ataupun kehidupan profesi (Septiani, 2016). STEM adalah pendekatan
pembelajaran terpadu yang menghubungkan pengaplikasian di dunia nyata dengan
pembelajaran di dalam kelas yang meliputi empat disiplin ilmu yaitu ilmu pengetahuan
alam (sains), teknologi, hasil rekayasa, dan matematiknya.
Menurut Brown, dkk (2011) STEM adalah meta-disiplin di tingkat sekolah di
mana guru sains, teknologi, teknik dan matematika mengajar pendekatan terpadu dan
masing-masing materi disiplin tidak di bagi-bagi namun di tangani dan di perlakukan
sebagai suatu kesatuan yang dinamis. Sanders (2009) menjelaskan bahwa pendidikan
integrasi STEM sebagai pendekatan yang mengeksplorasi pembelajaran di antara dua
atau lebih bidang misalnya teknologi tidak dapat di pisahkan dengan pembelajaran sosial.
Tsupros dkk (2009) mengatakan bahwa pendidikan STEM terpadu adalah pendekatan
interdisiplin pada pembelajaran yang di dalamnya peserta didik menggunakan
sains,teknologi, teknik, dan matematika dalam konteks nyata yang mengkoneksikan
antara sekolah, dunia kerja, dan dunia global sehingga mengembangkan literasi STEM
melatih peserta didik bersaing dalam era ekonomi baru. Kelley & Knowles (2016)
menyatakan bahwa dengan melibatkan praktek STEM dalam menghubungkan masing-
masing bidang STEM agar meningkatakn pembelajaran siswa.
b. Pentingnya Pendidikan STEM
Peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia bisa dikembangkan melalui
penerapan reformasi pendidikan. Perubahan yang terjadi pada pembelajarantradisional
menuju ke pembelajaran yang lebih meningkatkan daya berpikirkritis disebut dengan
reformasi pendidikan (Redhana, 2010). Salah satu bentuk reformasi pendidikan dapat
dilakukan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang dapat membantu guru
dalam menciptakan tenaga ahli yaitu pendekatan STEM (Science, Technology,
Engeneering, and Mathematics). Pendekatan STEM ini adalah pendekatan yang merujuk
kepada empat komponen ilmu pengetahuan, yaitu pengetahuan, teknologi, teknik, dan
matematika. Selaras dengan hal tersebut berdasarkan penelitian yang menunjukkan
bahwa penerapan STEM dapat membantu mengembangkan pengetahuan, membantu
menjawab pertanyaan berdasarkan penyelidikan, dan dapat membantu siswa untuk
mengkreasi suatu pengetahuan baru (Permanasari, 2016). Pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan STEM diharapkan dapat membangun dan mengembangkan
siswa agar tidak hanya menghafal konsep, tetapi juga dibimbing untuk dapat
mengintegrasikan sains, teknologi, rekayasa, dan matematik sehingga dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada siswa terhadap materi pembelajaran.
Pengintegrasian keempat bidang ilmu, siswa tidak hanya diajarkan untuk
mengetahui ilmu pengetahuan, tetapi juga mengerti tentang pengaplikasinnya dalam
teknologi, teknik, dan juga matematisnya. Era persaingan abad 21 ini, untuk mampu
mendapatkan pekerjaan harus menguasai sains, teknologi, teknik, dan matematiknya.
Selaras dengan pembentukan STEM yaitu mengembangkan kemampuan dalam diri siswa
dengan menggabungkan beberapa bidang ilmu. Siswa dalam pembelajaran akan lebih
aktif dalam mengembangkan keterampilan yang dimilikinya, sehingga tidak hanya
memahami materi secara matematis saja, tetapi dengan menggunakan komponen
pembelajaran yang lainnya. Menurut Cooney & Bottoms (2003) pendidkan yang tidak
memadai dalam matematika dan sains telah menyebabkan kekurangan tenaga kerja
berkualitas sehingga mengakibatkan kesenjangan di bidang industri global.
c. Cara Menerapkan Pendidikan STEM
Agar siswa melek teknologi dan mahir dalam bidang STEM, penting untuk
mengevaluasi metode dalam pembelajaran STEM. Sulit untuk merangkaikan pendidikan
STEM menjadi satu kesatuan yang menekankan hubungan anatara empat disiplin karena
berpengaruh terhadap efektifitas program pendidikan STEM (Barakos,2012). Roberts dan
Cantu (2012) telah mengembangkan tiga pendekatan pembelajaran STEM yang berbeda
bagi guru pendidikan teknologi yaitu pendekatan silo (terpisah), pendekatan embedded
(tertanam), dan pendekatan integrasi (terpadu) yang kemudian diadaptasi untuk
pembelajaran sains.
Namun untuk pembelajaran STEM pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan terpadu. Pendekatan terpadu di harapkan dapat meningkatkan minat pada
bidang STEM. Pendekatan terpadu menghubungkan materi dari berbagai bidang STEM
yang diajarkan dikelas berbeda dan pada waktu yang berbeda dan menggabungkan
konten lintas kurikuler dengan ketrampilan berpikir kritis, ketrampilan pemecahan
masalah dan pengetahuan untuk mencapai suatu kesimpulan. Pendekatan terpadu adalah
pendekatan yang terbaik untuk pembelajaran STEM.
Implementasi pembelajaran STEM pada materi pelajaran Biologi dapat dipadukan
dengan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) sehingga dapat
meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Contohnya dalam materi biologi sistem
pernapasan yakni merancang pembuatan alat untuk mengukur kapasitas paru-paru. Sains
mencakup materi tentang sistem pernapasan, Technology mencakup keterampilan siswa
dalam menggunkaan berbagai teknologi untuk membuat proyek , Engineering mencakup
kemampuan dalam mengembangkan teknologi dengan desain yang lebih kreatif dan
inovatif ,dan Mathematics mencakup analisis perhitungan kapasitas paru-paru.

DAFTAR PUSTAKA

Brown, R., Reardon., K., dan Merril, C,. 2011. Understanding STEM: Current Perceptions.
Technology and Engineering Teacher. 70(6), 5-9.
Barakos, L,. 2012. Science, Technology, Engineering, Mathematics (STEM): Catalyzing change
amid the confusion. Portsmouth, NH: RMC Research Corporation, center in instruction.
Cooney, S,. dan Bottoms. 2003. Middle grades to High School: Mending a work link (Report
No.EA-032-691). Atlanta, GA: SourthenRegional Education Board.
Kelley, T,. dan Knowles, J,.2016. a conceptual Framework for integrated STEM education.
International journal of STEM education. Springer.
Permanasari, A. 2016. STEM Education : Inovasi dalam Pembelajaran Sains. Seminar Nasional
Pendidikan Sains : Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru
Melalui Penelitian dan Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-21, Universitas
Pendidikan Indonesia, Bandung, 24-31 hlm. (Online),
(http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/snps/ article/view/9810), diakses September 2019.
Redhana, I W. 2010. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Peta Argumen terhadap
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Topik Laju Reaksi. Jurnal Pendidikan dan
Pengajaran, 43(17), 141-148 hlm. (Online),
(https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPP/article/view/1721), diakses September 2019.
Roberts, A,. dan Cntu, D,. 2012. Applying STEM Instructional Strategies to Design and
Technology Curriculum. Departement of STEM education and professional studies old
dominian university. Norfolk, USA.
Sanders, M.2009. STEM, STEM education. The Technology teacher. 68(4). 20-26.
Septiani, A. 2016. Penerapan Asesmen Kinerja dalam Pendekatan STEM (Sains,Teknologi,
Engineering, Matematika) untuk Mengungkap Keterampilan Proses Sains. Seminar
Nasional Pendidikan dan Saintek Isu-isu Kontemporer Sains, Lingkungan, dan Inovasi
Pembelajarannya, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 654-659 hlm. (Online),
(https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/7985/96.pdf?sequence=1),
diakses September 2019.
Tsupros, N,. Kohler, dan Haillinen. 2009. STEM education: a project to identify the missing
component. A collaborative study conducted by the center for STEM.

Anda mungkin juga menyukai