Anda di halaman 1dari 5

RESUME

ANABOLISME

Disusun oleh:
NAMA : HADI PRAMONO
STAMBUK : A 221 18 006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2018
A. SEJARAH FOTOSINTESIS
Fenomena fotosintesis telah digali sejak lama oleh para ilmuwan, khususnya
bidang fisiologi tumbuhan. Joseph Priestley (1972), seorang ahli kimia Inggris
menemukan bahwa tumbuhan mengeluarkan suatu gas yang membuat api lilin dapat
menyala walaupun dalam tabung gelas yang tertutup. Dalam sungkup tabung gelas
tanpa tanaman, api lilin yang dinyalakan cepat padam. Namun setelah ke dalamnya
disusupkan tanaman, pada beberapa hari kemudian ternyata lilin dapat dinyalakan
lagi. Lilin tetap menyala selama “gas” dari tanaman itu masih ada. Pada waktu itu,
Dia belum tahu bahwa gas itu adalah oksigen. Dua ratus tahun kemudian, banyak
peneliti tertarik untuk ikut menggali lebih lanjut dari temuan Priestley tersebut. Jan
Ingenhousz (1779), ahli fisiologi dari German melakukan eksperimen dengan
menggunakan tumbuhan air (Hydrila verticilata).
Dari percobaannya ditunjukkan tiga hal penting, meliputi :
(1) gas yang dikeluarkan oleh tumbuhan itu ternyata adalah O2,
(2) cahaya matahari dibutuhkan untuk proses tersebut,
(3) bagian yang berhijau daun saja yang mengeluarkan O2.
Seorang ahli botani dari Swiss, Jean Senebier menemukan bahwa CO2 juga
dibutuhkan untuk fotosintesis. Peneliti lain, ahli kimia dan ahli fisiologi Swiss yaitu
Nicholas de Saussure (1804) menunjukkan bahwa tanaman tumbuh dari air dan CO2
yang diserapnya. Sachs (1860) menunjukkan bahwa fotosintesis menghasilkan zat
gula atau karbohidrat yang disebut amilum. Berdasar temuan-temuan itu maka
pemahaman tentang fotosintesis menjadi semakin lengkap. Fotosintesis kemudian
dirumuskan dalam persamaan reaksi kimia sebagai berikut : 6CO2 + 6H2O → C6H12O6
+ 6O2

Berdasar uraian di atas dapat kita tarik beberapa pengertian : (1) Fotosintesis
menggunakan energi matahari untuk menyusun zat gula sederhana. (2) Zat gula
disusun dari bahan dasar yaitu berupa H2O dan CO2. (3) Fotosintesis menghasilkan
bahan sisa berupa O2 dan H2O. (4) Fotosintesis hanya dapat dilakukan oleh
tumbuhan dan beberapa jenis bakteri. Fotosintesis menyusun zat gula dari air dan
karbon dioksida (CO2), sehingga sering disebut pula asimilasi karbon.

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FOTOSINTESIS


Fotosintesis dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor dari dalam maupun faktor
dari luar yaitu sebagai berikut:
Faktor dalam antara lain adalah : Faktor luar antara lain adalah :
1) umur daun, 1) CO2 dan O2,
2) keadaan stomata 2) Ketersediaan air,
3) jenis tumbuhan 3) Kelembaban dan suhu udara
4) Keadaan cahaya
Selain 4 faktor tersebut, bahan-bahan beracun juga akan mempengaruhi
fotosintesis. Misalnya herbisida, tumpahan minyak dan air sabun, logam-logam
berat, dan sebagainya. Cahaya matahari merupakan sumber energi utama fotosintesis.
Albert Einstein menyebut energi matahari sebagai foton (kuantum). Cahaya
mempengaruhi fotosintesis dalam tiga hal, yaitu : (1) intensitas, (2) lama
pencahayaan dan (3) warna cahayanya. Menurut warna cahayanya, cahaya matahari
terdiri atas 7 jenis warna sinar. Bukti bahwa cahaya matahari tersusun atas
bermacam-macam warna sinar dapat kita lihat pada peristiwa pelangi. Untuk
fotosintesis dibutuhkan intensitas cahaya minimal tertentu. Pada intensitas cahaya
yang kurang, fotosintesisnya akan lambat. Sebaliknya, pada intensitas yang lebih
tinggi, fotosintesis akan lebih cepat. Hal itu nyata, terutama pada tumbuh tumbuhan
rumput, seperti jagung, tebu dan golongan rumput yang lain. Kadar CO2 juga
menjadi faktor penting. Fotosintesis cenderung meningkat bilakadar CO2-nya lebih
tinggi. Sebaliknya, keberadaan O2 justru akan menghambat fotosintesis.

C. REAKSI TERANG
Pada tahap pertama, energi matahari ditangkap oleh pigmen penyerap cahaya
dan diubah menjadi bentuk energi kimia, ATP, dan senyawa pereduksi NADPH.
Proses ini disebut O dipakai untuk mereduksi NADP+ menjadi NADPH, dan O
tahap reaksi terang. Atom hidrogen dari molekul H dilepaskan sebagai hasil
samping reaksi fotosintesis. Reaksi ini juga dirangkaikan dengan reaksi endergonik,
membentuk ATP dari ADP + Pi. Dengan demikian, reaksi terang dapat dituliskan
dengan persamaan: H2O + NADP+ + ADP + Pi→O2 + H+ + NADPH + ATP
Pembentukan ATP dari ADP + Pi, merupakan suatu mekanisme penyimpanan
energi matahari yang diserap kemudian diubah menjadi bentuk energi kimia. Proses
inidisebut fosforilasi fotosintesis atau fotofosforilasi.
Pada reaksi terang yang terjadi di grana, energi cahaya memacu pelepasan
elektron dari fotosistem di dalam membran tilakoid. Fotosistem adalah tempat
berkumpulnya beratus-ratus molekul pigmen fotosintesis. Aliran elektron melalui
sistem transpor menghasilkan ATP dan NADPH. ATP dan NADPH dapat terbentuk
melalui jalur non siklik, yaitu elektron mengalir dari molekul air, kemudian melalui
fotosistem II dan fotosistem I. Elektron dan ion hidrogen akan membentuk NADPH
dan ATP. Oksigen yang dibebaskan berguna untuk respirasi aerob.
Pusat reaksi pada fotosistem I mengandung klorofil a, disebut sebagai P700,
karena dapat menyerap foton terbaik pada panjang gelombang 700 nm. Pusat reaksi
pada fotosistem II mengandung klorofil a yang disebut sebagai P680, karena dapat
menyerap foton terbaik pada panjang gelombang 680 nm.

D. REAKSI GELAP
Disebut juga siklus Calvin-Benson. Reaksi ini disebut reaksi gelap, karena
tidak tergantung secara langsung dengan cahaya matahari. Reaksi gelap terjadi di
stroma. Namun demikian, reaksi ini tidak mutlak terjadi hanya pada kondisi gelap.
Reaksi gelap memerlukan ATP, hidrogen, dan elektron dari NADPH, karbon dan
oksigen dari karbondioksida, enzim yang mengkatalisis setiap reaksi, dan RuBp
(Ribulosa bifosfat) yang merupakan suatu senyawa yang mempunyai 5 atom
karbon. Reaksi gelap terjadi melalui beberapa tahapan, yaitu:
a) Karbondioksida diikat oleh RuBp (Ribulosa bifosfat yang terdiri atas 5 karbon)
menjadi senyawa 6 karbon yang labil. Senyawa 6 karbon ini kemudian memecah
menjadi 2 fosfogliserat (PGA).
b) Masing-masing PGA menerima gugus pfosfat dari ATP dan menerima hidrogen
serta e- dari NADPH. Reaksi ini menghasilkan PGAL (fosfogliseraldehida).
c) Tiap 6 molekul karbon dioksida yang diikat dihasilkan 12 PGAL.
d) Dari 12 PGAL, 10 molekul kembali ke tahap awal menjadi RuBp, dan seterusnya
RuBp akan mengikat CO yang baru.
e) Dua PGAL lainnya akan berkondensasi menjadi glukosa 6 fosfat. Molekul ini
merupakan prekursor (bahan baku) untuk produk akhir menjadi molekul sukrosa
yang merupakan karbohidrat untuk diangkut ke tempat penimbunan tepung pati
yang merupakan karbohidrat yang tersimpan sebagai cadangan makanan.

Anda mungkin juga menyukai