Anda di halaman 1dari 10

KOEVOLUSI ANTARA TUMBUHAN Dischidia major DENGAN JENIS SEMUT

Lasius fuliginosus sp. DI KAWASAN HUTAN DESA JATINEGARA, TEGAL,


JAWA TENGAH
M uha mma d Fa kh ri Fa uza n, G it a Su li sty a ni ng ru m, Nu rna w a ti , D ea H er ma d ia nt i, Ri z kia
H a n da y a n i

J ur u sa n B io lo g i, FMIP A, U ni v er si ta s N e ger i J a k arta

Ab stra ct

All organisms are affected by the surrounding living things, the study of
coevolution, there is evidence that the properties are determined by the genetics of
each species directly. In this study, we aimed at seeking a relationship or co -
evolution experienced by the ant Lasius fuliginosus with plants Dischidia major.
Research Forest is located in the vicinit y of the village of Jatinegara, Tegal, Central
Java. We used descriptive research method in this study. The results showed that
the clove tree Syzygium aromaticum bethe host of Dischidia major. In coevolution
relationship that occurs between the ants Lasius major Dischidia fuliginosus, Lasius
fuliginosus ants make "chemical production" collectivel y throughout his life needed
by plants Dischidia major. The results of the study, that the symbiosis between two
species or more can lead to the evolution of species did the symbiosis. Evolution
happens to be a change in morphological and anatomical structure and even
behavior, it can be said that these two species do coevolution .
Keywords : Coevolution, Lasius fuliginosus, Dischidia major, Evolution

PENDAHULUAN besar mutualisme ini baik didasarkan


pada perlindungan yang diberikan oleh
Semut ada di mana-mana dan semut dalam pertukaran dalam
dalam hal ekologi semut sangat mendapat makanan dan / atau tempat
sukses. Faktor utama keberhasilan tinggal (Heil & McKey2003, Stadler
ekologi ini karena semut memiliki &Dixon 2008).
peran terhadap komponen lain dari
biomassa. Selain menjadi predator Mutualisme antara semut dengan
utama arthropoda di hutan tropis dan tumbuhan merupakan komponen
bahkan herbivora utama, semut juga penting dari lingkungan tropis.
terlibat dalam keragaman interaksi. Keragaman antara semut dan
Akibatnya, mempelajari interaksi ini tumbuhan, terkait dengan pola
merupakan salah satu kunci penting interaksi global yang sama, membuat
dalam memungkinkan kita untuk model sistem yang berguna untuk
menentukan peran semut ' pada memahami asal-usul dan evolusi
struktur komunitas ekologi. Banyak mutualisme (Wilson & Holldobler
interaksi ini mutualistik dan sebagian 2005, Moreau & al. 2006) . Sekarang,
mutualisme antara tanaman dengan dengan Kecamatan Balapulang, juga
semut baik melibatkan semut se bagai terdapat hutan pinus yang menjadi
agen penyebaran tanaman, perbatasan dengan Kecamatan Bojong.
perlindungan yang tidak langsung Dan di sebelah barat berbatasan
diperoleh tanaman berkat kemampuan dengan Kecamatan
predator semut, atau makan pada Lebaksiu dan Pangkah (Peggie dan
tanaman oleh semut (Moreau & al. Amir, 1995).
2006).
Koevolusi adalah proses evolusi
Lasius fuliginosus merupakan dua atau lebih spesies yang
semut yang termasuk ke dalam famili mempengaruhi proses evolusi mahluk
Formicidae. Lasius fuliginosus hidup lainnya. Semua organisme
Memiliki tubuh yang berwarna hitam dipengaruhi oleh makhluk hidup
mengkilap, tubuhnya agak sedikit disekitarnya, pada koevolusi, terdapat
berbulu. Dan beberapa spesies dari bukti bahwa sifat -sifat yang
Lasius fuliginosus ini suka membuat ditentukan oleh genetika pada tiap
sarang di tumbuhan jenis Dischidia spesies secara langsung disebabkan
major (Hoeve, 1996). oleh interaksi antara dua organisme.
Koevolusi dapat terjadi pada berbagai
Dischidia major adalah marga tingkatan biologis, ia dapat terjadi
dari tumbuhan dalam suku secara makroskopis maupun
Asclepiadaceae. Dischidia major mikroskopis (Susanti , 1998).
terdiri dari sekitar 80 jenis yang
dikenal sebagai tumbuhan epifit asli Sehingga proses koevolusi
daerah tropis di Cina, India, dan menjadi penting di dalam sebuah
sebagian besar wilayah Indo -Cina. hubungan ataupun interaksi sosial
Dischidia major sp. tidak memiliki antar makhluk hidup, dalam konteks
akar di bawah tanah. Oleh karena itu, ini antara semut Lasius fuliginosus
tumbuhan ini melilitkan dirinya pada dengan tanaman Dischidia major . Pada
tumbuhan lain agar dapat berdiri tegak penelitian ini, kami bertujuan mencari
(Borror. 1992). hubungan ataupun koevolusi yang
dialami oleh semut Lasius fuliginosus
Dischidia major adalah jenis dengan tumbuhan Dischidia major .
tumbuhan yang terdiri atas daun -daun
yang berupa kantong dimana semut METODOLOGI PENELITIAN
dapat membangun sarang di dalamnya.
Metode penelitian
Kedua jenis makhluk hidup
tersebut ditemukan di daerah Tegal, Penelitian ini kami lakukan pada
Kecamatan Jatinegara yang hari Jum’at dan Sabtu yaitu pada
mempunyai wilayah berupa tanggal 2-3 Mei 2014. Lokasi
pegunungan dan perbukitan. Di penelitian kami yaitu di sekitar daerah
sebelah utara berbatasan dengan Hutan Desa Jatinegara, Tegal, Jawa
Kecamatan Kedungbanteng. Di sebelah Tengah.
timur dengan Kabupaten Pemalang,
Metode yang digunakan dalam
tepatnya dibatasi oleh sungai Kali
penelitian ini adalah metode penelitian
Rambut yang mengalir dari mata air
deskriptif yaitu metode penelitian
Gunung Slamet. Di sebelah selatan
dengan cara mendeskripsikan, ketinggian 650 m dpl. Tingginya
menginterpretasikan sesuatu, misalnya kepadatan Syzygium aromaticum pada
kondisi atau hubungan yang ada, lokasi penelitian ini adalah sekitar
pendapat yang berkembang, proses 10% dari luas keseluruhan dari lokasi
yang sedang berlangsu ng, akibat atau penelitian, hal ini kemungkinan
efek yang terjadi atau tentang disebabkan oleh faktor -faktor abiotik
kecenderungan yang sedang yang sesuai untuk kehidupan dari
berlangsung (Sukmadinata, 2006) dan pohon Syzygium aromaticum ini, dan
dengan teknik Random Sampling yang juga kebutuhan akan pohon ini yang
dimodifikasi dengan Line Transek bukan merupakan komoditas utama
sepanjang 700 m yaitu pengambilan yang di budida yakan oleh mas yarakat
sample acak dengan menyusuri jalan sekitar lokasi penelitian. Sehingga
sekitar hutan yang terdapat tumbuhan sangat sedikit ditemukan pohon
Dischidia major. Syzygium aromaticum di lokasi
penelitian.
Alat dan Bahan
Hasil penelitian juga
Alat : menunjukkan adanya hubungan antara
tanaman Dischidia major dengan
a. Gelas plastik 10 buah
pohon Cengkeh (Syzygium
b. Plastik spesimen
aromaticum). Dihitung banyaknya
c. Botol spesimen
individu Dischidia major dalam satu
d. Kertas papilot/kertas minyak
pohon Syzygium aromaticum yang
e. Kamera Nikon D3000
ditemukan (tabel 1).
f. Kertas
g. Alat tulis Tinggi dan rendahnya jumlah
individu Dischidia major pada pohon
HASIL DAN PEMBAHASAN
Syzygium aromaticum ini disebabkan
Syzygium aromaticum sebagai oleh faktor-faktor abiotik yang
tanaman inang pada Dischidia major mendukung kehidupan dari Dischidia
di lokasi penelitian. Hasil penelitian major ini. Seperti intensitas cahaya,
menunjukkan bahwa pada lokasi kelembapan udara, suhu dan faktor
penelitian terdapat 1 jenis tumbuhan lainnya. Faktor lain yang sangat erat
yakni pohon Cengkeh (Syzygium hubungannya dengan tinggi rendahnya
aromaticum) yang menunjukkan bahwa jumlah individu Dischidia major ini
pada lokasi penelitian, Pohon adalah dengan keberadaan semut yang
Syzygium aromaticum ini menjadi bersimbiosis dengan tanaman
inang dari tanaman Dischidia major Dischidia major yang menjadikan
(gambar 1). Syzygium aromaticum tanaman Dischidia major ini sebagai
merupakan tumbuhan yang ‘Rumah’ atau sarang dari kelompok
dikelompokkan ke dalam ordo semut yang menghuninya.
M yrtales dengan famili Myrtaceae.
Tanaman Dischidia major
Berdasarkan segi habitatnya, dengan semut Lasius fuliginosus.
bahwa jenis pohon Syzygium Dari hasil pengamatan yang telah
aromaticum ini merupakan jenis po hon dilakukan, ditemukan spesies semut
yang hidup di kawa san dengan yang bersarang pada Dischidia major
yang tumbuh pada tumbuhan inang kimia yang hidup di daerah tropis ini,
Syzygium aromaticum. Dischidia karena tumbuhan ini tidak pernah
major ini memiliki struktur yang dapat mendapatkan kebutuhan airnya
terdiri atas daun-daun yang berupa langsung dari tanah karena tidak
kantong dimana semut dapa t memiliki akar. Oleh karena itu, semut
membangun sarang di dalamnya. Jenis menyediakan dua kebutuhan penting
semut yang ditemukan bersarang pada tumbuhan Dischidia major sebagai
tumbuhan ini adalah Lasius timbal balik karena tumbuhan tersebut
fuliginosus (gambar 2). Dalam telah memberikan tempat berlindung
hubungan koevolusi yang terjadi bagi semut Lasius fuliginosus .
antara Dischidia major dengan Lasius
fuliginosus, semut Lasius fuliginosus Koevolusi antara semut Lasius
membuat “produksi zat kimia” kolektif fuliginosus dengan tanaman
sepanjang hidupnya yang dibutuhkan Dischidia major. Koevolusi yang
oleh tumbuhan Dischidia major . terjadi antara semut Lasius fuliginosus
dengan tanaman Dischidia major
Dischidia major tidak memiliki adalah dapat dilihat dari struktur yang
akar di bawah tanah. Oleh karena itu, berevolusi antara kedua spesies yang
tumbuhan ini melilitkan dirinya pada sama-sama bersimbiosis dalam hal ini
tumbuhan lain agar dapat berdiri simbiosis mutualisme antara semut
tegak. Dishidia memiliki cara yang Lasius fuliginosus dan tanaman
sangat menarik untuk meningkatkan Dischidia major.
jumlah karbon dan nitrogen yang
didapatkan yaitu dengan bantuan Lasius fuliginosus
semut Lasius fuliginosus yang
a) Ukuran dari semut Lasius
bersarang pada tumbuhan tersebut.
fuliginosus yang berukuran
Semut Lasius fuliginosus maksimal hanya 4 mm pada semut
memiliki tempat penyimpanan dalam pekerjanya, merupakan struktur
tumbuhan Dischidia major ini yang yang terevolusi dalam hal
mana tempat penyimpanan ini memungkinkannya untuk dapat
merupakan tempat mereka memelihara masuk ke dalam ‘Daun semut’
larva dan menyembunyikan sampah - pada tanaman Dischidia major.
sampah organik mereka (seperti semut b) Memiliki racun yang cukup untuk
mati, potongan tubuh serangga, dan dapat melukai predator yang
sebagainya), yang disebut “daun menggangu tanaman Dischidia
semut”. Dischidia major menggunakan major, sehingga tidak ada spesies
sampah-sampah organik ini sebagai serangga lain yang dapat
sumber nitrogen (Weir dan Kiew. 1986). memangsa tanaman inang dari
semut ini.
Selain itu, permukaan dalam c) Memiliki perilaku bersarang yang
dari ruang daun menyerap karbon terevolusi, yaitu membuat
dioksida yang dihasilkan semut, sarangnya di belakang lapisan
sehingga mengurangi jumlah air yang periderm pada tanaman Cengkeh
menguap melalui pori -pori daun. (Syzygium aromaticum). Sehingga
Pencegahan penguapan air ini sangat memudahkannya memasuki
penting bagi tumbuhan penghasil zat
lubang-lubang pada tanaman c) Terevolusi dalam struktur daun -
Dischidia major. daun yang berukuran kecil,
d) Memiliki ratu koloni yang lebih sehingga membantunya
dari satu, hal ini juga dapat mengurangi penguapan.
dikatakan terevolusi karena d) Terevolusi dalam menghasilkan
memudahkan pemindahan telur - bau yang dapat menarik semut
telur dari banyak sarang semut Lasius fuliginosus, sehingga
ini. dapat membantu dalam
e) Mencari makanan langsung dari penyebaran dan penyerbukan.
‘nektar’ yang dihasilkan oleh
tanaman Dischidia major yang Berdasarkan hasil yang didapat
berada di dalam ‘Daun semut’ dari penelitian, diketahui bahwa
simbiosis antara 2 spesies atau lebih
Dischidia major dapat memicu adanya evolusi dari
spesies-spesies yang melakukan
a) Terevolusi dalam bentuk simbiosis tersebut. Evolusi yang
morfologi daunnya, membentuk terjadi dapat berupa perubahan
ruang kosong di dalam. Yang struktur morfologi maupun anatomi
memungkinkan agar semut Lasius dan bahkan perilaku yang dilakukan
fuliginosus dapat keluar masuk oleh spesies -spesies yang bersimbiosis
dengan mudah ‘Daun semut’. tersebut, hal ini dapat dikatakan
b) Terevolusi dalam bentuk akar bahwa kedua spesies tersebut
yang serabut yang tipis, melakukan Koevolusi .
membantu dalam mencengkram
tanaman Cengkeh (Syzygium Namun, dapat juga dikatakan
aromaticum) sebagai inang. Dan bahwa apabila satu spesies yang
dapat membantu dalam menyerap melakukan evolusi tertentu dalam
nitrogen dan zat lain yang perubahan struktur morfologi, anatomi
dibutuhkan yang berasal dari dan perilaku. Hal ini akan memicu
sarang semut Lasius fuliginosus terjadinya evolusi lainnya yang terjadi
yang ada dibawah lapisan pada spesies lain yang bergantung
periderm pada tanaman Cengkeh pada spesies yang terlebih dahulu
(Syzygium aromaticum). melakukan evolusi, sehingga terjadilah
Koevolusi.
Tabel 1. Jumlah individu Dischidia major yang diperoleh dari pohon Syzygium
aromaticum Pada lokasi penelitian di sekitar daerah hutan Desa Jatinegara, Tegal,
Jawa Tengah
No. Syzygium Jumlah Individu Lokasi
aromaticum Dischidia major Penemuan*
I II II
1 Pohon 1 10 +
2 Pohon 2 13 +
3 Pohon 3 15 +
4 Pohon 4 20 +
5 Pohon 5 9 +
6 Pohon 6 11 +
7 Pohon 7 5 +
8 Pohon 8 8 +
9 Pohon 9 7 +
10 Pohon 10 - +
11 Pohon 11 - +
12 Pohon 12 - +
Keterangan: Lokasi I : 100 -300 m dari camp
Lokasi II : 300-500 m dari camp
Lokasi III : 500 -700 m dari camp
3 mm

1 mm
Gambar 2. Semut Lasius fuliginosus yang melakukan Koevolusi dengan tanaman Dischidia, berukuran
hanya 3-4 mm pada pekerjanya.

KESIMPULAN Evolusi yang terjadi dapat berupa


perubahan struktur morfologi
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat maupun anatomi dan bahkan
diambil kesimpulan sebagai berikut : perilaku yang dilakukan oleh
spesies-spesies yang bersimbiosis
1. Tanaman Dischidia major yang di
tersebut, hal ini dapat dikatakan
dapat selama penelitian,
bahwa kedua spesies tersebut
ditemukan menjadikan pohon
melakukan Koevolusi.
Cengkeh (Syzygium aromaticum)
4. Namun, dapat juga dikatakan
sebagai inangnya.
bahwa apabila satu spesies yang
2. Terjadi Koevolusi antara tanaman
melakukan evolusi tertentu dalam
Dischidia major dan semut Lasius
perubahan struktur morfologi,
fuliginosus, koevolusi yang
anatomi dan perilaku. Hal ini
terjadi dapat terlihat dari
akan memicu terjadinya evolusi
perubahan-perubahan yang terjadi
lainnya yang terjadi pada spesies
di antara kedua spesies tersebut.
lain yang bergantung pada spesies
3. Simbiosis antara 2 spesies atau
yang terlebih dahulu melakukan
lebih dapat memicu adanya
evolusi, sehingga terjadilah
evolusi dari spesies -spesies yang
Koevolusi.
melakukan simbiosis tersebut.
Moreau, C.S. 2009:
DAFTAR PUSTAKA Interferring ant evolution in the age
of molecular data (Hymenoptera:
Formicidae).-Myrmecological News
Borror,D.J., C.A. Triplehorn 12: 201-210.
dan N.F. Johnson. 1992. Pengenalan
Pelajaran. Moreau, C.S., Bell, C.D., Vila,
R., Archibald, S.B. & Pierce, N.E.
Hoeve, W. Van, 2006: Phylogeny of the ants:
1996. Ensiklopedi Indonesia Seri diversification in the age of
Fauna Serangga. PT. Ichtiar Baru angiosperms. –Science 312: 101 -104.
Van Hoeve. Jakarta.
Weir, J. S. and Kiew, F. L. S.
Peggie, Djunijanti dan 1986. A reassessment of the
Mohammad Amir. 1995. Practical relations in Malaysia between ants
Guide to the Butterflies of Bogor (Crematogaster) on trees
Botanic Garden . LIP I. Bogor. (Leptospermum and Dacrydium) and
epiphytes of the genus Dischidia
Putra Nugroho Suset ya.
(Asclepiadaceae) including Cant -
1994. Serangga di Sekitar Kita .
plants. Biological Journal of [he
Kanisius. Yogyakarta.
Linnean Society (1986), 27: 113-
Redaksi Ensiklopedia 132.
Indonesia. 1989. Redaksi
Semua organisme dipengaruhi
Ensiklopedia Indonesia seri
oleh makhluk hidup disekitarnya,
fauna. Pt. Intermasa. Jakarta.
pada studi evolusi, terdapat bukti
Sola, Eugenio, Ika K. bahwa sifat-sifat yang ditentukan
Widyaningrum dan Sri Mul yati. oleh genetika pada tiap spesies
2005. A Photographic Guide to the secara langsung. Pada penelitian ini,
Common Insect of Gunung Halimun - kami bertujuan mencari hubungan
Salak National Park. VSO, JICA, ataupun koevolusi yang dialami oleh
TNGHS. Bogor. semut Lasius fuliginosus dengan
tumbuhan Dischidia major.
Susanti, S. 1998. Mengenal Penelitian berlokasi di sekitar daerah
Capung. Puslitbang Biologi - LIP I. Hutan Desa Jatinegara, Tegal, Jawa
Bogor. Tim kanisius. 1991. Kunci Tengah. Metode yang digunakan
Determinasi Serangga . Kanisius. dalam penelitian metode penelitian
Yogyakarta. deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pohon Cengkeh
Heil, M. & McKey, D. 2003 : Syz ygium aromaticum menjadi inang
Protective ant -plant interactions as dari tanaman apel. Dalam hubungan
model s ystems in ecological and koevolusi yang terjadi antara
evolutionary research. –Annual Dischidia major dengan semut Lasius
Review of Ecology, Evolution and fuliginosus, semut Lasius fuliginosus
Systematics 34: 425 -453. membuat “produksi zat kimia”
kolektif sepanjang hidupnya yang
dibutuhkan oleh tumbuhan Dischidia
major. Hasil yang didapat dari
penelitian, bahwa simbiosis antara 2
spesies atau lebih dapat memicu
adanya evolusi dari spesies -spesies
yang melakukan simbiosis tersebut.
Evolusi yang terjadi dapat berupa
perubahan struktur morfologi
maupun anatomi dan bahkan
perilaku, hal ini dapat dikatakan
bahwa kedua spesies tersebut
melakukan Koevolusi.

Anda mungkin juga menyukai