Anda di halaman 1dari 5

PraktikumEkologi Semester Ganjil (5)

@PendidikanBiologi FKIP Universitas Riau, Pekanbaru

ANALISIS KOMPOSISI VEGETASI DAN KOMUNITAS


ARTHROPODA TANAH KAWASAN HUTAN ARBORETUM DAN
MUCHTAR LUTFI UNIVERSITAS RIAU

Meliana

1705114100
Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA
FKIP Universitas Riau Pekanbaru 28293
E-mail: melianadamais@gmail.com

ABSTRAK

Percobaan ini bertujuan untuk memperkenalkan beberapa teknik


dasar dalam survey komunitas tumbuhan untuk mengetahui dan
mendeskripsikan struktur arsitektural maupun floristik suatu vegetasi
berdasarkan beberapa parameter utama dan untuk mensurvei terhadap
komunitas arthropoda permukaan tanah pada 3 habitat yang berbeda.
Percobaan ini dilakukan pada 3 kawasan yaitu daerah ternaung (hutan
arboretum), transisi (hutan disamping laboratorium PMIPA) dan terbuka
(hutan muchtar lutfi). Percobaan ini dilaksanakan pada tanggal 5-10 Oktober
2019. Pencuplikan hewan dilakukan di 16 plot berbeda yang berada di
antara transect sepanjang 80 meter dengan metode pit-fall-trap. Sedangkan
untuk vegetasi menggunakan metode survei yaitu pengumpulan data secara
langsung dengan menghitung jumlah semai, pancang, tiang, pohon dan
vegetasi dasar yang terdapat di arboretum tersebut. Berdasarkan hasil
percobaan tersebut diketahui bahwa arthropoda dan vegetasi di hutan
arboretum sangat beragam karena dapat beradaptasi dengan baik di
lingkungan tersebut.

Kata kunci: Komunitas, Analisis Vegetasi, Analisis Arthropoda

PENDAHULUAN

Komunitas tumbuhan atau vegetasi mempunyai peranan penting


dalam ekosistem hutan. Kehadiran vegetasi pada suatu kawasan akan
memberikan dampak positif bagi keseimbangan ekosistem dalam skala lebih
luas. Vegetasi berperan penting dalam ekosistem terkait dengan pengaturan
keseimbangan karbodioksida dan oksigen dalam udara, perbaikan sifat fisik,
kimia, biologis tanah dan pengaturan tata air dalam tanah. Secara umum
vegetasi memberikan dampak positif terhadap ekosistem, tetapi
pengaruhnya bervariasi tergantung pada struktur dan komposisi vegetasi
yang tumbuh pada setiap kawasan .
PraktikumEkologi Semester Ganjil (5)
@PendidikanBiologi FKIP Universitas Riau, Pekanbaru

Analisis komunitas tumbuhan merupakan suatu cara mempelajari


susunan atau komposisi jenis dan bentuk atau struktur vegetasi. Oleh karena
itu, tujuan yang ingin dicapai dalam analisis komunitas adalah untuk
mengetahui komposisi spesies dan struktur komunitas pada suatu wilayah
yang dipelajari. Untuk suatu kondisi hutan yang luas, maka kegiatan analisa
vegetasi erat kaitannya dengan sampling, artinya kita cukup menempatkan
beberapa petak contoh untuk mewakili habitat tersebut.

Salah satu cara pencuplikan hewan tanah dapat dikumpulkan dengan


memasang perangkap jebak (pit fall-trap). Perangkap jebak sangat
sederhana, yang mana hanya berupa gelas plastik yang ditanam di tanah.
Agar air hujan tidak masuk ke dalam perangkap maka perangkap diberi atap
dan agar air yang mengalir di permukaan tanah tidak masuk ke dalam
perangkap maka perangkap dipasang pada tanah yang datar dan agak sedikit
tinggi. Jarak antar perangkap sebaliknya minimal 5 m (Vivi, 2012).

BAHAN DAN METODE

Praktikum ini dilaksanakan pada 3 kawasan yaitu daerah ternaung


(hutan arboretum), transisi (hutan disamping laboratorium PMIPA) dan
terbuka (hutan muchtar lutfi) Universitas Riau pada tanggal 5-10 Oktober
2019. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif menggunakan riset survei
lapangan untuk vegetasi dan menggunakan metode dinamis menggunakan
pitfall-trap untuk arthropoda tanah.

Untuk mengambil data vegetasi, alat dan bahan yang dibutuhkan


adalah tali pengukur, tali pembatas, dan pancang point sampling. Survey
dilakukan di sepanjang jalur transek dengan ukuran 80 meter, plot
dilokasikan di sebelah kiri dan kanan transek. Data yang harus didapatkan
adalah jumlah tumbuhan dengan tipe semai, pancang, tiang, pohon dan
vegetasi dasar. Tipe pohon dihitung dalam plot dengan panjang 10 m sx 10
m, pancang dengan ukuran 5 m x 5 m dan semai serta vegetasi dasar dengan
ukuran 1 m x 1 m. Data yang telah didapatkan disertai dengan nama spesies
dari masing-masing tumbuhan.

Untuk mengambil data arthropoda tanah alat dan bahan yang


dibutuhkan yaitu pitfall-trap, alkohol, deterjen yang dicampur dengan air
dan tali untuk mengukur luas plot. Pitfall-trap digunakan sebagai jebakan
untuk menangkap hewan dengan cara ditanamkan ke dalam tanah dan sama
datarnya dengan permukaan tanah. Agar pitfall-trap tidak rusak maka dapat
ditutupi dengan daun lebar agar air hujan tidak masuk ke dalamnya.
Sebelum ditanam pitfall-trap berupa gelas plastik diisi dulu dengan alkohol
untuk mencegah hewan yang telah terjebak tidak dapat keluar lagi dari gelas
tersebut. Setiap plot ditanamkan 5 jebakan yang disusun silang (seperti X)
PraktikumEkologi Semester Ganjil (5)
@PendidikanBiologi FKIP Universitas Riau, Pekanbaru

dengan jarak yang disesuaikan dengan lokasi. Pitfall-trap didiamkan selama


7 hari kemudian dihitung dan diidentifikasi hewan yang termasuk
arthropoda tanah.

Gambar 2. Contoh denah penempatan transek dan plot untuk


vegetasi dan pitfall-trap untuk arthropoda tanah

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Hasil analisis vegetasi tumbuhan


NamaSpesies Pohon Pancang Tiang Semai
Terminalia catappa 3 - -
Elais guineensis 2 - -
Shorea maxima 2 - -
Palangium 3 - - 7
rostratum
Alstonia scholaris 8 - 18
Acacia dealbata - 5 4
Erytrina variegata - 9 - 2
Piper aduncum - 3 -
Hibiscus tiliaceus - 4 -
Manihot esculenta - - 6
Dicranopterris - - 23
linearis
Elephantopus - - 12
scaber
Syzygium oleana 3
Hevea braliensis 15 1 4
Total 33 22 44 35

Dari data di atas dapat kita ketahui bahwa terdapat berbagai


tumbuhan jenis pohon dengan total 33, pancang 22, tiang 44 dan semai 35.
Tumbuhan yang paling mendominasi pada daerah ternaung adalah Erytrina
variegate. Hal ini terjadi karena Erytrina variegate tumbuh baik pada
daerah yang lembap serta tumbuhan ini memiliki banyak anakan yang
berasal dari biji –biji masak dan jatuh ketanah. Untuk daerah tansisi ada 2
tumbuhan yang mendominasi. Pertama Havea brasiliensis, karena memiliki
banyak anakan yang berasal dari biji yang masak dan tumbuh disekitar
pohon induknya. Kedua Dicranopterris linearis,karena kanopi pada daerah
ini luas yang meningkatkan kelembaban dan pengurangan intensitas cahaya,
PraktikumEkologi Semester Ganjil (5)
@PendidikanBiologi FKIP Universitas Riau, Pekanbaru

sehingga ruang di bawah kanopi memiliki suhu rendah dan relatif basah. Hal
inilah yang menyebabkan beberapa tumbuhan pak tumbuh secara optimal.
Sedangkan untuk daerah terbuka tumbuhan yang mendominasi adalah
Alstonia scholaris, karena banyak terdapat anakan yang tumbuh disekitar
pohon induk.
Tabel 2. Parameter kuantitatif komposisi vegetasi

NamaSpesies K KR F FR D DR INP
Terminalia 38 0,1 0,2 4,4 0,0671 12,8 17,3
catappa
Elais guineensis 25 1,5 0,2 4,4 0,2390 45,7 51,6
Shorea maxima 25 1,5 0,6 13 0,1399 26,8 41,3
Palangium 125 7,5 0,3 6,6 0,0179 3.42 17,52
rostratum
Alstonia scholaris 325 19,5 0,2 6,6 0,0388 7.43 33,53
Acacia dealbata 113 7 0,1 2,2 2,9
Erytrina variegata 138 8,2 0,3 6,6 14,8
Piper aduncum 38 0,1 0,2 4,4 4,5
Hibiscus tiliaceus 50 3 0,5 11 14
Manihote sculenta 75 4,4 0,3 6,6 11
Dicranopterris 288 17,1 0,8 17,5 34,6
linearis
Elephantopus 150 9 0,1 2,2 11,2
scaber
Syzygium oleana 38 0,1 0,2 4,4 4,5
Hevea braliensis 250 15 0,5 11 0,0189 3.62 29,62
Total 1678 100 4,5 100 0,52188 100 300

Tingkat Keanekaragaman(H)

H’ = - 2,17 H = 2,17

2. Arthropoda

Tabel 3. Hasil analisis komunitas arthropoda

Namaspesies jumlah
Terbuka Transisi Ternaung
Monomorium minimum 290 95 80
Aedesalbopictus 15 23 45
Araneusdiadematus - 4 3
Solenopsisinvicta 11 2 55
Gryllusassimilis 2 5 6
Aphodiusmarginelus 3 - -
Scylla spp. - - 3

Dari data di atas dapat kita ketahui bahwa terdapat berbagai


komunitas hewan pada daerah terbuka, transisi dan ternaung. Komunitas
hewan yang mendominasi pada tiga daerah tersebut dengan menggunakan
fitfall trip yaitu Monomorium minimum. Hal tersebut terjadi karena semut
PraktikumEkologi Semester Ganjil (5)
@PendidikanBiologi FKIP Universitas Riau, Pekanbaru

dapat bersarang di semua tempat seperti di dalam pohon, serasah maupun di


dalam tanah serta cara hidup semut yang selalu berkoloni sehingga semut
banyak terjebak di dalam pitfall-trap.

Tabel 4. Parameter kuantitatif komunitas arthropoda

NamaSpesies K KR F FR Pi In Pi
Monomorium 5812 72,4 1 28,57 -0,24
minimum
Aedesal bopictus 1038 12,9 0,8 22,85 -0,26
Araneus diadematus 88 1,09 0,3 8,57 -0,05
Solenopsis invicta 850 10,5 0,6 17,14 -0,23
Gryllus assimilis 163 2.03 0,4 11,42 -0,08
Aphodius marginelus 38 0,47 0,2 5,71 -0.02
Scylla sp. 38 0,47 0,2 5,71 -0,02
Total 8027 100 3,5 100 -0,9

Tingkat Keanekaragaman(H)

H’ : 0,9

KESIMPULAN

Semakin banyak variasi vegetasi yang ada dalam suatu tempat maka
semakin bervariasi pula jenis arthropoda yang ada didalamnya. Hal ini
disebabkan karena vegetasi merupakan sumber makanan untuk hewan.
Semakin banyak jenis makanan/produsen maka semakin banyak pula
hewan yang dapat beradaptasi dengan makanan maupun tempat tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Anang Aria. 2013. Laporan Praktikum Ekologi Hewan Keanekaragaman


Fauna Tanah Dengan Metode Light Trap di Area Wisata Taman Alam
Bukit Tangkiling. Online :

Campbell, dkk. 2008. Biologi Jilid III. Erlangga : Jakarta

Vivi Devi. 2012. Pengukuran Faktor Fisika Kimia Tanah dan Pencuplikan
Hewan Tanah. Online :
http://dhevhy4ever.blogspot.co.id/2012/04/pengukuran-faktor-fisika-
kimia-tanah.html.Diakses pada tanggal 11 Oktober 2019
Suwondo et al. Praktikum Praktikum Ekologi 2017. Pekanbaru: FKIP
Biologi
Tri Retnowati. 2011. Studi Di Hutan Rakyat sebagai Alternatif Sumber
Belajar Biologi pada Pokok Bahasan Keanekaragaman Hayati. Skripsi
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Skripsi Dipublikasikan.

Anda mungkin juga menyukai