Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Biologi, Volume 3 No 2, April 2014

Hal. 71-79

KEANEKARAGAMAN JENIS DAN PEMANFAATAN BAMBU DI DESA


LOPAIT KABUPATEN SEMARANG JAWA TENGAH ( SPECIES
DIVERSITY AND UTILITY OF BAMBOO AT LOPAIT VILLAGE
SEMARANG REGENCY CENTRAL OF JAVA)

Dian Setyo Putro, Jumari dan Murningsih

Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro, Tembalang,


Semarang 50275 Telepon (024) 7474754; Fax. (024) 76480690
Dianspp@yahoo.com

Abstract

Lopait Semarang’s regency society own a strong interaction with bamboo. This
research aims to identification species of bamboo in Lopait village, and to share information
related to the ussage of the bamboo. Data collection is using explorative survey to investigate
species of bamboo in Lopait village. The information related to the ussage of bamboo collected
by interview. The collected data was tabulled and described. Result data of interview made in
tabulation, categorized on benefits, description of benefit’s and managerial. Based on the
investigation, there are 6 species of bamboos, i.e., apus bamboo (Gigantochloa apus), betung
bamboo (Dendrocalamus asper), black bamboo (Gigantochloa atroviolacea), ampel bamboo
(Bambusa vulgaris), ori bamboo (Bambusa arundinaceae), dan atter bamboo (Gigantochloa
atter). Bamboo’s usage in Lopait village were categorized into 7, they were handicraft (19
speciess of handicraft), building material (3 speciess of building material), food material (1
species of food material), chemical substance (1 species of chemical substance), food wrap
(1 species), firewood, and erotion resistance. Lopait’s society own good knowledge on bamboo
cultivation and have ability to manage it traditionally, or create it become valuable
handicrafts.

Keywords : Diversity of bamboo, bamboo utility and management, etnobotany, Lopait village

Abstrak

Masyarakat desa Lopait Kabupaten Semarang memiliki interaksi yang kuat dengan
tanaman bambu. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis bambu yang
terdapat di desa Lopait, dan mengungkapkan pengetahuan masyarakat terkait dengan
pemanfaatan jenis bambu tersebut. Pengumpulan data jenis bambu dan pemanfaatannya
dilakukan dengan cara penjelajahan untuk mengiventarisasi jenis bambu yang ada di Desa
Lopait. Selanjutnya dilakukan wawancara untuk mengetahui pemanfaatan dan pengelolaan
bambu. Data hasil inventarisasi jenis bambu ditabulasikan dan dideskripsi. Data hasil
wawancara di tabulasikan, dibuat kategori pemanfaatan dan dideskripsikan pemanfaatan dan
pengelolannya. Berdasarkan hasil inventarisasi, didapatkan 6 jenis bambu yaitu bambu apus
(Gigantochloa apus), bambu betung (Dendrocalamus asper), bambu hitam (Gigantochloa
atroviolacea), bambu ampel (Bambusa vulgaris), bambu ori (Bambusa arundinaceae), dan
bambu atter (Gigantochloa atter). Pemanfaatan bambu di desa Lopait dikategorikan menjadi
tujuh kategori, yaitu : kerajinan (19 jenis), bangunan (3 jenis), bahan makanan (1 jenis),
bahan obat (1 jenis), pembungkus makanan (1 jenis), kayu bakar dan penahan erosi.
Masyarakat desa Lopait mempunyai pengetahuan dalam membudidayakan dan
Jurnal Biologi, Volume 3 No 2, April 2014
Hal. 71-79

memanfaatkan bambu secara tradisional serta mengembangkannya menjadi berbagai produk


kerajinan yang lebih bernilai.

Kata kunci : Keanekaragaman bambu, pemanfaatan dan pengelolaan bambu,, etnobotani,


desa Lopait

Pendahuluan dan mengatur tata air serta dapat


Bambu memegang peranan tumbuh pada lahan marginal (Anonim,
sangat penting dalam kehidupan 2013).
masyarakat pedesaan di Indonesia, Tanaman bambu banyak
karena bambu dikenal oleh masyarakat ditemukan di desa Lopait Kabupaten
memiliki sifat-sifat yang baik untuk Semarang. Sudah sejak lama
dimanfaatkan, antara lain memiliki masyarakat memanfaatkan bambu
batang yang kuat, lurus, rata, keras, untuk kehidupan sehari-hari. Hal ini
mudah dibelah, mudah dibentuk dan menunjukan adanya interaksi atara
mudah dikerjakan serta ringan masyarakat dengan bambu. Interaksi
sehingga mudah untuk didistribusikan. ini tergambar dari cara masyarakat
Selain itu bambu juga relatif murah memanfaatkan serta mengelola
dibandingkan dengan bahan bangunan tanaman bambu untuk dibuat berbagai
lain karena banyak ditemukan di barang kerajinan. Masyarakat
sekitar pemukiman pedesaan. setempat menjual barang-barang
Bambu menjadi tanaman serbaguna kerajinan dari bambu sebagai mata
bagi masyarakat pedesaan (Berlin & pencaharian.
Estu, 1995). Keahlian atau ketrampilan para
Bambu merupakan tanaman pengrajin serta budaya masyarakat
yang sangat bermanfaat bagi dalam mengelola dan memanfaatkan
kehidupan ekonomi masyarakat. tanaman bambu di desa Lopait
Sampai saat ini bambu sudah didapatkan secara turun – temurun
dimanfaatkan sangat luas, mulai dari dari generasi ke generasi. Hal ini
penggunaan teknologi yang paling menarik untuk dikaji karena
sederhana sampai pemanfaatan pengetahuan yang terkait dengan
teknologi tingi pada skala industri. budaya, pola pikir masyarakat akan
Pemanfaatan di masyarakat umumnya berubah seiring perkembangan jaman
untuk kebutuhan rumah tangga yang akan berakibat pada degradasi
dengan teknologi sederhana, pengetahuan lokal masyarakat.
sedangkan untuk industri biasanya Keanekaragaman jenis dan
untuk orientasi ekspor. Manfaat pemanfaatan bambu dapat memberi
eknomis tanaman bambu mampu kontribusi yang besar dalam proses
memberikan peningkatan pendapatan pengenalan sumber daya alam hayati
masyarakat di sekitar hutan dalam yang ada di suatu wilayah melalui
waktu relatif cepat 4 – 5 tahun. Dari sisi kegiatan pengumpulan data
ekologis tanaman bambu memiliki pengetahuan lokal masyarakat
kemampuan menjaga keseimbangan setempat. Kajian keanekaragaman
lingkungan karena sistem jenis bambu dan pemanfaatannya
perakarannya dapat mencegah erosi masyarakat di kawasan desa Lopait ini
Jurnal Biologi, Volume 3 No 2, April 2014
Hal. 71-79

perlu dilakukan untuk menunjang ditentukan sebelumnya. Metode ini


upaya pelestarian dan digunakan untuk mengetahui jenis-
pemanfaatannya. Hasil penelitian ini jenis bambu yang digunakan dalam
diharapkan dapat memberikan pemanfaatannya. Materi pertanyaan
informasi mengenai pemanfaatan meliputi berbagai hal terkait dengan
bambu oleh masyarakat di desa Lopait. pemanfaatan dan pengelolaan jenis
bambu yang ada di Desa Lopait. Data
Metode Penelitian Hasil pengamatan yang telah dilakukan
dianalisis sebagai berikut : data jenis
Penelitian ini dilaksanakan pada bambu yang ditemui di lokasi
bulan November - Desember 2013 di penelitian ditabulasikan dan dianalisis
Desa Lopait Kabupaten Semarang. secara deskriptif, data frekuensi
Alat yang digunakan dalam penelitian dianalisis dengan perhitungan. Untuk
ini meliputi kamera digital, alat tulis, menghitung frekuensi digunakan
peta, gunting, parang, tali plastik, rumus sebagai berikut:
sasak, dan kantong plastik berbagai
ukuran. Bahan yang digunakan dalam Frekuensi=
penelitian meliputi alkohol 70%,
spiritus, amplop sampel, kertas koran
Kemudian data wawancara dianalisis
dan lembar kuisioner. Cara kerja
secara deskriptif
penelitian dengan survey eksploratif
dan wawancara. Survey eksploratif
Hasil dan Pembahasan
dilakukan dengan cara penjelajahan di
desa Lopait untuk mengiventarisasi
Keanekaragaman Jenis Bambu
jenis bambu dan menghitung nilai
Berdasarkan hasil inventarisasi
kehadiran atau frekuensi dengan cara
jenis-jenis bambu di desa Lopait,
pembuatan plot sebanyak 15 dari 4 RW
ditemukan 6 jenis bambu yaitu bambu
di desa Lopait. Selain itu dilakukan
apus (Gigantochloa apus), bambu
dokumentasi koleksi bagian tanaman
betung (Dendrocalamus asper), bambu
yang ditemukan di desa Lopait untuk
wulung (Gigantochloa atroviolaceae),
identifikasi. Identifikasi dilakukan di
bambu ampel (Bambusa vulgaris),
Laboratorium Ekologi dan
bambu ori (Bambusa arundinaceae),
Biositematika FSM UNDIP. Metode
dan bambu legi (Gigantocloa atter).
wawancara dilakukan dengan
Keanekaragaman jenis bambu di desa
wawancara semi terstruktur kepada
lopait dapat dilihat pada tabel 1.
narasumber/responden yang telah

Tabel 1. Keanekaragaman Jenis Bambu di Desa Lopait

No Nama lokal Nama Ilmiah Frekuensi Keterangan & Tempat tumbuh

1 Bambu apus Gigantochloa 0.67 Membentuk rumpun rapat, warna batang


apus hijau cerah, tumbuh disekitar pemukiman
warga, dipingir jalan aliran air, kebun , dan
tepi jalan raya.
Jurnal Biologi, Volume 3 No 2, April 2014
Hal. 71-79

2 Bambu Dendrocalamus 0.20 Berumpun lebih renggang, berwarna hijau


betung asper kekuningan, tumbuh di kebun,

3 Bambu atter Gigantochloa 0.13 Berumpun rapat, berwarna hijau sampai hijau
atter gelap, tumbuh dipinggir jalan aliran sungai
dan di kebun.

4 Bambu Bambusa 0.13 Berumpun rapat, berwarna hijau segar,


ampel vulgaris tumbuh di kebun dan ditepi jalan raya.

5 Bambu ori Bambusa 0.13 Berumpun lebih renggang, berwarna hijau


arundinacea kekuningan, tumbuh di kebun.

6 Bambu Giganthocloa 0.067 Berumpun lebih renggang, berwarna hijau


hitam atroviolaceae kehitman, tumbuh di pemukiman warga dan
kebun.

Berdasarkan nilai kehadiran Bambu ini umumnya membentuk


atau frekuensi tiap jenis bambu dengan rumpun rapat. Tinggi bambu apus
pengamatan 15 plot pada 4 RW di desa dapat mencapai 20 m dengan warna
Lopait dapat dihitung bahwa frekuensi batang hijau cerah, sampai kekuning-
bambu apus adalah 0,67; bambu kuningan. Batangnya tidak bercabang
betung 0,20; bambu hitam 0,067; di bagian bawah. Panjang batang yang
bambu ampel, ori, dan atter 0,13. dapat dimanfaatkan antara 3 - 15 m.
Artinya bahwa jenis bambu apus Bentuk batang bambu apus sangat
merupakan bambu yang paling sering teratur. Pada buku-bukunya tampak
dijumpai dengan nilai frekuensi 0,67; adanya penonjolan dan berwarna agak
sedangkan bambu hitam merupakan kuning dengan bulu-bulu halus yang
bambu yang paling jarang dijumpai menempel di sekitar buku-buku
dengan nilai frekuensi 0,067. berwarna coklat kehitaman.
Menurut hasil wawancara bambu
apus memiliki keunggulan dibanding B. Bambu Betung (Dendrocalamus
bambu yang lain. Keunggulan bambu asper)
apus diantaranya seratnya halus, Bambu betung (Dendrocalamus
mudah dibentuk atau lentur, hargamya asper) berumpun lebih renggang,
lebih murah, lebih tahan lama dan berwarna hijau kekuningan, setiap
mudah didapatkan di lingkungan rumpun terdiri sekitar 15 batang,
masyarakat. Selain itu, bambu apus mempunyai beberapa nama daerah
memiliki potensi yang bagus untuk antara lain awi bitung, pring petung
dimanfaakan. dan pereng petong. Jenis bambu ini
Keanekaragaman jenis bambu di mempunyai rumpun yang agak sedikit
desa Lopait dideskripsikan sebagai rapat. Warna batang hijau kekuning-
berikut : kuningan.
Ukurannya lebih besar dan lebih
A. Bambu Apus (Gigantochloa apus) tinggi dari jenis bambu yang lain.
Bambu apus (Gigantochloa Tinggi batang mencapai 20 m. Ruas
apus) membentuk rumpun rapat, bambu betung cukup panjang dan
warna batang hijau cerah, setiap tebal. Bambu ini akan tumbuh baik bila
rumpun terdiri sekitar 30 batang, tanahnya cukup subur, terutama di
dikenal juga dengan nama pring tali. daerah yang beriklim tidak terlalu
Jurnal Biologi, Volume 3 No 2, April 2014
Hal. 71-79

kering. Bambu betung sifatnya keras renggang, berwarna hijau kekuningan,


dan baik untuk bahan bangunan setiap rumpun terdiri sekitar 10-15
karena seratnya besar-besar serta batang, merupakan bambu berduri
ruasnya panjang. Dapat dimanfaatkan dengan buluh bambu yang tegak.
untuk saluran air, penampung air aren Tinggi mencapai 30 m (dinding batang
yang disadap, dinding rumah yang sangat tebal dan batang berbulu tebal),
dianyam (gedhek atau bilik) dan 15-18 cm (jarak buku 20-40 cm); hijau
berbagai jenis barang kerajinan muda. Jenis ini berguna sebagai
(Widjaja dkk., 1994). pengendali banjir bila ditanam
disepanjang sungai dan pelindung
C. Bambu Hitam (Gigantochloa tanaman dari angin kencang (Widjaja,
atroviolacea) 2001). Batangnya dipakai untuk
Bambu hitam (Gigantochloa industri kerajinan di desa Lopait
atroviolacea) berumpun lebih tersebut.
renggang, berwarna hijau kehitaman,
setiap rumpun terdiri sekitar 15 F. Bambu Atter (Gigantochloa atter)
batang, dikenal juga dengan sebutan Bambu atter (Gigantochloa
bambu wulung, pring wulung, pring atter) berumpun rapat, berwarna hijau
ireng. Jenis ini disebut bambu hitam sampai hijau gelap, setiap rumpun
karena warna batangnya hijau terdiri sekitar 20 batang, atau biasa
kehitam-hitaman atau ungu tua. disebut masyarakat setempat dengan
Rumpun bambu hitam agak jarang. sebutan pring jawa atau pring legi.
Pertumbuhannya pun agak lambat. Batang bambu atter berwarna hijau
Buluhnya tegak dengan tinggi 20 m. sampai hijau gelap dengan diameter 5
Jenis bambu ini sangat baik untuk - 10 cm dan tebal dinding batang 8
dibuat alat music. mm. Panjang ruasnya antara 40 - 50
cm dan tinggi tanaman mencapai 22 m.
D. Bambu Ampel (Bambusa Pelepah batangnya mudah gugur.
vulagaris) Ruas-ruas bambu ini tampak rata
Bambu ampel (Bambusa dengan garis putih melingkar pada
vulagaris) berumpun rapat, berwarna bekas perlekatan pelepah buluh.
hijau segar, setiap rumpun terdiri
sekitar 20-30 batang, tumbuhan ini Pemanfaatan Bambu
dapat tumbuh di musim tropis, jenis ini Di desa Lopait, bambu
diyakini sebagai bambu yang paling digunakan dan dimanfaatkan oleh
banyak dibudidayakan. Dapat dijumpai masyarakat untuk berbagai kegunaan,
di seluruh kawasan pantropikal, pada khususnya kerajinan. Dari hasil
ketinggian di atas permukaan laut wawancara didapatkan 19 produk yang
hingga 1200 m dpl. Tumbuhan dijadikan kerajinan. Tiga produk bahan
berumpun hijau ini telah tumbuh luas bangunan, 1 produk bahan makanan, 1
secara alami di tepi-tepi sungai, di produk bahan obat, 1 produk
pinggir jalan, dan di tanah-tanah pembungkus makanan, dan semua
lapang. jenis bambu yang ditemukan di desa
Lopait dapat dijadikan kayu bakar dan
E. Bambu Ori (Bambusa penahan erosi. Kategori kegunaan
arundinaceae) bambu di desa Lopait dapat dilihat
Bambu ori (Bambusa pada Tabel 2.
arundinaceae) berumpun lebih
Jurnal Biologi, Volume 3 No 2, April 2014
Hal. 71-79

Tabel 2. Kategori Kegunaan Bambu di Desa Lopait

No Kegunaan Jumlah Jenis Bambu Keterangan


yang Digunakan
1 Kerajinan 6 jenis 19 macam kerajinan
2 Bangunan 5 jenis 3 bahan bangunan
3 Bahan Makanan 2 jenis 1 sebagai makanan
4 Bahan Obat 1 jenis 1 sebagai obat panas
anak
5 Pembungkus Makanan 1 jenis 1 alat pembungkus
6 Kayu Bakar 6 jenis Dijadikan kayu bakar
7 Penahan Erosi 6 jenis Penahan erosi

Pemanfaatan Bambu sebagai membudidayakan bambu tersebut


Kerajinan untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari. Pengrajin ini memanfaatkan
Desa Lopait sangat terkenal bambu untuk membuat kerajinan
dengan hasil kerajinan juga dengan seperti gedhek, pagar, sesek gedhek,
sentra kerajinannya. Hampir mayoritas kandang, tangga, bronjong, kursi,
masyarakat desa Lopait ini bermata meja, serta kerjinaan lainnya. Dari
pencaharian sebagai pengrajin / hasil kerajian tersebut para pengrajin
penghasil kerajinan bambu. dapat memperoleh penghasilan yang
Kebanyakan pengrajin cukup.

Tabel 4. Pemanfaatan Bambu sebagai Kerajinan

No. Pemanfaatan Jenis bambu yang di gunakan Keterangan


Nama lokal Nama ilmiah
1. Tudung saji Apus Gigantochloa apus Properti rumah tannga
2. Tempat Nasi/ Wakul Apus Gigantochloa apus Properti rumah tangga
3. Caping Apus Gigantochloa apus Pelindung kepala
4. Bronjong Apus Gigantochloa apus Peralatan angkut yang
Betung Dendrocalamus Asper digunakan pedagang
untuk barang bawaannya.
5. Tampah Apus Gigantochloa apus Properti rumah tangga
Atter Gigantochloa atter

6. Kandang Apus Gigantochloa apus tempat hewan peliharaan

7. Kurungan Apus Gigantochloa apus tempat hewan peliharaan

8. Sesek gedhek Apus Gigantochloa apus Sebagai atap dinding


Ampel Bambusa vulgaris
9. Jemuran Apus Gigantochloa apus Sebagai alat penjemur
Ampel Bambusa vulgaris pakaian
10. Gedhek Apus Gigantochloa apus Sebagai dinding rumah.
Betung Dendrocalamus asper
Gigantochloa atter
Atter
Jurnal Biologi, Volume 3 No 2, April 2014
Hal. 71-79

11. Bagor Apus Gigantochloa apus Tempat pembuangan


sampah
12. Kerai bambu Apus Gigantochloa apus Peralatan rumah tangga
13. Vas bunga Apus Gigantochloa apus Tempat bunga

14. Kursi dan Meja Apus Gigantochloa apus Perabotan rumah tangga
Ori Bambusa arundinaceae
Atter Gigantochloa atter
15. Lampion bambu Apus Gigantochloa apus Hiasan atau perabotan
rumah tangga

16. Nampan Apus Gigantochloa apus Peralatan dapur


17. Kentongan Apus Gigantochloa apus Peralatan ronda
Betung Dendrocalamus asper
Hitam Gigantochloa atroviolaceae
Ampel Bambusa vulgaris
Atter Gigantochloa atter

18. Hiasan rumah Apus Gigantochloa apus Properti rumah tangga


Ampel Bambusa vulgaris
19. Mainan tradisional Apus Gigantochloa apus Kesenian mainan bambu
Atter Gigantochloa atter

Kerajinan bambu merupakan kerajinan ini dibutuhkan pengalaman


salah satu produk andalan masyarakat dan kreatifitas.
desa Lopait. Dari bambu inilah mereka
mampu menghasilkan berbagai macam 4.2.2 Pemanfaatan Bambu sebagai
kerajinan yang nantinya dapat Bahan Bangunan
menghasilkan rupiah untuk menopang Masyarakat Desa Lopait juga
hidup mereka. Warga sekitar memanfaatkan bambu sebagai bahan
memanfaatkan dan membuat bangunan, dengan memanfaatkan
kerajinan ini sudah secara turun batang bambunya. Masyarakat
temurun. Hal inilah yang mendasari biasanya memanfaatkan bambu
warga dan pengrajin desa Lopait untuk tersebut dengan kreatif, ada salah satu
melestarikan dan mempertahankan contoh bambu sebagai bahan
budaya pemanfaatan kerajinan bangunan misalnya rumah bambu,
bambu. Menurut hasil wawancara bambu yang digunakan adalah bambu
dengan masyarakat, desa Lopait apus dan bambu betung.
memiliiki 20 sentra kerajinan yang Selain rumah bambu
masing-masing terdiri dari kelompok masyarakat juga menggunakan bambu
kecil pengrajin. Mayoritas masyarakat sebagai usuk dalam pembuatan
yang berprofesi sebagai pengrajin rata- rumah. Adapun bahan bangunan lain
rata sudah berusia 40-50 tahun. yang dibuat warga Lopait adalah
Generasi muda di desa Lopait lebih pembuatan tangga.
tertarik meneruskan pendidikan ke
perguruan tinggi dan bekerja di luar Pemanfaatan Bambu Sebagai
kota daripada menjadi pengrajin. Bahan Pangan
Salah satu jenis kerajinan yang Masyarakat desa Lopait juga
banyak digemari adalah tudung saji memanfaatkan sebagai bahan pangan,
dan wakul. Dalam pembuatan dengan memanfaatkan rebungnya.
Rebung dapat dimanfaatkan sebagai
Jurnal Biologi, Volume 3 No 2, April 2014
Hal. 71-79

bahan pangan yang tergolong kedalam bakar. Namun hal ini sudah jarang
jenis sayur-sayuran. Tidak semua jenis dijumpai pada masyarakat sekitar.
bambu dapat dimanfaatkan rebungnya Sebagian besar masyarakat sudah
untuk bahan pangan, karena rasanya menggunakan gas elpiji karena dinilai
yang pahit. Rebung yang dapat lebih efektif dan efisien.
dimanfaatkan sebagai bahan pangan
masyarakat desa Lopait adalah rebung Pemanfaatan Bambu sebagai
yang berasal dari bambu ori dan Penahan Erosi
bambu atter. Akar tanaman bambu dapat
berfungsi sebagai penahan erosi guna
Pemanfaatan Bambu sebagai mencegah bahaya banjir. Semua jenis
Bahan Obat bambu dapat dimanfaatkan sebagai
Sesuai hasil wawancara warga penahan erosi. Tanaman bambu
desa Lopait sudah jarang memiliki sistem perakaran serabut
menggunakan bambu sebagai bahan dengan akar rimpang yang sangat
obat, namun pengetahuan masyarakat kuat. Karakteristik perakaran bambu
mengenai pemanfaatan bambu sebagai memungkinkan tanaman ini menjadi
bahan obat tetap ada. Sebagian sistem hidrologis sebagai pengikat
masyarakat desa Lopait masih tanah dan air, sehingga dapat
memanfaatkan daun bambu sebagai digunakan tanaman konservasi.
obat-obatan untuk mengobati panas
pada anak-anak. 4.3 Pengelolaan Bambu
Ada tiga cara untuk
Pemanfaatan Bambu sebagai Alat memperbanyak tanaman bambu yaitu:
Pembungkus cara pertama yaitu dengan menanam
Berdasarkan hasil wawancara dongkelan (menanam batang bambu
didapatkan informasi mengenai bersama dengan rhizomanya), cara
pemanfaatan bambu sebgai alat kedua yaitu dengan menggunakan
pembungkus makanan. Bagian bambu potongan bambu (memanfaatkan
yang digunakan sebagai alat buku-buku bambu dan ditanam di atas
pembungkus makanan adalah daun tanah yang tipis) dan cara ketiga yaitu
bambu. Daun bambu dapat digunakan dengan sebatang bambu yang telah
sebagai alat pembungkus, misalnya berumur tua dengan dua buku dibelah
makanan kecil seperti uli dan wajik. memanjang, masing-masing ditanam
dengan posisi tengkurap (Winarno,
Pemanfaatan Bambu sebagai Kayu 1992).
Bakar Masyarakat di desa Lopait
Bambu merupakan salah satu membudidayakan bambu secara turun
tumbuhan non kayu yang dapat temurun. Budidaya bambu ini dinilai
dimanfaatkan sebagai kayu bakar. sangat prospektif dan menguntungkan
Menurut hasil wawancara dan survey, karena bambu yang dihasilkan
masyarakat desa Lopait memanfaatkan berkualitas dan bernilai jual tinggi.
batang bambu sebagai kayu bakar. Umumnya masyarakat menanam
Keenam jenis bambu tersebut dapat bambu di lahan kebun milik pribadi dan
dijadikan kayu bakar. Tidak ada proses di sekitar tempat tinggal mereka. Ada
khusus dalam pembuatan kayu bakar juga yang ditanam di pinggir jalan desa
ini. Bahkan sisa-sisa hasil kerajinan dan di pinggir jalan raya. Penanaman
juga dapat dimanfaatkan sebagai kayu bambu dilakukan dengan cara
Jurnal Biologi, Volume 3 No 2, April 2014
Hal. 71-79

memotong bagian batang bambu lalu mengembangkannya menjadi berbagai


menancapkannya ke tanah atau yang produk kerajinan yang lebih bernilai.
sering disebut stek batang.
Menurut hasil wanwancara dan Daftar Pustaka
survey, tidak dilakukan perawatan
intensif perawatan bambu secara Anonim. 2013. Desa Lopait.
khusus. Bambu dibiarkan tumbuh liar http://id.wikipedia.org/wiki/.com.
di pekarangan maupun di pinggir jalan. 20 Maret 2013.
Beberapa masyarakat ada yang Berlin, N. V. A., dan Estu, R. 1995.
sengaja menanam dan merawat Jenis dan Prospek Bisnis Bambu.
bambu di kebun pribadi mereka. Penebar Swadaya. Jakarta.
Perawatan yang biasa dilakukan adalah Widjaja, E.A., 2001. Identifikasi Jenis-
menyiangi rumput yang tumbuh di Jenis Bambu di Kepulauan Sunda
sekitar penanaman bambu. Kecil. Pusat Penelitan dan
Pemanenan bambu dapat dilakukan 4- Pengembangan Biologi-LIPI, Balai
5 tahun setelah tanam. Penelitian Botani, Herbarium
Bogoriense. Bogor, Indonesia.
Kesimpulan ___________., Mien, A.R.,
Bambang,S., Dodi, N. 1994.
Berdasarkan hasil penelitian dan Strategi Penelitian Bambu
pembahasan mengenai studi Indonesia. Yayasan Bambu
etnobotani di desa Lopait kabupaten Lingkungan Lestari Bogor.
Semarang dapat ditarik kesimpulan Winarno FG. 1992. Rebung; Teknologi
sebagai berikut : Pada penelitian ini Produksi Dan Pengelolaan.
ditemukan 6 jenis bambu di Desa Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Lopait. Enam jenis bambu yang
ditemukan di desa Lopait yaitu : bambu
apus (Gigantochloa apus), bambu
betung (Dendrocalamus asper), bambu
hitam (Gigantochloa atroviolacea),
bambu ampel (Bambusa vulgaris),
bambu ori (Bambusa arundinaceae),
bambu atter (Gigantochloa atter).
Bambu tersebut tumbuh di lahan kebun
milik pribadi, di sekitar tempat tinggal
mereka, di pinggir jalan desa dan di
pinggir jalan raya. Masyarakat desa
Lopait memanfaatkan bambu untuk
berbagai keperluan, antara lain :
kerajinan (19 jenis), bangunan (3
jenis), bahan makanan (1 jenis), bahan
obat (1 jenis), pembungkus makanan
(1 jenis), kayu bakar dan penahan
erosi. Masyarakat desa Lopait
mempunyai pengetahuan dalam
membudidayakan dan memanfaatkan
bambu secara tradisional serta

Anda mungkin juga menyukai