Anda di halaman 1dari 7

Wanaraksa Vol. 10 No.

2 September 2016

KEANEKARAGAMAN JENIS BAMBU DAN PEMANFAATANNYA DI


KAWASAN HUTAN GUNUNG TILU
DESA JABRANTI KECAMATAN KARANGKENCANA
KABUPATEN KUNINGAN

Sulistiono, Ika Karyaningsih, Atik Nugraha

Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan


Jl. Cut Nyak Dhien 36 A, Kuningan, Jawa Barat

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: Mengetahui keanekaragaman jenis, arsitektur dan
pemanfaatan bambu di kawasan Hutan Gunung Tilu. Penelitian ini telah dilaksanakan di
kawasan Hutan Lindung Gunung Tilu Kecamatan Karangkencana Kabupaten Kuningan pada
bulan April-Mei 2013. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis, yaitu
metode penelitian dengan menggambarkan hasil pengamatan dan menganalisisnya dengan
menggunakan teori yang sudah ada.
Dari hasil penelitian diketahui jenis bambu yang ditemukan di Gunung Tilu Desa Jabranti
Kecamatan Karangkencana terdapat 9 jenis yaitu: jenis bambu Kirisik (Bambusa multiplex),
jenis bambu Tali (Asparagus cochinchinensis), Jenis bambu Hijau (Gigantochloa apus), Jenis
bambu tamiang (Schizostachyum blumei Nees), jenis bambu Temen (Gigantochloa
pseudoarundinacea), jenis bambu kuda, jenis bambu Surat ( Gigantochloa
pseudoarundinacea), Jenis bambu Surat (Bambusa lako), Jenis bambu Hitam (Bambusa lako)
danjenis bambu Kuning (Bambusa vulgaris).

Kata Kunci:Keanekaragaman, Bambu, Hutan Lindung

PENDAHULUAN manfaat ekonomi bagi masyarakat


setempat. Bambu sudah sejak lama dikenal
Latar Belakang
petani sebagai tanaman yang bernilai
Potensi bambu dalam menopang
ekonomis. Namun hingga kini pola
keberlanjutan hutan dinilai ekonomis di
pemanfaatan bambu yang ada di Jabranti
masa depan (Gunardja, 1995). Bambu
masih sangat minim, masyarakat sekitar
merupakan salah satu hasil hutan non kayu
masih belum optimal dalam
yang banyak tumbuh di hutan sekunder dan
pemanfaatannya.
hutan terbuka, walaupun ada diantaranya
Masyarakat di Desa Jabranti hanya
yang tumbuh di hutan primer. Bambu juga
memanfaatkan bambu sebagai bahan dasar
merupakan salah satu tanaman ekonomi
kerajinan keranjang dan tepas. Bambu
Indonesia yang banyak tumbuh di kebun
dapat dijadikan beberapa kerajinan seperti
masyarakat dan di pedesaan. Tumbuhan ini
untuk industri furniture, berupa meja,
banyak dimanfaatkan oleh masyarakat baik
kursi, lemari, rak dan tempat tidur dan
di pedesaan maupun perkotaan secara
bambu dalam bentuk serat dapat
intensif
dimanfaatkan dalam bentuk pulp.
Tanaman bambu merupakan tanaman
Pemanfaatan yang dilakukan masyarakat
yang mudah dibudidayakan dan memiliki
masih mengambil bambu dikawasan hutan.
potensi yang cukup tinggi, dikarenakan
Hal ini perlu diperhatikan secara serius
bambu mempunyai manfaat ekologis dan

41
Wanaraksa Vol. 10 No.2 September 2016

supaya tidak terjadi kepunahan pada diketahui ada 1250 jenis bambu yang
tanaman bambu. berasal dari 75 marga (Sharma 1980)
Oleh karena itu perlu dilakukan upaya sedangkan menurut Widjaja (2001) di
penyelamatan hutan khususnya untuk Indonesia tumbuh berbagai macam bambu
tanaman bambu yang banyak diambil yang tersebar di seluruh daerah, ada sekitar
masyarakat di kawasan hutan dengan 143 jenis bambu yang telah diketahui sifat
mengembangkan tanaman bambu di lahan dan jenisnya. Jumlah tersebut berasal dari
sendiri serta memberikan informasi jenis- 9 marga yaitu Arundinaria, Bambusa,
jenis bambu dan pola pemanfaatan bambu Dendrocalamus, Gigantochloa,
yang digunakan dalam membuat bahan Melocanna, Nastus,Phyllostachys,
dasar kerajinan dan nilai ekonomi yang Schizostachyum dan Thysostachys
diperoleh masyarakat. (Sastradipraja et al. 1977; Widjaya 1980).

Tujuan Penelitian Botani dan Sifat Umum Bambu


Penelitian ini bertujuan untuk Tanaman bambu banyak ditemukan di
Mengetahui keanekaragaman jenis bambu daerah tropik di benua Asia, Afrika dan
dan arsitekturnya dan mengetahui Amerika. Daerah Indoburma dianggap
pemanfaatan bambu oleh masyarakat sebagai daerah asal tanaman ini. Tanaman
sekitar Hutan Lindung Gunung Tilu desa bambu dimasukkan ke dalam Divisi
Jabranti Kecamatan Karangkencana Spermatophyta, Subdivisi Angiospermae,
Kabupaten Kuningan. Kelas Monokotiledonae, Ordo graminales
dan Subfamili Bambusideae (Berliana dan
Rumusan Masalah Rahayu 1995).
Bagaimana gambaran Bambu adalah tumbuhan yang
keanekaragaman jenis bambu dan mempunyai batang berbentuk buluh,
arsitekturnya dan bagaimana gambaran beruas, berbuku-buku, berongga,
pemanfaatan bambu oleh masyarakat mempunyai cabang, berimpang dan
sekitar Hutan Lindung Gunung Tilu desa mempunyai daun buluh yang menonjol.
Jabranti Kecamatan Karangkencana Bambu ialah nama bagi kumpulan rumput-
Kabupaten Kuningan? rumputan berbentuk pohon kayu atau
perdu yang melempeng, dengan batang-
Manfaat Penelitian batangnya yang biasanya tegak, kadang
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memanjat, mengayu dan bercabang-
memberikan gambaran tentang cabang, dapat mencapai umur panjang
keanekaragaman jenis bambu serta yaitu 40–60 tahun (Heyne 1987).
pemanfaatannya yang selanjutnya dapat
memberikan informasi data dalam rangka Jenis Bambu Di Indonesia
pembinaan dan pengelolaan bambu di Jenis-jenis Bambu yang terdapat di
kawasan Hutan Lindung Gunung Tilu Desa Indonesia diperkirakan sekitar 159 spesies
Jabranti Kecamatan Karangkencana dari total 1.250 jenis bambu yang terdapat
Kabupaten Kuningan. di dunia. Bahkan sekitar 88 jenis bambu
yang ada di Indonesia merupakan tanaman
TINJAUAN PUSTAKA endemik (Sutarno 1996).
Ekologi Tanaman Bambu Bambu merupakan jenis rumput-
Tanaman bambu termasuk ke dalam rumputan yang dan beruas. Bambu
famili Gramineae, sub famili merupakan anggota famili Poaceae yang
Bambusoideae, ordo Graminales dan kelas terdiri atas 75 genus. Bambu termasuk
Monokotil (Qisheng et al. 1999). Di dunia jenis tanaman yang mempunyai tingkat

42
Wanaraksa Vol. 10 No.2 September 2016

pertumbuhan yang tinggi. Beberapa jenis serta jenis bambu yang digunakan oleh
bambu mampu tumbuh hingga sepanjang masyarakat dengan cara observasi dan
60 cm dalam sehari (Sutarno 1996)i. wawancara.
Data sekunder diperoleh dari studi
Manfaat Bambu literatur dan informasi yang ada di
Bambu banyak digunakan masyarakat lapangan serta instansi terkait yang terlibat
dalam memenuhi kehidupan sehari-hari dalam pengelolaan lokasi penelitian. Data-
meliputi kebutuhan pangan, rumah tangga, data tersebut diperoleh dan dikumpulkan
kerajinan, konstruksi dan adat istiadat. melalui penelusuran literatur seperti
Bambu memiliki multi fungsi jenis sebagai skripsi, jurnal-jurnal dan buku yang
bahan makanan untuk manusia (rebung), berkaitan dengan masalah penelitian.
binatang (pucuk daun muda), kebutuhan
rumah tangga dan aneka kerajinan dengan Metode Sampling
berbagai tujuan penggunaan mulai dari IS x N x 10.000
Pj =
cinderamata, mebel, tas, topi, kotak serba 𝐿𝑗

guna hingga alat musik serta konstruksi


untuk pembuatan jembatan, aneka sekat, Hutan Lindung
0,05 x 900 x 10.000
konstruksi rumah meliputi tiang, dinding, Pj =
50
atap. Dalam kebutuhan adat istiadat Pj = 9.000 meter
bambu digunakan dalam upacara adat
hindu dan budha diantaranya untuk Hutan Produksi
upacara kremasi jenazah. Sedangkan 0,05 x 450,53 x 10.000
tujuan konservasi alam sangat efektif untuk Pj =
50
reboisasi wilayah hutan terbuka atau Pj = 4.505,3 meter
gundul akibat penebangan karena
pertumbuhan rumpun bambu sangat cepat Hutan Masyarakat
dan toleransinya terhadap lingkungan 0,05 x 321,6 x 10.000
sangat tinggi serta memiliki kemampuan Pj =
50
memperbaiki sumber tangkapan air sangat Pj = 3.216 meter
efektif
Dimana:
METODOLOGI PENELITIAN Pj : Panjang jalur (meter)
Waktu dan Tempat IS : Intensitas sampling
Penelitian ini telah dilaksanakan di N : Luas kawasan (ha)
kawasan Hutan Lindung Gunung Tilu Lj : Lebar Jalur
Kecamatan Karangkencana Kabupaten
Kuningan pada bulan April-Mei 2013. Metode Pengumpulan Data
1. Inventarisasi tanaman bambu.
Alat dan Bahan 2. Melakukan observasi dan analisis
Alat dan bahan yang digunakan dalam pengelolaan berupa tinjauan di
peneletian ini adalah sebagai berikut :GPS, lapangan dan pemanfaatan bambu
Kompas, Daftar isian, Kamera, Peta kerja. yang ada dilapangan.
3. Wawancara dan diskusi dengan
Jenis Data menggunakan daftar pertanyaan
Data primer berupa data yang didapat terhadap para pelaku dan pihak
langsung di lapangan yang meliputi data pemangku kepentingan tanaman
inventasisai jenis bambu dengan bambu
melakukan survey langsung di lapangan

43
Wanaraksa Vol. 10 No.2 September 2016

4. Keseluruhan data, baik data primer 𝐷𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖𝑅𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓


maupun skunder yang selanjutnya 𝐷𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖𝑆𝑎𝑡𝑢𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠
ditabulasikan sesuai dengan = 𝑥 100%
𝐷𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠
kebutuhan sebelum dilakukan analisis
data. Data primer selanjutnya 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖
dianalisis secara deskriftif sesuai 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑗𝑎𝑙𝑢𝑟𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑢𝑘𝑎𝑛𝑛𝑦𝑎𝑠𝑎𝑡𝑢𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠
dengan tujuan penelitian, serta =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑗𝑎𝑙𝑢𝑟
dilakukan analisis para pihak terkait,
sedangkan data yang bersifat 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑅𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓
kuantitatif diolah secara tabulasi. 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑆𝑎𝑡𝑢𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠
= 𝑥 100%
𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠
Analisis Data
Dari inventarisasi bambu yang telah
INP = KR+FR+DR
dilakukan di lapangan dengan
menggunakan metode jalur. Kemudian
HASIL DAN PEMBAHASAN
data tersebut dihitung jumlah batang pada
setiap rumpun bambu menggunakan Keanekaragaman Jenis Bambu
taksiran jumlah batang tiap rumpun suatu Jenis bambu yang ditemukan di
jenis bambu. Untuk mengetahui taksiran Gunung Tilu Desa Jabranti Kecamatan
jumlah batang tiap rumpun satu jenis Karangkencana terdapat 9 jenis bambu
bambu menurut Departemen Kehutanan yaitu: bambu hitam (Bambusa lako)
dan Perkebunan (1998) dengan 13,83%, bambu tamiang (Schizostachyum
menggunakan rumus : blumei Nees) 12,83%, bambu kuning
𝐵𝑖 (Bambusa vulgaris) 12,63%, bambu tali
Kr =
𝑅𝑖 (Asparagus cochinchinensis)
Dimana:
12,42%,bambu kirisik (Bambusa
Kr : Jumlah batang tiap rumpun suatu
multiplex) 12,22%, bambu hijau
jenis bambu
(Gigantochloa apus) 11,42% bambu kuda
Bi : Jumlah batang suatu jenis bambu
9,2%, bambu surat ( Gigantochloa
tiap jalur ke i
pseudoarundinacea) 8,22% dan bambu
Ri : Jumlah rumpun suatu jenis bambu
temen (Gigantochloa robusta) 8,02%.
tiap jalur ke i
Untuk mengetahui keanekaragaman
Keanekaragaman Jenis Bambu
jenis pada vegetasi bambu maka di hitung
Berdasarkan Tipe Hutan.
pula beberapa hal berikut ini.
Dari 6 jenis bambu terdapat di tipe
Hutan Alam dan tersebar merata dengan
𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛
persentasi yang berbeda tidak begitu besar.
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢𝑆𝑎𝑡𝑢𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠
= Hal tersebut dikarenakan untuk tipe Hutan
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑗𝑎𝑙𝑢𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 Alam, ekosistem vegetasi dan persaingan
lebih tinggi. Sehingga menekan dominasi
𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛𝑅𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 satu jenis bambu untuk dapat bertahan dari
𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛𝑆𝑎𝑡𝑢𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠 persaingan.
= 𝑥 100%
𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠 Jenis bambu hijau mendominasi jenis-
jenis bambu yang terdapat di tipe Hutan
𝐷𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 Produksi yaitu sebesar 14%. Dari 9 jenis
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝐿𝑢𝑎𝑠𝐵𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔𝐷𝑎𝑠𝑎𝑟𝑆𝑎𝑡𝑢𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠 bambu tersebut diatas, pada tipe hutan
=
𝐿𝑢𝑎𝑠𝑗𝑎𝑙𝑢𝑟𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 produksi terlihat bahwa jenis bambu yang
ada lebih banyak dan beragam. Hal

44
Wanaraksa Vol. 10 No.2 September 2016

tersebut karena faktor persaingan dengan masyarakat memanen atau menebang


vegetasi lain yang semakin sedikit tumbuhan bambu pada saat umur bambu
sehingga pada tipe hutan produksi yang tersebut sudah tua. Dimana pada saat umur
memiliki karakteristik ekosistem yang bambu sudah tua, kondisi serat pada
heterogen tersebut bambu merupakan bambu akan semakin baik dan siap
vegetasi yang di budidayakan. digunakan untuk di olah menjadi berbagai
jenis bambu Kuda lebih mendominasi macam barang dan bangunan.
apabila dibandingkan dengan jenis bambu
yang ada di tipe Hutan Masyarakat. Dari Barang Olahan Bambu di Desa Jabranti
gambar tersebut diketahui pula bahwa Hasil barang olahan bambu biasanya
persentase tiap jenis bambu dari 9 jenis digunakan sendiri oleh masyarakat. Namun
bambu tersebut cukup merata. Hal tersebut diantaranya, sebagian ada pula yang
dikarenakan setiap jenis bambu ini sengaja menjual hasil olahan seperti hasil kerajinan
di budidayakan dan di kendalikan masalah tangan ke masyarakat desa Jabranti yang
penebangan dan jumblah batang setiap lain. Penjualan barang olahan dari bambu
rumpun. ini ke pasar sangat jarang dilakukan oleh
Penebangan bambu ini disesuaikan masyarakat, karena lokasi yang cukup jauh
dengan kebutuhan masyarakat, sehingga dan jumlah produksi yang sedikit.
dari gambar diatas diketahui bahwa Untuk bahan bangunan seperti
masyarakat lebih banyak memanfaatkan kerangka atap rumah biasanya
bambu hitam yang tersisa sekitar 9% atau menggunakan bambu dengan kekuatan
jumlah paling kecil dari seluruh jenis yang cukup. Begitu juga dengan sifat
bambu yang ada. mekanik bambu yang digunakan, karena
Dari tabel diatas maka diketahui berkaitan dengan bangunan rumah yang
bahwa secara berturut-turut INP (Index memerlukan sifat bambu yang stabil.
Nilai Penting) jenis bambu dari terkecil Untuk bahan bangunan ini penggunaan
hingga terbesar adalah : Bambu Hitam, bambu tidak terlalu sering walaupun
Bambu Kirisik, Bambu Tamiang, Bambu jumlah bambu yang di gunakan cukup
Kuda, Bambu Surat, Bambu Kuning, banyak.
Bambu Temen, Bambu Tali Dan Bambu
Hijau. Nilai Ekonomis Bambu
Dari hasil perhitungan tersebut maka Barang olahan dari bambu di desa
dapat diketahui bahwa jenis Bambu Hitam Jabranti sebagian besar di gunakan sendiri
dan Kirisik adalah jenis yang mendominasi oleh masyarakat yang bersangkutan.
kawasan Hutan Gunung Tilu dengan nilai Namun diantaranya ada pula yang
INP sebesar 43,270 dan 42,456. Walaupun menjualnya ke masyarakat lain dan sebatas
bambu kirisik memiliki individu lebih pada barang kerajinan saja. Namun
banyak, namun bambu hitam mampu lebih berdasarkan analisis ekonomi, barang
mendominasi karena penyebarannya yang olahan dari bambu tersebut memiliki
lebih merata. potensi manfaat secara ekonomi yang
bambu yang ada di kawasan hutan sangat tinggi jika dikembangan lebih
Gunung Tilu diantaranya digunakan lanjut.
masyarakat sebagai bahan bangunan, pagar Bambu kuning mengandung
kebun, pagar rumah, kandang ayam, bilik parahidroksi bemsaldehid yang merupakan
bambu dan berbagai jenis kerajinan tangan. suatu fenol yang mirip sebagian gugusan
Adapun pola pemanenan yang silimarin dan kurkumin yang berkhasiat
dilakukan masyarakat dalam mengambil untuk mengatasi gangguan lever. Bambu
hasil bambu tersebut yaitu biasanya hijau juga dapat digunakan sebagai bahan

45
Wanaraksa Vol. 10 No.2 September 2016

pengobatan penyakit batuk dan panas olahan terdiri dari : Keranjang,


dalam. Bagian bambu hijau yang pekakas dapur dan tempat nasi dan
digunakan untuk mengobati penyakit batuk bahan makanan terdiri dari : Rebung,
dan panas dalam adalah rebungnya. Bambu Tuak, madu dan pengawet.
hijau mengandung saponin, aglycone,
protosarsapogenin, asaparagine, glukose, Saran
fruktose, 5-methoxy-methylfurfural, beta- 1. Perlu dilakukan pengembangan teknik
sitosterol. dan metode budidaya tumbuhan
bambu untuk dapat meningkatkan
KESIMPULAN DAN SARAN produktifitas perkembangan bambu
tersebut karena memiliki nilai
Kesimpulan
ekonomi yang cukup tinggi.
1. Jenis bambu yang ditemukan di
2. Perlu dilakukan konservasi tumbuhan
Gunung Tilu Desa Jabranti
bambu dan habitat hidupnya guna
Kecamatan Karangkencana terdapat 9
mempertahankan keanekaragaman
jenis yaitu: jenis bambu Kirisik
jenis bambu sehingga ketersediaan
(Bambusa multiplex), jenis bambu
beragam jenis bambu tersebut tetap
Tali (Asparagus cochinchinensis),
ada.
Jenis bambu Hijau (Gigantochloa
3. Perlu untuk dilakukan kajian ekonomi
apus), Jenis bambu tamiang
lebih lanjut dengan analisis yang
(Schizostachyum blumei Nees), jenis
mendalam untuk mengetahui seberapa
bambu Temen (Gigantochloa
besar nilai ekonomi bambu tersebut,
pseudoarundinacea), jenis bambu
sebagai potensi pasar dalam bidang
kuda, jenis bambu Surat
hasil hutan bukan kayu yang memiliki
( Gigantochloa pseudoarundinacea),
prospek yang baik.
Jenis bambu Surat (Bambusa lako),
Jenis bambu Hitam (Bambusa lako)
DAFTAR PUSTAKA
dan jenis bambu Kuning (Bambusa
vulgaris).
Anonim, 1999. Sumber Daya Hutan
2. Berbagai jenis bambu yang ada di
Bambu Untuk Masa Depan
kawasan hutan Gunung Tilu
Kesejahteraan dan Pembangunan
diantaranya digunakan masyarakat
Bangsa. Buletin Kehutanan No 183-
sebagai bahan bangunan, pagar kebun,
184/XX/1995
pagar rumah, kandang ayam, bilik
Berlian, N, dan Estu Rahayu. 1995. Jenis
bambu dan berbagai jenis kerajinan
dan Prospek Bisnis Bambu. Penebar
tangan.
Swadaya Jakarta
3. Sebagian besar bambu yang
Batubara, R. 2002. Pemanfaatan Bambu di
ditemukan di lokasi penelitian
Indonesia.
memiliki karakter morfologi batang
http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345
berwarna kuning hingga hijau tua,
6789/970/1/hutan-ridwanti4.pdf
tekstur batang lembut hingga berbulu
Departemen Kehutanan dan Perkebunan.
kasar, sistem akar serabut, warna akar
1998. Panduan Kehutanan Indonesia.
coklat hingga coklat tua dan daun
Badan penelitian dan Pengembangan
berwarna hijau muda hingga tua.
Kehutanan dan Perkebunan. Jakarta
4. Manfaat ekonomi bambu terdiri dari
Departemen Kehutanan. 2004. Balai
bahan baku, hasil olahan bambu dan
Rehabilitasi Lahan Dan Konservasi
bahan makanan. Manfaat bahan baku
Tanah Wampu Sei Ular. Sumatera
terdiri dari: Pagar, bahan bangunan,
Utara
kandang ayam, dan bilik. Bahan

46
Wanaraksa Vol. 10 No.2 September 2016

Diniaty, D. dan Sofia Rahmawati. 2000. Usman, H. Dan Purnomo Setiady Akbar.
Potensi Ekonomi Pengusaan Bambu 2001. Metodologi Penelitian Sosial.
Rakyat di Desa Telagan, Sumatera Penerbit Bumi Aksara. Jakarta
Utara Wahyuddin. 2008. Pelestarian Hutan
Gunardja E. ,1995. Strategi Penelitian Bambu Untuk Menanggulangi Ileggal
Bambu. Rubrik Tinjauan Pustaka. Logging dan Global Warming
Jurnal PPT Vol I No 4. 1995 Widjaja, E. A. 2001. Identikit Jenis-jenis
Permadi. 1992. Perkembangan Batang Bambu di Kepulauan Sunda Kecil.
Bambu Ampel. Tesis Megister Sains Bogor: Herbarium Bogoriense, Balitbang
(Biologi). ITB Bandung. Botani, Puslitbang Biologi-
Sumantera, I. W. dan I. N. Peneng, 2005. LIPI.Dahlan, 1994 dalam Widjaja Et
Pemberdayaan Hutan bambu sebagai al, 1994
penunjang sosial ekonomi masyarakat
Swara, P. 1997. Pengawetan Kayu dan
Bambu. KDT. Jakarta.

47

Anda mungkin juga menyukai