2 September 2016
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: Mengetahui keanekaragaman jenis, arsitektur dan
pemanfaatan bambu di kawasan Hutan Gunung Tilu. Penelitian ini telah dilaksanakan di
kawasan Hutan Lindung Gunung Tilu Kecamatan Karangkencana Kabupaten Kuningan pada
bulan April-Mei 2013. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis, yaitu
metode penelitian dengan menggambarkan hasil pengamatan dan menganalisisnya dengan
menggunakan teori yang sudah ada.
Dari hasil penelitian diketahui jenis bambu yang ditemukan di Gunung Tilu Desa Jabranti
Kecamatan Karangkencana terdapat 9 jenis yaitu: jenis bambu Kirisik (Bambusa multiplex),
jenis bambu Tali (Asparagus cochinchinensis), Jenis bambu Hijau (Gigantochloa apus), Jenis
bambu tamiang (Schizostachyum blumei Nees), jenis bambu Temen (Gigantochloa
pseudoarundinacea), jenis bambu kuda, jenis bambu Surat ( Gigantochloa
pseudoarundinacea), Jenis bambu Surat (Bambusa lako), Jenis bambu Hitam (Bambusa lako)
danjenis bambu Kuning (Bambusa vulgaris).
41
Wanaraksa Vol. 10 No.2 September 2016
supaya tidak terjadi kepunahan pada diketahui ada 1250 jenis bambu yang
tanaman bambu. berasal dari 75 marga (Sharma 1980)
Oleh karena itu perlu dilakukan upaya sedangkan menurut Widjaja (2001) di
penyelamatan hutan khususnya untuk Indonesia tumbuh berbagai macam bambu
tanaman bambu yang banyak diambil yang tersebar di seluruh daerah, ada sekitar
masyarakat di kawasan hutan dengan 143 jenis bambu yang telah diketahui sifat
mengembangkan tanaman bambu di lahan dan jenisnya. Jumlah tersebut berasal dari
sendiri serta memberikan informasi jenis- 9 marga yaitu Arundinaria, Bambusa,
jenis bambu dan pola pemanfaatan bambu Dendrocalamus, Gigantochloa,
yang digunakan dalam membuat bahan Melocanna, Nastus,Phyllostachys,
dasar kerajinan dan nilai ekonomi yang Schizostachyum dan Thysostachys
diperoleh masyarakat. (Sastradipraja et al. 1977; Widjaya 1980).
42
Wanaraksa Vol. 10 No.2 September 2016
pertumbuhan yang tinggi. Beberapa jenis serta jenis bambu yang digunakan oleh
bambu mampu tumbuh hingga sepanjang masyarakat dengan cara observasi dan
60 cm dalam sehari (Sutarno 1996)i. wawancara.
Data sekunder diperoleh dari studi
Manfaat Bambu literatur dan informasi yang ada di
Bambu banyak digunakan masyarakat lapangan serta instansi terkait yang terlibat
dalam memenuhi kehidupan sehari-hari dalam pengelolaan lokasi penelitian. Data-
meliputi kebutuhan pangan, rumah tangga, data tersebut diperoleh dan dikumpulkan
kerajinan, konstruksi dan adat istiadat. melalui penelusuran literatur seperti
Bambu memiliki multi fungsi jenis sebagai skripsi, jurnal-jurnal dan buku yang
bahan makanan untuk manusia (rebung), berkaitan dengan masalah penelitian.
binatang (pucuk daun muda), kebutuhan
rumah tangga dan aneka kerajinan dengan Metode Sampling
berbagai tujuan penggunaan mulai dari IS x N x 10.000
Pj =
cinderamata, mebel, tas, topi, kotak serba 𝐿𝑗
43
Wanaraksa Vol. 10 No.2 September 2016
44
Wanaraksa Vol. 10 No.2 September 2016
45
Wanaraksa Vol. 10 No.2 September 2016
46
Wanaraksa Vol. 10 No.2 September 2016
Diniaty, D. dan Sofia Rahmawati. 2000. Usman, H. Dan Purnomo Setiady Akbar.
Potensi Ekonomi Pengusaan Bambu 2001. Metodologi Penelitian Sosial.
Rakyat di Desa Telagan, Sumatera Penerbit Bumi Aksara. Jakarta
Utara Wahyuddin. 2008. Pelestarian Hutan
Gunardja E. ,1995. Strategi Penelitian Bambu Untuk Menanggulangi Ileggal
Bambu. Rubrik Tinjauan Pustaka. Logging dan Global Warming
Jurnal PPT Vol I No 4. 1995 Widjaja, E. A. 2001. Identikit Jenis-jenis
Permadi. 1992. Perkembangan Batang Bambu di Kepulauan Sunda Kecil.
Bambu Ampel. Tesis Megister Sains Bogor: Herbarium Bogoriense, Balitbang
(Biologi). ITB Bandung. Botani, Puslitbang Biologi-
Sumantera, I. W. dan I. N. Peneng, 2005. LIPI.Dahlan, 1994 dalam Widjaja Et
Pemberdayaan Hutan bambu sebagai al, 1994
penunjang sosial ekonomi masyarakat
Swara, P. 1997. Pengawetan Kayu dan
Bambu. KDT. Jakarta.
47