Anda di halaman 1dari 12

RESEARCH JOURNAL OF LIFE SCIENCE E-ISSN : 2355-9926 133

AGUSTUS-2015 VOLUME 02 NO. 02 http://rjls.ub.ac.id

Etnobotani Masyarakat Lokal, Struktur Anatomi Jenis Pandan (Pandanaceae)


Bermanfaat di Jawa Timur
Jati Batoro, Serafinah Indriyani, Brian Rahardi
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Brawijaya Jl. Veteran Malang
Corresponding Email : jati_batoro@yahoo.co.id

ABSTRAK tanaman serat masih dapat dikembangkan


Seiring dengan perkembangan budaya, untuk mengembangkan kerajinan Pandan.
baik tradisional maupun modern (bio- Keywords: ethnobotany, anatomy, fiber
teknologi), penggunaan bahan pandan, strength, Pandanus.
dapat dijumpai di masyarakat, pasar
tradisional, telah mengalami pergeseran PENDAHULUAN
karena digantikan oleh bahan lain, seperti Tumbuhan pandan termasuk kelas
tali oleh plastik, topi dari bahan kain. Kajian monokotiledoneae, digolongkan ke dalam
etnobotani dilakukan dengan pengumpulan familia Pandanaceae. Jenis Pandanus
secara “etnodirect sampling” yaitu teknik tectorius sudah lama dimanfaatkan sebagai
wawancara langsung maupun semi struk- bahan anyaman (tikar), atap, tas dan tali
tural. Metode yang dilakukan pada anatomi oleh masyarakat lokal. Anggota familia ini
pandan meliputi: metode ekstraksi serat, mempunyai lebih dari 40 jenis yang dapat
pembuatan preparat melintang dan dimanfaatkan, baik sebagai tanaman hias,
membujur daun, pengukuran panjang dan bahan pangan, pewangi, bahan ritual,
kekuatan serat daun dan pembuatan bangunan, konservasi dan bahan industri
preparat melintang dan membujur akar seperti tikar, tas, mebel dan atap rumah
tunjang. Tujuan jangka panjang penelitian (Lemmens, 1998). Menurut Sudardadi
ini adalah untuk mendapatkan database (1996), daun pandan dipergunakan sebagai
pandan (Pandanaceae) yang nantinya dapat sumber serat untuk berbagai kerajinan
digunakan untuk melakukan manejemen anyaman, tali dan furniture. Pada tahun
sumber daya pandan (Pandanaceae) guna 1970-an aplikasi pandan telah diperluas
pelestariannya di Jawa Timur, sehingga sebagai salah satu bahan untuk home
mendukung fungsinya secara ekologis dan accessories yang diminati di pasar dunia.
dihasilkan juga pembudidayaan jenis Struktur anyaman pandan yang menarik
pandan lainnya yang juga berpotensi. menjadi alternatif bahan untuk berbagai
Adapun tujuan jangka pendeknya adalah asesoris rumah seperti tempat sampah,
untuk mendapatkan jenis pandan tray, kotak, dan lain-lain.
(Pandanaceae) yang bermanfaat untuk Di Jawa kerajinan pandan terpusat di
dikembangkan sebagai kerajinan yang daerah Tasikmalaya (Jawa Barat), Jawa
nantinya dapat digunakan untuk Timur (Tulungagung, Trenggalek) dan
meningkatkan taraf ekonomi masyarakat Jogjakarta. Sedangkan bahan baku pandan
Jawa Timur melalui struktur anatomi. Ketiga untuk anyaman berasal dari berbagai
jenis Pandan yaitu P. tectorus, P. labyrinthicus daerah meliputi: Gombong, Serang,
dan P. furcatus memiliki potensi untuk Trenggalek, Tulungagung dan Lamongan.
dikembangkan sebagai bahan dasar Kecenderungan produk pandan berkembang
pembuatan tali tampar dan kerajinan. di negara maju saat ini disebabkan
Potensi Pengrajin kerajinan berbasis ketertarikan kembali ke alam (memakai
RESEARCH JOURNAL OF LIFE SCIENCE E-ISSN : 2355-9926 134
AGUSTUS-2015 VOLUME 02 NO. 02 http://rjls.ub.ac.id

bahan-bahan natural) back to nature. jenis pandan (Pandanaceae) yang


Anyaman dan kerajinan produk pandan bermanfaat dengan membandingkan
Indonesia telah lama menjadi salah satu morfologi dan struktur anatomi serta uji
komoditi ekspor andalan Indonesia kekuatan serat masing-masing jenis
(Wongso, 2006). Berdasarkan hasil pandan. Dari hasil penelitian nantinya
penelitian Rowell dan Stout, 2007, secara didapatkan jenis Pandan (Pandanaceae)
tradisional bast fiber (serat yang berasal yang mempunyai potensi untuk
dari kayu) dan leaf fiber (serat yang berasal dimanfaatkan dan dapat dikembangkan
dari daun) telah digunakan sebagai bahan sebagai kerajinan yang nantinya dapat
pembuat tali, benang ikat, geotextile, filter digunakan untuk meningkatkan taraf
(alat saring) atau sorbent dan kain atau ekonomi masyarakat Jawa Timur. Tujuan
serat goni. Akhir-akhir ini serat alam secara jangka pendek dari penelitian ini adalah
umum sering digunakan sebagai fashion. untuk mendapatkan jenis Pandan
Selain itu serat alami dapat dicampur (Pandanaceae) yang bermanfaat untuk
dengan dengan polyester atau cotton untuk dikembangkan sebagai produk kerajinan
dijadikan sebagai bahan kasar di pabrik yang nantinya dapat digunakan untuk
furniture. Seiring perkembangan budaya, meningkatkan taraf ekonomi masyarakat
baik tradisional maupun bioteknologi, kususnya Jawa Timur. Penelitian ini juga
pengguna-an bahan pandan, seperti dapat menganalisis adanya potensi jenis pandan
dijumpai baik di masyarakat maupun pasar (Pandanaceae) sebagai bahan kerajinan
tradisional, mengalami pergeseran yang melalui struktur anatomi dan uji kekuatan
digantikan oleh bahan lain, seperti tali oleh serat.
plastik, topi dari bahan kain, bambu, rotan
dan bahan-bahan lainnya. Terjadinya METODE PENELITIAN
pergeseran ini dapat menyebabkan Untuk mengetahui bagaimana
percepatan hilangnya pengetahuan tentang pengetahuan (persepsi, konsepsi), potensi
pemanfaatan, pengelolaan serta diversitas pandan di masyarakat lokal, maka dilakukan
jenis-jenis pandan. Di Jawa Timur sendiri teknik wawancara open ended di beberapa
penggunaan bahan alami tikar pandan daerah di Jawa Timur. Untuk menentukan
mengalami pergeseran dan sudah sangat jenis pandan yang berpotensi sebagai
jarang digunakan (Batoro, 2004). Menurut bahan kerajinan perlu diketahui serat yang
Stringer, et al., (2001), bahan alami terdapat pada daun dan akar tunjangnya
mempunyai efek negatif yang lebih kecil serta pengujian kekuatan serat (etik). Untuk
dari pada bahan sintetik, contohnya mengetahui seratnya dengan cara
pemanfaatan oleh bahan plastik. Hasil menganalisis struktur anatomi daun dan
penelitian menunjukkan bukti efek toksik akar tunjang, dilakukan dengan pembuatan
additive yang digunakan pada plastik PVC. preparat melintang dan membujur serta
Bagian dari tumbuhan pandan yang mengukur panjang serat daun, juga uji
dimanfaatkan meliputi organ daun dan akar kekuatan serat. Adapun prosedur sebagai
tunjangnya. Daun pandan sebagai bahan berikut: kajian etnobotani dilakukan dengan
mentah kerajinan tikar, tas, kotak, sandal, pengumpulan secara “etnodirect sampling”
furniture, sedangkan akar tunjangnya dengan teknik kualitatif wawancara
sebagai bahan mentah pembuatan tali. langsung, semi struktural terhadap
Melalui penelitian dilakukan pada berbagai masyarakat dan pengrajin pandan
RESEARCH JOURNAL OF LIFE SCIENCE E-ISSN : 2355-9926 135
AGUSTUS-2015 VOLUME 02 NO. 02 http://rjls.ub.ac.id

berpedoman pada daftar pertanyaan yang dibuat tiga irisan. Duri pada daun
telah disediakan. Hasil dari wawancara ini dibersihkan, potongan daun dijepit diantara
juga untuk mempelajari pengetahuan kedua gabus dan dimasukkan ke penjepit
masyarakat Jawa Timur tentang pemanfaat- mikrotom geser (clamp hand microtome),
an pandan. Menurut Ortega, 2005 dan kemudian diiris melintang dan membujur
Liese, 2003, bagian tanaman yang akan setipis mungkin. Irisan akar yang diamati
diekstrak seratnya dipotong dengan pisau meliputi diameter sel dan letak serat. Daun
atau sabit, dikumpulkan dan diikat menjadi dari masing-masing jenis pandan
satu. Selanjutnya dilakukan proses retting dimasukkan dalam bak yang sudah terisi air
yaitu perendaman bagian tanaman yang dan di rendam sampai tersisa seratnya,
akan diekstrak seratnya ke dalam wadah kemudian serat yang tersisa diukur
atau kolam yang banyak terdapat panjangnya. Daun pandan yang sudah
mikroorganisme untuk memudahkan proses tersisa seratnya, pada bagian tengah
degradasi materi nonserat. Proses berikutnya dipotong sepanjang 20 cm. Kemudian serat
adalah melalui proses dekomposisi oleh sepanjang 20 cm tersebut dipotong lagi
mikroorganisme. Proses ini biasanya sepanjang 12,5 cm dan disisir sampai halus.
dilakukan selama 5-30 hari, tergantung Potongan serat sepanjang 12,5 cm yang
pada suhu air dan jenisnya. Proses telah disisir, kemudian ditimbang sampai
selanjutnya adalah stripping dan scrapping 200-400 mg. Setelah itu serat diuji
yaitu membersihkan atau mengikis bagian kekuatannya menggunakan alat Jute Fibre
non serat dengan menggunakan tangan. Bundle Strength Tester Tipe: BST/2, No:
Bahan serat yang diperoleh disisir tegak 100, Cap: 110, Kgs. T.L. 5 cms. Data yang
lurus, proses ini dinamakan hackling. diperoleh dimasukkan ke dalam rumus:
Pembuatan preparat anatomi daun bersifat ∑𝑇
semi permanen, daun yang telah difiksasi 𝑆 = 125 ………………………. (3)
∑𝑊
dengan FAA. Daun dipotong sepanjang 1x1
cm dengan menggunakan pisau tajam, Keterangan : S=Nilai Uji Kekuatan Serat
bagian daun yang diambil adalah pangkal, (g/tex); T=Berat beban (kg);
tengah dan ujung, masing-masing bagian W=Berat Serat (mg).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil wawancara yang dilakukan terhadap masyarakat lokal di 30 Kota dan Kabupaten di
Jawa Timur, dengan informan sebanyak 15 orang di setiap Kota maupun Kabupaten. Hasil dari
wawancara terhadap masyarakat sebagai pengguna pandan didapatkan data sebagai berikut
(Gambar 1):

Gambar 1.
Masyarakat
pengguna tikar
pandan
RESEARCH JOURNAL OF LIFE SCIENCE E-ISSN : 2355-9926 136
AGUSTUS-2015 VOLUME 02 NO. 02 http://rjls.ub.ac.id

Berdasarkan hasil wawancara terhadap pemanfaatan pandan sebagian besar masyarakat


kurang mengetahui kegunaan pandan tikar (Pandanus tectorius) sebagai bahan baku pembuatan
kerajinan. Hal tersebut disebabkan lokasi tempat tinggal masyarakat yang jauh dari sentra
kerajinan pandan, alih fungsi lahan menjadi tambak (di daerah pantai utara dan pantai selatan),
pengrajin telah beralih pekerjaan sebagai buruh tani maupun wiraswasta dan distribusi kerajinan
yang tidak merata. Meskipun demikian, masyarakat yang tinggal di sekitar pusat kerajinan masih
menggunakan tikar pandan, namun hanya sebagai pemakai saja. Manfaat lain pandan adalah
dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat, kayu, buah, rempah, sayur, dan industri, sedangkan
sekitar 2 - 4 % dari tumbuhan tersebut sudah dibudidayakan. (Soekarman dan Soedarsono, 1992;
Hyene, 1987) dengan demikian kecil kemungkinan pandan yang digunakan adalah pandan yang
budidaya. Teknik atau model atau motif tikar yang digunakan biasanya bercorak atau tidak
bercorak (Gambar 2). Masyarakat lebih memilih tikar non-corak karena harganya yang lebih
murah dibandingkan tikar corak. Sedangkan bagi masyarakat yang lebih mampu mengutamakan
keindahan, model, corak dan kekuatan seratnya.

16
14
Jumlah Responden

12
10
Tikar-corak
8 Tikar-non corak
Lain-lain
6
4
2
0
ng

n
an

i
sik

ng
i
g

juk

jo
n

ng
w

ay

ita
ale
n

ga

ar
ga

ala
b

u
ba
e

wa

rab

ac
Tu

ag

ido
Gr

on
ga

g
N
om

M
ng

b. P
yu

Su
am
N

b. S
ng
b.

b.
b.

b.
re
an
J
Ka

Ka
Ka

b.

Ka
ulu

Ka
L

bt
b.

Ka
bb
Ka

b.
Ka

bt
ka
Ka

ka

ka

Lokasi

Gambar 2. Jenis tikar pandan yang digunakan.


Dari hasil penelitian menujukkan alasan memilih tikar pandan dari pada tikar dari bahan
sintetik adalah kenyamanan yang mereka dapatkan saat menggunakannya (Gambar 3). Beberapa
masyarakat menyatakan bahwa tikar pandan memiliki keunikan, yaitu ketika musim panas, tikar
menjadi dingin dan nyaman, begitu sebaliknya, ketika musim dingin, tikar menjadi hangat dan
nyaman. Sehingga tikar pandan cocok digunakan sebagai alas untuk beristirahat dan tidak
mengenal musim. Masyarakat mulai menggunakan tikar pandan sejak tahun 1980-an (Gambar
4).
RESEARCH JOURNAL OF LIFE SCIENCE E-ISSN : 2355-9926 137
AGUSTUS-2015 VOLUME 02 NO. 02 http://rjls.ub.ac.id

16
14
Jumlah Responden

12
10
nyaman
8
Dingin
6
4
2
0

ya
ng

an
n

i
sik

g
gi
juk
ng

jo
n

aw
ba

un
le
ga

an

ar
ba
ala

cit
ba
e

an

ga
Ng
Tu

ag

do
Gr

on

uw

ra

Pa
m

M
Ng

ng

Si
Su
m

g
b.

b.
Jo

ny
b.

b.

b.
tre

lun
La

b.
Ka

Ka
Ka

Ka
b.

Ka
ba
b.

Ka
Ka

tu
b
b.
Ka

ka
b
Ka

b
ka

ka

Lokasi

Gambar 3. Alasan penggunaan tikar pandan.

16

14
Jumlah Responden

12
tahun 1950-1960
10 tahun 1960-1970
8 tahun 1970-1980

6 tahun 1980-1990
Tahun 1990-…..
4

2
0
k

ng
Jo an

Ng g

ek
n

an
ik

jo
g
i

ya
i
aw
ju

ng
n

ga

un
es

Ka oar
b

ba

ala
al

c it
an

ba
wa
Ng
Tu

on

ag
gg
Gr

Pa
m

d
M

ra
m

Si
k a tren
b.

ng
b.

b.

Su

b.
ny

b.
La

b.
b.
Ka
Ka

Ka

lu

Ka
b.

ba

Ka
Ka

b
b.

tu
Ka

ka
b
Ka

b
ka

Lokasi

Gambar 4. Tahun penggunaan tikar pandan.


Sebagian besar masyarakat pengguna tikar pandan, mendapatkan tikar melalui distributor
atau pengepul (Gambar 5). Harga jual yang ditawarkan oleh pengepul bervariasi berdasarkan
ukuran tikar, kerapian serta motifnya. Semakin besar ukuran tikar, maka semakin mahal
RESEARCH JOURNAL OF LIFE SCIENCE E-ISSN : 2355-9926 138
AGUSTUS-2015 VOLUME 02 NO. 02 http://rjls.ub.ac.id

harganya. Tetapi, jika tikar bercorak, harga yang ditawarkan sedikit lebih mahal dari tikar non-
corak, meskipun ukuranya sama.
16 16

14 14

Jumlah Responden
Jumlah Responden

12 12

10 Pengrajin 10
Mudah
8 Distributor 8
sulit
6 pasar 6
4 4
2 2
0 0

o
ju k

r
g

an
n
ng

oro
ng l ek
an

n
i
ik

n
an

g
Ka res ik

rj o
g
i

di r

a
e
a
i

j an
aw

la n
ng

an

rog
ba

ita
ru a

un
un

ay
es

b
Ka aba y
ba

ng
c it
oa
ng
an

Ke
ga

em

eg
mb

ac
wa

ag
Ng
Tu

ma
ag

Gr

rab
Ma

no
su
Pa
G

mo
m

mo
Ng

Sid
ng

j on

b .P
bj

b.
yu

Jo

Po

ng
r

Pa

Lu
b.
b.

Jo

Su
b.

b.

Su

b.
b.

La
re

Ka
La

ka
b.

Bo
b.

Ka
an

Ka
ulu
Ka

Ka

b.
Ka
ulu

b.

b.
b.

Ka
bt

b.
Ka

b.
b.

bb

Ka

ka

ka

b.
Ka

Ka

bt
ka

bt

Ka
Ka

Ka
ka
ka

ka

Lokasi A Lokasi B
Gambar 5. (A) Pembelian tikar pandan dan (B) Aksesibilitas tikar pandan.
Hasil wawancara masyarakat lokal Jawa satu bagian yaitu akar tunjangnya, yang
Timur, akses mendapatkan tikar pandan digunakan sebagai tali. Untuk bagian organ
sekarang tidak lagi semudah zaman dahulu. pandan yang lain tidak digunakan, misalkan
Pada saat ini, masyarakat mengalami daunnya. Sedangkan untuk Pandanus
kesulitan mendapatkan tikar pandan. Hal tectorius mempunyai nilai manfaat sebesar
tersebut dapat disebabkan karena distribusi 0,5 lebih besar daripada Pandanus
penjualan kurang merata, terutama untuk labyrinthicus, dikarenakan pengetahuan
daerah yang jauh dari sentra kerajinan. masyarakat terhadap jenis pandan tersebut
Distribusi pandan lebih difokuskan untuk besar sekali. Hal ini dapat diketahui adanya
dijual dan dipamerkan ke luar kota. Selain beberapa Kabupaten dengan jumlah
itu, beberapa anyaman pandan telah masyarakat yang tahu tentang produk
dimodifikasi menjadi bentuk lain, yaitu tas, pandan dengan jumlah 15 orang dari total
tempat dokumen, tempat telepon genggam, informan 15 orang. Hal terssebut
sandal, dompet, tas dan sebagainya dengan disebabkan informan ini berada di lokasi
harga yang cukup mahal. Akan tetapi, sentra kerajinan pandan. Sedangkan untuk
menurut masyarakat yang tinggal di daerah Kabupaten yang lain, pengetahuan
sentra kerajinan, mereka tidak menemui masyarakat terhadap pandan rendah. Organ
kesulitan dalam mendapatkan tikar pandan, tumbuhan pandan ini yang digunakan
sebab mereka dapat membeli secara meliputi 2 bagian yaitu daun dan akar
langsung di sentra kerajinan tersebut. Nilai tunjangnya. Sedangkan untuk Kabupaten
manfaat masyarakat terhadap P. Labyrin- yang lain hanya satu bagian tubuh
thicus sebesar 0,3. Nilai tersebut dikatakan tumbuhan saja yaitu daun, hal ini
kecil karena masyarakat yang mengetahui dikarenakan lokasi sentra kerajinan hanya
manfaat dari pandan tersebut hanya sedikit menggunakan daun saja sebagai bahan
yaitu 5 orang dari jumlah total informan 15 mentah kerajinan pandan. Karena dari turun
orang di Kabupaten Malang. Informasi temurun dari orang tua sebelumnya hanya
bagian organ pandan yang digunakan hanya menggunakan daun saja. Struktur anatomi
RESEARCH JOURNAL OF LIFE SCIENCE E-ISSN : 2355-9926 139
AGUSTUS-2015 VOLUME 02 NO. 02 http://rjls.ub.ac.id

daun pandan dapat diamati pada Gambar 6 terlalu rapat menjadikan daun pandan masih
dan 7. memiliki sifat fleksibel. Panjang dan lebar
daun P. tectorius dan P. labyrinthicus tidak
Struktur Anatomi Dua Jenis Pandan
signifikan secara statistik. Daun P. tectorius
(P. Labyrinthicus dan P. Tectorius).
yang lebih panjang dan lebih lebar
memberikan keuntungan apabila digunakan
pada produk kerajinan pandan karena
meminimalkan proses menyambung dalam
pembuatan tali tampar dan tikar. Tebal
epidermis atas dan bawah untuk masing-
masing species juga tidak berbeda secara
signifikan dengan demikian dalam hal
kelenturan masing-masing hampir sama. P.
tectorius memiliki daun yang lebih tebal
yang memiliki kemungkinan memberikan
Gambar 6 : Anatomi melintang daun P. kontribusi tekstur produk. Akar Pandanus
labyrinthicus, A) bagian pangkal, B) dari luar ke dalam terdiri dari lapisan
tengah dan C). epidermis, korteks, berkas pembuluh dan
empulur. Lapisan korteks dan empulur akar
pada Pandanus banyak terdapat berkas
serat, khusus pada jenis P. tectorius,
sebanyak satu sampai tiga berkas serat akar
dapat ditemukan di bagian epidermis.
Berkas serat sebenarnya merupakan
kumpulan dari satu hingga banyak individu
serat, semakin besar diameternya maka
semakin banyak individu seratnya. Berkas
serat akar pada tiga jenis Pandanus memiliki
ukuran diameter dan jumlah yang bervariasi.
Selain berkas serat, pada bagian akar tiga
Gambar 7 : Anatomi melintang daun P.
jenis Pandanus ditemukan kristal oksalat
tectorius, A) Bagian pangkal, B)
Bagian tengah dan C) Bagian ujung. (CaCo3) berbentuk jarum. Struktur anatomi
Keterangan : Serat (S), Epidermis akar dari tiga jenis Pandanus, yaitu P.
(Ep), Mesofil (Me), Berkas tectorius, P. labyrinthicus dapat dilihat pada
pembuluh(Bp). Gambar 8, 9, 10.
Struktur anatomi serat daun P.
labyrinthicus terkonsentrasi pada lokasi
berkas pembuluh baik di bagian pangkal,
tengah maupun ujung daun. Pada P.
tectorius serat juga terdapat sedikit di
bagian dekat dengan epidermis. Struktur
daun pandan banyak memiliki rongga dan
semakin ke ujung, rongga menjadi relatif
lebih besar. Keberadaan serat yang tidak
RESEARCH JOURNAL OF LIFE SCIENCE E-ISSN : 2355-9926 140
AGUSTUS-2015 VOLUME 02 NO. 02 http://rjls.ub.ac.id

Gambar 8 : Struktur anatomi akar Pandanus berkas serat (kanan atas) dan
tectorius. Irisan melintang (kiri), kristal oksalat (kanan bawah).
berkas serat (kanan atas) dan kristal Keterangan: Ep. epidermis, K.
oksalat (kanan bawah). Keterangan: korteks, Bp. berkas pembuluh, Em.
Ep. epidermis, K. korteks, Bp. empulur, B. berkas serat, S. individu
berkas pembuluh, Em. empulur, B. serat, Ko. kristal oksalat berbentuk
berkas serat, S. individu serat, Ko. jarum.
kristal oksalat berbentuk jarum.
Berdasarkan gambar 8 menunjukkan
adanya perbedaan struktur anatomi akar di
antara ketiga jenis Pandanus, yaitu tebal
lapisan epidermis, tebal lapisan korteks,
diameter berkas serat dan kerapatan berkas
serat. Lapisan epidermis akar paling tebal
dimiliki jenis P. furcatus sedang lapisan
korteks akar paling tebal dan diameter
berkas serat paling besar dimiliki jenis P. Gambar 10 : Struktur anatomi akar Pandanus
tectorius. Berkas serat akar pada P. tectorius furcatus. Irisan melintang (kiri),
umumnya berukuran besar, tiap berkasnya berkas serat (kanan atas) dan
terdapat lebih dari 50 individu serat sedang kristal oksalat (kanan bawah).
pada P. furcatus umumnya berukuran kecil, Keterangan: Ep. epidermis, K.
korteks, Bp. berkas pembuluh, Em.
tiap berkasnya hanya terdapat satu hingga 4
empulur, B. berkas serat, S. individu
individu serat. Jika diamati dari kerapatan
serat, Ko. kristal oksalat berbentuk
berkas serat akarnya, P. furcatus jarum.
mempunyai nilai tertinggi dibandingkan
dengan P. tectorius maupun P. labyrinthicus. Nilai kekuatan serat daun paling tinggi
Melihat posisinya serat pada pandan tidak dimiliki oleh P. furcatus, sedangkan nilai
berkaitan dengan berkas pengangkutan kekuatan akar paling tinggi adalah pada P.
karena menurut Hidayat (1995) dan Wilson tectorius. Kekuatan serat yang semakin
(1962) bahwa serat xilem berkembang dari tinggi memberikan potensi sebagai bahan
prokambium sedangkan tumbuhan pandan dasar kerajinan (Tabel 1). Meskipun potensi
kelompok monokotiledoneae. Daun Mono- kekuatan serat sangat penting, namun serat
kotiledoneae mempunyai banyak pembuluh harus memiliki sifat fleksibel dan tahan air
paralel, serat dan fibrovasculer (Lab Sec Gro agar produk yang dihasilkan menjadi lebih
Mono Combo, 2006). tahan (Crane, 1949). Sifat getas dimungkin-
kan kandungan lignin yang tinggi, seperti
yang telah diketahui bahwa serat itu sendiri
dapat dikatakan sebagai suatu material
komposit dengan mikorofibril selulosa yang
kaku dan kuat menempel pada matriks lignin
atau hemiselulosa. Lebih dari itu, serat
tumbuhan merupakan bagian dari sistem
anatomi yang lebih besar sebagai contoh
Gambar 9 : Struktur anatomi akar Pandanus tumbuhan dengan sejarah evolusi yang
labyrinthicus. Irisan melintang (kiri), panjang, dengan demikian sifat-sifatnya
RESEARCH JOURNAL OF LIFE SCIENCE E-ISSN : 2355-9926 141
AGUSTUS-2015 VOLUME 02 NO. 02 http://rjls.ub.ac.id

telah menyesuaikan dengan kebutuhan bapak Satunan dan bapak Edi dari Desa
fungsional tumbuhan secara optimal. Belayu, Kecamatan Wajak, Kabupaten
Dengan demikian kajian tentang serat tidak Malang (wawancara pribadi) dapat
hanya berkaitan dengan sifat-sifat serat saja diketahui bahwa saat ini pengerajin hanya
tapi juga perlu melihat bentuk dan fungsi memproduksi tampar dari tumbuhan
material komposit yang rumit secara lebih mendong saja. Pengerajin memproduksi
mendalam (Madsen, 2004). Bahasan penting kerajinan dari pandan, hanya apabila ada
pada asal mula alami dari serat tanaman pesanan. Pandan yang digunakan sebagai
yang menyatakan bahwa sifat-sifat serat bahan dasar adalah dari jenis P. tectorius
tidak diatur secara ketat, tetapi bervariasi yang diambil dari Lamongan dan Trenggalek.
dari tahun ke tahun dikarenakan pengikisan Alasan para pengerajin tidak mengambil
selama perkembangan tumbuhan tersebut. bahan mentah pandan dari daerah Malang
Dengan demikian kualitas konstan tidak Selatan dikarenakan proses yang masih
dapat dijamin, sebaliknya sifat-sifat serat terlalu panjang dibanding apabila
buatan lebih dapat dikontrol. mengambil dari penjual. Dari hasil uji coba
Tabel 1: Kekuatan Serat (g/tex). pembuatan tali tampar, dari tiga jenis
pandan yaitu P. tectorius, P. labyrinthicus
Jenis Daun Akar dan P. furcatus menunjukkan bahwa akar
P. labyrinthicus 16.21 11.61 dan daun dari ketiga jenis pandan memiliki
potensi untuk dapat dikembangkan. Dari
P. tectorius 14.51 13.49 akar dalam pembuatan tali tampar lebih
mudah menggunakan bahan dalam kondisi
P. furcatus 19.85 12.9 setengah basah karena mudah dipilin.
Pembuatan dalam keadaan setengah basah,
Dari hasil percobaan di laboratorium menyebabkan tali tampar muncul jamur
daun P. furcatus memerlukan waktu coklat keputihan yang menurut pengerajin
perendaman sekitar 2 bulan untuk tidak disukai oleh perusahaan furniture
mendapatkan bahan serat. Sedangkan P. pengguna produk pandan. Hal yang harus
labyrinthicus dan P. tectorius memerlukan dipecahkan atau diperlukan adalah teknik
waktu 2,5–3,5 bulan. Jaringan bagian tengah untuk mengurangi sifat getas serat pandan
daun P. furcatus setelah perendaman dapat atau pengawetan produk pandan. Ketiga
dipisahkan dengan mudah. Hal ini tidak jenis pandan akarnya dapat digunakan untuk
berlaku pada dua jenis pandan P. produk serat dan cukup kuat. Bagian dari
labyrinthicus dan P. tectorius. Sifat dari daun akar yang dibuat tali adalah 1 meter dari
P. furcatus diperkirakan lebih cocok untuk ujung karena apabila lebih panjang dari itu
pembuatan tali tampar serat sedangkan P. akar sulit terurai walaupun telah direndam
tectorius dan P. labyrinthicus dan lebih cocok dalam waktu yang sangat lama. Menurut
untuk pembuatan tikar. Serat daun kedua pengrajin ada kemungkinan apabila serat
jenis pandan tersebut memiliki warna putih telah terpisah secara sempurna dapat
kehijauan. Akar bagian ujung (± 1 meter) dari menghasilkan produk yang lebih bagus.
ketiga jenis pandan membutuhkan waktu Daun P. tectorius telah lama (turun
perendaman yang hampir sama sekitar 2 - temurun) digunakan sebagai bahan dasar
2,5 bulan sampai serat terpisahkan. Serat kerajinan pandan. Daun pandan memiliki
akar memiliki warna putih. Penjelasan dari kelenturan dan jika terlalu kering memiliki
RESEARCH JOURNAL OF LIFE SCIENCE E-ISSN : 2355-9926 142
AGUSTUS-2015 VOLUME 02 NO. 02 http://rjls.ub.ac.id

kelemahan yaitu sifatnya yang mudah retak produk juga menunjukkan bahwa pengrajin
(getas). Untuk mengatasi hal tersebut yang mengerjakan bahan mendong juga
pengerajin dari Desa Belayu Kecamatan berpotensi mengerjakan produk-produk
Wajak, telah mencoba menyisipkan batang pandan atau mungkin tanaman serat
mendong kedalam pilinan daun pandan dan lainnya. Tali tampar dapat diproduksi
hasilnya cukup baik. Pengerjaan daun menggunakan bahan dasar daun dan akar.
pandan juga membutuhkan kondisi Budidaya P. tectorius lebih mudah karena
setengah basah sehingga lentur, karena sifatnya yang kosmopolit sedangkan P.
pada kondisi kering nmenyebabkan daun labyrinthicus dan P. furcatus memiliki
menjadi semakin getas. Kondisi setengah habitat yang lebih spesifik yaitu di daerah
basah juga menyebabkan produk daun tepi pantai yang berdekatan dengan
pandan menjadi mudah ditumbuhi jamur. lingkungan mangrove. Kedua jenis pandan
Produk jadi tali, tikar di Desa Belayu, hanya ini juga memiliki fungsi sebagai jenis
diproduksi apabila ada pesanan baik tali penyusun mangrove yang umumnya
maupun tikar. Efek memproduksi tali tampar memiliki habitat spesifik. Hal ini boleh jadi
dari daun pandan karena memiliki duri tajam menyebabkan mayoritas bahan produksi
yang menyebabkan resiko luka dan terasa kerajinan pandan adalah P. tectorius.
panas. Setelah uji coba pembuatan tali Pengetahuan pengerajin juga didapatkan
tampar dari ketiga jenis pandan, ternyata secara turun temurun menggunakan bahan
semua jenis memiliki potensi untuk yang sama (Rosidiani, 2009). Kelenturan dari
dikembangkan. Potensi paling besar dimiliki serat artinya banyak bentuk dan ukuran
oleh P. furcatus karena memiliki daun paling yang dapat dibentuk dengan mudah.
panjang dengan rata-rata panjang daun 5 –
6 m. Usaha kerajinan pandan ini meskipun
kurang populer di dalam negeri ternyata
sangat populer di luar negeri sehingga
industri ini tetap hidup. Produk pandan
disukai karena ramah lingkungan, apabila
produk pandan rusak dapat dibakar dan
abunya dapat digunakan sebagai pupuk.
Oleh masyarakat Malang Selatan pandan
dianggap tidak memiliki nilai ekonomi
sehingga lahan pandan diubah menjadi
kebun atau lahan pertanian. Tetapi
masyarakat juga menyatakan apabila
pandan memiliki nilai ekonomi masyarakat
bersedia untuk merawat serta Gambar 11 : Uji coba produk pandan. A). Tali
membudidayakan. Dari sampel pandan yang tampar berbahan P. tectorius dari
diambil dari beberapa lokasi studi ada yang Kecamatan Wajak. B). Produk tikar
dicobakan untuk dibuat produk pandan dari KabupatenTrenggalek.
kerajinannya. Dari sifat-sifat yang dimiliki C). Hasil uji produksi tali tampar dari
oleh masing-masing jenis, ketiga jenis campuran beberapa daun dan akar
memiliki potensi yang hampir sama untuk pandan.
dijadikan bahan kerajinan. Dari hasil uji coba
RESEARCH JOURNAL OF LIFE SCIENCE E-ISSN : 2355-9926 143
AGUSTUS-2015 VOLUME 02 NO. 02 http://rjls.ub.ac.id

KESIMPULAN LabSecGroMonoCombo. 2006. Leavestrong.


Pandanus yaitu P. tectorus, P. http://www.botany.hawaii.edu/facult
labyrinthicus dan P. furcatus memiliki y/webb/Bot410/MonoSec/LabSecGro
potensi untuk dikembangkan sebagai bahan MonoCombo00.htm#Secondary%20G
dasar pembuatan tali tampar, tikar dan rowth%20in%20Monocots Tanggal
kerajinan. Akar P. tectorius mempunyai akses 15 Oktober 2006. Pukul 20.01
kekuatan serat paling tinggi (13.49 g/tex). WIB.
Pandanus tectorius paling baik sebagai Lemmen, R.H.M.J. 1998. Plant Resources of
bahan tikar pandan, tidak getas dan South East Asia. Wageningen.
mempunyai potensi ekonomi masyarakat Netherlands.
lokal di Jawa Timur. Meskipun memiliki Liese, A. 2003. Fibers and Stuff.
kecenderungan berpotensi tetapi hal ini http://faculty.unlv.edu/landau/fibers.
masih ditunjukkan pada daerah yang htm. tanggal akses 18 September
terbatas. Potensi kerajinan berbasis 2008.
tanaman serat tanpa efek samping, sehingga Madsen, B. 2004. Properties of Plant Fibre
masih dapat dikembangkan untuk Yarn Polymer Composites. Technical
mengembangkan kerajinan bahan baku University of Denmark
pandan. Ortega, 2005. Materials: Cloth, Wood, and
Paper. http://www.nathanm.com
DAFTAR PUSTAKA tanggal akses 18 September 2008
Batoro, J. 2004. Erosi Apresiasi Masyarakat Rosidiani, E. P. 2009. Kajian Etnobotani dan
Kota dan Kabupaten Malang terhadap Pembudidayaan Pandanus tectorius
Pandan (Pandanaceae). Laporan Akhir Sol. Ex Park Pada Masyarakat
DPP/SPP. Lembaga Penelitian Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Universitas Brawijaya. Malang. Jurusan Biologi Universitas Brawijaya.
Batoro, J., S. Indriyani, B. Rahardi 2009. Malang.
Kajian Etnobotani dan Penentuan Jenis Rowell dan Stout. 2007. Handbook of Fiber
Pandan (Pandanaceae) yang Chemistry.
Bermanfaat Melalui Struktur http://www.taylorandfrancis.com
Morfologi dan Anatomi di Jawa Timur. tanggal akses 7 September 2008.
Laporan Akhir PHB, Lembaga Soekarman dan R. Soedarsono 1992.
Penelitian Universitas Brawijaya Prosiding Seminar dan Lokakarya
Malang. Nasional Etnobotani di Indonesia, LIPI.
Crane, J.C. 1949 . Roselle-A Potentially Bogor
Important Plant Fiber. Economic Stringer, R., P. Johnston, B. Erry. 2001. Toxic
Botany volume 3. pp. 89-103. Chemicals In A Child’s World: An
Hidayat, E.B.1995. Anatomi Tumbuhan Investigation Into PVC Plastic
Berbiji. Penerbit ITB. Bandung. 275 Products.
halaman. http://eu.Greenpeace.org/downloads
Hyene, K. 1987. Tumbuhan Berguna /chem./childworldpvcproducts.pdf
Indonesia. Jilid I. Terjemahan Badan Tanggal akses 22 September 2006.
Litbang Kehutanan. Badan Litbang Pukul 20.01 WIB.
Kehutanan. Jakarta.
RESEARCH JOURNAL OF LIFE SCIENCE E-ISSN : 2355-9926 144
AGUSTUS-2015 VOLUME 02 NO. 02 http://rjls.ub.ac.id

Sudardadi, H. 1996. Tumbuhan Monokotil. Wongso, F. 2006. Peluang Export Kerajinan


Penebar Swadaya. Jakarta. 133 Pandan.
halaman. http://www.mma.ipb.ac.id/default.ph
Wilson, C. L. 1962. Botany Third edition. p?file=viewevent&id=19 Tanggal akses
Rineheart and Winstont, Inc. USA. 8 Juli 2006. Pukul 17.30 WIB.

Anda mungkin juga menyukai