D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Vina Audia ( NPM : 20130010121 )
1
Jurnal Pertama
1
Metode Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey, sedangkan
penelitian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder.
2
Jurnal Kedua
3
Metode Pengamatan terhadap tanaman porang dilakukan dengan cara
penelitian pengamatan vegetatif 1 (satu) minggu sekali dan pengamatan
panen/destruktif. Pengamatan vegetatif meliputi pengukuran: tinggi
tanaman, dan diameter tajuk. Sedangkan pengamatan panen/destruktif
meliputi pengukuran: berat basah umbi, berat kering
Bubil/katak porang ditanam pada tanggal 29
November 2009. Pertumbuhan bubil porang lambat, karena pada saat
Hasil itu musim kemarau hingga pertengahan Desember hujan mulai turun.
penelitian Bubil porang memerlukan waktu satu bulan sejak penanaman untuk
tumbuh. Soemono (1984) menyatakan bahwa siklus pertumbuhan
tanaman porang melalui empat fase: fase dorman, fase pertumbuhan
batang dan akar, fase inisiasi dan pengisian umbi, dan fase tua.
Pertumbuhan awal dicatat bila tunas muncul di atas permukaan tanah
kira- kira 3 cm tingginya
4
Jurnal Ketiga
5
Metode penelitian kualitatif adalah metode untuk menyelidiki obyek
yang tidak dapat diukur dengan angka-angka ataupun ukuran lain yang
bersifat eksak.
6
Jurnal Keempat
7
Viabilitas ditandai dengan pecahnya tunas (pertunasan). Perlakuan jarak
tanam 80x80 cm2 mengalami pertunasan paling cepat yaitu di minggu
Hasil pertama sebesar 14%, tetapi setelah minggu kedua jumlah pertunasan
penelitian paling banyak terdapat pada perlakuan jarak tanam 40x40 cm2 sebesar
58% (Gambar 1). Hal ini dapat dipengaruhi oleh kondisi benih
sebelumnya. Menurut [4] kecepatan tumbuh benih dipengaruhi oleh
struktur kulit biji yang berbeda-beda, misalnya tebal dan jumlah
integument dan pola jaringan pembuluh.
8
Jurnal Kelima
9
Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda kualitatif
penelitian (Creswell 2010).
10
Jurnal Keenam
11
sehingga dapat meng- akibatkan penurunan berat badan (Vuksan dkk.,
2000; Keithley dan Swanson, 2005). Menurut Singh dan Shelley
(2007), glukomannan juga dapat digunakan untuk mencegah penyakit
jantung dengan menurunkan kolesterol dan mengurangi respon
glikemik. Glukomannan juga dapat dimanfaatkan secara komersial
untuk modifikasi dalam industri pangan sebagai bahan pengganti
lemak.
12
Jurnal Ketujuh
13
yang diperoleh dari Desa Sumberbendo, Kesatuan Pemangku Hutan
Saradan, Kabupaten Madiun. Umbi ditumbuhkan satu kali periode
tumbuh selama empat bulan dalam media tanam tanah yang
diberi perlakuan kombinasi pupuk P dan K dalam polibag ukuran 20 x
40 x 40 cm3.
Kandungan Oksalat Terlarut, Tidak Terlarut, dan Total pada Umbi
Porang Hasil Penanaman dengan Perlakuan Pupuk P dan K. Kombinasi
Hasil pupuk P dan K serta pupuk P tunggal tidak mempengaruhi kandungan
penelitian oksalat terlarut, tidak terlarut, dan total pada umbi porang. Pemberian
pupuk K tunggal dosis 2,16 g/12 kg tanah cenderung
menurunkan oksalat terlarut dan oksalat total yaitu masing-masing
271,61 56,61 ppm dan 365,22 93,25 ppm, dan menurunkan
kandungan oksalat tidak terlarut secara nyata, yaitu 93,61 47,87 ppm
(Gambar 1). Sedangkan pemberian pupuk K tunggal dosis
4,32 g/12 kg tanah cenderung meningkatkan oksalat terlarut (394,23
51,52 ppm) dan meningkatkan oksalat tidak terlarut maupun
oksalat total secara nyata yaitu masing-masing, 162,58 54,45 dan
556.81 115,35 ppm.
Kombinasi pupuk P dan K maupun pupuk P tunggal tidak
mempengaruhi kandungan oksalat terlarut, oksalat tidak terlarut dan
oksalat total pada umbi porang. Pupuk K secara tunggal mempengaruhi
Kesimpulan kandungan oksalat pada umbi porang. Dosis pupuk K yang berpotensi
untuk menurunkan kandungan oksalat porang adalah dosis 2,16g/12
kg tanah dengan penurunan kandungan oksalat total sebanyak 34,3 %.
14
Jurnal Kedelapan
15
Gulma yang selalu ditemui pada lahan yang ditanami porang yaitu
rumput liar yang tentu akan menjadi pesaing bagi porang dalam
Hasil kebutuhan air dan unsur hara. Oleh karena itu, penyiangan perlu
penelitian dilakukan sebulan setelah penanaman bibit porang dan penyiangan
selanjutnya menyesuaikan jika rumput liar tumbuh kembali.
16
Jurnal Kesembilan
17
Metode Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan teknik survei. Data
penelitian tanah diperoleh melalui pengamatan profil tanah dan penyelidikan
secara cepat dari beberapa sifat tanah di lapang.
18
Jurnal Kesepuluh
19
Porang merupakan tanaman yang berasal dari kawasan tropis Asia dan
Afrika. Jenis liar porang ditemukan di Vietnam, Filipina, Indonesia,
Pendahuluan Malaysia, Thailand, Myanmar, dan Srilanka. Di Indonesia, tanaman ini
banyak dijumpai di Sumatra, Jawa, Flores dan Timor. Jenis ini sudah
dibudidayakan secara luas di Jawa. Amorphopallus biasanya tumbuh
di daerah vegetasi sekunder, di tepi-tepi hutan dan belukar,
hutan jati, hutan desa, dengan ketinggian 0-700 m dpl, dengan rentang
optimal adalah 100-600 m dpl. Naungan yang disukai berkisar 50-60
%, derajat kesamaan tanah yang ideal dengan rata- rata suhu optimal
berkisar 25-35 0 C dengan suhu
Metode Pemilihan sampel. Umbi porang yang akan digunakan untuk penelitian
penelitian berasal dari Dusun Oro-oro Waru, Desa Sumberbendo, Kecamatan
Saradan, Kabupaten Madiun. Umbi porang yang digunakan adalah
umbi siap panen dengan berat sekitar 780-870 g atau yang berdiameter
kurang lebih 14-15,44 cm. Berdasarkan dari berat dan
diameter umbi dapat dipastikan bahwa umbi porang berumur 3 tahun
atau lebih [1]. Jumlah umbi yang dianalisis sebanyak lima buah.
Dalam pertumbuhannya porang memerlukan naungan dari pohon
tegakan. Porang dapat tumbuh pada semua jenis tanah di HKm Pulau
Hasil Lombok, asalkan tanahnya cukup subur, gembur dan mengandung
penelitian bahan organic yang cukup tinggi. Berdasarkan data luas lahan HKm
maka tersedia peluang membudidayakn porang yang sangat besar di
lahan HKm mengingat tanaman ini dapat tumbuh dan menghasilkan bila
ditanam di bagian tanah yang kosong, di bawah pohon tegakan atau di
sela-sela tanaman semusim . Respon petani terhadap ajakan untuk
memanfaatkan lahannya untuk budidaya porang, bervariasi dari sangat
anthusias sampai pada tidak anthusias. Kelompok petani yang mudah
memperoleh informasi melalui gadgetnya memberi respons sangat
anthusias, sedangkan kelompok petani yang kurang
anthusiassebenarnya mempunyai motif yang berbeda dalam mengikuti
program.
20
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa analisis kadar glukomanan
pada umbi porang menggunakan refluks kondensor lebih efektif
Kesimpulan dibandingkan dengan metode analisis kadar glukomanan yang lainnya
yang telah dilakukan karena mampu menghasilkan kadar glukomanan
lebih banyak dibandingkan dengan yang lain. Rata-rata kadar
glukomanan yang dihasilkan dengan menggunakan refluks kondensor
yaitu berkisar antara 50,84-70,70 %
21