Mot Kel 9
Mot Kel 9
Oleh :
KELOMPOK 9
KATA PENGANTAR
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
I PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU
DAFTAR ISI
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
I PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU
DAFTAR TABEL
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
I PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU
DAFTAR GAMBAR
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
I PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Evaluasi kesuburan pada tanah merupakan pendiagnosaan keharaan dalam tanah dan
anjuran pemupukan. Salah satu cara yang sering digunakan dalam menilai kesuburan suatu
tanah yaitu melalui pendekatan dengan analisis tanah atau uji tanah. Uji tanah didasarkan
pada konsep bahwa tanaman akan merespon pemberian pupuk bila kadar hara tersebut kurang
atau jumlah yang tersedia tidak cukup atau pertumbuhan yang normal
Pendekatan uji tanah pada umumnya ditujukan untuk tanaman pangan, dan hortikultura
sayuran berumur pendek (semusim) dan mempunyai sistem perakaran dangkal. Sedangkan
untuk tanaman buah atau perkebunan yang berumur panjang (tahunan) dan mempunyai
perakaran dalam, penentuan rekomendasi pupuk yang umum digunakan adalah uji analisis
tanaman (plant analysis). Analisis daun dapat mencerminkan kondisi status hara tanaman
serta memberikan gambaran ketersediaan hara dalam tanah. Analisis daun mencerminkan apa
yang dapat diserap tanaman dari dalam tanah dari awal pertumbuhan tanaman hingga saat
Metode yang digunakan untuk mengetahui pembatas hara bagi pertumbuhan tanaman
adalah minus one test atau plus one test. Metode minus one test diterapkan untuk tanah-tanah
dengan tingkat kesuburan rendah sampai sedang, karena tanah tersebut diduga mengalami
beberapa kahat hara sehingga perlu diuji dengan perlakuan pemupukan lengkap terlebih
dahulu. Metode plus one test ditujukan untuk tanah dengan tingkat kesuburan sedang sampai
tinggi, karena tanah tersebut diduga cukup hara sehingga hanya perlu diuji hara pembatas
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui peranan fungsi N, P dan K bagi
tanaman adalah dengan melakukan uji Minus One Test. Metode ini dilakukan dengan
salah satu unsur dari ketiga unsur tersebut sehingga didapat perlakuan yang memberikan hasil
terendah. Perlakuan yang yang terdiri dari kombinasi dua unsur dan kemudian memberikan
produksi terendah menunjukkan bahwa unsur yang hilang merupakan faktor pembatas
pertumbuhan dan produksi. Unsur yang paling kahat ditunjukkan oleh perlakuan yang
mengalami penurunan produksi atau peningkatan produksi yang paling tinggi dibandingkan
Kebutuhan hara tanaman yang cukup akan meningkatkan produktivitas. Tanaman yang
kekurangan unsur hara akan menunjukkan gejala seperti daun menguning, bunga tidak
muncul, panen terhambat, serta produksi menurun. Tanah sebagai salah satu komponen lahan
yang mempunyai peranan penting terhadap pertumbuhan tanaman dan produksi tanaman,
karena tanah selain berfungsi sebagai tempat/media tumbuh tanaman, menahan dan
menyediakan air bagi tanaman juga berperan dalam menyediakan unsur hara yang diperlukan
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum ini dilakukan adalah untuk dapat mengetahui status unsur hara
dari suatu tanah menggunakan metode Minus One Test dan dapat mengamati gejala defisiensi
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan penulisan laporan ini adalah untuk dapat memenuhi komponen
Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai bahan informasi bagi
TINJAUN PUSTAKA
Botani Tanaman
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam
80-150 hari. Menurut Fauzi (2012), tanaman jagung dalam tata nama atau sistematika
Tanaman jagung memiliki akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8m meskipun
sebagian besar berada pada kisaran 2m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar
adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya
tanaman. Akar merupakan organ yang bertanggungjawab agar tanaman dapat berdiri tegak
pada tanah dan sebagai penyerapan unsur hara dan air ke batang. Tanaman Jagung memilik
tiga tipe akar, yaitu akar seminal yang tumbuh dari embrio dan radikula, akar advenfit yang
tumbuh dari buku batang bagian terbawah pada batang, dan akar udara (brace root) (Gadmor,
2016).
Batang tanaman jagung sangat berbeda dengan batang tanaman lainnya, yaitu batang
tanaman jagung berbentuk silindris dan padat (solid) sedangkan jagung-jagungan umumnya
berlubang. Batang tanaman jagung terisi oleh teras, dimana di dalam teras tersebut terdapat
bekas-bekas pembuluh yang tidak beraturan. Di sebelah luar jumlah berkas pembuluh itu
lebih banyak sehingga dapat menguatkan batang tanaman. Batang tanaman jagung beruas-
ruas dengan jumlah ruas biasanya 14 (antara 8 - 21). Tinggi batang berbeda-beda dari 90 cm
untuk varietas-varietas berumur genjah atau varietas yang berhabitus pendek, malah pop
corn (Zea mays everta) tingginya hanya diantara 30 - 50 cm. (Nuning, et. al. 2017).
Menurut Purwono dan Hartono (2011), daun jagung memanjang dan keluar dari buku-
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
I PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU
buku batang. Jumlah daun terdiri dari 8 - 48 helaian, tergantung varietasnya. Daun terdiri dari
tiga bagian, yaitu kelopak daun, lidah daun, dan helaian daun. Kelopak daun umumnya
membungkus batang. Antara kelopak dan helaian terdapat lidah daun yang disebut ligula.
Ligula ini berbulu dan berlemak. Fungsi ligula adalah mencegah air masuk ke dalam kelopak
Tanaman jagung mampu menghasilkan satu atau beberapa tongkol. Tongkol jagung
muncul dari buku ruas yang berupa tunas yang kemudian berkembang menjadi tongkol
jagung. Pada satu tongkol terdapat 200 – 400 biji jagung yang tersusun rapi yang memiliki
bentuk pipih dengan permukaan biji jagung cembung atau cekung serta dasarnya memiliki
bentuk yang runcing. Biji jagung memiliki 3 bagian terpenting yaitu perikarp, endosperma
Budiman, (2013) mangatakan bahwa pada biji jagung terdiri atas empat bagian utama,
yaitu: kulit luar (perikarp) (5 %), lembaga (12 %), endosperma (82 %) dan tudung biji (tin
cap) (1%). Kulit luar merupakan bagian yang banyak mengandung serat kasar atau
karobohidrat yang tidak larut (nonpati), lilin dan beberapa mineral. Lembaga banyak
mengandung minyak. Total kandungan minyak dari setiap biji jagung adalah 4 %. Sedangkan
tudung biji dan endosperm banyak mengandung pati. Pati dalam tudung biji adalah pati yang
bebas sedangkan pati pada endosperm terikat kuat dengan matriks protein (gluten).
Bunga jagung juga termasuk bunga tidak lengkap karena tidak memiliki petal dan sepal.
Alat kelamin jantan dan betinanya juga berada pada bunga yang berbeda sehingga disebut
bunga tidak sempurna. Bunga jantan terdapat di ujung batang. Adapun bunga betina terdapat
di ketiak daun ke -6 atau ke -8 dari bunga jantan (Paeru dan Dewi, 2017). Tiap kuntum bunga
memiliki struktur khas, yang disebut floret. Dua floret dibatasi oleh sepasang glumae
(gluma). Bunga jantan tumbuh dibagian pucuk tanaman, berupa karangan bunga
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
I PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU
(inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun
dalam tongkol.
Iklim
Tanaman jagung menghendaki tempat terbuka dan menyukai cahaya. Ketinggian tempat
yang cocok untuk tanaman jagung dari 0 s.d. 1300 m di atas permukaan laut. Temperatur
udara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman jagung adalah 230 – 270 C. Curah hujan
yang ideal untuk tanaman jagung pada umumnya antara 200 sampai dengan 300 mm per
bulan atau yang memiliki curah hujan tahunan antara 800 sampai dengan 1200 mm. Tingkat
kemasaman tanah (pH) tanah yang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman
Saat tanam jagung tidak tergantung pada musim, namun tergantung pada ketersediaan air
yang cukup. Kalau pengairannya cukup, penanaman jagung pada musim kemarau akan
memberikan pertumbuhan jagung yang lebih baik (Riwandi et. al. 2014). Di Indonesia
tanaman jagung tumbuh dan berproduksi optimum di dataran rendah sampai ketinggian 750
m dpl. Suhu udara ideal untuk perkecambahan benih adalalah 30 oC-32oC dengan kapasitas air
Iklim yang dikehendaki oleh tanaman jagung adalah daerah-daerah beriklim sedang
hingga daerah beriklim subtropis/tropis yang basah. Jagung dapat tumbuh di daerah yang
terletak antara 0-50°C LU hingga 0-40°LS (Tim Karya Tani Mandiri, 2012). Curah hujan
ideal untuk tanaman jagung adalah antara 100 mm-200 mm per bulan dengan distribusi
Tanah
drainase agak cepat, tingkat kesuburan sedang, kandungan humus sedang. Reaksi tanah (pH)
berkisar antara 5,2 - 8,5 yang optimal antara 5,8–7,8. Pada pH netral, unsur-unsur hara yang
dibutuhkan tanaman jagung banyak tersedia di dalamnya. pH lebih dari 7,0 unsur P terikat
oleh CO sehingga tidak terlarut dalam air. Hal ini mengakibatkan unsur hara sulit diserap
oleh akar tanaman. Jadi, pH tanah dan unsur-unsur hara yang ada (tersedia) bagi tanaman
Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus, hampir berbagai macam tanah
dapat diusahakan untuk pertanaman jagung. Tetapi jagung yang ditanam pada tanah gembur,
subur dan kaya akan humus dapat memberikan hasil dengan baik. Sistem perakaran tanaman
jagung merupakan akar serabut dengan 3 macam akar yaitu akar seminal, akar adventif dan
akar udara. Pertumbuhan akar ini melambat setelah plumula muncul ke permukaan tanah.
Akar adventif adalah akar yang semula berkembang dari buku diujung mesikotil, selanjutnya
berkembang dari tiap buku secara berurutan ke atas hingga 7 sampai dengan 10 buku yang
terdapat di bawah permukaan tanah. Akar adventif berperan sebagai penyangga supaya
tanaman jagung tidak mudah rebah. Akar tersebut juga membantu penyerapan unsur hara dari
Tanah adalah media untuk pertumbuhan tanaman dan pemasok unsur hara untuk
tanaman. Pada umumnya tanah memasok 13 dari 16 unsur hara esensial yang diperlukan
untuk pertumbuhan tanaman, terutama tanaman pangan. Unsur hara esensial tersebut harus
terus- menerus tersedia dalam takaran yang berimbang, tetapi hal ini tidak selalu terjadi pada
pada semua jenis tanah. Beberapa tanah tertentu yang tidak dapat memenuhi tujuan tersebut
dipanen. Maka disebut pula daya menghasilkan bahan panen atau produktivitas.
Ungkapan
akhir kesuburan tanah ialah hasil panen, yang diukur dengan bobot bahan kering yang
dipungut per satuan luas (biasanya hektar) dan per satuan waktu. Dengan menggunakan tahun
sebagai satuan waktu untuk perhitungan hasil panen, dapat dicakup akibat variasi keadaan
Kesuburan tanah ialah kemampuan tanah untuk menyediakan unsur hara dalam jumlah
berimbang guna pertumbuhan dan produksi tanaman. Produktivitas tanah potensial adalah
kemampuan tanah untuk menghasilkan pertumbuhan dan hasil biomassa tanaman tanpa
asupan bahan (pupuk, air, dan pestisida) dari luar. Produktivitas tanah actual adalah
kemampuan tanah untuk menghasilkan pertumbuhan dan hasil tanaman yang sekarang ada
Setiap hara tanaman tersedia dalam bentuk kimia yang berbeda dan berlangsung dengan
reaksi yang khas setelah masuk dalam tanah. Tanpa melihat sumber aslinya dan reaktivitas
tanah, hara harus dalam bentuk larut dan tersedia bagi tanaman sebelum hara dapat diserap
Ketersediaan unsur hara di dalam tanah merupakan faktor utama dalam kesuksesan
seluruh kehidupan tanaman. Unsur hara di dalam tanah dalam kondisi seimbang dapat
pertumbuhan dan kualitas produksi. Salah satu cara tanaman mendapatkan energi dengan cara
proses fotosintesis. Dalam proses ini tanaman mengumpulkan karbon yang ada di atmosfer
dengan kadar sangat rendah, ditambah air, diubah menjadi bahan organik oleh klorofil
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
I PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU
Rendahnya status kesuburan tanah disebabkan karena adanya faktor pembatas, yaitu
rendahnya kandungan C- organik tanah dan rendahnya P total tanah. Kandungan C-organik
mempertahankan
bahan organik mutlak harus diberikan karena bahan organik tanah sangat berperan penting
untuk menciptakan kesuburan tanah. Peran bahan organik bagi tanah merupakan pembentuk
granulasi dalam tanah dan sangat penting dalam pembentukan agregat tanah yang stabil
Evaluasi kesuburan tanah dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu melalui
pengamatan gejala defisiensi pada tanaman secara visual, analisa tanaman dan analisa tanah.
Analisa tanaman meliputi analisa serapan hara makro primer (N, P dan K) dan uji vegetatif
tanaman dengan melihat pertumbuhan tanaman. Sedangkan analisa tanah meliputi analisa
ketersediaan hara makro primer (N. P dan K) dalam tanah kandungan unsur hara di dalam
tanah sebagai gambaran status kesuburan tanah dapat dinilai dengan beberapa metode
pendekatan yaitu : (1) Melihat citra tanaman di lapangan (melihat gejala-gejala kekurangan
unsur hara), (2) Uji tanaman, (3) Uji biologi, dan (4) Uji tanah. Selain dari pada itu untuk
menyebutkan bahwa apakah status tanah itu subur atau tidak subur, maka haruslah dikaitkan
Tanaman memerlukan unsur hara N, P, dan K yang cukup untuk digunakan sebagai
mensintesis bahan organik seperti asam amino dan asam nukleat serta bahan-bahan yang
berkaitan dengan energi pada tanaman seperti ADP dan ATP. Pemberian pupuk N, P, dan K
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
I PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU
yang berimbang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Untuk itu, perlu
adanya komposisi yang tepat dalam pemberian pupuk anorganik dengan pupuk organik agar
terjadi keseimbangan unsur hara (Nazri et al., 2017) dalam (Firdaus 2018).
Menurut penelitian Sutardi (2017), pemberian N, P dan K secara lengkap berbeda nyata
dibandingkan perlakuan kontrol. Perlakuan minus PK (-N), NK (-P), dan NP (-K) lebih
rendah
produksinya dibandingkan dengan perlakuan NPK secara lengkap. Berarti bahwa untuk
Tanaman jagung dipilih sebagai objek percobaan ini karena bersifat responsif terhadap
pemupukan. Kekurangan unsur hara pada tanaman jagung akan direpresentasikan pada warna
daun selama pertumbuhan. Penambahan zat hara pada tanah melalui pemupukan akan
Metode yang digunakan untuk mengetahui pembatas hara bagi pertumbuhan tanaman
adalah minus one test atau plus one test. Metode minus one test diterapkan untuk tanah-tanah
dengan tingkat kesuburan rendah sampai sedang, karena tanah tersebut diduga
mengalami beberapa kahat hara sehingga perlu diuji dengan perlakuan pemupukan lengkap
terlebih dahulu. Metode plus one test ditujukan untuk tanah dengan tingkat kesuburan sedang
sampai tinggi, karena tanah tersebut diduga cukup hara sehingga hanya perlu diuji hara
pembatas utamanya dengan penambahan satu unsur hara. Kriteria kesuburan rendah, sedang,
dan tinggi mengacu pada kriteria yang dibuat Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat
(Kasifah, 2017).
Metode minus one test diterapkan untuk tanah-tanah dengan tingkat kesuburan rendah
sampai sedang, karena tanah tersebut diduga mengalami beberapa kahat hara sehingga perlu
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
I PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU
diuji dengan perlakuan pemupukan lengkap terlebih dahulu. Dengan melalui metode minus
one test kita dapat mengetahui dan mengevaluasi kesuburan tanah dalam peningkatan
produksi tanaman dan berpengaruh terhadap pertanian di masa yang akan datang
(Latunra,2012).
Tanaman yang kekurangan unsur hara N,P,K ini menunjukkan gejala pada daun bawah
ujungnya menguning dan mati, kemudian menjalar ke bagian pinggir daun. Meskipun
kekurangan kalium masih mampu berbuah, tetapi tongkol yang dihasilkannya kecil dan
Jagung dapat dijadikan sebagai tanaman indikator dimana tanaman jagung dapat tumbuh,
maka sangat dimungkinkan bahwa tanaman lain juga dapat tumbuh dengan baik jagung
merupakan tanaman yang relatif mudah dibudidayakan. Jagung juga tanaman Indikator yang
hara di dalam tanah. Pemupukan merupakan upaya paling konkret yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan kandungan unsur hara di dalam tanah. Unsur hara esensial yang
utama bagi tanaman adalah unsur N, P dan K. Kekurangan unsur hara esensial akan
mengganggu pembelahan sel sehingga pertumbuhan tanaman menjadi lambat dan kerdil
(Hardjowigeno,2015).
Unsur hara merupakan kebutuhan utama tanaman untuk menopang pertumbuhannya, jika
unsur-unsur dalam tanah tidak tersedia maka pertumbuhan tanaman akan terhambat dan
produksinya pun menurun. Kebutuhan tanaman akan nutrisi unsur hara berbeda-beda
tergantung dari jenis tanamannya, ada jenis tanaman yang rakus makanan dan ada pula yang
biasa saja. Unsur hara atau nutrisi tanaman yang diperlukan oleh tanaman terdiri dari dua
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
I PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU
jenis yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro terdiri dari nitrogen
(N), phosphor (P), kalium (K), magnesium (Mg), kalsium (Ca), dan belerang/sulfur (S).
Sedangkan unsur hara mikro terdiri dari boron (B), tembaga (Cu), seng (Zn), besi (Fe),
molibdenum (Mo), Mangan (Mn), klor (Cl), natrium (Na), cobalt (Co), silicone (Si) dan nikel
Defisiensi atau kahat unsur hara adalah kekurangan material (bahan) yang berupa
makanan bagi tanaman untuk melangsungkan hidupnya. Secara umum gejala defisiensi unsur
hara pada daun tanaman dibedakan menjadi 5 tipe yaitu, 1) Klorosis ; yaitu keadaan jaringan
pembentukan klorofil
sehingga daun berubah menjadi kuning atau pucat hampir putih yang munculnya seragam, 2)
Nekrosis ; yaitu kerusakan yang disebabkan adanya kerusakan pada sel atau kerusakan bagian
sel daun, gejala nekrosis muncul pada tepi daun atau ujung daun, 3) Kurangnya pertumbuhan
baru ; yaitu terhentinya pertumbuhan baru, baik pada tunas maupun daun yang dapat
mengakibatkan kematian pada bagian ujung atau tunas daun, 4) Akumulasi antosianin ; yaitu
timbulnya warna merah, biru dan ungu pada semua bagian daun dan batang, 5) Stunting ;
pertumbuhan tanaman kerdil dengan warna hijau normal atau hijau tua atau hijau kuning
(BPTP, 2017).
Febriana (2009), gejala defisiensi unsur hara adalah tanda-tanda yang diperlihatkan oleh
tanaman sebagai akibat kekurangan salah satu atau lebih unsur hara. Defisiensi unsur hara
antara lain disebabkan oleh pemupukan yang dilakukan sebelumnya tidak sesuai
memperlihatkan kelainan pada bagian yang mengalami kekurangan salah satu atau lebih
Tanaman jagung termasuk komoditas tanaman pangan yang sangat respon dengan
pemupukan. Tanaman jagung membutuhkan paling kurang 13 unsur hara yang diserap
melalui tanah. Hara N, P, dan K diperlukan dalam jumlah lebih banyak, jika kebutuhan hara
ini tidak terpenuhi baik dari tanah maupun dari pemberian pupuk maka tanaman akan
Gejala defisiensi pada tanaman jagung akan muncul dengan ciri yang khas jika tanaman
kekurangan unsur hara tertentu, gejalanya dapat terlihat pada organ vegetatif (daun) dan
Unsur hara N termasuk unsur yang dibutuhkan dalam jumlah paling banyak sehingga
disebut unsur hara makro primer. Umumnya unsur Nitrogen menyusun 1-5% dari berat tubuh
tanaman. Unsur N diserap oleh tanaman dalam bentuk ion amonium (NH 4+) atau ion nitrat
(NO3-). Sumber unsur N dapat diperoleh dari bahan organik, mineral tanah, maupun
penambahan dari pupuk organik. N berfungsi untuk menyusun asam amino (protein), asam
nukleat, nukleotida, dan klorofil pada tanaman. Tanaman yang kekurangan unsur hara N akan
kekurangan klorofil; Pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, jumlah anakan atau jumlah
cabang sedikit; Perkembangan buah menjadi tidak sempurna dan seringkali masak sebelum
waktunya; Pada tahap lanjut, daun menjadi kering dimulai dari daun bagian bawah tanaman
(Rina, 2015).
Unsur P juga merupakan salah satu unsur hara makro primer sehingga diperlukan
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
I PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU
tanaman dalam jumlah banyak untuk tumbuh dan berproduksi. Tanaman mengambil unsur P
dari dalam tanah dalam bentuk ion H 2PO4-. Konsentrasi unsur P dalam tanaman berkisar
antara 0,1-0,5% lebih rendah daripada unsur N dan K. Keberadaan unsur P berfungsi sebagai
penyimpan dan transfer energi untuk seluruh aktivitas metabolisme tanaman. Tanaman yang
kekurangan unsur hara P akan menunjukkan gejala : Pertumbuhan tanaman menjadi kerdil;
Sistem perakaran kurang berkembang; Daun berwarna keunguan; Pembentukan bunga/ buah/
biji terhambat sehingga panen terlambat; Persentase bunga yang menjadi buah menurun
Dalam proses pertumbuhan tanaman, unsur K merupakan salah satu unsur hara makro
primer yang diperlukan tanaman dalam jumlah banyak juga, selain unsur N dan P. Unsur K
diserap tanaman dari dalam tanah dalam bentuk ion K +. Kandungan unsur K pada jaringan
tanaman sekitar 0,5 - 6% dari berat kering. Tanaman yang kekurangan unsur hara Kalium
akan menunjukkan gejala yang mirip dengan kekurangan unsur N, yaitu: Pertumbuhan
tanaman menjadi kerdil; Seluruh tanaman berwarna pucat kekuningan (klorosis). Bedanya
dengan kekurangan unsur N, gejala kekurangan unsur K dimulai dari pinggir helai pada daun
Adapun tempat dilaksanakan praktikum ini adalah di 6 Tempat terpisah yaitu di Kota
Tebing-Tinggi, Kabupaten Dairi, Kota Medan, Kabupaten Tapanuli Utara, Kota Padang
Sidempuan, dan Kabupaten Pasaman Barat. Yang dilakukan pada 4 September 2021 dan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah benih Jagung,Tanah Top Soil
sebagai objek pengamatan, Benih Jagung (Zea mays L. Var.Bonanza F1) sebagai media
percobaan air untuk menyiram tanaman Jagung, polybag ukuran 10kg sebagai wadah media
tanam, dan label sebagai tanda perpolybag, serta pupuk SP-36, pupuk KCl, dan pupuk Urea.
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
I PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cangkul sebagai alat untuk
mengolah tanah, buku data sebagai alat untuk tempat data dituliskan, pena sebagai alat untuk
menulis data, penggaris dan meteran sebagai alat untuk mengukur tinggi tanaman, dan
kamera hp untuk mendokumentasikan setiap kegiatan mulai dari awal penanaman hingga
pemeliharaan tanaman.
Prosedur Praktikum
- Direndam benih yang hendak ditanam di dalam air selama lebih kurang 15 menit.
- Dicatat pertumbuhan tanaman jagung serta gejala defisiensi yang dialami dan di
- Dibuat Video
Metode Percobaan
Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Non Faktorial,
yang terdiri dari 8 perlakuan yaitu :
Tabel 3. Jenis dan Dosis Pupuk yang Diberikan untuk Setiap Perlakuan pada saat tanam
Urea SP36 KCl
No Perlakuan
(gram/pot) (gram/pot) (gram/pot)
1 Kontrol - - -
2 Lengkap 2,8 3,18 1,5
3 -N - 3,18 1,5
4 -P 2,8 - 1,5
5 -K 2,8 3,18 -
6 -NP - - 1,5
7 -NK - 3,18 -
8 -PK 2,8 - -
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU
Hasil
Diperkirakan
terjadi defisiensi
kalium pada tanah,
ditandai daun
Kontrol Dijumpai gejala menguning dari
defisiensi ujung daun menuju
tepi daun,
mengering dan
mati.
Dengan pemberian
Tidak ada gejala pupuk hara makro
Lengkap defisiensi yang tepat jagung
dapat tumbuh
dengan baik
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU
Diperkirakan kadar
Pertumbuhan unsur N dalam
-N tanaman lambat, tanah tidak
kerdil dan mulai mencukupi untuk
mengalami pertumbuhan
klorosis tanaman jagung
Diperkirakan kadar
unsur P dalam
Daun bagian tanah Sudah mulai
bawah menguning berkurang dan
kemudian berdampak pada
-P berwarna cokelat, warna daun
yang mulai dari menjadi lebih tua
tepi daun hingga di bagian tepi, serta
ke tengah daun daun paling bawah
Patah dan
mengering
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU
Diperkirakan
terjadi defisiensi
hara N dan P
dengan gejala pada
daun bawah
banyak terdapat
Pertumbuhan garis kuning lurus
lambat, pada daun di tulang daun
terbawah dan daun dengan ujung daun
-NP kedua terbawah kuning membentuk
layu serta kering huruf V dan
keriput tetapi dipinggir daun
belum rontok dari muncul warna
dari batang ungu kecoklatan
tanaman diujung daun
tersebut. Daun
berikutnya diatas
daun terbawah,
sedikit muncul
bercak kuning
coklat menyebar di
permukaan daun
tersebut.
Diperkirakan
Defisiensi Kalium terjadi defisiensi
terlihat dari daun hara N dan K yang
tua yang menyebabkan daun
-NK menguning dan yang kering
berubah menjadi kemudian daun
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU
Diperkirakan
Batang kurus terjadi defisiensi
tinggi dan daun hara K dengan
-PK hijau tua gejala garis-garis
kuning yang
semakin jelas
Dibawah rata-rata
Tinggi tanaman Jagung
-NK 92
Dibawah rata-rata
Tinggi tanaman Jagung Masih
-PK 169
sesuai dengan Umur Jagung
Pembahasan
Salah satu cara untuk melakukan uji kesuburan tanah yaitu dengan cara Minus One Test.
Minus One Test merupakan salah satu uji kesuburan tanah, menggunakan metode uji biologi,
yang dilakukan dengan cara menerapkan uji kurang satu dari unsur hara yang ingin diketahui
kuantitasnya pada suatu lahan. Adapun Prinsip dari uji metode biologi yaitu status unsur hara
dinilai dari respons indikator biologi (tanaman dan mikrooganisme), sehingga didapati
perlakuan yang terdiri dari pengurangan unsur dan kemudian memberikan produksi terendah
menunjukkan bahwa unsur yang hilang merupakan faktor pembatas pertumbuhan dan
produksi.
Hasil praktikum menunjukkan bahwa perlakuan minus one test menunjukkan beberapa
gejala kekurangan unsur hara yang di uji diantaranya adalah kekurangan N, P, K, NP, NK,
PK, dan NPK sebagai kontrol. Terkecuali kepada perlakuan yang diberikan pupuk NPK.
Adapun gejala yang dimaksud dapat diketahui dari adanya pertumbuhan atau pun
perkembangan yang tidak seharusnya. Setiap kekurangan unsur juga berbeda gejalanya,
Praktikum minus one test diaplikasikan pada tanaman Jagung (Zea mays .L) dengan
perlakuan control (-NPK), (-N), (-P), (-K), (-NP),(NK), (PK) dan Lengkap (NPK). Setiap
mempengaruhi pertumbuhan antara genetik tanaman, kondisi tanah, iklim dan pemeliharaan
yang dilakukan.
Tanaman Jagung perlakuan minus Nitrogen (N) menunjukkan gejala defisiensi berupa
daun bagian bawah berwarna kuning, tulang daun dibawah permukaan daun muda tampak
pucat, pertumbuhan tanaman terhambat, bahkan cenderung kerdil. Hal ini dapat terjadi karena
secara
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU
keseluruhan, khususnya pertumbuhan akar, batang dan daun, sehingga karena tidak di berikan
pemupukan N maka jumlah N dalam tanah tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan N pada
tanaman jagung. Sehingga dapat di simpulkan bahwa kadar N dalam tanah yang berada di
Pada Tanaman Jangung perlakuan minus Phosfor (P) didapati bahwa pertumbuhan
jagung dari segi tinggi tetap baik, namun terdapat bercak berwarna hijau lebih gelap pada sisi
terluar daun bagian bawah, yang mengindikasikan bahwa jagung mengalami defisiensi P,
namun warna daun jagung tidak sampai berwarna ungu, di sisi lain daun yang mengalami
defisiensi P tersebut patah dan mati, serta akar dan diameter batang tidak sebesar jagung yang
diberikan pemupukan NPK, sehingga dapat di simpulkan bahwa tanah di kecamatan Padang
Pada perlakuan minus K didapati tanaman jagung didapati tidak terjadi defisiensi Kalium
hingga 2 MST, kemudian pada 3 MST didapati daun tanaman jagung bagian bawah mulai
menguning di mulai dari ujung tepi yang merupakan suatu indikasi adanya defisiensi K pada
tanaman jagung, namun defisiensi K yang terjadi tidak parah dan tanamn dapat tumbuh tinggi
dan masih cukup baik, maka diperkirakan bahwa kadar K dalam tanah di Kecamatan Padang
Pada percobaan kontrol (tanpa pemberian pupuk) didapati tanaman jagung tidak
mengalami defisiensi hara hingga 4 MST, kemudian pada 5, 6 dan 7 MST di dapati tanaman
mulai mengalami defisiensi ringan Kaliun serta pada 6 MST tanaman jagung didapati
defisien N ringan, sehingga diperkirakan unsur hara makro yang terdapat pada tanah di
Kecamatan Sungai Air masih cukup, namun untuk memenuhi siklus hidup tanaman jagung
Pada tanaman jagung yang diberikan pemupukan lengkap yaitu pemupukan NPK
didapati
bahwa tanaman tumbuh tinggi dan subur serta memiliki diameter batang yang besar dan daun
yang lebar yang merupakan suatu indicator bahwa unsur hara yang tersedia di dalam tanah
tersedia secara cukup bagi tanaman jagung karena di lakukan pemupukan NPK.
Pada perlakuan minus NP didapati tanaman jagung kurus dan kerdil yang merupakan
indikasi adanaya defisiensi unsur hara N yang di mulai sejak 5 MST, selain itu juga terdapat
warna kuning pada daun paling bawah yang berada di tengah daun sehingga membentuk
huruf V. selain itu didapati bahwa pertumbuhan akar terhambat dan warna daun tanaman
hijau muda yang mengindikasikan defisiensi hara P. maka tanah di kecamatan sangat sedikit
Pada perlakuan minus NK didapati pertumbuhan tanaman jagung terhamabat baik dari
segi tinggi tanaman maupun jumlah daun. Hal ini mengindikasikan bahwa tanaman
vegetatif tanaman secara keseluruhan, khususnya pertumbuhan akar, batang dan daun. Serta
warna daun hijau pucat karena kekurangan N. Hal-hal tersebut tentu saja dapat terjadi karena
didukung oleh kurangnya kadar K yang diperlukan tanaman dimana Kalium berfungsi untuk
metabolisme unsur nitrogen. Sehingga dari pengamatan pada tanaman jagung bahwa tanah di
Pada Percobaan minus PK didapati tanaman jagung memiliki diameter batang yang kecil
yang mengindikasi adanya kekurangan akan unsur Kalium serta akar tidak begitu lebat yang
mengindikasi adanya kekurangan Phosfor namun kedua gejala tersebut tidak parah. Maka
dapat disimpulkan bahwa kandungan Kalium dan Phosfor dalam tanah pada kecamatan Parik
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU
Sambungan masih lumayan, namun tidak optimal untuk pertumbuhan pertanaman jagung.
Secara keseluruhan ditinjau dari tinggi tanaman perlakuan (-NK), (-NP) dan (-N)
menunjukkan bahwa tinggi tanaman jagung dari ke-3 perlakuan tersebut adalah yang
pengurangan unsur hara N di dapati tinggi tananam jagung di bawah tinggi rata-rata tanaman
normal.
Dari percobaan di atas didapati bahwa dengan percobaan uji tanah dengan metode Minus
One Test dapat dilakukan dengan baik, walaupun hasilnya bersifat tidak langsung dan
memiliki keakuratan rendah. Serta tanaman jagung sangat cocok di jadikan media untuk
percobaan Minus One Test karena tanaman jagung dapat menunjukkan gejala kekurangan
hara pada bagian tanamannya terutama daun, selain itu tanaman jagung memiliki siklus hidup
yang relatif pendek sehingga untuk melakukan metode tersebut dapat lebih cepat.
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU
KESIMPULAN
1. Minus One Test merupakan salah satu uji kesuburan tanah, menggunakan metode uji
Biologi, yang dilakukan dengan cara menerapkan uji kurang satu dari unsur hara yang
5. Pada perlakuan control didapati tanaman jagung masih cukup baik dibandingkan dengan
perlakuan yang lain, yang diperkirakan karena kada hara dalam tanah masih mencukupi.
6. Penentuan tanaman jagung yang defisiensi hara makro dapat dengan mudah dilihat dari
daun.
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z. 2011. Analisis Nilai Indeks Kualitas Tanah Entisol pada Penggunaan Lahan yang
Berbeda. Fakultas Pertanian Universitas Mataram. Nusa Tenggara Barat. Jurnal
Agroteksos Vol. 21 No.1.
Bruulsema, T.W., Fixen, P.E., Sulewski, G.D. 2017. 4T Hara Tanaman: Pedoman
Peningkatan Manajemen Hara Tanaman. International Plant Nutrition Institute,
Penang, Malaysia. Diterjemahkan oleh: Annisa Laksmintari, Fauzia Trisnantari,
Ruth Ninajanty, Witjaksana Darmosarkoro (Jakarta, Indonesia).
Budi, H.S dan Sasmita, S. 2015. Ilmu dan Implementasi Kesuburan Tanah. Universitas
Muhammadiyah Malang. Malang.
Budiman, H. 2013. Budidaya Jagung Organik. Pustaka Baru Press. Yogyakarta. Hal: 16-87.
Erawati, R.T.B. 2011. Identifikasi Gejala Kekurangan Unsur Hara Pada Tanaman Jagung.
Litbang. Nusa Tenggara Barat
Fauzi, R. 2012. Memperlajari Tingkat Kekerasan Biji Jagung Selama Pengeringan Lapisan
Tipis. Universitas Hasanuddin : Makasar. 81 hal.
Firdaus, F. S., 2018. Observasi Esensialitas Nutrisi Tersedia Tanaman. Laporan Pengujian
Minus One Test Unsur Pupuk Pada Tanaman Tomat. Universitas Pembangunan
“VETERAN”. Surabaya. Hal 1-30.
Gadmor, M, S. 2016. Penerapan Pupuk Urea Pada Tumpangsari Jagung “DoubleRow” dan
Kacang Tanah Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung (Zea mays L.). Skripsi.
Lampung : Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
Kasifah., 2017. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Materi Kuliah. Universitas Muhamadiyah Makasar.
Mauke, Stenli., M.I. Bahua., Nurmi. 2015. Pertumbuhan dan Produksi Jagung Manis (Zea
mays sacaratha L.) Melalui Pemberian Pupuk Urea dan Phonska. JATT Vol no 4
1 April 2015.
Mualim, L., et al. 2011. Kajian Pemupukan NPK dan Jarak Tanam pada Produksi
Antosianin Daun Kolesom. J. Agron. Indonesia 37: 55 – 61.
Mukhlis. 2017. Unsur Hara Makro dan Mikro yang dibutuhkan oleh Tanaman. Dinas
Pertanian. Luwu Utara
Munandar, A. 2013. Sifat Fisika Tanah pada Berbagai Tipe Penggunaan Lahan di SubDas
Olonjongen Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong (Skripsi).
Jurusan Kehutanan Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako. Palu.
Muyassir, Sufardi, dan Saputra, I. 2012. Perubahan sifat fisika Inceptisol akibat perbedaan
jenis dan dosis pupuk organik. Lentera 12 (1): 1-8.
Nuning Argo Subekti, Syafruddin, Roy Efendi, dan Sri Sunarti. 2012, Morfologi Tanaman
dan Fase Pertumbuhan Jagung, Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros.
Paeru, R.H., dan T.Q. Dewi. 2017. Panduan Praktis Budidaya Jagung. Penebar Swadaya.
Jakarta. Hal: 20-22.
Prabowo dan Subantoro, 2012. Analisis Tanah Sebagai Indikator Tingkat Kesuburan Lahan
Budidaya Pertanian di Kota Semarang. Jurnal Ilmiah Cendekia Eksakta.
Universitas Wahid Hasyim. Semarang.
Purwono dan Rudi Hartono. 2011. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta.
Ratnasari. 2012. Kalibrasi Kadar Hara Tanaman Kelapa Sawit Belum Menghasilkan dengan
Menggunakan Metode Sekat Pertumbuhan Terbaik. [Skripsi]. IPB, Bogor :61
hlm.
Rina, D. 2015. Manfaat Unsur Hara N,P dan K Bagi Tanaman. BPTP Kalimantan Timur
Riwandi. 2014. Teknik Budidaya Jagung dengan Sistem Organik di Lahan Marjinal. UNIB
Press. Bengkulu.
Sulakhudin, Denah S., dan Sutarman G. 2015. Kajian Status Kesuburan pada Lahan Sawah
di Kecamatan Sunyai Kunyit Kabupaten Menpawah. Jurnal Pedon Tropika Edisi
1 Vol 3 (106 – 114). UNTAN. Pontianak.
Sutardi, 2017. KAJIAN MINUS ONE TEST DAN KESUBURAN LAHAN PASIR
UNTUK BUDIDAYA TANAMAN BAWANG MERAH. Jurnal Pengkajian dan
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU
Yamani, A. 2011. Analisis Kadar Hara Makro dalam Tanah pada Tanaman Agroforestri di
Desa Tambun Raya Kalimantan Tengah. Jurnal Hutan Tropis, 11 (30):37-46.
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU
LAMPIRAN
Oleh :
KELOMPOK 9
Diperkirakan
kadar unsur hara
Kontrol Belum ada gejala dalam tanah masih
defisiensi mencukupi untuk
pertumbuhan
tanaman jagung
Diperkirakan
kadar unsur hara
Lengkap Tidak ada gejala dalam tanah masih
defisiensi mencukupi untuk
pertumbuhan
tanaman jagung
Diperkirakan
kadar unsur N
Tidak ada gejala dalam tanah masih
-N defisiensi tersedia dan
mencukupi untuk
pertumbuhan
tanaman jagung
Diperkirakan
Belum ada gejala kadar unsur P
-P defisiensi dalam tanah masih
tersedia dan
mencukupi untuk
pertumbuhan
tanaman jagung
Diperkirakan
kadar unsur K
dalam tanah masih
-K Belum ada gejala tersedia dan
defisiensi mencukupi untuk
pertumbuhan
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU
tanaman jagung
Diperkirakan
kadar unsur N dan
P dalam tanah
-NP Belum ada gejala masih tersedia dan
defisiensi mencukupi untuk
pertumbuhan
tanaman jagung
Diperkirakan
kadar unsur N dan
Belum ada gejala K dalam tanah
-NK defisiensi masih tersedia dan
mencukupi untuk
pertumbuhan
tanaman jagung
Diperkirakan
kadar unsur P dan
Belum ada gejala K dalam tanah
-PK defisiensi masih tersedia dan
mencukupi untuk
pertumbuhan
tanaman jagung
jagung
-N Pertumbuhan Diperkirakan
tanaman lambat kadar unsur N
dalam tanah tidak
mencukupi untuk
pertumbuhan
tanaman jagung
Diperkirakan
kadar unsur P
-P Belum ada gejala dalam tanah masih
defisiensi tersedia dan
mencukupi untuk
pertumbuhan
tanaman jagung
Diperkirakan
kadar unsur N dan
Belum ada gejala P dalam tanah
-NP defisiensi masih Tersedia
dan mencukupi
Untuk
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU
Pertumbuhan
Jagung
Diperkirakan kadar
unsur hara dalam
Kontrol Belum ada gejala tanah masih
defisiensi mencukupi untuk
pertumbuhan
jagung
Dengan pemberian
pupuk hara makro
Lengkap Tidak ada gejala yang tepat jagung
defisiensi dapat tumbuh
dengan baik
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU
Diperkirakan kadar
Pertumbuhan unsur N dalam
-N tanaman lambat tanah tidak
dan kerdil mencukupi untuk
pertumbuhan
tanaman jagung
Diperkirakan kadar
unsur P dalam
Belum ada gejala tanah masih
-P defisiensi tersedia dan
mencukupi untuk
pertumbuhan
jagung
Diperkirakan kadar
unsur K dalam
Daun terbawah tanah tidak
-K menguning di tepi mencukupi untuk
daunnya pertumbuhan
tanaman jagung
Daun Menguning
kemudian Batang
kurus, warna hijau
pucat dan vigor Diperkirakan kadar
tanaman tidak unsur N dan P
baik. dalam tanah tidak
-NP Daun kedua dari mencukupi untuk
bawah mengalami pertumbuhan
defisiensi hara tanaman jagung
dimana setengah
daun dari tulang
daun ke tepi daun
kuning kecoklatan
Diperkirakan kadar
Defisiensi Kaliun, unsur K dalam
terlihat dari daun tanah tidak
tua yang mencukupi untuk
-NK menguning dan pertumbuhan,
berubah menjadi namaun unsur N
coklat masih mencukupi
Diperkirakan
kadar unsur hara
Kontrol Belum ada gejala dalam tanah masih
defisiensi mencukupi untuk
pertumbuhan
jagung
Dengan
pemberian pupuk
Tidak ada gejala hara makro yang
Lengkap defisiensi tepat jagung dapat
tumbuh dengan
baik
Diperkirakan
Pertumbuhan kadar unsur N
tanaman lambat, dalam tanah tidak
-N kerdil dan mulai mencukupi untuk
mengalami gejala pertumbuhan
klorosis tanaman jagung
Pertumbuhan Diperkirakan
lambat, juga daun kadar unsur N dan
terbawah dan P dalam tanah
-NP kedua dari bawah tidak mencukupi
layu dan kering untuk
keriput tetapi pertumbuhan
belum rontok dari jagung
tanaman.
Diperkirakan
Defisiensi Kaliun, kadar unsur K
terlihat dari daun dalam tanah tidak
-NK tua yang mencukupi untuk
menguning dan pertumbuhan,
berubah menjadi namun unsur N
coklat masih mencukupi
Diperkirakan terjadi
defisiensi Kalium
pada tanah, ditandai
dengan ujung daun
menguning menuju
Kontrol Defisiensi ringan pangkal daun,
K dan N kemudian
mengering dan mati
(Gejala timbul pada
daun bawah dan
terus berlanjut
menuju daun atas).
Dengan pemberian
pupuk hara makro
Tidak ada gejala yang tepat jagung
Lengkap defisiensi dapat tumbuh
dengan baik
Diperkirakan kadar
Pertumbuhan unsur N dalam
tanaman lambat, tanah tidak
-N kerdil dan mulai mencukupi untuk
mengalami gejala pertumbuhan
klorosis tanaman jagung
Terjadi defisiensi K
Pada daun bawah pada tanaman yang
tanaman menjadi menyebabkan ujung
kuning daun bagian tepi
kecokelatan dari dan bagian bawah
-K pinggir daun ujung daun
hingga ke tengah menguning menuju
daun kemudian pangkal daun
rontok kemudian daunnya
mati
Terjadi defisiensi
Defisiensi Kaliun, hara N dan K
terlihat dari daun dengan gejala
-NK tua yang defisiensi ujung
menguning dan sampai seperempat
berubah menjadi daun warna kuning
coklat kecoklatan.
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU
Diperkirakan terjadi
Defisiensi N pada
tanah, ditandai
Kontrol Defisiensi ringan K dengan warna daun
dan N menjadi hijau
pucat.
Dengan pemberian
pupuk hara makro
Tidak ada gejala yang tepat jagung
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU
Diperkirakan kadar
unsur P dalam
Daun bagian bawah tanah sudah mulai
menguning berkurang dan
-P kemudian berwarna berdampak pada
cokelat, dimulai warna daun
dari tepi daun menjadi lebih tua di
hingga ke tengah bagian tepi, serta
daun daun paling bawah
patah
Terjadi defisiensi K
Pada daun bawah yang mengebabkan
-K tanaman menjadi daun menguning
kuning kecokelatan dari ujung daun
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU
Diperkirakan terjadi
defisiensi hara N
dan P dengan gejala
munculnya warna
Pertumbuhan kuning diujung
lambat, juga daun daun dan tak lama
-NP terbawah dan kedua dipinggir daun
dari bawah layu muncul warna ungu
dan kering keriput kecoklatan dari
tetapi belum rontok ujung daun hingga
dari tanaman. ke pangkal daun.
Tanaman pucat.
Terjadi defisiensi
Batang kurus tinggi hara K dengan
-PK dan daun hijau tua gejala defisiensi
garis-garis kuning
pada daun
Diperkirakan
terjadi defisiensi
kalium pada tanah,
ditandai daun
Kontrol Dijumpai gejala menguning dari
defisiensi ujung daun menuju
tepi daun,
mengering dan
mati.
Dengan pemberian
Tidak ada gejala pupuk hara makro
Lengkap defisiensi yang tepat jagung
dapat tumbuh
dengan baik
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU
Diperkirakan kadar
Pertumbuhan unsur N dalam
-N tanaman lambat, tanah tidak
kerdil dan mulai mencukupi untuk
mengalami pertumbuhan
klorosis tanaman jagung
Diperkirakan kadar
unsur P dalam
Daun bagian tanah Sudah mulai
bawah menguning berkurang dan
kemudian berdampak pada
-P berwarna cokelat, warna daun
yang mulai dari menjadi lebih tua
tepi daun hingga di bagian tepi, serta
ke tengah daun daun paling bawah
Patah dan
mengering
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU
Diperkirakan
terjadi defisiensi
hara N dan P
dengan gejala pada
daun bawah
banyak terdapat
Pertumbuhan garis kuning lurus
lambat, pada daun di tulang daun
terbawah dan daun dengan ujung daun
-NP kedua terbawah kuning membentuk
layu serta kering huruf V dan
keriput tetapi dipinggir daun
belum rontok dari muncul warna
dari batang ungu kecoklatan
tanaman diujung daun
tersebut. Daun
berikutnya diatas
daun terbawah,
sedikit muncul
bercak kuning
coklat menyebar di
permukaan daun
tersebut.
Diperkirakan
Defisiensi Kalium terjadi defisiensi
terlihat dari daun hara N dan K yang
tua yang menyebabkan daun
-NK menguning dan yang kering
berubah menjadi kemudian daun
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU
Diperkirakan
Batang kurus terjadi defisiensi
tinggi dan daun hara K dengan
-PK hijau tua gejala garis-garis
kuning yang
semakin jelas
1. Penanaman Cartenz -P
Desi
2. Penanaman Rimawan Kontrol
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU
3. Penanaman Dhea -K
6. Penjarangan Desi -N
Zebua
9. Pemupukan Cartenz -P