Anda di halaman 1dari 66

PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH

I PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN USU

METODE EVALUASI KESUBURAN TANAH DENGAN METODE


MINUS ONE TEST DENGAN MENGANALISA GEJALA
DEFISIENSI HARA PADA TANAMAN JAGUNG

Oleh :
KELOMPOK 9

Cartenz Sincer Pohan Siahaan 200301113 Ketua


Charlos Renaldi Ginting 200301114 Anggota
Desi Ratnasari Br Zebua 200301115 Anggota
Desi Rimawan 200301116 Anggota
Dheatri Yulinar Tamba 200301117 Anggota
Dytia Meylanie Fauziah Batu 200301118 Anggota
Elsa Amelia Azzahra 200301119 Anggota
Erwind Gemael Simanjuntak 200301120 Anggota

PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2021
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
I PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

KATA PENGANTAR
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
I PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

DAFTAR ISI
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
I PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

DAFTAR TABEL
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
I PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

DAFTAR GAMBAR
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
I PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Evaluasi kesuburan pada tanah merupakan pendiagnosaan keharaan dalam tanah dan

anjuran pemupukan. Salah satu cara yang sering digunakan dalam menilai kesuburan suatu

tanah yaitu melalui pendekatan dengan analisis tanah atau uji tanah. Uji tanah didasarkan

pada konsep bahwa tanaman akan merespon pemberian pupuk bila kadar hara tersebut kurang

atau jumlah yang tersedia tidak cukup atau pertumbuhan yang normal

(Prabowo dan Subantoro, 2012).

Pendekatan uji tanah pada umumnya ditujukan untuk tanaman pangan, dan hortikultura

sayuran berumur pendek (semusim) dan mempunyai sistem perakaran dangkal. Sedangkan

untuk tanaman buah atau perkebunan yang berumur panjang (tahunan) dan mempunyai

perakaran dalam, penentuan rekomendasi pupuk yang umum digunakan adalah uji analisis

tanaman (plant analysis). Analisis daun dapat mencerminkan kondisi status hara tanaman

serta memberikan gambaran ketersediaan hara dalam tanah. Analisis daun mencerminkan apa

yang dapat diserap tanaman dari dalam tanah dari awal pertumbuhan tanaman hingga saat

pengambilan contoh daun (Hardjowigeno S. 2011).

Metode yang digunakan untuk mengetahui pembatas hara bagi pertumbuhan tanaman

adalah minus one test atau plus one test. Metode minus one test diterapkan untuk tanah-tanah

dengan tingkat kesuburan rendah sampai sedang, karena tanah tersebut diduga mengalami

beberapa kahat hara sehingga perlu diuji dengan perlakuan pemupukan lengkap terlebih

dahulu. Metode plus one test ditujukan untuk tanah dengan tingkat kesuburan sedang sampai

tinggi, karena tanah tersebut diduga cukup hara sehingga hanya perlu diuji hara pembatas

utamanya dengan penambahan satu unsur hara (Wibisono, et al. 2013)


PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
I PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui peranan fungsi N, P dan K bagi

tanaman adalah dengan melakukan uji Minus One Test. Metode ini dilakukan dengan

menggunakan kombinasi antara pupuk yang mengandung N, P dan K dengan menghilangkan

salah satu unsur dari ketiga unsur tersebut sehingga didapat perlakuan yang memberikan hasil

terendah. Perlakuan yang yang terdiri dari kombinasi dua unsur dan kemudian memberikan

produksi terendah menunjukkan bahwa unsur yang hilang merupakan faktor pembatas

pertumbuhan dan produksi. Unsur yang paling kahat ditunjukkan oleh perlakuan yang

mengalami penurunan produksi atau peningkatan produksi yang paling tinggi dibandingkan

perlakuan yang lengkap (Mualim, L., et al. 2011).

Kebutuhan hara tanaman yang cukup akan meningkatkan produktivitas. Tanaman yang

kekurangan unsur hara akan menunjukkan gejala seperti daun menguning, bunga tidak

muncul, panen terhambat, serta produksi menurun. Tanah sebagai salah satu komponen lahan

yang mempunyai peranan penting terhadap pertumbuhan tanaman dan produksi tanaman,

karena tanah selain berfungsi sebagai tempat/media tumbuh tanaman, menahan dan

menyediakan air bagi tanaman juga berperan dalam menyediakan unsur hara yang diperlukan

tanaman untuk mendukung pertumbuhan tanaman (Sulakhudin et al., 2015).


PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
I PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum ini dilakukan adalah untuk dapat mengetahui status unsur hara

dari suatu tanah menggunakan metode Minus One Test dan dapat mengamati gejala defisiensi

hara pada tanaman jagung (Zea mays L.)

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penulisan laporan ini adalah untuk dapat memenuhi komponen

penilaian di Mata Kuliah Praktikum Kesuburan Tanah, Program Studi Agroteknologi,

Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai bahan informasi bagi

pihak yang membutuhkan.


PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
I PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

TINJAUN PUSTAKA

Botani Tanaman

Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam

80-150 hari. Menurut Fauzi (2012), tanaman jagung dalam tata nama atau sistematika

(Taksonomi) tumbuh-tumbuhan jagung diklasifikasi sebagai berikut; Kingdom: Plantae;

Divisi: Spermatophyta; Kelas: Monocotyledoneae; Ordo: Graminae; Famili: Graminaceae;

Genus: Zea; dan Spesies: Zea mays L.

Tanaman jagung memiliki akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8m meskipun

sebagian besar berada pada kisaran 2m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar

adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya

tanaman. Akar merupakan organ yang bertanggungjawab agar tanaman dapat berdiri tegak

pada tanah dan sebagai penyerapan unsur hara dan air ke batang. Tanaman Jagung memilik

tiga tipe akar, yaitu akar seminal yang tumbuh dari embrio dan radikula, akar advenfit yang

tumbuh dari buku batang bagian terbawah pada batang, dan akar udara (brace root) (Gadmor,

2016).

Batang tanaman jagung sangat berbeda dengan batang tanaman lainnya, yaitu batang

tanaman jagung berbentuk silindris dan padat (solid) sedangkan jagung-jagungan umumnya

berlubang. Batang tanaman jagung terisi oleh teras, dimana di dalam teras tersebut terdapat

bekas-bekas pembuluh yang tidak beraturan. Di sebelah luar jumlah berkas pembuluh itu

lebih banyak sehingga dapat menguatkan batang tanaman. Batang tanaman jagung beruas-

ruas dengan jumlah ruas biasanya 14 (antara 8 - 21). Tinggi batang berbeda-beda dari 90 cm

untuk varietas-varietas berumur genjah atau varietas yang berhabitus pendek, malah pop

corn (Zea mays everta) tingginya hanya diantara 30 - 50 cm. (Nuning, et. al. 2017).

Menurut Purwono dan Hartono (2011), daun jagung memanjang dan keluar dari buku-
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
I PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

buku batang. Jumlah daun terdiri dari 8 - 48 helaian, tergantung varietasnya. Daun terdiri dari

tiga bagian, yaitu kelopak daun, lidah daun, dan helaian daun. Kelopak daun umumnya

membungkus batang. Antara kelopak dan helaian terdapat lidah daun yang disebut ligula.

Ligula ini berbulu dan berlemak. Fungsi ligula adalah mencegah air masuk ke dalam kelopak

daun dan batang.

Tanaman jagung mampu menghasilkan satu atau beberapa tongkol. Tongkol jagung

muncul dari buku ruas yang berupa tunas yang kemudian berkembang menjadi tongkol

jagung. Pada satu tongkol terdapat 200 – 400 biji jagung yang tersusun rapi yang memiliki

bentuk pipih dengan permukaan biji jagung cembung atau cekung serta dasarnya memiliki

bentuk yang runcing. Biji jagung memiliki 3 bagian terpenting yaitu perikarp, endosperma

dan embrio (Paeru dan Dewi, 2017).

Budiman, (2013) mangatakan bahwa pada biji jagung terdiri atas empat bagian utama,

yaitu: kulit luar (perikarp) (5 %), lembaga (12 %), endosperma (82 %) dan tudung biji (tin

cap) (1%). Kulit luar merupakan bagian yang banyak mengandung serat kasar atau

karobohidrat yang tidak larut (nonpati), lilin dan beberapa mineral. Lembaga banyak

mengandung minyak. Total kandungan minyak dari setiap biji jagung adalah 4 %. Sedangkan

tudung biji dan endosperm banyak mengandung pati. Pati dalam tudung biji adalah pati yang

bebas sedangkan pati pada endosperm terikat kuat dengan matriks protein (gluten).

Bunga jagung juga termasuk bunga tidak lengkap karena tidak memiliki petal dan sepal.

Alat kelamin jantan dan betinanya juga berada pada bunga yang berbeda sehingga disebut

bunga tidak sempurna. Bunga jantan terdapat di ujung batang. Adapun bunga betina terdapat

di ketiak daun ke -6 atau ke -8 dari bunga jantan (Paeru dan Dewi, 2017). Tiap kuntum bunga

memiliki struktur khas, yang disebut floret. Dua floret dibatasi oleh sepasang glumae

(gluma). Bunga jantan tumbuh dibagian pucuk tanaman, berupa karangan bunga
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
I PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

(inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun

dalam tongkol.

Syarat Tumbuh Jagung (Zea mays)

Iklim

Tanaman jagung menghendaki tempat terbuka dan menyukai cahaya. Ketinggian tempat

yang cocok untuk tanaman jagung dari 0 s.d. 1300 m di atas permukaan laut. Temperatur

udara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman jagung adalah 230 – 270 C. Curah hujan

yang ideal untuk tanaman jagung pada umumnya antara 200 sampai dengan 300 mm per

bulan atau yang memiliki curah hujan tahunan antara 800 sampai dengan 1200 mm. Tingkat

kemasaman tanah (pH) tanah yang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman

jagung berkisar antara 5,6 sampai dengan 6,2.

Saat tanam jagung tidak tergantung pada musim, namun tergantung pada ketersediaan air

yang cukup. Kalau pengairannya cukup, penanaman jagung pada musim kemarau akan

memberikan pertumbuhan jagung yang lebih baik (Riwandi et. al. 2014). Di Indonesia

tanaman jagung tumbuh dan berproduksi optimum di dataran rendah sampai ketinggian 750

m dpl. Suhu udara ideal untuk perkecambahan benih adalalah 30 oC-32oC dengan kapasitas air

tanah 25% - 60% (Zakariah, 2012).

Iklim yang dikehendaki oleh tanaman jagung adalah daerah-daerah beriklim sedang

hingga daerah beriklim subtropis/tropis yang basah. Jagung dapat tumbuh di daerah yang

terletak antara 0-50°C LU hingga 0-40°LS (Tim Karya Tani Mandiri, 2012). Curah hujan

ideal untuk tanaman jagung adalah antara 100 mm-200 mm per bulan dengan distribusi

merata. Tanaman jagung cocok ditanam di daerah yang beriklim kering.

Tanah

Tanaman jagung menghendaki tanah yang gembur (lembab), permeabilitas sedang,


PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
I PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

drainase agak cepat, tingkat kesuburan sedang, kandungan humus sedang. Reaksi tanah (pH)

berkisar antara 5,2 - 8,5 yang optimal antara 5,8–7,8. Pada pH netral, unsur-unsur hara yang

dibutuhkan tanaman jagung banyak tersedia di dalamnya. pH lebih dari 7,0 unsur P terikat

oleh CO sehingga tidak terlarut dalam air. Hal ini mengakibatkan unsur hara sulit diserap

oleh akar tanaman. Jadi, pH tanah dan unsur-unsur hara yang ada (tersedia) bagi tanaman

saling berkaitan (Zakariah, 2012).

Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus, hampir berbagai macam tanah

dapat diusahakan untuk pertanaman jagung. Tetapi jagung yang ditanam pada tanah gembur,

subur dan kaya akan humus dapat memberikan hasil dengan baik. Sistem perakaran tanaman

jagung merupakan akar serabut dengan 3 macam akar yaitu akar seminal, akar adventif dan

akar udara. Pertumbuhan akar ini melambat setelah plumula muncul ke permukaan tanah.

Akar adventif adalah akar yang semula berkembang dari buku diujung mesikotil, selanjutnya

berkembang dari tiap buku secara berurutan ke atas hingga 7 sampai dengan 10 buku yang

terdapat di bawah permukaan tanah. Akar adventif berperan sebagai penyangga supaya

tanaman jagung tidak mudah rebah. Akar tersebut juga membantu penyerapan unsur hara dari

air (Riwandi, et. al. 2014).

Metode Evaluasi Kesuburan Tanah

Tanah adalah media untuk pertumbuhan tanaman dan pemasok unsur hara untuk

tanaman. Pada umumnya tanah memasok 13 dari 16 unsur hara esensial yang diperlukan

untuk pertumbuhan tanaman, terutama tanaman pangan. Unsur hara esensial tersebut harus

terus- menerus tersedia dalam takaran yang berimbang, tetapi hal ini tidak selalu terjadi pada

pada semua jenis tanah. Beberapa tanah tertentu yang tidak dapat memenuhi tujuan tersebut

disebut tanah tidak subur (Handayanto, 2014).


PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
I PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

Kesuburan tanah merupakan kemampuan tanah menghasilkan bahan tanaman yang

dipanen. Maka disebut pula daya menghasilkan bahan panen atau produktivitas.

Ungkapan

akhir kesuburan tanah ialah hasil panen, yang diukur dengan bobot bahan kering yang

dipungut per satuan luas (biasanya hektar) dan per satuan waktu. Dengan menggunakan tahun

sebagai satuan waktu untuk perhitungan hasil panen, dapat dicakup akibat variasi keadaan

habitat akar tanaman karena musim (Mardiana, 2015).

Kesuburan tanah ialah kemampuan tanah untuk menyediakan unsur hara dalam jumlah

berimbang guna pertumbuhan dan produksi tanaman. Produktivitas tanah potensial adalah

kemampuan tanah untuk menghasilkan pertumbuhan dan hasil biomassa tanaman tanpa

asupan bahan (pupuk, air, dan pestisida) dari luar. Produktivitas tanah actual adalah

kemampuan tanah untuk menghasilkan pertumbuhan dan hasil tanaman yang sekarang ada

(Riwandi et. al, 2017).

Setiap hara tanaman tersedia dalam bentuk kimia yang berbeda dan berlangsung dengan

reaksi yang khas setelah masuk dalam tanah. Tanpa melihat sumber aslinya dan reaktivitas

tanah, hara harus dalam bentuk larut dan tersedia bagi tanaman sebelum hara dapat diserap

oleh akar tanaman (Bruulsema et al, 2017).

Ketersediaan unsur hara di dalam tanah merupakan faktor utama dalam kesuksesan

seluruh kehidupan tanaman. Unsur hara di dalam tanah dalam kondisi seimbang dapat

meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman yang optimal. Tanaman

memanfaatkan bahan organik untuk mendapatkan energi dan akan mengoptimalkan

pertumbuhan dan kualitas produksi. Salah satu cara tanaman mendapatkan energi dengan cara

proses fotosintesis. Dalam proses ini tanaman mengumpulkan karbon yang ada di atmosfer

dengan kadar sangat rendah, ditambah air, diubah menjadi bahan organik oleh klorofil
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
I PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

dengan bantuan sinar matahari (Budi dan Sasmita, 2015).

Rendahnya status kesuburan tanah disebabkan karena adanya faktor pembatas, yaitu

rendahnya kandungan C- organik tanah dan rendahnya P total tanah. Kandungan C-organik

(bahan organik) tanah sangat berpengaruh terhadap kemampuan tanah dalam

mempertahankan

kesuburan dan produktivitas tanah melalui aktivitas mikroorganisme tanah. Penambahan

bahan organik mutlak harus diberikan karena bahan organik tanah sangat berperan penting

untuk menciptakan kesuburan tanah. Peran bahan organik bagi tanah merupakan pembentuk

granulasi dalam tanah dan sangat penting dalam pembentukan agregat tanah yang stabil

(Munandar, 2013 dalam Tolaka 2013).

Metode Minus One Test

Evaluasi kesuburan tanah dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu melalui

pengamatan gejala defisiensi pada tanaman secara visual, analisa tanaman dan analisa tanah.

Analisa tanaman meliputi analisa serapan hara makro primer (N, P dan K) dan uji vegetatif

tanaman dengan melihat pertumbuhan tanaman. Sedangkan analisa tanah meliputi analisa

ketersediaan hara makro primer (N. P dan K) dalam tanah kandungan unsur hara di dalam

tanah sebagai gambaran status kesuburan tanah dapat dinilai dengan beberapa metode

pendekatan yaitu : (1) Melihat citra tanaman di lapangan (melihat gejala-gejala kekurangan

unsur hara), (2) Uji tanaman, (3) Uji biologi, dan (4) Uji tanah. Selain dari pada itu untuk

menyebutkan bahwa apakah status tanah itu subur atau tidak subur, maka haruslah dikaitkan

dengan keadaan sifat fisik dan kimia tanahnya (Madina, 2015).

Tanaman memerlukan unsur hara N, P, dan K yang cukup untuk digunakan sebagai

mensintesis bahan organik seperti asam amino dan asam nukleat serta bahan-bahan yang

berkaitan dengan energi pada tanaman seperti ADP dan ATP. Pemberian pupuk N, P, dan K
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
I PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

yang berimbang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Untuk itu, perlu

adanya komposisi yang tepat dalam pemberian pupuk anorganik dengan pupuk organik agar

terjadi keseimbangan unsur hara (Nazri et al., 2017) dalam (Firdaus 2018).

Menurut penelitian Sutardi (2017), pemberian N, P dan K secara lengkap berbeda nyata

dibandingkan perlakuan kontrol. Perlakuan minus PK (-N), NK (-P), dan NP (-K) lebih

rendah

produksinya dibandingkan dengan perlakuan NPK secara lengkap. Berarti bahwa untuk

memperbaiki pertumbuhan tanaman, diperlukan pemupukan terutama nitrogen, kemudian

fosfor dan kalium agar produksinya optimal.

Tanaman jagung dipilih sebagai objek percobaan ini karena bersifat responsif terhadap

pemupukan. Kekurangan unsur hara pada tanaman jagung akan direpresentasikan pada warna

daun selama pertumbuhan. Penambahan zat hara pada tanah melalui pemupukan akan

mempengaruhi pertumbuhan tanaman jagung. (Titah, Joko, et. al. 2016).

Metode yang digunakan untuk mengetahui pembatas hara bagi pertumbuhan tanaman

adalah minus one test atau plus one test. Metode minus one test diterapkan untuk tanah-tanah

dengan tingkat kesuburan rendah sampai sedang, karena tanah tersebut diduga

mengalami beberapa kahat hara sehingga perlu diuji dengan perlakuan pemupukan lengkap

terlebih dahulu. Metode plus one test ditujukan untuk tanah dengan tingkat kesuburan sedang

sampai tinggi, karena tanah tersebut diduga cukup hara sehingga hanya perlu diuji hara

pembatas utamanya dengan penambahan satu unsur hara. Kriteria kesuburan rendah, sedang,

dan tinggi mengacu pada kriteria yang dibuat Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat

(Kasifah, 2017).

Metode minus one test diterapkan untuk tanah-tanah dengan tingkat kesuburan rendah

sampai sedang, karena tanah tersebut diduga mengalami beberapa kahat hara sehingga perlu
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
I PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

diuji dengan perlakuan pemupukan lengkap terlebih dahulu. Dengan melalui metode minus

one test kita dapat mengetahui dan mengevaluasi kesuburan tanah dalam peningkatan

produksi tanaman dan berpengaruh terhadap pertanian di masa yang akan datang

(Latunra,2012).

Tanaman yang kekurangan unsur hara N,P,K ini menunjukkan gejala pada daun bawah

ujungnya menguning dan mati, kemudian menjalar ke bagian pinggir daun. Meskipun

kekurangan kalium masih mampu berbuah, tetapi tongkol yang dihasilkannya kecil dan

ujungnya meruncing (Muyassir,2012).

Jagung dapat dijadikan sebagai tanaman indikator dimana tanaman jagung dapat tumbuh,

maka sangat dimungkinkan bahwa tanaman lain juga dapat tumbuh dengan baik jagung

merupakan tanaman yang relatif mudah dibudidayakan. Jagung juga tanaman Indikator yang

bagus untuk melihat gejala kekurangan hara (Irawan, 2012).

Gejala Defisiensi Unsur Hara

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman sangat dipengaruhi oleh ketersediaan unsur

hara di dalam tanah. Pemupukan merupakan upaya paling konkret yang dapat dilakukan

untuk meningkatkan kandungan unsur hara di dalam tanah. Unsur hara esensial yang

utama bagi tanaman adalah unsur N, P dan K. Kekurangan unsur hara esensial akan

mengganggu pembelahan sel sehingga pertumbuhan tanaman menjadi lambat dan kerdil

(Hardjowigeno,2015).

Unsur hara merupakan kebutuhan utama tanaman untuk menopang pertumbuhannya, jika

unsur-unsur dalam tanah tidak tersedia maka pertumbuhan tanaman akan terhambat dan

produksinya pun menurun. Kebutuhan tanaman akan nutrisi unsur hara berbeda-beda

tergantung dari jenis tanamannya, ada jenis tanaman yang rakus makanan dan ada pula yang

biasa saja. Unsur hara atau nutrisi tanaman yang diperlukan oleh tanaman terdiri dari dua
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
I PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

jenis yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro terdiri dari nitrogen

(N), phosphor (P), kalium (K), magnesium (Mg), kalsium (Ca), dan belerang/sulfur (S).

Sedangkan unsur hara mikro terdiri dari boron (B), tembaga (Cu), seng (Zn), besi (Fe),

molibdenum (Mo), Mangan (Mn), klor (Cl), natrium (Na), cobalt (Co), silicone (Si) dan nikel

(Ni) (Erawati, 2011).

Defisiensi atau kahat unsur hara adalah kekurangan material (bahan) yang berupa

makanan bagi tanaman untuk melangsungkan hidupnya. Secara umum gejala defisiensi unsur

hara pada daun tanaman dibedakan menjadi 5 tipe yaitu, 1) Klorosis ; yaitu keadaan jaringan

tumbuhan, khususnya pada daun, yang mengalami kerusakan atau gagalnya

pembentukan klorofil

sehingga daun berubah menjadi kuning atau pucat hampir putih yang munculnya seragam, 2)

Nekrosis ; yaitu kerusakan yang disebabkan adanya kerusakan pada sel atau kerusakan bagian

sel daun, gejala nekrosis muncul pada tepi daun atau ujung daun, 3) Kurangnya pertumbuhan

baru ; yaitu terhentinya pertumbuhan baru, baik pada tunas maupun daun yang dapat

mengakibatkan kematian pada bagian ujung atau tunas daun, 4) Akumulasi antosianin ; yaitu

timbulnya warna merah, biru dan ungu pada semua bagian daun dan batang, 5) Stunting ;

pertumbuhan tanaman kerdil dengan warna hijau normal atau hijau tua atau hijau kuning

(BPTP, 2017).

Febriana (2009), gejala defisiensi unsur hara adalah tanda-tanda yang diperlihatkan oleh

tanaman sebagai akibat kekurangan salah satu atau lebih unsur hara. Defisiensi unsur hara

antara lain disebabkan oleh pemupukan yang dilakukan sebelumnya tidak sesuai

dengan kebutuhan tanaman. Tanaman yang mengalami defisiensi unsur hara

memperlihatkan kelainan pada bagian yang mengalami kekurangan salah satu atau lebih

unsur hara tersebut, misalnya pada daun, muncul bercak-bercak


PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
I PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

Tanaman jagung termasuk komoditas tanaman pangan yang sangat respon dengan

pemupukan. Tanaman jagung membutuhkan paling kurang 13 unsur hara yang diserap

melalui tanah. Hara N, P, dan K diperlukan dalam jumlah lebih banyak, jika kebutuhan hara

ini tidak terpenuhi baik dari tanah maupun dari pemberian pupuk maka tanaman akan

mengalami defisiensi unsur hara dan mengakibatkan terganggunya pertumbuhan tanaman.

Gejala defisiensi pada tanaman jagung akan muncul dengan ciri yang khas jika tanaman

kekurangan unsur hara tertentu, gejalanya dapat terlihat pada organ vegetatif (daun) dan

organ produksi (tongkol) (BPTP, 2017).

Unsur hara N termasuk unsur yang dibutuhkan dalam jumlah paling banyak sehingga

disebut unsur hara makro primer. Umumnya unsur Nitrogen menyusun 1-5% dari berat tubuh

tanaman. Unsur N diserap oleh tanaman dalam bentuk ion amonium (NH 4+) atau ion nitrat

(NO3-). Sumber unsur N dapat diperoleh dari bahan organik, mineral tanah, maupun

penambahan dari pupuk organik. N berfungsi untuk menyusun asam amino (protein), asam

nukleat, nukleotida, dan klorofil pada tanaman. Tanaman yang kekurangan unsur hara N akan

menunjukkan gejala : Seluruh tanaman berwarna pucat kekuningan (klorosis) akibat

kekurangan klorofil; Pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, jumlah anakan atau jumlah

cabang sedikit; Perkembangan buah menjadi tidak sempurna dan seringkali masak sebelum

waktunya; Pada tahap lanjut, daun menjadi kering dimulai dari daun bagian bawah tanaman

(Rina, 2015).

Gambar 1. Kahat hara Nitrogen

Unsur P juga merupakan salah satu unsur hara makro primer sehingga diperlukan
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
I PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

tanaman dalam jumlah banyak untuk tumbuh dan berproduksi. Tanaman mengambil unsur P

dari dalam tanah dalam bentuk ion H 2PO4-. Konsentrasi unsur P dalam tanaman berkisar

antara 0,1-0,5% lebih rendah daripada unsur N dan K. Keberadaan unsur P berfungsi sebagai

penyimpan dan transfer energi untuk seluruh aktivitas metabolisme tanaman. Tanaman yang

kekurangan unsur hara P akan menunjukkan gejala : Pertumbuhan tanaman menjadi kerdil;

Sistem perakaran kurang berkembang; Daun berwarna keunguan; Pembentukan bunga/ buah/

biji terhambat sehingga panen terlambat; Persentase bunga yang menjadi buah menurun

karena penyerbukan tidak sempurna (Rina, 2015).

Gambar 2. Kahat Hara Phospor

Dalam proses pertumbuhan tanaman, unsur K merupakan salah satu unsur hara makro

primer yang diperlukan tanaman dalam jumlah banyak juga, selain unsur N dan P. Unsur K

diserap tanaman dari dalam tanah dalam bentuk ion K +. Kandungan unsur K pada jaringan

tanaman sekitar 0,5 - 6% dari berat kering. Tanaman yang kekurangan unsur hara Kalium

akan menunjukkan gejala yang mirip dengan kekurangan unsur N, yaitu: Pertumbuhan

tanaman menjadi kerdil; Seluruh tanaman berwarna pucat kekuningan (klorosis). Bedanya

dengan kekurangan unsur N, gejala kekurangan unsur K dimulai dari pinggir helai pada daun

sehingga terlihat seperti huruf V terbalik (Rina, 2015).


PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
I PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

Gambar 3. Kahat Hara Kalium

BAHAN DAN METODE

Tempat Dan Waktu Praktikum

Adapun tempat dilaksanakan praktikum ini adalah di 6 Tempat terpisah yaitu di Kota

Tebing-Tinggi, Kabupaten Dairi, Kota Medan, Kabupaten Tapanuli Utara, Kota Padang

Sidempuan, dan Kabupaten Pasaman Barat. Yang dilakukan pada 4 September 2021 dan

berakhir pada 23 Oktober 2021.

Bahan Dan Alat

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah benih Jagung,Tanah Top Soil

sebagai objek pengamatan, Benih Jagung (Zea mays L. Var.Bonanza F1) sebagai media

percobaan air untuk menyiram tanaman Jagung, polybag ukuran 10kg sebagai wadah media

tanam, dan label sebagai tanda perpolybag, serta pupuk SP-36, pupuk KCl, dan pupuk Urea.
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
I PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cangkul sebagai alat untuk

mengolah tanah, buku data sebagai alat untuk tempat data dituliskan, pena sebagai alat untuk

menulis data, penggaris dan meteran sebagai alat untuk mengukur tinggi tanaman, dan

kamera hp untuk mendokumentasikan setiap kegiatan mulai dari awal penanaman hingga

pemeliharaan tanaman.

Prosedur Praktikum

- Diisi media ke dalam polibag yaitu tanah top soil

- Direndam benih yang hendak ditanam di dalam air selama lebih kurang 15 menit.

- Dilakukan pemberian pupuk pada minggu pertama sesuai dengan perlakuan

- Diamati jumlah daun dan tinggi tanaman setiap minggu

- Dicatat pertumbuhan tanaman jagung serta gejala defisiensi yang dialami dan di

masukkan ke dalam logbook

- Dibuat Video

Metode Percobaan
Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Non Faktorial,
yang terdiri dari 8 perlakuan yaitu :

Tabel 1. Perlakuan Percobaan

No. Perlakuan Unsur Hara


1 Kontrol -
2 Lengkap NPK
3 -N PK
4 -P NK
5 -K NP
6 -NP K
7 -NK P
8 -PK N
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
I PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

Tabel 2. Dosis Pupuk Percobaan


Jumlah Pupuk
Hara Dosis Sumber Pupuk
(gram/polybag)
N 250 ppm N Urea (45% N) 2,8
P 100 ppm P SP36 (36% P2O5) 3,18
K 150 ppm K KCl (60% K2O) 1,5

Tabel 3. Jenis dan Dosis Pupuk yang Diberikan untuk Setiap Perlakuan pada saat tanam
Urea SP36 KCl
No Perlakuan
(gram/pot) (gram/pot) (gram/pot)
1 Kontrol - - -
2 Lengkap 2,8 3,18 1,5
3 -N - 3,18 1,5
4 -P 2,8 - 1,5
5 -K 2,8 3,18 -
6 -NP - - 1,5
7 -NK - 3,18 -
8 -PK 2,8 - -
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Data Gejala Defisiensi

Tanggal pengamatan : 23/10/2021 (7 MST)

Tabel 4. Data Gejala Defisiensi

Perlakuan Gejala Defisiensi Foto Keterangan

Diperkirakan
terjadi defisiensi
kalium pada tanah,
ditandai daun
Kontrol Dijumpai gejala menguning dari
defisiensi ujung daun menuju
tepi daun,
mengering dan
mati.

Dengan pemberian
Tidak ada gejala pupuk hara makro
Lengkap defisiensi yang tepat jagung
dapat tumbuh
dengan baik
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

Diperkirakan kadar
Pertumbuhan unsur N dalam
-N tanaman lambat, tanah tidak
kerdil dan mulai mencukupi untuk
mengalami pertumbuhan
klorosis tanaman jagung

Diperkirakan kadar
unsur P dalam
Daun bagian tanah Sudah mulai
bawah menguning berkurang dan
kemudian berdampak pada
-P berwarna cokelat, warna daun
yang mulai dari menjadi lebih tua
tepi daun hingga di bagian tepi, serta
ke tengah daun daun paling bawah
Patah dan
mengering
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

Pada daun tua atau


older leaf
menampakkan
Pada daun bawah daun bagian tepi
tanaman terdapat dan bagian bawah
daun kuning ujung daun
-K kecokelatan dari menjalar ke
pinggir daun hingg pangkal daun dan
ke tengah daun mati . Beberapa
kemudian rontok daun tua yang
berada di bawah
mati dan gugur,
karena daun tua
yang menguning

Diperkirakan
terjadi defisiensi
hara N dan P
dengan gejala pada
daun bawah
banyak terdapat
Pertumbuhan garis kuning lurus
lambat, pada daun di tulang daun
terbawah dan daun dengan ujung daun
-NP kedua terbawah kuning membentuk
layu serta kering huruf V dan
keriput tetapi dipinggir daun
belum rontok dari muncul warna
dari batang ungu kecoklatan
tanaman diujung daun
tersebut. Daun
berikutnya diatas
daun terbawah,
sedikit muncul
bercak kuning
coklat menyebar di
permukaan daun
tersebut.

Diperkirakan
Defisiensi Kalium terjadi defisiensi
terlihat dari daun hara N dan K yang
tua yang menyebabkan daun
-NK menguning dan yang kering
berubah menjadi kemudian daun
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

cokelat menjadi mati dan


tumbuhan menjadi
kerdil. Tanaman
pucat

Diperkirakan
Batang kurus terjadi defisiensi
tinggi dan daun hara K dengan
-PK hijau tua gejala garis-garis
kuning yang
semakin jelas

Data Tinggi Tanaman (cm)


Tanggal Pengamatan : 23 – 10 – 2021 (7 MST)

Tabel 5. Data Tinggi Tanaman

Perlakuan Tinggi Tanaman (cm) Keterangan

Tinggi tanaman Jagung Masih


Kontrol 157
sesuai dengan Umur Jagung
Tinggi tanaman Jagung Masih
Lengkap 188
sesuai dengan Umur Jagung
Tinggi tanaman Jagung
-N 85
Dibawah rata-rata
Tinggi tanaman Jagung Masih
-P 180
sesuai dengan Umur Jagung
Tinggi tanaman Jagung Masih
-K 180
sesuai dengan Umur Jagung
-NP 61 Tinggi tanaman Jagung
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

Dibawah rata-rata
Tinggi tanaman Jagung
-NK 92
Dibawah rata-rata
Tinggi tanaman Jagung Masih
-PK 169
sesuai dengan Umur Jagung

Data Jumlah daun (helai)


Tanggal Pengamatan : 23 – 10 – 2021 (7 MST)

Tabel 6. Data Jumlah Daun

Perlakuan Data jumlah daun (helai) Keterangan


Jumlah Helai daun
Kontrol 11
jagung Normal
Jumlah Helai daun
Lengkap 9
jagung Normal
Jumlah Helai daun
-N 5 jagung Tidak sesuai
umur jagung
Jumlah Helai daun
-P 9
jagung Normal
Jumlah Helai daun
-K 11
jagung Normal
Jumlah Helai daun
-NP 6 jagung Tidak sesuai
umur jagung
Jumlah Helai daun
-NK 8 jagung Tidak sesuai
umur jagung
Jumlah Helai daun
-PK 9
jagung Normal
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

Pembahasan

Salah satu cara untuk melakukan uji kesuburan tanah yaitu dengan cara Minus One Test.

Minus One Test merupakan salah satu uji kesuburan tanah, menggunakan metode uji biologi,

yang dilakukan dengan cara menerapkan uji kurang satu dari unsur hara yang ingin diketahui

kuantitasnya pada suatu lahan. Adapun Prinsip dari uji metode biologi yaitu status unsur hara

dinilai dari respons indikator biologi (tanaman dan mikrooganisme), sehingga didapati

perlakuan yang terdiri dari pengurangan unsur dan kemudian memberikan produksi terendah

menunjukkan bahwa unsur yang hilang merupakan faktor pembatas pertumbuhan dan

produksi.

Hasil praktikum menunjukkan bahwa perlakuan minus one test menunjukkan beberapa

gejala kekurangan unsur hara yang di uji diantaranya adalah kekurangan N, P, K, NP, NK,

PK, dan NPK sebagai kontrol. Terkecuali kepada perlakuan yang diberikan pupuk NPK.

Adapun gejala yang dimaksud dapat diketahui dari adanya pertumbuhan atau pun

perkembangan yang tidak seharusnya. Setiap kekurangan unsur juga berbeda gejalanya,

karena tiap unsur mempunyai tugas masing-masing pada tubuh tanaman.

Praktikum minus one test diaplikasikan pada tanaman Jagung (Zea mays .L) dengan

perlakuan control (-NPK), (-N), (-P), (-K), (-NP),(NK), (PK) dan Lengkap (NPK). Setiap

perlakuan menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Selain perlakuan, beberapa faktor

mempengaruhi pertumbuhan antara genetik tanaman, kondisi tanah, iklim dan pemeliharaan

yang dilakukan.

Tanaman Jagung perlakuan minus Nitrogen (N) menunjukkan gejala defisiensi berupa

daun bagian bawah berwarna kuning, tulang daun dibawah permukaan daun muda tampak

pucat, pertumbuhan tanaman terhambat, bahkan cenderung kerdil. Hal ini dapat terjadi karena

fungsi N di dalam tanaman adalah untuk merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman

secara
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

keseluruhan, khususnya pertumbuhan akar, batang dan daun, sehingga karena tidak di berikan

pemupukan N maka jumlah N dalam tanah tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan N pada

tanaman jagung. Sehingga dapat di simpulkan bahwa kadar N dalam tanah yang berada di

kecamatan Berampu Kabupaten Dairi sangat sedikit.

Pada Tanaman Jangung perlakuan minus Phosfor (P) didapati bahwa pertumbuhan

jagung dari segi tinggi tetap baik, namun terdapat bercak berwarna hijau lebih gelap pada sisi

terluar daun bagian bawah, yang mengindikasikan bahwa jagung mengalami defisiensi P,

namun warna daun jagung tidak sampai berwarna ungu, di sisi lain daun yang mengalami

defisiensi P tersebut patah dan mati, serta akar dan diameter batang tidak sebesar jagung yang

diberikan pemupukan NPK, sehingga dapat di simpulkan bahwa tanah di kecamatan Padang

Hilir Kota Tebing Tinggi memiliki kadar phosphor yang cukup.

Pada perlakuan minus K didapati tanaman jagung didapati tidak terjadi defisiensi Kalium

hingga 2 MST, kemudian pada 3 MST didapati daun tanaman jagung bagian bawah mulai

menguning di mulai dari ujung tepi yang merupakan suatu indikasi adanya defisiensi K pada

tanaman jagung, namun defisiensi K yang terjadi tidak parah dan tanamn dapat tumbuh tinggi

dan masih cukup baik, maka diperkirakan bahwa kadar K dalam tanah di Kecamatan Padang

Hulu masih terdapat, namun lambat tersedia bagi tanaman jagung.

Pada percobaan kontrol (tanpa pemberian pupuk) didapati tanaman jagung tidak

mengalami defisiensi hara hingga 4 MST, kemudian pada 5, 6 dan 7 MST di dapati tanaman

mulai mengalami defisiensi ringan Kaliun serta pada 6 MST tanaman jagung didapati

defisien N ringan, sehingga diperkirakan unsur hara makro yang terdapat pada tanah di

Kecamatan Sungai Air masih cukup, namun untuk memenuhi siklus hidup tanaman jagung

masih kurang terutama unsur K dan N.


PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

Pada tanaman jagung yang diberikan pemupukan lengkap yaitu pemupukan NPK

didapati

bahwa tanaman tumbuh tinggi dan subur serta memiliki diameter batang yang besar dan daun

yang lebar yang merupakan suatu indicator bahwa unsur hara yang tersedia di dalam tanah

tersedia secara cukup bagi tanaman jagung karena di lakukan pemupukan NPK.

Pada perlakuan minus NP didapati tanaman jagung kurus dan kerdil yang merupakan

indikasi adanaya defisiensi unsur hara N yang di mulai sejak 5 MST, selain itu juga terdapat

warna kuning pada daun paling bawah yang berada di tengah daun sehingga membentuk

huruf V. selain itu didapati bahwa pertumbuhan akar terhambat dan warna daun tanaman

hijau muda yang mengindikasikan defisiensi hara P. maka tanah di kecamatan sangat sedikit

mengandung hara N atau N tersedia bagi tanaman.

Pada perlakuan minus NK didapati pertumbuhan tanaman jagung terhamabat baik dari

segi tinggi tanaman maupun jumlah daun. Hal ini mengindikasikan bahwa tanaman

mengalami defisiensi N dimana fungsi dari N merupakan untuk merangsang pertumbuhan

vegetatif tanaman secara keseluruhan, khususnya pertumbuhan akar, batang dan daun. Serta

warna daun hijau pucat karena kekurangan N. Hal-hal tersebut tentu saja dapat terjadi karena

didukung oleh kurangnya kadar K yang diperlukan tanaman dimana Kalium berfungsi untuk

mempengaruhi susunan dan mengedarkan karbohidrat di dalam tanaman mempercepat

metabolisme unsur nitrogen. Sehingga dari pengamatan pada tanaman jagung bahwa tanah di

kecamatan Sunggal rendah kandungan hara Nitrogen dan Kalium.

Pada Percobaan minus PK didapati tanaman jagung memiliki diameter batang yang kecil

yang mengindikasi adanya kekurangan akan unsur Kalium serta akar tidak begitu lebat yang

mengindikasi adanya kekurangan Phosfor namun kedua gejala tersebut tidak parah. Maka

dapat disimpulkan bahwa kandungan Kalium dan Phosfor dalam tanah pada kecamatan Parik
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

Sambungan masih lumayan, namun tidak optimal untuk pertumbuhan pertanaman jagung.

Secara keseluruhan ditinjau dari tinggi tanaman perlakuan (-NK), (-NP) dan (-N)

menunjukkan bahwa tinggi tanaman jagung dari ke-3 perlakuan tersebut adalah yang

terendah, terutama pada perlakuan (-NP) dimana N sangat berpengaruh terhadap

pertumbuhan vegtatif dari tanaman, sehingga pada percobaan-percobaan yang terdapat

pengurangan unsur hara N di dapati tinggi tananam jagung di bawah tinggi rata-rata tanaman

normal.

Dari percobaan di atas didapati bahwa dengan percobaan uji tanah dengan metode Minus

One Test dapat dilakukan dengan baik, walaupun hasilnya bersifat tidak langsung dan

memiliki keakuratan rendah. Serta tanaman jagung sangat cocok di jadikan media untuk

percobaan Minus One Test karena tanaman jagung dapat menunjukkan gejala kekurangan

hara pada bagian tanamannya terutama daun, selain itu tanaman jagung memiliki siklus hidup

yang relatif pendek sehingga untuk melakukan metode tersebut dapat lebih cepat.
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

KESIMPULAN

1. Minus One Test merupakan salah satu uji kesuburan tanah, menggunakan metode uji

Biologi, yang dilakukan dengan cara menerapkan uji kurang satu dari unsur hara yang

ingin diketahui kuantitasnya pada suatu lahan.

2. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung menunjukkan hasil yang berbeda

berdasarkan pengurangan salah satu unsur.

3. Tinggi tanaman terendah dialami jagung pada perlakuan -NP.

4. Perlakuan -N berdampak besar pada petumbuhan tanaman terutama tinggi tanaman.

5. Pada perlakuan control didapati tanaman jagung masih cukup baik dibandingkan dengan

perlakuan yang lain, yang diperkirakan karena kada hara dalam tanah masih mencukupi.

6. Penentuan tanaman jagung yang defisiensi hara makro dapat dengan mudah dilihat dari

daun.
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. 2011. Analisis Nilai Indeks Kualitas Tanah Entisol pada Penggunaan Lahan yang
Berbeda. Fakultas Pertanian Universitas Mataram. Nusa Tenggara Barat. Jurnal
Agroteksos Vol. 21 No.1.

BPTP.2017. DEFISIENSI UNSUR HARA PADA TANAMAN JAGUNG. BPTP Bangka


Belitung.

Bruulsema, T.W., Fixen, P.E., Sulewski, G.D. 2017. 4T Hara Tanaman: Pedoman
Peningkatan Manajemen Hara Tanaman. International Plant Nutrition Institute,
Penang, Malaysia. Diterjemahkan oleh: Annisa Laksmintari, Fauzia Trisnantari,
Ruth Ninajanty, Witjaksana Darmosarkoro (Jakarta, Indonesia).

Budi, H.S dan Sasmita, S. 2015. Ilmu dan Implementasi Kesuburan Tanah. Universitas
Muhammadiyah Malang. Malang.

Budiman, H. 2013. Budidaya Jagung Organik. Pustaka Baru Press. Yogyakarta. Hal: 16-87.

Erawati, R.T.B. 2011. Identifikasi Gejala Kekurangan Unsur Hara Pada Tanaman Jagung.
Litbang. Nusa Tenggara Barat

Fauzi, R. 2012. Memperlajari Tingkat Kekerasan Biji Jagung Selama Pengeringan Lapisan
Tipis. Universitas Hasanuddin : Makasar. 81 hal.

Firdaus, F. S., 2018. Observasi Esensialitas Nutrisi Tersedia Tanaman. Laporan Pengujian
Minus One Test Unsur Pupuk Pada Tanaman Tomat. Universitas Pembangunan
“VETERAN”. Surabaya. Hal 1-30.

Gadmor, M, S. 2016. Penerapan Pupuk Urea Pada Tumpangsari Jagung “DoubleRow” dan
Kacang Tanah Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung (Zea mays L.). Skripsi.
Lampung : Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Handayanto, E. 2014. Pengelolaan Kesuburan Tanah. Fakulas Pertanian Universitas


Brawijaya. Malang.

Hardjowigeno S. 2011. Ilmu Tanah. CV Akademika Pressindo, Jakarta.

Hardjowigeno, S. 2015. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Pressindo. Jakarta.


288 hal.

Kasifah., 2017. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Materi Kuliah. Universitas Muhamadiyah Makasar.

Latunra, A. I. 2012. Penuntun Praktikum Fisilogi Tumbuhan II. Universitas Hasanuddin.


Makasar.

Mardiana, N., D. 2015. Pengaruh Pupuk Organik Terhadap Kesuburan Tanahdan


Pengaplikasian Dengan Pupuk Anorganik Pada Produksi Tanaman Jagung.
Makalah. Bandung:Universitas Islam Negri Gunung Jati
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

Mauke, Stenli., M.I. Bahua., Nurmi. 2015. Pertumbuhan dan Produksi Jagung Manis (Zea
mays sacaratha L.) Melalui Pemberian Pupuk Urea dan Phonska. JATT Vol no 4
1 April 2015.

Mualim, L., et al. 2011. Kajian Pemupukan NPK dan Jarak Tanam pada Produksi
Antosianin Daun Kolesom. J. Agron. Indonesia 37: 55 – 61.

Mukhlis. 2017. Unsur Hara Makro dan Mikro yang dibutuhkan oleh Tanaman. Dinas
Pertanian. Luwu Utara

Munandar, A. 2013. Sifat Fisika Tanah pada Berbagai Tipe Penggunaan Lahan di SubDas
Olonjongen Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong (Skripsi).
Jurusan Kehutanan Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako. Palu.

Muyassir, Sufardi, dan Saputra, I. 2012. Perubahan sifat fisika Inceptisol akibat perbedaan
jenis dan dosis pupuk organik. Lentera 12 (1): 1-8.

Nuning Argo Subekti, Syafruddin, Roy Efendi, dan Sri Sunarti. 2012, Morfologi Tanaman
dan Fase Pertumbuhan Jagung, Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros.

Paeru, R.H., dan T.Q. Dewi. 2017. Panduan Praktis Budidaya Jagung. Penebar Swadaya.
Jakarta. Hal: 20-22.

Prabowo dan Subantoro, 2012. Analisis Tanah Sebagai Indikator Tingkat Kesuburan Lahan
Budidaya Pertanian di Kota Semarang. Jurnal Ilmiah Cendekia Eksakta.
Universitas Wahid Hasyim. Semarang.

Purwono dan Rudi Hartono. 2011. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta.

Ratnasari. 2012. Kalibrasi Kadar Hara Tanaman Kelapa Sawit Belum Menghasilkan dengan
Menggunakan Metode Sekat Pertumbuhan Terbaik. [Skripsi]. IPB, Bogor :61
hlm.

Rina, D. 2015. Manfaat Unsur Hara N,P dan K Bagi Tanaman. BPTP Kalimantan Timur

Riwandi. 2014. Teknik Budidaya Jagung dengan Sistem Organik di Lahan Marjinal. UNIB
Press. Bengkulu.

Riwandi., Prasetyo., Hasanudin., I, Cahyadinata. 2017. Kesuburan Tanah dan Pemupukan.


Yayasan Sahabat Alam Rafflesia. Bengkulu.

Sulakhudin, Denah S., dan Sutarman G. 2015. Kajian Status Kesuburan pada Lahan Sawah
di Kecamatan Sunyai Kunyit Kabupaten Menpawah. Jurnal Pedon Tropika Edisi
1 Vol 3 (106 – 114). UNTAN. Pontianak.

Suriadikusumah, Abraham. 2014. Pengaruh Aplikasi Hidrogel Terhadap Beberapa


Karakteristik Tanah. Jurnal Teknotan Vol. 8 No. 1, Januari 2014. Bandung.

Sutardi, 2017. KAJIAN MINUS ONE TEST DAN KESUBURAN LAHAN PASIR
UNTUK BUDIDAYA TANAMAN BAWANG MERAH. Jurnal Pengkajian dan
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

Pengembangan Teknologi Pertanian. Yogyakarta. 20 (1) : 25-34.

Tilda, Titah dan Joko Purbopuspito.2016. Respon Pertumbuhan Jagung Terhadap


Pemberian Pupuk-Pupuk NPK, Urea, SP-36, dan KCL.EUGENIA, Fakultas
Pertanian Unsrat Manado vol.22. No.2.

Wibisono, M. Habib, S. Khomariah, Atma, R. Nabilah, D. Rahayu. 2013. Laporan


Praktikum Lapangan Kesuburan Pemupukan dan Kesehatan Tanah. Fakultas
Pertanian. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Yamani, A. 2011. Analisis Kadar Hara Makro dalam Tanah pada Tanaman Agroforestri di
Desa Tambun Raya Kalimantan Tengah. Jurnal Hutan Tropis, 11 (30):37-46.
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

LAMPIRAN

METODE EVALUASI KESUBURAN TANAH DENGAN METODE MINUS ONE


TEST DENGAN MENGANALISA GEJALA DEFISIENSI HARA
PADA TANAMAN JAGUNG

Oleh :

KELOMPOK 9

Cartenz Sincer Pohan Siahaan 200301113 Ketua


Charlos Renaldi Ginting 200301114 Anggota
Desi Ratnasari Br Zebua 200301115 Anggota
Desi Rimawan 200301116 Anggota
Dheatri Yulinar Tamba 200301117 Anggota
Dytia Meylanie Fauziah Batu 200301118 Anggota
Elsa Amelia Azzahra 200301119 Anggota
Erwind Gemael Simanjuntak 200301120 Anggota

PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

Tanggal Pengamatan : 11/9/2021 (1 MST)

Perlakuan Gejala Defisiensi Foto Keterangan

Diperkirakan
kadar unsur hara
Kontrol Belum ada gejala dalam tanah masih
defisiensi mencukupi untuk
pertumbuhan
tanaman jagung

Diperkirakan
kadar unsur hara
Lengkap Tidak ada gejala dalam tanah masih
defisiensi mencukupi untuk
pertumbuhan
tanaman jagung

Diperkirakan
kadar unsur N
Tidak ada gejala dalam tanah masih
-N defisiensi tersedia dan
mencukupi untuk
pertumbuhan
tanaman jagung

Diperkirakan
Belum ada gejala kadar unsur P
-P defisiensi dalam tanah masih
tersedia dan
mencukupi untuk
pertumbuhan
tanaman jagung

Diperkirakan
kadar unsur K
dalam tanah masih
-K Belum ada gejala tersedia dan
defisiensi mencukupi untuk
pertumbuhan
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

tanaman jagung

Diperkirakan
kadar unsur N dan
P dalam tanah
-NP Belum ada gejala masih tersedia dan
defisiensi mencukupi untuk
pertumbuhan
tanaman jagung

Diperkirakan
kadar unsur N dan
Belum ada gejala K dalam tanah
-NK defisiensi masih tersedia dan
mencukupi untuk
pertumbuhan
tanaman jagung

Diperkirakan
kadar unsur P dan
Belum ada gejala K dalam tanah
-PK defisiensi masih tersedia dan
mencukupi untuk
pertumbuhan
tanaman jagung

Tanggal Pengamatan : 16/9/2021 (2 MST)

Perlakuan Gejala Defisiensi Foto Keterangan

Kontrol Belum ada gejala Diperkirakan


defisiensi kadar unsur hara
dalam tanah masih
mencukupi untuk
pertumbuhan
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

jagung

Lengkap Tidak ada gejala Dengan pemberian


defisiensi pupuk hara makro
yang tepat jagung
dapat tumbuh
dengan baik

-N Pertumbuhan Diperkirakan
tanaman lambat kadar unsur N
dalam tanah tidak
mencukupi untuk
pertumbuhan
tanaman jagung

Diperkirakan
kadar unsur P
-P Belum ada gejala dalam tanah masih
defisiensi tersedia dan
mencukupi untuk
pertumbuhan
tanaman jagung

-K Pada daun bawah Diperkirakan


tanaman terjadi kadar unsur K
daun kuning dalam tanah tidak
kecokelatan dari mencukupi untuk
pinggir daun pertumbuhan
hingga ke tengah tanaman jagung
daun

Diperkirakan
kadar unsur N dan
Belum ada gejala P dalam tanah
-NP defisiensi masih Tersedia
dan mencukupi
Untuk
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

Pertumbuhan
Jagung

-NK Belum ada gejala Diperkirakan


defisiensi kadar unsur N dan
K dalam tanah
masih tersedia dan
mencukupi untuk
pertumbuhan
jagung

-PK Belum ada gejala Diperkirakan


defisiensi kadar unsur P dan
K dalam tanah
masih tersedia dan
mencukupi untuk
pertumbuhan
jagung

Tanggal Pengamatan : 25/9/2021 (3 MST)

Perlakuan Gejala Defisiensi Foto Keterangan

Diperkirakan kadar
unsur hara dalam
Kontrol Belum ada gejala tanah masih
defisiensi mencukupi untuk
pertumbuhan
jagung

Dengan pemberian
pupuk hara makro
Lengkap Tidak ada gejala yang tepat jagung
defisiensi dapat tumbuh
dengan baik
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

Diperkirakan kadar
Pertumbuhan unsur N dalam
-N tanaman lambat tanah tidak
dan kerdil mencukupi untuk
pertumbuhan
tanaman jagung

Diperkirakan kadar
unsur P dalam
Belum ada gejala tanah masih
-P defisiensi tersedia dan
mencukupi untuk
pertumbuhan
jagung

Diperkirakan kadar
unsur K dalam
Daun terbawah tanah tidak
-K menguning di tepi mencukupi untuk
daunnya pertumbuhan
tanaman jagung

Daun Menguning
kemudian Batang
kurus, warna hijau
pucat dan vigor Diperkirakan kadar
tanaman tidak unsur N dan P
baik. dalam tanah tidak
-NP Daun kedua dari mencukupi untuk
bawah mengalami pertumbuhan
defisiensi hara tanaman jagung
dimana setengah
daun dari tulang
daun ke tepi daun
kuning kecoklatan

Diperkirakan kadar
Defisiensi Kaliun, unsur K dalam
terlihat dari daun tanah tidak
tua yang mencukupi untuk
-NK menguning dan pertumbuhan,
berubah menjadi namaun unsur N
coklat masih mencukupi

-PK Batang kurus Diperkirakan kadar


PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

tinggi dan daun unsur K dan P


hijau tua dalam tanah tidak
mencukupi untuk
pertumbuhan
tanaman jagung

Tanggal Pengamatan : 2/10/2021 (4 MST)

Perlakuan Gejala Defisiensi Foto Keterangan

Diperkirakan
kadar unsur hara
Kontrol Belum ada gejala dalam tanah masih
defisiensi mencukupi untuk
pertumbuhan
jagung

Dengan
pemberian pupuk
Tidak ada gejala hara makro yang
Lengkap defisiensi tepat jagung dapat
tumbuh dengan
baik

Diperkirakan
Pertumbuhan kadar unsur N
tanaman lambat, dalam tanah tidak
-N kerdil dan mulai mencukupi untuk
mengalami gejala pertumbuhan
klorosis tanaman jagung

Daun bagian Diperkirakan


-P bawah menguning kadar unsur P
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

kemudian dalam tanah sudah


berwarna cokelat, mulai berkurang
dimulai dari tepi dan berdampak
daun hingga ke pada warna daun
tengah daun

Pada daun bawah Diperkirakan


tanaman menjadi kadar unsur K
kuning dalam tanah tidak
-K kecokelatan dari mencukupi untuk
pinggir daun pertumbuhan
hingga ke tengah tanaman jagung
daun kemudian
rontok

Pertumbuhan Diperkirakan
lambat, juga daun kadar unsur N dan
terbawah dan P dalam tanah
-NP kedua dari bawah tidak mencukupi
layu dan kering untuk
keriput tetapi pertumbuhan
belum rontok dari jagung
tanaman.

Diperkirakan
Defisiensi Kaliun, kadar unsur K
terlihat dari daun dalam tanah tidak
-NK tua yang mencukupi untuk
menguning dan pertumbuhan,
berubah menjadi namun unsur N
coklat masih mencukupi

Batang kurus Diperkirakan


-PK tinggi dan daun kadar unsur K dan
hijau tua P dalam tanah
tidak mencukupi
untuk
pertumbuhan
jagung
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

Tanggal Pengamatan : 9/10/2021 (5 MST)

Perlakuan Gejala Defisiensi Foto Keterangan

Diperkirakan terjadi
defisiensi Kalium
pada tanah, ditandai
dengan ujung daun
menguning menuju
Kontrol Defisiensi ringan pangkal daun,
K dan N kemudian
mengering dan mati
(Gejala timbul pada
daun bawah dan
terus berlanjut
menuju daun atas).

Dengan pemberian
pupuk hara makro
Tidak ada gejala yang tepat jagung
Lengkap defisiensi dapat tumbuh
dengan baik

Diperkirakan kadar
Pertumbuhan unsur N dalam
tanaman lambat, tanah tidak
-N kerdil dan mulai mencukupi untuk
mengalami gejala pertumbuhan
klorosis tanaman jagung

Daun bagian Diperkirakan kadar


-P bawah menguning unsur P dalam tanah
kemudian sudah mulai
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

berwarna cokelat, berkurang dan


dimulai dari tepi berdampak pada
daun hingga ke warna daun
tengah daun

Terjadi defisiensi K
Pada daun bawah pada tanaman yang
tanaman menjadi menyebabkan ujung
kuning daun bagian tepi
kecokelatan dari dan bagian bawah
-K pinggir daun ujung daun
hingga ke tengah menguning menuju
daun kemudian pangkal daun
rontok kemudian daunnya
mati

Pertumbuhan Diperkirakan terjadi


lambat, juga daun defisiensi hara N
terbawah dan dan P dengan gejala
-NP kedua dari bawah defisiensi dimana
layu dan kering ujung daun warna
keriput tetapi hijau kekuningan
belum rontok dari membentuk huruf V
tanaman. dan daun tua
mengering, warna
tanaman hijau pucat
dan pertumbuhan
terhambat/tanaman
kerdil.

Terjadi defisiensi
Defisiensi Kaliun, hara N dan K
terlihat dari daun dengan gejala
-NK tua yang defisiensi ujung
menguning dan sampai seperempat
berubah menjadi daun warna kuning
coklat kecoklatan.
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

Batang kurus Terjadi defisiensi


-PK tinggi dan daun hara P dan K
hijau tua dengan gejala
defisiensi batang
kurus

Tanggal Pengamatan : 16/10/2021 (6 MST)

Perlakuan Gejala Defisiensi Foto Keterangan

Diperkirakan terjadi
Defisiensi N pada
tanah, ditandai
Kontrol Defisiensi ringan K dengan warna daun
dan N menjadi hijau
pucat.

Dengan pemberian
pupuk hara makro
Tidak ada gejala yang tepat jagung
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

Lengkap defisiensi dapat tumbuh


dengan baik

Pertumbuhan Diperkirakan kadar


tanaman lambat, unsur N dalam
-N kerdil dan mulai tanah tidak
mengalami gejala mencukupi untuk
klorosis pertumbuhan
tanaman jagung

Diperkirakan kadar
unsur P dalam
Daun bagian bawah tanah sudah mulai
menguning berkurang dan
-P kemudian berwarna berdampak pada
cokelat, dimulai warna daun
dari tepi daun menjadi lebih tua di
hingga ke tengah bagian tepi, serta
daun daun paling bawah
patah

Terjadi defisiensi K
Pada daun bawah yang mengebabkan
-K tanaman menjadi daun menguning
kuning kecokelatan dari ujung daun
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

dari pinggir daun menuju tepi daun


hingga ke tengah kemudian daun
daun kemudian mati
rontok

Diperkirakan terjadi
defisiensi hara N
dan P dengan gejala
munculnya warna
Pertumbuhan kuning diujung
lambat, juga daun daun dan tak lama
-NP terbawah dan kedua dipinggir daun
dari bawah layu muncul warna ungu
dan kering keriput kecoklatan dari
tetapi belum rontok ujung daun hingga
dari tanaman. ke pangkal daun.
Tanaman pucat.

Defisiensi Kaliun, Terjadi defisiensi


terlihat dari daun hara N dan K yang
tua yang menyebabkan daun
-NK menguning dan yang berwarna
berubah menjadi kuning kecoklatan
coklat menjadi kering dan
tumbuhan
terhambat
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

Terjadi defisiensi
Batang kurus tinggi hara K dengan
-PK dan daun hijau tua gejala defisiensi
garis-garis kuning
pada daun

Tanggal pengamatan : 23/10/2021 (7 MST)

Perlakuan Gejala Defisiensi Foto Keterangan

Diperkirakan
terjadi defisiensi
kalium pada tanah,
ditandai daun
Kontrol Dijumpai gejala menguning dari
defisiensi ujung daun menuju
tepi daun,
mengering dan
mati.

Dengan pemberian
Tidak ada gejala pupuk hara makro
Lengkap defisiensi yang tepat jagung
dapat tumbuh
dengan baik
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

Diperkirakan kadar
Pertumbuhan unsur N dalam
-N tanaman lambat, tanah tidak
kerdil dan mulai mencukupi untuk
mengalami pertumbuhan
klorosis tanaman jagung

Diperkirakan kadar
unsur P dalam
Daun bagian tanah Sudah mulai
bawah menguning berkurang dan
kemudian berdampak pada
-P berwarna cokelat, warna daun
yang mulai dari menjadi lebih tua
tepi daun hingga di bagian tepi, serta
ke tengah daun daun paling bawah
Patah dan
mengering
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

Pada daun tua atau


older leaf
menampakkan
Pada daun bawah daun bagian tepi
tanaman terdapat dan bagian bawah
daun kuning ujung daun
-K kecokelatan dari menjalar ke
pinggir daun hingg pangkal daun dan
ke tengah daun mati . Beberapa
kemudian rontok daun tua yang
berada di bawah
mati dan gugur,
karena daun tua
yang menguning

Diperkirakan
terjadi defisiensi
hara N dan P
dengan gejala pada
daun bawah
banyak terdapat
Pertumbuhan garis kuning lurus
lambat, pada daun di tulang daun
terbawah dan daun dengan ujung daun
-NP kedua terbawah kuning membentuk
layu serta kering huruf V dan
keriput tetapi dipinggir daun
belum rontok dari muncul warna
dari batang ungu kecoklatan
tanaman diujung daun
tersebut. Daun
berikutnya diatas
daun terbawah,
sedikit muncul
bercak kuning
coklat menyebar di
permukaan daun
tersebut.

Diperkirakan
Defisiensi Kalium terjadi defisiensi
terlihat dari daun hara N dan K yang
tua yang menyebabkan daun
-NK menguning dan yang kering
berubah menjadi kemudian daun
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

cokelat menjadi mati dan


tumbuhan menjadi
kerdil. Tanaman
pucat

Diperkirakan
Batang kurus terjadi defisiensi
tinggi dan daun hara K dengan
-PK hijau tua gejala garis-garis
kuning yang
semakin jelas

Data Tinggi Tanaman (cm)


Tanggal Pengamatan : 11 – 9 – 2021 (1 MST)

Perlakuan Tinggi Tanaman (cm) Keterangan


Tinggi tanaman jagung masih
Kontrol 14
sesuai dengan umur jagung
Tinggi tanaman jagung masih
Lengkap 9,2
sesuai dengan umur jagung
Tinggi tanaman jagung masih
-N 9,5
sesuai dengan umur jagung
Tinggi tanaman jagung masih
-P 8,4
sesuai dengan umur jagung
Tinggi tanaman jagung masih
-K 8
sesuai dengan umur jagung
Tinggi tanaman jagung masih
-NP 7,5
sesuai dengan umur jagung
Tinggi tanaman jagung masih
-NK 11
sesuai dengan umur jagung
Tinggi tanaman jagung masih
-PK 12
sesuai dengan umur jagung
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

Data Tinggi Tanaman (cm)


Tanggal Pengamatan : 16 – 9 – 2021 (2 MST)

Perlakuan Tinggi tanaman (cm) Keterangan


Tinggi tanaman jagung masih
Kontrol 34,5
sesuai dengan umur jagung
Tinggi tanaman jagung masih
Lengkap 37,2
sesuai dengan umur jagung
Tinggi tanaman jagung di
-N 14,7 bawah rata-rata tinggi jagung
pada umur 2 MST
Tinggi tanaman jagung masih
-P 35,5
sesuai dengan umur jagung
Tinggi tanaman jagung masih
-K 35
sesuai dengan umur jagung
Tinggi tanaman jagung di
-NP 14,7 bawah rata-rata tinggi jagung
pada umur 2 MST
Tinggi tanaman jagung masih
-NK 28
sesuai dengan umur jagung
Tinggi tanaman jagung masih
-PK 26
sesuai dengan umur jagung

Data Tinggi Tanaman (cm)


Tanggal Pengamatan : 25 – 9 – 2021 (3 MST)

Perlakuan Tinggi Tanaman (cm) Keterangan


Kontrol Tinggi tanaman jagung masih
63,5
sesuai dengan umur Jagung
Lengkap Tinggi tanaman jagung masih
59,4
sesuai dengan umur jagung
-N Tinggi tanaman jagung di
bawah rata-rata tinggi jagung
22,9
pada umur 3 MST, diperkiraan
karena defisiensi N
-P Tinggi tanaman jagung masih
58,3
sesuai dengan umur jagung
-K Tinggi tanaman jagung masih
60,5
sesuai dengan umur jagung
-NP Tinggi tanaman jagung di
bawah rata-rata tinggi jagung
22,9
pada umur 3 MST, diperkiraan
karena defisiensi N
-NK Tinggi tanaman jagung masih
38
sesuai dengan umur jagung
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

-PK Tinggi tanaman jagung masih


44
sesuai dengan umur jagung

Data Tinggi Tanaman (cm)


Tanggal Pengamatan : 2 – 10 – 2021 (4 MST)

Perlakuan Tinggi Tanaman (cm) Keterangan


Tinggi tanaman jagung masih
Kontrol 97,5
sesuai dengan ummur jagung
Tinggi tanaman jagung asih
Lengkap 85,6
sesuai dengan umur jagung
Tinggi tanaman jagung di
-N 25,6
bawah rata-rata
Tinggi tanaman jagung masih
-P 84,2
sesuai dengan umur jagung
Tinggi tanaman jagung masih
-K 91,5
sesuai dengan umur jagung
Tinggi tanaman jagung di
-NP 36
bawah rata-rata
Tinggi tanaman jagung masih
-NK 49
sesuai dengan umur jagung
Tinggi tanaman jagung masih
-PK 59
sesuai dengan umur jagung

Data Tinggi Tanaman (cm)


Tanggal Pengamatan : 9 – 10 – 2021 (5 MST)

Perlakuan Tinggi Tanaman (cm) Keterangan


Tinggi tanaman jagung masih
Kontrol 124,5
sesuai dengan umur jagung
Tinggi tanaman jagung masih
Lengkap 122
sesuai dengan umur jagung
Tinggi tanaman jagung di
-N 44,6
bawah rata-rata
Tinggi tanaman jagung masih
-P 115
sesuai dengan umur jagung
Tinggi tanaman jagung masih
-K 146
sesuai dengan umur jagung
Tinggi tanaman jagung di
-NP 43,5
bawah rata-rata
Tinggi tanaman jagung di
-NK 54
bawah rata-rata
Tinggi tanaman jagung Masih
-PK 73,4
sesuai dengan umur hagung
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

Data Tinggi Tanaman (cm)


Tanggal Pengamatan : 16 – 10 – 2021 (6 MST)

Perlakuan Tinggi Tanaman (cm) Keterangan


Tinggi tanaman jagung masih
Kontrol 140
sesuai dengan umur jagung
Tinggi tanaman jagung masih
Lengkap 146
sesuai dengan umur jagung
Tinggi tanaman jagung di
-N 63
bawah rata-rata
Tinggi tanaman jagung masih
-P 138
sesuai dengan umur jagung
Tinggi tanaman jagung masih
-K 169
sesuai dengan umur jagung
Tinggi tanaman jagung di
-NP 53
bawah rata-rata
Tinggi tanaman jagung di
-NK 78
bawah rata-rata
Tinggi tanaman jagung masih
-PK 110,8
sesuai dengan umur jagung

Data Tinggi Tanaman (cm)


Tanggal Pengamatan : 23 – 10 – 2021 (7 MST)

Perlakuan Tinggi Tanaman (cm) Keterangan


Tinggi tanaman jagung masih
Kontrol 157
sesuai dengan umur jagung
Tinggi tanaman jagung masih
Lengkap 188
sesuai dengan umur jagung
Tinggi tanaman jagung di
-N 85
bawah rata-rata
Tinggi tanaman jagung masih
-P 180
sesuai dengan umur jagung
Tinggi tanaman jagung masih
-K 180
sesuai dengan umur jagung
Tinggi tanaman jagung di
-NP 61
bawah rata-rata
Tinggi tanaman jagung di
-NK 92
bawah rata-rata
Tinggi tanaman jagung masih
-PK 169
sesuai dengan umur jagung

Data Jumlah daun (helai)


PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

Tanggal Pengamatan : 11 – 9 – 2021 (1 MST)

Perlakuan Jumlah Daun (helai) Keterangan


Jumlah helai daun jagung
Kontrol 4
normal
Jumlah helai daun jagung
Lengkap 3
normal
Jumlah helai daun jagung
-N 2
normal
Jumlah helai daun jagung
-P 2
normal
Jumlah helai daun jagung
-K 2
normal
Jumlah helai daun jagung
-NP 2
normal
Jumlah helai daun jagung
-NK 2
normal
Jumlah helai daun jagung
-PK 3
normal

Data Jumlah daun (helai)


Tanggal Pengamatan : 16 – 9 – 2021 (2 MST)

Perlakuan Jumlah Daun (helai) Keterangan


Jumlah helai daun jagung
Kontrol 6
normal
Jumlah helai daun jagung
Lengkap 4
normal
Jumlah helai daun jagung
-N 3
normal
Jumlah helai daun jagung
-P 3
normal
Jumlah helai daun jagung
-K 4
normal
Jumlah helai daun jagung
-NP 3
normal
Jumlah helai daun jagung
-NK 3
normal
Jumlah helai daun jagung
-PK 4
normal

Data Jumlah daun (helai)


Tanggal Pengamatan : 25 – 9 – 2021 (3 MST)
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

Perlakuan Jumlah Daun (helai) Keterangan


Jumlah helai daun jagung
Kontrol 7
normal
Jumlah helai daun jagung
Lengkap 5
normal
Jumlah helai daun jagung tidak
-N 3
sesuai umur jagung
Jumlah helai daun jagung
-P 5
normal
Jumlah helai daun jagung
-K 5
normal
Jumlah helai daun jagung tidak
-NP 3
sesuai umur jagung
Jumlah helai daun jagung
-NK 4
normal
Jumlah helai daun jagung
-PK 5
normal

Data Jumlah daun (helai)


Tanggal Pengamatan : 2 – 10 – 2021 (4 MST)

Perlakuan Jumlah Daun (helai) Keterangan


Jumlah helai daun jagung
Kontrol 9
normal
Jumlah helai daun jagung
Lengkap 6
normal
Jumlah helai daun jagung tidak
-N 3
sesuai umur jagung
Jumlah helai daun jagung
-P 6
normal
Jumlah helai daun jagung
-K 7
normal
Jumlah helai daun jagung tidak
-NP 4
sesuai umur jagung
Jumlah helai daun jagung tidak
-NK 4
sesuai umur jagung
Jumlah helai daun jagung
-PK 6
normal

Data Jumlah daun (helai)

Tanggal Pengamatan : 9 – 10 – 2021 (5 MST)


PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

Perlakuan Jumlah Daun (helai) Keterangan


Jumlah helai daun jagung
Kontrol 10
normal
Jumlah helai daun jagung
Lengkap 7
normal
Jumlah helai daun jagung tidak
-N 4
sesuai umur jagung
Jumlah helai daun jagung
-P 7
normal
Jumlah helai daun jagung
-K 9
normal
Jumlah helai daun jagung tidak
-NP 4
sesuai umur jagung
Jumlah helai daun jagung tidak
-NK 5
sesuai umur jagung
Jumlah helai daun jagung
-PK 7
normal

Data Jumlah daun (helai)


Tanggal Pengamatan : 16 – 10 – 2021 (6 MST)

Perlakuan Jumlah Daun (helai) Keterangan


Jumlah helai daun jagung
Kontrol 11
normal
Jumlah helai daun jagung
Lengkap 9
normal
Jumlah helai daun jagung tidak
-N 4
sesuai umur jagung
Jumlah helai daun jagung
-P 9
normal
Jumlah helai daun jagung
-K 11
normal
Jumlah helai daun jagung tidak
-NP 5
sesuai umur jagung
Jumlah helai daun jagung tidak
-NK 5
sesuai umur jagung
Jumlah helai daun jagung
-PK 8
normal

Data Jumlah daun (helai)


PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

Tanggal Pengamatan : 23 – 10 – 2021 (7 MST)

Perlakuan Jumlah Daun (helai) Keterangan


Jumlah helai daun jagung
Kontrol 11
normal
Jumlah helai daun jagung
Lengkap 9
normal
Jumlah helai daun jagung tidak
-N 5
sesuai umur jagung
Jumlah helai daun jagung
-P 9
normal
Jumlah helai daun jagung
-K 11
normal
Jumlah helai daun jagung tidak
-NP 6
sesuai umur jagung
Jumlah helai daun jagung tidak
-NK 8
sesuai umur jagung
Jumlah helai daun jagung
-PK 9
normal

Kegiatan Selama Praktikum

No Kegiatan Pemilik Perlakuan Foto


.

1. Penanaman Cartenz -P

Desi
2. Penanaman Rimawan Kontrol
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

3. Penanaman Dhea -K

4. Penanaman Dytia -N, P

5. Penanaman Elsa -N, K

6. Penjarangan Desi -N
Zebua

7. Penjarangan Dytia -N, P


PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

8. Penjarangan Elsa -N, K

9. Pemupukan Cartenz -P

10. Pemupukan Desi -N


Zebua

11. Pemupukan Dhea -K

12. Pemupukan Dytia -N, P


PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

13. Pemupukan Erwind -P, K

14. Pengukuran Cartenz -P


Tinggi

15. Pengukuran Desi Kontrol


Tinggi Rimawan

16. Pengukuran Desi -N


Tinggi Zebua

17. Pengukuran Dhea -K


Tinggi
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

18. Pengukuran Dytia -N, P


Tinggi

19. Pengukuran Elsa -N, K


Tinggi

20. Pengukuran Erwind -P, K


Tinggi

21. Perhitungan Cartenz -P


Jumlah
Daun

22. Perhitungan Desi Kontrol


Jumlah Rimawan
Daun
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

23. Perhitungan Desi -N


Jumlah Zebua
Daun

24. Perhitungan Dhea -K


Jumlah
Daun

25. Perhitungan Dytia -N, P


Jumlah
Daun

26. Perhitungan Elsa -N, K


Jumlah
Daun
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

27. Perhitungan Erwind -P, K


Jumlah
Daun

28. Penyiangan Cartenz -P

29. Penyiangan Desi -N


Zebua

30. Penyiangan Dhea -K

31. Penyiraman Desi Kontrol


Rimawan
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN USU

32. Penyiraman Dhea -K

Thumbnail Video Praktikum

Anda mungkin juga menyukai