Anda di halaman 1dari 16

SKARIFIKASI BENIH KUPU-KUPU (Bauhinia purpurea)

(Laporan Praktikum Silvika)

Oleh

Adhimas Dylan Dwi


1914151077

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2020
A. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Benih dikatakan sebagai biji tanaman yang dipergunakan untuk tujuan penanaman

atau budidaya tanaman. Benih merupakan biji yang telah mengalami perlakuan

khusus sehingga dapat dijadikan sarana dalam memperbanyak tanaman. Benih akan

dapat segera berkecambah jika ditempatkan pada tempat yang sesuai dengan

lingkungan tumbuhnya. Namun ada saat dimana benih dapat berkecambah, namun

dengan daya tumbuh yang kurang baik karena tanaman induknya yang bersifat lemah.

Biji pada tanaman yang lemah biasanya memiliki embryo yang kecil dan jumlah

persediaan makanan yang terbatas sehingga walaupun benih diletakkan pada kondisi

yang tepat untuk berkecambah tetapi akan menghasilkan tanaman yang lemah. Selain

itu pada benih juga akan terjadi dormansi dimana benih seolah dalam masa istirahat

untuk tumbuh sehingga akan memperlama proses perkecambahan. Dormansi adalah

berhentinya pertumbuhan dan metabolisme pada benih yang disebabkan oleh kondisi

lingkungan yang tidak baik atau oleh faktor dari dalam tumbuhan itu sendiri.

Penyebab dormansi antara lain adalah tidak adanya proses imbibisi (masuknya air ke
biji), respirasi terhambat, pergerakan cadangan makanan yang terhambat, dan

rendahnya laju metabolisme.

Faktor-faktor yang menyebabkan hilangnya dormansi pada benih sangat bervariasi

tergantung pada jenis tanaman dan tentu saja tipe dormansinya, antara lain karena

temperatur yang sangat rendah di musim dingin, perubahan temperatur yang silih

berganti, menipisnya kulit biji, hilangnya kemampuan untuk menghasilkan zat-zat

penghambat perkecambahan, adanya kegiatan dari mikroorganisme. Proses dormansi

dapat dipatahkan dengan beberapa proses diantaranya proses pendinginan,

pemanasan, kejutan atau goresan pada biji, zat pengatur tumbuh, asam dan basa

ataupun dengan cara biologi dengan menggunakan bantuan mikroba (Kamil, 2006).

B. Tujuan Praktikum

Tujuan dilakukannya pratikum ini sebagai berikut.

1. Agar mahasiswa mengenal dan memahami sifat-sifat kulit benih

dari benih beberapa pohon.

2. Agar mahasiswa mengetahui dan memahami cara-cara yang

lazim dilakukan dalam skarifikasi.

3. Agar mahasiswa dapat menentukan dan melakukan skarifikasi

sesuai dengan kondisi benihnya


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Benih

Benih merupakan komponen teknologi kimiawi biologis pada setiap musim tanam

untuk komoditas tanaman pangan. Benih dari segi teknologi diartikan sebagai

organisme mini hidup yang dalam keadaan “istirahat” atau dorman yang tersimpan

dalam wahana tertentu yang digunakan sebagai penerus generasi . Benih dikatakan

dorman apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi tidak berkecambah walaupun

diletakkan pada keadaan yang secara umum telah memenuhi persyaratan bagi suatu

perkecambahan (Sutopo, 2013).

B. Dormansi Benih
.

Dormansi benih merupakan ketidakmampuan benih hidup untuk berkecambah pada

suatu kisaran keadaan luas yang dianggap menguntungkan untuk benih tersebut.

Dormansi dapat disebabkan karena tidak mampunya benih secara total untuk

berkecambah atau hanya karena bertambahnya kebutuhan yang khusus untuk

perkecambahannya. Dormansi benih dapat disebabkan keadaan fisik dari kulit biji

dan keadaan fisiologis embrio, atau kombinasi dari keduanya (Tamin, 2007).
C. Skarifikasi

Skarifikasi merupakan salah satu upaya atau perlakuan awalpada benih yang

ditujukan untuk mematahkan dormansi dan mempercepat terjadinya perkecambahan

benih yang seragam. Skarifikasi adalah cara untuk memberikan kondisi benih yang

impermeable menjadi permeable melalui penusukan, pembakaran, pemecahan,

pengikiran, dan penggoresan dengan bantuan pisau atau alat tajam lainnya (Harjadi,

2012).

D. Cara Skarifikasi

Beberapa perlakuan untuk mematahkan dormansi dilakukan dengan cara.

1. Skarifikasi mekanis, yakni melalui penusukan, penggoresan, pemecahan,

pengikiran, atau pembakaran dengan bantuan pisau atau benda tajam lainnya.

2. Air panas,yakni dengan merendam pada air mendidih. Mematahkan dormansi

pada Leguminoceae melalui tegangan yang menyebabkan pecahnya lapisan

macroslereid atau merusak tutup strophiolar.

3. Pemanasan atau pembakaran, yakni dengan cara membakar atau merebus benih.

Suhu panas kering memiliki pengaruh yang sama dengan air mendidih terhadap

kulit biji buah kering.


4. Perlakuan dengan asam, yaitu dengan menambahkan larutan asam seperti H2SO4

sehingga menyebabkan kerusakan pada kulit biji (Nurshanti, 2013).

E. Perkecambahan

Perkecambahan merupakan aktifnya pertumbuhan embrio yang mengakibatkan

kemunculannya dari dalam benih serta berkembangnya struktur-struktur penting

yang menunjang perkembangan tumbuhan secara normal. Dalam tahap ini,

embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami

sejumlah perubahan fisiologis sehingga berkembang menjadi tumbuhan muda

(kecambah). Perkecambahan dapat diartikan pula sebagai proses dimulainya

kembali metabolisme dan pertumbuhan yang tadinya tertunda. Ditandai dengan

telah munculnya radikula menembus kulit benih. Tipe perkecambahan 1) Epigeal

yaitu munculnyaradikula diikuti dengan memanjannya hipokotil secara

keseluruhan dan membawa serta kotiledon dan plumula ke atas permukaan. 2)

Hipogeal yaitu munculnya radikula dengan memanjangnya plumula , hipokotil,

tidak memanjang ke atas permukaan tanah sedangkan kotiledon tetap berada di

dalam kulit benih di bawah permukaan tanah (KEMENHUT, 2012).


III. METEDOLOGI

A. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah lembar kerja, gelas plastik, kertas

saring, dan bak kecambah. Sedangkan bahan yang digunakan adalah benih kupu-kupu

(Bauhinia purpurea), air biasa, dan pasir.

B. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari jumat, 21 April 2018 pukul 07.00 WIB sampai

dengan selesai di Laboratorium Silvikultur dan Perlindungan Hutan Jurusan

Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

C. Cara Kerja

Cara kerja yang dalam praktikum sebagai berikut

1. Mengumpulkan benih kupu-kupu untuk skarifikasi

2. Memilih benih yang baik dengan cara memasukkan benih kedalam air, Jika benih

tenggelam, maka benih tersebut yang digunakan untuk skarifikasi

3. Memisahkan benih yang baik dan benih yang tidak baik


4. Memasukkan benih yang baik ke dalam toples lalu diberi air dengan suhu normal

secukupnya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Hasil yang didapat pada praktikum kali ini adalah.

Kondisi kulit benih


Skarifikasi yang
No Nama Benih Sebelum Sesudah diskarifikasi
dilakukan
diskarifikasi
1 Kupu-kupu Skarifikasi yang Benih atau biji Benih atau biji
(Bauhinia dilakukan berukuran kecil berubah menjadi
purpurea) adalah berukuran besar
skarifikasi fisik
yaitu dengan Benih berbentuk Biji menjadi
merendam benih pipih menggembung
atau biji kupu-
kupu dengan air
yang suhunya
normal selama
12 jam

B. Pembahasan

Tanaman Kupu-kupu (B. purpurea L.) ini merupakan tanaman yang banyak

ditanam sebagai peneduh jalan dan penghijauan. Sebagai tanaman peneduh jalan,

tanaman ini memenuhi beberapa persyaratan antara lain kayunya yang kuat dan
tidak mudah patah meski ada angin kencang serta pertumbuhan akar yang tidak

terlalu cepat sehingga tidak merusak konstruksi jalan. (Sardessai, 2013).

Pohon kupu-kupu dapat dikembangbiakan secara generatif (dengan

menggunakan biji) ataupun secara vegetatif, yaitu dengan stek ataupun cangkok.

Perawatannya cukup mudah bahkan cenderung menjadi tanaman invasif. Getah 8

dan kayu pohon kupu-kupu mengandung tannic acid dan glukosa. Sedangkan

bunganya mengandung astragalin, isoquercitrin, guercetin, pelargonidin 3-

glukoside, dan 3-triglucoside butein galactoside. Dengan kandungannya tersebut,

bunga kupu-kupu dapat digunakan sebagai anti-bakteri, anti-diabetes (Shama,

2012).

Pohon kupu-kupu (B. purpurea L.) berukuran sedang dengan tinggi mencapai 5-9

meter. Kulit batang berwarna coklat keabu-abuan. Daun berukuran 10-20 cm,

berwarna hijau dengan bentuk menyerupai sayap kupukupu; bagian pangkal

membulat ganda (seperti pangkal hati) dan bagian ujungnya pun ganda

melonjong. Bunga berwarna merah muda, terdiri atas lima 7 kelopak, dan

berwarna harum. Tanaman ini tumbuh baik di daerah beriklim tropis dan

subtropis dengan ketinggian antara 500-2000 meter dpl. Di Indonesia bunga


kupu-kupu biasa ditanam sebagai tanaman penghijauan di tepi jalan, sebagai

pagar hidup (Widiyantoro, 2010).

Benih berukuran kecil dengan jumlah benih dari tiap polong berkisar 5- 7.

Buahnya merupakan polong (legumen), pipih, dengan ujungnya berapuh

sepanjang sambung perut terdapat dua rusuk, panjangnya sekitar 0.5-12.5 cm,

lebar 1.5 cm berkatup. Jika sudah masak, buah akan pecah sesuai kedua

kampuhnya. Biji tanpa atau dengan sedikit endosperm. Cadangan makanan untuk

lembaga terutama tersimpan dalam daun lembaganya. Dalam 1 Kg benih berkisar

4.343 benih (Utomo, 2012).


V. KESIMPULAN

A. Simpulan

Dari hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa:

1. Benih pohon kupu-kupu (Bauhinia purpurea) agak keras dan berbentuk pipih.

2. Cara yang lazim digunakan pada skarifikasi benih adalah cara fisik.

3. Skarifikasi pada benih kupu-kupu (Bauhinia purpurea) yang memiliki

karakteristik kulit benih agak keras adalah dengan cara fisik yaitu dengan

merendam benih di air dingin selama 12 jam.

B. Saran

Sebaiknya sebelum praktikum dimulai harus terlebih dahulu mempersiapkan alat dan

bahan dengan baik, sehingga pada saat praktikum tidak terganggu karena kekurangan

alat dan bahan.


DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kamil Marisi. 2006. Efektivitas Model Pengukuran Kreativitas dalam


Pembelajaran Hemisphere Kanan untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa
Kelas V pada Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar. Disertasi: Program
Pasca Sarjana UNY.

Harjadi. 2012. Dasar-dasar Teknologi Benih. Agronomi IPB Press. Bogor.

H.B. Sutopo. 2013. Pengantar Penelitian Kualitatif. Universitas Sebelas Maret Press.
Surakarta.

Kemenhut. 2012. Peraturan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Nomor:


P.5/VIIWP3H/2012, tanggal 14 Mei 2012, tentang Petunjuk Teknis Tata
Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan pada Kesatuan
Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan
Produksi (KPHP), Departemen Kehutanan, Jakarta.

Nurshanti, D. 2013. Tanggap Perkecambahan Benih Palem Ekor Tupai (Wodyetia


bifurcate) Terhadap Lama Perendaman Dalam Air. Jurnal Ilmiah AgrIBA.
Vol 2: 1-9.

Sardessai. 2013. Screening For Antimicrobial Activity Of The Stem Bark Of


Bauhinia purpurea L. Global Journal of Pharmacology. Vol 7 (3): 289.

Shama, K.P dan C.S Shastry. 2012. Evaluation of Antidiabetic Activity of Bauhinia
purpurea Linn in streptozotocin Induced Diabetic Rat. International Journal
of Advances in Pharmachy, Biology and Chemistry. Vol.1 (4) 536 – 539.

Tamin , R. P. 2007. Teknik Perkecambahan Benih Jati (Tectona grandis Linn. F.).
Jurnal Agronomi. 11 (1) : 7—14

Utomo, B. 2012. Ekologi Benih. USU Repository. Medan.

Widiyantoro, 2010. Klasifikasi Tanaman Kupu-kupu (Bauhinia purpurea L.). Balai


Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya. Surabaya.
LAMPIRAN
Gambar 1. Biji pada bak kecambah

Gambar 2. Biji pada bak kecambah

Anda mungkin juga menyukai