Bogor, April 2006
Kepala Pusat
Litbang Hutan dan Konservasi Alam
Buku ini disusun sebagai upaya untuk membantu para pihak yang
berkecimpung dalam pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) pada tingkat Sub
DAS yang secara administrasi pemerintahan setara dengan tingkat kabupaten.
Dalam penyusunannya telah diusahakan agar kebutuhan data telah banyak tersedia
pada instansi kabupaten sehingga akan memudahkan dalam pemakaiannya. Buku
yang tersusun bersifat Pedoman sehingga apabila diperlukan hal teknis yang lebih
rinci akan dituangkan dalam Petunjuk Teknis.
Dengan tersusunnya buku ini disampaikan penghargaan yang setinggi-
tingginya atas kontribusi pemikiran dalam penyempurnaan buku ini kepada Drs.
Irfan Budi Pramono, M.Sc., Drs. Ugro Hari Murtiono, M.Si., Ir. Wardojo, Drs.
Agus Wuryanta, M.Sc., S. Andy Cahyono, S.P., M.Si., Nana Haryanti, S.Sos.,
Agung B. Supangat, S.Hut., M.Si., M.T., Ir. Nining Wahyuningrum, M.Sc., dan Ir.
Beny Harjadi, M.Sc. Kepada para peneliti di Balai Penelitian dan Pengembangan
Teknologi Pengembangan DAS Indonesia Bagian Timur (BP2TPDAS-IBT),
antara lain Ir. Gunardjo T., M.Sc., Wuri Handayani, S.Si., M.P., dan Kristian M.,
S.Hut., dan peneliti BP2TPDAS-IBB diucapkan terima kasih atas kontribusi
pemikirannya. Kepada Kepala BP2TPDAS-IBB, yang mendukung penyusunan
buku dan penyelenggaraan penelitian, diucapkan terima kasih. Demikian juga
kepada Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi
Alam diucapkan terima kasih atas saran dan arahan yang telah diberikan
dalam pelaksanaan UKP (Usulan Kegiatan Penelitian) dalam penyusunan buku
ini. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam bentuk apapun kami
mengucapkan terima kasih.
Disadari bahwa buku ini masih banyak kekurangan sehingga kritik dan saran
membangun sangat diharapkan demi kesempurnaannya.
Tim Penyusun
Tim Penyusun
I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Tujuan................................................................................................ 2
C. Ruang Lingkup ................................................................................. 2
D. Pengertian-Pengertian ....................................................................... 3
V. PENUTUP ............................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 23
LAMPIRAN .................................................................................................. 25
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Faktor-Faktor Karakteristik DAS - Tersusun
Dalam Sistem DAS..................................................................... 4
Gambar 2. Faktor Dasar Rumusan Karakterisasi Sub DAS.......................... 11
Gambar 3. Proses Penyidikan (Diagnose) Degradasi Sub DAS................... 17
1. Latar Belakang
B. Tujuan
Penerbitan buku ini bertujuan untuk memberikan metode penyidikan secara
cepat terhadap degradasi Sub DAS yang berbasiskan pada sistem karakterisasi,
untuk kemudian digunakan sebagai salah satu unsur utama dalam penyusunan
perencanaan pengelolaan Sub DAS yang rasional dan aplikatif. Mempertimbangkan
hasil penelitian yang diperoleh maka buku ini perlu direvisi sesuai dengan temuan
yang dihasilkan.
C. Ruang Lingkup
Luas setiap DAS di Indonesia sangat beragam, mula dari <100.000 ha
sampai dengan >4 juta ha, sehingga pemahaman istilah DAS atau Sub DAS
menjadi rancu dan menimbulkan multi-tafsir. Menyadari kondisi demikian perlu
adanya kesepakatan pengertian dalam penerapan peristilahan tersebut. Dengan
mengacu bahwa perencanaan pengelolaan Sub DAS diarahkan pada perencanaan
jangkan menengah (5 tahunan) sebagai dasar perencanaan tahunan dimana
secara operasional implementasi diselenggarakan oleh tingkat kabupaten, serta
pertimbangan kewenangan penyelenggaraan daerah otonom kabupaten, maka
wilayah Sub DAS yang dimaksudkan adalah Daerah Tangkapan Air (DTA)
yang dapat disetarakan dengan satuan wilayah kabupaten dominan. Artinya
wilayah Sub DAS mungkin memotong lebih dari satu kabupaten tetapi hanya
satu kabupaten yang wilayahnya dominan pada Sub DAS tersebut. Sedangkan
DAS yang wilayahnya hanya berada pada satu kabupaten dominan maka
sistem penyidikannya menggunakan formula sistem Sub DAS ini. Hal ini akan
berimplikasi pada kisaran luas yang sangat berbeda antara Sub DAS di Jawa yang
berpenduduk padat dan luar Jawa dengan kepadatan penduduk jarang. Apabila
Sub DAS berada pada dua wilayah kabupaten dengan luas seimbang maka yang
dominan adalah wilayah yang berada di bagian hulu atau yang lebih rentan
terhadap degradasi. Sedangkan apabila wilayah administrasi terpisah/terbagi oleh
sungai yang bersangkutan, maka bagian Sub DAS dapat dikelola dalam wilayah
kabupaten masing-masing.
Dalam sistem pengelolaan DAS, buku ini dapat digunakan sebagai alat
(metode) untuk mengetahui perwatakan atau karakteristik Sub DAS, atau dapat
dimanfaatkan untuk menilai kinerja Sub DAS yang ditunjukkan dari tingkat
kerentanan atau degradasi dan potensinya. Informasi tingkat degradasi Sub DAS
D. Pengertian-Fengertian
1. Daerah Aliran Sungai (DAS): suatu wilayah daratan yang merupakan
satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi
menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan
ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah
topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih
terpengaruh aktivitas daratan.
2. Karakteristik DAS: gambaran spesifik mengenai DAS yang dicirikan oleh
parameter yang berkaitan dengan keadaan morfometri, topografi, tanah,
geologi, vegetasi penggunaan lahan, hidrologi dan manusia.
3. Degradasi DAS: hilangnya nilai dengan waktu, termasuk menurunnya
potensi produksi lahan dan air yang diikuti tanda-tanda perubahan watak
hidrologi sistem sungai (kualitas, kuantitas, waktu aliran) yang akhirnya
membawa percepatan degradasi ekologi, penurunan peluang ekonomi, dan
peningkatan masalah sosial.
4. Banjir: suatu aliran berlebih atau penggenangan yang datang dari sungai
atau badan air lainnya dan menyebabkan atau mengancam kerusakan.
Pembeda antara debit normal dan aliran banjir ditentukan oleh tinggi aliran
air dimana banjir ditunjukkan aliran air yang melampaui kapasitas tampung
tebing/tanggul sungai sehingga menggenangi daerah sekitarnya.
5. Kekeringan: suatu periode dimana kekurangan air yang menurunkan atau
menjadikan kegagalan pertumbuhan dan hasil akhir dari tanaman utama
suatu wilayah.
6. Degradasi Lahan: penurunan atau kehilangan seluruh kapasitas alami
untuk menghasilkan tanaman yang sehat dan bergisi sebagai akibat erosi,
pembentukan lapisan padas (hardpan) dan akumulasi bahan kimia beracun
(toxic), disamping penurunan fungsi sebagai media tata air.
MANUSIA
Sosial
HUJAN MORFO
METRI
GEO
LOGI
VEGE
TASI
KESUBURAN
TANAH
Ekonomi
RELIEF
(Masukan) MIKRO
IPTEK
Kelemba
TANAH RELIEF gaan
MAKRO PENGGUNAAN (Masukan)
LAHAN
- HUTAN
DAS = PROSESOR - NON HUTAN
Karakteristik DAS
Hidrologi Produksi
Limpasan Pertanian Diagnose
Sedimen Hutan
Awal
Air Tanah Perkebunan
Pencemar Jasa dll
Tabel 3. Pemanfaatan peta dan data sekunder untuk karakterisasi Sub DAS
Data primer yang diperlukan mencakup data sumberdaya lahan serta sosial
ekonomi dan kelembagaan. Penyidikan sumberdaya lahan dilakukan melalui
prosedur inventarisasi sumberdaya lahan dengan menggunakan pendekatan
satuan peta (map unit) atau satuan lahan (land unit). Prosedur penyusunan peta
satuan lahan dan inventaris sumberdaya lahan dapat diringkas sebagai berikut:
Mendeliniasi wilayah Sub DAS menjadi daerah tangkapan air lebih kecil (Sub-
sub DAS) pada peta RBI atau peta topografi
Membagi setiap Sub-sub DAS dalam satuan peta/lahan yang menunjukan
kesamaan dari parameter lereng, tanah, dan penggunaan lahan
Membuat garis transek pada beberapa Subsub DAS dimana garis tersebut
dapat memotong sebagian terbesar satuan peta yang ada sebagai sampel
pewakil untuk ceking lapangan.
Menginventarisasi sumberdaya lahan (survei lapang) pada setiap satuan peta
yang terpotong oleh garis transek
Brook, K.N., P. F. Ffolliot, H.M. Gregesen, dan J.K. Thames. 1991. Hydrology
and The Management of Watersheds. Iowa State University Press, Ames USA.
392 pp.
Departemen Kehutanan a. 2001. Eksekutif. Data Strategis Kehutanan. Badan
Planologi Kehutanan. Jakarta. 159 pp.
Departement Kehutanan b. 2001. Pedoman Penyelenggaraan Pengelolaan
Daerah Aliran Sungai. Ditjen. RLPS. Dit RLKT. Jakarta. 31 pp.
Dixon, J.A., K. W. Easter. 1986. Integrated Watershed Management : An Approach
to Resource Management. Hlm. 3-15. Dalam. K. W. Easter, J.A. Dixon, and
M.H. Hufschimidt. Eds. Watershed Recources Management. An Integrated
Framework with Studies from Asia and the Pasific. Studies in Water Policy
and Management, No. 10. Westview Press and London. Honolulu.
Eswaran, H., dan J. Dumanski. 1998. Land Degradation and Sustainable Agriculture
: A Global Perspective. Hlm. 208 226. Dalam. Bhushan, L.S., I.p. Abrol,
M. S. Rama Mohan Rao. Eds. Soil and Water Conservasion. Challenges and
Opportunities. 8th International Soil Conservation Conference. Vol. 1. Indian
Assc. Of Soil & Water Cons. Deha Dun. India.
Haryono dan P. Utomo. 2002. Kekeringan di Jatim Berkaitan dengan Kerusakan
Lingkungan. Kompas (Jawa Timur), 27 Juli 2002, PT. Gramedia, Jakarta.
Herrick, B. dan C.P. Kindleberger. 1997. Economic Development. McGraw Hill,
Inc. New York.
Hirmawan, F. 1994. Pemahaman Sistem Dinamis Kestabilan Lereng Untuk
Mitigasi Kebencanaan Longsor. Makalah Penunjang No. 17 Simposium
Nasional Mitigasi Bencana Alam. Kerjasama FGeografi UGM-Bakornas
Penanggulangan Bencana, Yogyakarta.
Kodoati, R. J. 2002. Kekeringan dan Kampanye Hemat Air. Suara Merdeka 11
Juli 2002
McCall, MK. 1995. Penaksiran Sumberdaya Dalam Perencanaan Wilayah. LAN-
DSE. Jakarta.
MOF, UNDP, FAO. 1985. Assistance to Watershed Management Programmes.
Indonesia. Applied Research Needs and Soil Conservation Techniques for
Field Trial in the Outer Islands. Ag : DP/INS/83/034. Field Doc. 2. Solo. 125
pp.
Kategori
No Parameter/Bobot Besaran Skor
Nilai
I POTENSI BANJIR
A ESTIMASI (100%)
1 ALAMI (60%)
a Hujan harian < 20 Rendah 1
maksimum rata-rata 21-40 Agak Rendah 2
pada bulan basah (mm/ 41-75 Sedang 3
hari) 76-150 Agak Tinggi 4
(35%) >150 Tinggi 5
b Bentuk DAS Lonjong Rendah 1
(5%) Agak Lonjong Agak Rendah 2
Sedang Sedang 3
Agak Bulat Agak Tinggi 4
Bulat Tinggi 5
c Gradien Sungai (%) < 0,5 Rendah 1
(10%) 0,5-1,0 Agak Rendah 2
1,1-1,5 Sedang 3
1,6-2,0 Agak Tinggi 4
> 2,0 Tinggi 5
d Kerapatan drainase Jarang Rendah 1
(5%) Agak Jarang Agak Rendah 2
Sedang Sedang 3
Rapat Agak Tinggi 4
Sangat Rapat Tinggi 5
e Lereng rata-rata <8 Rendah 1
DAS (%) 8-15 Agak Rendah 2
(5%) 16-25 Sedang 3
26-45 Agak Tinggi 4
> 45 Tinggi 5
2 MANAJEMEN(40%)
a Penggunaan lahan Hutan Lindung/ Rendah 1
(40%) Konservasi (Alam)*
Hutan Prod/Perkeb** Agak Rendah 2
Pek/Semak/Blk Sedang 3
Sawah/Tegal-teras Agak Tinggi 4
Tegal/Pmk-kota Tinggi 5
*) dan **) dalam kondisi normal atau tidak dalam kondisi kritis
Jarang
B MANAJEMEN 40%
a Kebutuhan Air < 0,3 Rendah 1
(Indeks Peng Air) 0,3-0,49 Agak Rendah 2
IPA = Kebutuhan Air (m3) 0,5-0,79 Sedang 3
--------------------
Potensi Air (m )
3
0,8-1,0 Agak Tinggi 4
> 1,0 Tinggi 5
(25%)
b Debit minimum > 0,035 Rendah 1
spesifik (m3/dt/km2) 0,022-0,035 Agak Rendah 2
(15%) 0,015-0,021 Sedang 3
0,010-0,014 Agak Tinggi 4
< 0,010 Tinggi 5
1. Sesar
2. Patahan U
D
3. Gawir