Anda di halaman 1dari 23

PANEN DAN PASCA

PANEN
1. Isnaini Khoirunnisa
2. Lintang Milenia M
3. M. Rikza Kurniawan
4. Aulia Andjani
PENGERTIAN
 panen merupakan kegiatan mengumpulkan hasil usaha tani
dari lahan budidaya.Istilah ini umum digunakan dalam
kegiatan bercocok tanam dan menandai berakhirnya
kegiatan di lahan.
 Kegiatan pasca panen bertujuan untuk mempertahankan
mutu produk segar agar tetap prima sampai ketangan
konsumen, menekan kehilangan tanaman (crop losses) atau
kehilangan karena penyusutan dan kerusakan,
memperpanjang daya simpan dan meningkatkan nilai
ekonomis hasil pertanian.
PRINSIP & TUJUAN
 Prinsip panen merupakan upaya memanfaatkan hasil
budidaya dengan cara tertentu sesuai sifat dan/atau
karakter tanaman. Hasil panen secepat mungkin
dilaksanakan perlakuan pascapanen yang baik seperti
dipindahkan ke tempat yang aman untuk meminimalisasi
terjadinya susut/kerusakan.
 Tujuan panen yaitu mengambil dan/atau memisahkan
bagian hasil atau tanaman secara utuh serta
mengumpulkan dari lahan atau tanaman atau tanaman
induk lain dengan cara yang baik dan benar.
 Untuk mendapatkan hasil panen yang baik, 2 hal utama yang
perlu diperhatikan pada pemanenan, yaitu :

1. Menentukan waktu panen yang tepat


Yaitu menentukan “kematangan” yang tepat dan saat
panen yang sesuai, dapat dilakukan berbagai cara, yaitu :
Cara visual/penampakan: misal dengan melihat warna kulit,
bentuk buah, ukuran, perubahan bagian tanaman seperti daun
mengering, dan lain-lain.
Cara fisik: misal dengan perabaan, buah lunak, umbi keras,
buah mudah dipetik, dan lain-lain.
Cara komputasi: menghitung umur tanaman sejak tanam
atau umur buah dari mulai bunga mekar.
Cara kimia: dengan melakukan pengukuran/analisis
kandungan zat atau senyawa yang ada dalam komoditas, seperti:
kadar gula, kadar tepung, kadar asam, aroma dan lain-lain.
 2. Melakukan penanganan panen yang baik
Yaitu menekan kerusakan yang dapat terjadi. Dalam suatu usaha pertanian (bisnis) cara-cara
panen yang dipilih perlu diperhitungankan, disesuaikan dengan kecepatan atau waktu yang diperlukan
(sesingkat mungkin) dan dengan biaya yang rendah.
Untuk menetukan waktu panen mana atau kombinasi cara mana yang sesuai untuk
menentukan kematangan suatu komoditas, kita harus mengetahui proses pertumbuhan dan
kematangan dari bagian tanaman yang akan dipanen. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada
penanganan panen :
Lakukan persiapan panen dengan baik. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan, tempat
penampungan hasil dan wadah-wadah panen, serta pemanen yang terampil dan tidak ceroboh.
Pada pemanenan, hindari kerusakan mekanis dengan melakukan panen secara hati-hati. Panen
sebaiknya dilakukan dengan tangan atau menggunakan alat bantu yang sesuai. Misal tomat dan cabai
dipetik dengan tangan, bawang merah dicabut dan pada kentang, tanah di sekitar tanaman dibongkar
dengan menggunakan cangkul dan umbi di keluarkan dari dalam tanah. Hindari kerusakan/luka pada
umbi saat pembongkaran tanah.
 Memperhatikan bagian tanaman yang dipanen
 Gunakan tempat / wadah panen yang sesuai dan bersih, tidak meletakkan hasil panen di atas
tanah atau di lantai dan usahakan tidak menumpuk hasil panen terlalu tinggi.
 Hindari tindakan kasar pada pewadahan danusahakan tidak terlalu banyak melakukan pemindahan
wadah
 Penanganan pasca panen adalah kegiatan yang penting
yang masuk dalam sapta usaha tani.Pentingnya penanganan
pasca panen berdampak pada harga jual
komoditas.Apabila penanganan pasca panennya tepat
maka kualitas hasil terjaga dan harga komoditas tetap
mengikuti harga pasar. Sedangkan jika kualitas menurun
maka harga komoditas akan lebih rendah dari harga pasar.
 Pengolahan (secondary processing) merupakan tindakan
yang mengubah hasil tanaman ke kondisi lain atau bentuk
lain dengan tujuan dapat tahan lebih lama (pengawetan),
mencegah perubahan yang tidak dikehendaki atau untuk
penggunaan lain, ke dalamnya termasuk pengolahan
pangan dan pengolahan industri.
 Prinsip dasar penanganan pasca panen yang baik adalah sebagai
berikut :
 Mengenali sifat biologis hasil tanaman yang akan ditangani,
yaitu:
 Hasil pertanian yang telah dipanen masih hidup, masih
melakukan respirasi, dan transpirasi, sehingga penanganan pasca
panen yang dilakukan harus selalu memperhatikan hal ini.
 Sifat biologi setiap hasil pertanian berbeda, perlakuan pasca
panen yang tepat untuk tiap komoditas akan berbeda.
 Bagian tanaman yang dimanfaatkan juga berbeda-beda sifatnya
(daun, batang, bunga, buah, akar).
 Struktur dan komposisi hasil tanaman dari tiap bagian tanaman
berbeda.
 Mengetahui jenis kerusakan yang dapat terjadi:
 Kerusakan Fisik – Fisiologis
 Perubahan-perubahan terjadi karena proses fisiologi (hidup) yang terlihat
sebagai perubahan fisiknya seperti perubahan warna, bentuk, ukuran, lunak,
keras, alot, keriput, dll. Juga bisa terjadi timbul aroma, perubahan rasa,
peningkatan zat-zat tertentu dalam hasil tanaman tersebut.
 Kerusakan Mekanis
 Kerusakan disebabkan benturan, gesekan, tekanan, tusukan, baik antar hasil
tanaman tersebut atau dengan benda lain. Kerusakan ini umumnya
disebabkan tindakan manusia yang dengan sengaja atau tidak sengaja
dilakukan.Atau karena kondisi hasil tanaman tersebut (permukaan tidak
halus atau merata, berduri, bersisik, bentuk tidak beraturan, bobot tinggi,
kulit tipis, dll.).Kerusakan mekanis (primer) sering diikuti dengan kerusakan
biologis (sekunder).
 Kerusakan Biologis
 Penyebab kerusakan biologis dari dalam tanaman: pengaruh etilen
 Penyebab kerusakan biologis dari luar: Hama dan penyakit.
Melakukan penanganan yang baik, yaitu :
 Menggunakan teknologi yang baik dan menyesuaikan
dengan tujuan penanganan.
 Hindari kerusakan apapun penyebabnya dalam penanganan
pasca panen.Penanganan harus dilakukan dengan hati-hati
dan mengikuti kaidah-kaidah yang ditentukan.
 Mempertimbangkan hubungan biaya dan pemanfaatan.
Faktor yang berpengaruh pada kerusakan hasil tanaman :
 Faktor biologis : repirasi, transpirasi, pertumbuhan lanjut,
produksi etilen, hamapenyakit
 Faktor lingkungan : Temperatur, kelembaban, komposisi
udara, cahaya, angin, tanah/media
Manfaat atau keuntungan melakukan penanganan pasca panen yang baik. Dibanding
dengan melakukan usaha peningkatan produksi melakukan penanganan pasca panen
yang baik mempunyai beberapa keuntungan antara lain:
 Jumlah pangan yang dapat dikonsumsi lebih banyak.
 Lebih murah melakukan penanganan pasca panen (misal dengan penangan yang hati-
hati, pengemasan) dibanding peningkatan produksi yang membutuhkan input
tambahan (misal pestisida, pupuk, dll).
 Risiko kegagalan lebih kecil. Input yang diberikan pada peningkatan produksi bila
gagal bisa berarti gagal panen. Pada penanganan pasca panen, bila gagal umumnya
tidak menambah “kehilangan”.
 Menghemat energy. Energi yang digunakan untuk memproduksi hasil yang kemudian
“hilang” dapat dihemat.
 Waktu yang diperlukan lebih singkat (pengaruh perlakuan untuk peningkatan
produksi baru terlihat 1 – 3 bulan kemudian, yaitu saat panen; pengaruh penanganan
pasca panen dapat terlihat 1 – 7 hari setelah perlakuan).
 Meningkatkan nutrisi. Melakukan penanganan pasca panen yang baik dapat mencegah
kehilangan nutrisi, berarti perbaikan nutrisi bagi masyarakat.
 Mengurangi sampah, terutama di kota–kota dan ikut mengatasi
masalah pencemaran lingkungan.
Manfaat atau fungsi yang bisa didapat dengan melakukan
pengolahan pasca panen ini adalah sebagai berikut:
1. Memperpanjang waktu dan jumlah persediaan pangan
2. Memudahkan penyimpanan dan distribusi
3. Memperoleh produk hasil pertanian yang menarik dari
segi tampilan, rasa, dan sifat fisik
4. Mengurangi tingkat kerugian
5. Tersedianya limbah yang mungkin masih dapat digunakan
untuk memproduksi bahan lain.
6. Mendorong tambahnya industri non pertanian yang
menunjang industri pertanian dan industri lainnya
Tahap-tahap penanganan pasca panen hasil pertanian:
1. Pemanenan
2. Pengumpulan
3. Sortasi
4. Pembersihan / Pencucian
5. Grading
6. Pengemasan
7. Penyimpanan dan Pendinginan
8. Transportasi
Pemanenan
Penentuan waktu panen hasil pertanian yang siap di panen dapat
dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :
 Visual: melihat warna kulit, ukuran, masih adanya sisa tangkai putik,
adanya dedaunan tua di bagian luar yang kering dan penuhnya buah.
 Fisik: mudahnya buah terlepas dari tangkai / adanya tanda merekah,
ketegaran dan berat jenis.
 Analisis Kimia: mengukur kandungan zat padat, asam, perbanding zat
padat dengan asam dan kandungan zat pati.
 Perhitungan jumlah hari setelah bunga mekar dalam hubungannya
dengan tanggal berbunga dan unit panas.
 Metoda Fisiologis: pengukuran pola respirasi (perbandingan antara
CO2 dan O2).
 Pada pemanenan hasil pertanian harus dilakukan secara hati - hati
jangan sampai terjatuh, tergores, memar, dan sebagainya, karena luka
yang disebabkan oleh hal tersebut akan menyebabkan terjadinya
pembusukan akibat peningkatan laju respirasi.
Pengumpulan
 Lokasi pengumpulan/penampungan harus didekatkan
dengan tempat pemanenan agar tidak terjadi penyusutan
atau penurunan kualitas akibat pengangkutan dari dan ke
tempat penampungan yang teralu
lama/jauh.Perlakuan/tindakan penanganan dan spesifikasi
wadah yang digunakan harus disesuaikan dengan sifat dan
karakteristik komoditi yang ditangani.
Sortasi
Hasil pertanian setelah dipanen perlu dilakukan sortasi dan
pembersihan, dengan cara memisahkan hasil pertanian yang
berkualitas kurang baik (cacat, luka, busuk dan bentuknya
tidak normal) dari hasil pertanian yang berkualitas baik. Pada
proses sortasi ini dapat sekaligus dilakukan proses
pembersihan (membuang bagian bagian yang tidak
diperlukan). Pembersihan dapat dilakukan dengan pisau /
parang. Selama sortasi harus diusahakan agar terhindar dari
kontak sinar matahari langsung karena akan menurunkan
bobot / terjadi pelayuan dan meningkatkan aktivitas
metabolisme yang dapat mempercepat proses pematangan /
respirasi.
Pembersihan / Pencucian
 Pembersihan atau pencucian dimaksudkan untuk menghindari
kerusakan yang tinggi pada hasil pertanian, sebaiknya segera
dilakukan pencucian agar hasil pertanian terbebas dari kotoran,
hama dan penyakit. Pencucian menggunakan air bersih yang
mengalir untuk menghindari kontaminasi.
 Pencucian dengan air juga berfungsi sebagai pre-
cooling untuk mengatasi kelebihan panas yang dikeluarkan
produk saat proses pemanenan. Pencucian hasil pertanian
dapat menggunakan alat seperti sikat yang lunak. Hasil
pertanian yang telah dicuci selanjutnya ditiriskan agar terbebas
dari sisa air yang mungkin masih melekat dan ditempatkan pada
tempat tertentu. Untuk mempercepat penirisan dibantu
dengan kipas angin.
Grading
 Penggolongan/pengkelasan (grading) dimaksudkan untuk mendapatkan
hasil pertanian yang bermutu baik dan seragam dalam satu golongan/kelas
yang sama sesuai standar mutu yang telah ditetapkan atau atas
permintaan konsumen. Grading adalah pemilahan berdasarkan kelas
kualitas. Penggolongan/pengkelasan dilakukan berdasarkan berat, besar,
bentuk/rupa, warna dan bebas dari penyakit dan cacat lainnya. Tujuan dari
tindakan grading ini adalah untuk memberikan nilai lebih (harga yang lebih
tinggi) untuk kualitas yang lebih baik.
 Grading dapat dilakukan di tempat panen/tempat pengumpulan.
Untuk memudahkan pekerjaan penggolongan di tempat pengumpulan,
sebaiknya menggunakan meja yang bertepi. Pada tempat tersebut
dilengkapi pula dengan peralatan lainnya, misal timbangan, alat pencuci, alat
penirisan/pengeringan, dll. Selama grading harus diusahakan terhindar dari
kontak sinar matahari langsung karena akan menurunkan bobot/terjadi
pelayuan dan meningkatkan aktivitas metabolisme yang dapat
mempercepat proses pematangan/respirasi.
Pengemasan
 Pengemasan berfungsi untuk melindungi/mencegah
komoditi dari kerusakan mekanis, menciptakan daya tarik
bagi konsumen dan memberikan nilai tambah produk
serta memperpanjang daya simpan produk, sehingga dalam
pengemasan harus dilakukan dengan hati-hati agar
tehindar dari suhu dan kelembaban yang ekstrim (terlalu
tinggi/terlalu rendah), goncangan, getaran, gesekan dan
tekanan yang tinggi terhadap kemasan hasil pertanian
tersebut.
Penyimpanan dan Pendinginan
 Penyimpanan dilakukan untuk mempertahankan daya
simpan komoditi dan melindungi produk dari kerusakan
serta terkait erat dengan kebijakan distribusi dan
pemasaran seperti pengangkutan, pengeringan, penjualan
dan pengolahan. Ruang penyimpanan umumnya tidak
mampu untuk mendinginkan hasil pertanian secara cepat,
sehingga perlu dilakukan prapendinginan. Tujuan pra-
pendinginan untuk menghilangkan dengan cepat panas dari
lapang sebelum penyimpanan/pengangkutan, terutama
penting bagi hasil pertanian yang mudah rusak.
Transportasi
Pengangkutan hasil pertanian menuntut penanganan yang cepat
dan dapat dilakukan dengan tiga cara: pengangkutan melalui jalan
darat (dipikul, sepeda, pedati, kendaraan bermotor, kereta api),
pengangkutan melalui laut (perahu dan kapal laut) dan
pengangkutan melalui udara (pesawat udara). Hasil pertanian
akan tetap dalam kondisi prima, segar dan baik dikonsumsi oleh
masyarakat bila penanganan pasca panen dilaksanakan secara baik,
benar dan tepat tanpa harus melupakan peranan proses sebelum
panen yang juga sangat mempengaruhi mutu produk yang
dihasilkan. Faktor transportasi yang perlu diperhatikan:
 Fasilitas angkutnya
 Jarak yang ditempuh atau lama perjalanan
 Kondisi jalan dan kondisi lingkungan selama pengangkutan
 Perlakuan “bongkar-muat” yang diterapkan
Penanganan pasca panen bertujuan agar hasil tanaman tersebut
dalam kondisi baik dan sesuai/tepat untuk dapat segera
dikonsumsi atau untuk bahan baku pengolahan. Beberapa
kerugian yang diakibatkan oleh penanganan pascapanen yang
kurang benar antara lain sebagai berikut :
 Penurunan bobot berat
 Kerusakan fisik, misalnya memar yang menyebabkan penurunan
mutu dan goresan pada lapisan pelindung kulit yang bisa
menyababkan masuknya bakteri.
 Mempercepat kematangan sehingga menurunkan daya simpan.
 Perubahan warna.
 Penampilan menjadi kurang menarik.

Anda mungkin juga menyukai