Anda di halaman 1dari 12

BAB III

PERBANYAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perbanyakan tanaman yang tidak menghasilkan biji umumnya
dilakukan dengan cara perbanyakan vegetatif. perbanyakan vegetatif
berusaha membuat tanaman baru dari bagian tanaman yang telah ada.
Pada dasarnya pembiakan vegetatif berusaha untuk menumbuhkan
akar,tunas atau perpaduan sel-sel. Pembiakan vegetatif yang berasal dari
cabang, akar, atau daun, diperlukan suatu tahapan pesemaian untuk
membentuk atau menumbuhkan bagian-bagian tanaman yang belum
ada. contoh, stek batang yang belum mempunyai akar perlu disemaikan
dahulu agar tumbuh akar dan daunnya (Wudianto, 1989 ).
Pembiakan organ vegetatif tanaman dibuat untuk membentuk
tanaman baru yang sempuma bagian akar, batang dan daun, biasanya
tanaman baru tersebut mempunyai sifat yang sama dengan induknya.
Sifat-sifat yang ingin dipertahankan adalah hasil tinggi, mutu baik dan
tahan terhadap penyakit. sehubungan dengan hal ini banyak usaha yang
dilakukan untuk merangsang, mendorong dan mempercepat
pembentukan akar serta meningkatkan jumlah akar dan mutu akar
(Danoesastro,1974).
Keuntungan penggunaan teknik pembibitan secara vegetatif antara
lain keturunan yang didapat mempunyai sifat genetik yang sama dengan
induknya, tidak memerlukan peralataan khusus, alat dan teknik yang
tinggi kecuali untuk produksi bibit dalam skala besar, produksi bibit
tidak tergantung pada ketersediaan benih/musim buah, bisa dibuat
secara kontinyu dengan mudah sehingga dapat diperoleh bibit dalam
jumlah yang cukup banyak, meskipun akar yang dihasilkan dengan cara
vegetatif pada umumnya relatif dangkal, kurang beraturan dan
melebar, namun lama kelamaan akan berkembang dengan baik seperti

19
20

tanaman dari biji, umumnya tanaman akan lebih cepat bereproduksi


dibandingkan dengan tanaman yang berasal dari biji (Pudjiono, 1996).
2. Tujuan Praktikum
a. Mengetahui cara perbanyakan tanaman secara vegetatif
b. Mengetahui media yang baik untuk stek

B. TINJAUAN PUSTAKA
Jambu biji merupakan tanaman buah yang sangat dikenal
masyarakat, tanaman jambu biji ini berasal dari daerah tropis Amerika.
Jambu biji termasuk dalam famili Myrtaceae dengan ordo Myrtales dengan
bentuk batang keras, panjang sekitar 10-20 meter bahkan lebih, buah
berwarna hijau muda dan kekuningan berbentuk bulat. Berdasarkan
penggolongan dan tata nama tumbuhan, tanaman jambu biji termasuk ke
dalam klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava Linn ( Parimin, 2005).
Selain jambu biji ada juga jambu air, jambu air adalah salah satu
tumbuh-tumbuhan yang termasuk kedalam suku jambu-jambuan atau
Myrtaceae yang berasal dari Asia Tenggara, yang menyebar diberbagai
pulau-pulau pasifik. Klasifikasi dari tanaman jambu air sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Classis : Dicotyledoneae
Subclassis : Dialypetalae
21

Ordo : Myrtales
Familia : Myrtaceae
Genus : Eugenia
Species : Eugenia aquea (Tjitrosoepomo, 2013).

Terdapat beberapa teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif


yang banyak diterapkan untuk menghasilkan bibit pada jenis-jenis tanaman.
Penerapan teknik-teknik tersebut tergantung pada tujuan penanaman dan
kemampuan masing-masing jenis untuk diperbanyak secara vegetatif
(Hartman et al., 1990). Beberapa teknik perbanyakan tanaman secara
vegetatif, yakni: cangkok, stek, okulasi, dan grafting.
Stek merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan
dengan menggunakan sebagian batang, akar, atau daun tanaman untuk
ditumbuhkan menjadi tanaman baru. Ada banyak keuntungan yang kita
dapatkan dari tanaman yang yang dilakukan stek, diantaranya adalah (1)
Tanaman memiliki sifat yang sama dengan indukannya, terutama pada
bentuk buah, warna, rasa dan juga bentuknya. (2) Tanaman stek dapat kita
tanam pada tempat dengan permukaan tanahnya yang dangkal, karena
tanaman stek memiliki akar tunggang. (3) Perbanyakan tanaman buah
menggunakan metode stek merupakan perbanyakan yang sangat mudah dan
praktis. (4) Stek bisa dikerjakan dengan cepat, mudah, murah dan juga tidak
memerlukan tekhnik khusus seperti halnya dengan metode mencangkok dan
juga okulasi. Kerugian Stek Terhadap Tanaman, yaitu: (1) Akar dangkal dan
tidak ada akar tunggang, itu dapat membuat tanaman roboh saat terjadi
angin yang kencang. (2) Tanaman tidak tahan kekeringan saat terjadi musim
kemarau yang panjang. (3) Akar dangkal dan tidak ada akar tunggang, itu
dapat membuat tanaman roboh saat terjadi angin yang kencang. (4)
Tanaman tidak tahan kekeringan saat terjadi musim kemaru yang panjang.
Cangkok adalah cara perkembangbiakan pada tumbuhan dengan
menanam batang atau dahan yang diusahakan berakar terlebih dahulu
sebelum di potong dan di tanam di tempat lain. Tidak semua tumbuhan bisa
di cangkok. Tumbuhan yang bisa di cangkok hanyalah tumbuhan dikotil dan
22

tumbuhan biji terbuka. Ada beberapa keuntungan dari mencangkok,


diantaranya (1) Tumbuhan hasil cangkokan akan lebih cepat berbuah
dibandingkan tumbuhan yang ditanam dari biji. (2) Tumbuhan yang
dicangkok memiliki sifat yang sama dengan induknya. (3) Tingkat
keberhasilannya lebih tinggi, karena pada proses mencangkok akar akan
tumbuh ketika masih berada di pohon induk. (4) Produksi dan kualitas
buahnya akan persis sama dengan tanaman induknya. Kekurangan dari
teknik cangkok antara lain: (1) Tanaman tidak tahan kering. (2) Pohon induk
tajuknya menjadi rusak. (3) Tidak bisa dilakukan dalam jumlah besar.
Okulasi merupakan salah satu teknik perbanyakan tanaman secara
vegetatif dengan menempel mata tunas dari suatu tanaman kepada tanaman
lain yang dapat bergabung (kompatibel) yang bertujuan menggabungkan
sifat-sifat yang baik dari setiap komponen sehingga di peroleh pertumbuhan
dan produksi yang baik. Prinsip okulasi adalah penggabungan batang bawah
dengan batang atas, yang berbeda adalah umur batang bawah dan batang
atas yang digunakan sehingga perlu teknik tersendiri untuk mencapai
keberhasilan okulasi (Simanjuntak, 2010).
Teknik okulasi dini memiliki beberapa keunggulan, antara lain biaya
produksi murah, lebih mudah dilaksanakan, waktu pengadaan bibit hingga
pemindahan ke lapangan lebih cepat, dan pertumbuhan di lapangan lebih
seragam. Teknik ini juga lebih fleksibel, terutama dalam kondisi
kekurangan tenaga kerja atau kondisi cuaca yang tidak terduga (Ong et
al.,1989). Beberapa kelemahan dari perbanyakan dengan cara okulasi yaitu
sebagai berikut (1) Terkadang suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang
normal terjadi karena tidak adanya keserasian antara batang bawah dengan
batang atas (entres). (2) Perlu menggunakan tenaga ahli untuk
pengokulasian ini. (3) Bila salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian
tidak terpenuhi kemungkinan kegiatan okulasi akan gagal atau mata entres
tidak tumbuh sangat besar.

Grafting adalah salah satu teknik perbanyakan vegetatif


menyambungkan batang bawah dan batang atas dari tanaman yang berbeda
23

sedemikian rupa sehingga tercapai persenyawaan, kombinasi ini akan terus


tumbuh membentuk tanaman baru. Grafting ini bukanlah sekedar pekerjaan
menyisipkan dan menggabungkan suatu bagian tanaman, seperti cabang,
tunas atau akar pada tanaman yang lain. Melainkan sudah merupakan suatu
seni yang sudah lama dikenal dan banyak variasinya. Keuntungan dari
teknik grafting, yaitu (1) Mengekalkan sifat-sifat klon yang tidak dapat
dilakukan pada pembiakan vegetatif lainnya seperti stek, cangkok dan lain-
lainnya. (2) Bisa memperoleh tanaman yang kuat karena batang bawahnya
tahan terhadap keadaan tanah yang tidak menguntungkan, temperatur yang
rendah, atau gangguan lain yang terdapat di dalam tanah. Kerugiannya
antara lain (1) Bagi tanaman kehutanan, kemungkinan jika pohon sudah
besar gampang patah jika ditiup angin kencang. (2) Tingkat keberhasilannya
rendah jika tidak cocok antara scion dan rootstock.
Selain kelebihan dan kekurangan teknik perbanyakan secara
vegetatif, ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan
perbanyakan tanaman secara vegetatif antara lain:
1. Faktor Suhu
Tinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan
tumbuh kembang, reproduksi dan juga kelangsungan hidup
dari tanaman. Suhu yang baik bagi tumbuhan adalah antara 22 derajat
celcius sampai dengan 37 derajad selsius. Temperatur yang lebih atau
kurang dari batas normal tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan
yang lambat atau berhenti.
2. Faktor Kelembaban
Kadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta
perkembangan tumbuhan. Tempat yang lembab menguntungkan bagi
tumbuhan di mana tumbuhan dapat mendapatkan air lebih mudah serta
berkurangnya penguapan yang akan berdampak pada pembentukan sel
yang lebih cepat.
24

3. Faktor Cahaya
Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat
melakukan fotosintesis (khususnya tumbuhan hijau). Jika
suatu tanaman kekurangan cahaya matahari, maka tanaman itu bisa
tampak pucat dan warna tanaman itu kekuning- kuningan (etiolasi).
Pada kecambah, justru sinar mentari dapat menghambat proses
pertumbuhan.
4. Faktor Hormon
Hormon pada tumbuhan juga memegang peranan penting dalam
proses perkembangan dan pertumbuhan seperti hormon auksin untuk
membantu perpanjangan sel, hormon giberelin untuk pemanjangan dan
pembelahan sel, hormon sitokinin untuk menggiatkan pembelahan sel
dan hormon etilen untuk mempercepat buah menjadi matang
(Rochiman,1973).

Media tanam adalah suatu media atau bahan yang digunakan untuk
tempat tumbuh dan berkembangnya akar tanaman. Media yang bertekstur
ringan dapat menciptakan kondisi aerasi dan drainase yang baik sehingga
dapat mendukung pertumbuhan akar (Soegiman, 1993). Media tanam yang
digunakan pada praktikum kali ini adalah media oasis dan media tanah.
Media tanam oasis atau floralfoam merupakan salah satu bahan media
tanam pengganti tanah yang biasanya digunakan untuk merangkai bunga
atau karangan bunga untuk bahan pajangan di dalam ruangan. Bahan ini
digunakan sebagai tempat menancapkan batang bunga-bunga, baik bunga
segar ataupun bunga buatan agar rangkaian bunga tersebut tetap berada
dalam kondisi segar dalam kurun waktu yang cukup lama.

Bahan Floral foam memiliki bobot yang cukup ringan serta rapuh.
Bahan dasar floral foam adalah batu yang dilelehkan pada temperatur yang
sangat tinggi, yang kemudian ke dalam lelehan batu tersebut diberi warna
tertentu ( umumnya memiliki warna hijau) lalu “cairan batu” dicetak dengan
dimensi ukuran tertentu. Beberapa kelebihan daya simpan airnya yang
25

sangat tinggi serta mempunyai ruang pori yang sangat banyak. Jika
digunakan sebagai bahan cangkok, pertumbuhan akar akan mudah terjadi
karena ketersedian air yang sangat tinggi di dalam media cangkok disertai
kemudahan akar untuk tumbuh karena pada dasarnya secara fisik, material
floral foam cukup rapuh dan lembut untuk ditembus oleh akar-akar muda
sekalipun. Disamping memiliki kelebihan-kelebihan tersebut, tentunya
media tanam oasis juga memiliki beberapa kekurangan diantaranya tidak
begitu ramah lingkungan karena media ini terbuat dari bahan yang mirip
sterofoam dan melalu beberapa proses kimiawi. Selain itu media ini tidak
boleh diberikan air terlalu banyak ,mengingat daya simpan dan serap airnya
cukup tinggi.

Sedangkan untuk media tanam tanah memiliki beberapa kelebihan


diantaranya tanah sering di gunakan sebagai media tanam karena tanah
memiliki unsur hara da air untuk keperluan fotosintesis tanaman. Tanah
yang sehat sangat bagus untuk di tanami tumbuhan. Adapun kekurangannya
yaitu tidak semuanya memiliki simpanan air dan unsur hara, apabila tanah
tersebut di gunakan sebagai media tanam tidak cocok karena unsur hara dan
air sangat penting untuk fotosintesis selain karbondioksida.

C. Bahan, Alat, dan Langkah Kerja


1. Bahan
a. Stek tanaman buah
b. Tanaman puring
c. Cocopeat
d. Kompos
e. Rootone-F
2. Alat
a. Pisau
b. Cutter
c. Gunting
d. Plastik Wraping
26

e. Botol plastik
3. Langkah Kerja
a. Cara Stek
1) Bahan stek dari batang tanaman.
2) Permukaan batang bagian bawah dipotong menyerong,
mengolesk dengan rizoton dan tanpa rizoton.
3) Menanam pada media campuran tanah:pupuk kandang, dan pada
media oasis
4) Menyiram setiap hari, tidak sampai becek.
b. Cara cangkok
1) Membuat keratin melingkar batang sebanyak dua buah dengan
jarak antara 5 cm dengan menggunakan pisau steril.
2) Mengupas kulit batang yang berada diantara dua keratin
tersebut, membersihkan kambiumnya sampai bersih dengan cara
mengeroknya dengan pisau
3) Mengambil media tanah dan cocpeat yang sudah dibasahi dan
membalutkannya pada bagian cabang yang telah dikupas.
4) Cabang yang sudah terbalut segera dibungkus dengan plastik
wraping kemudian diikat
5) Menyiram setiap hari, jangan sampai kering
27

D. HASIL PENGAMATAN
Tabel 3.1 Hasil Pengamatan Stek Tanaman Puring
Jumlah Persentasi
Perlakuan Sampel Jumlah Akar
Tunas Keberhasilan
1 0 0
Media Floral
2 0 0 0%
foam
3 0 0
1 0 0
Media Tanah 2 0 0 0%
3 0 0
Sumber: Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman 2018

Tabel 3.2 Hasil Pengamatan Cangkok Tanaman


Perlakuan Jumlah Tunas Jumlah Akar
Tanah;Baglog 0 0
Cocopeat 0 0
Sumber : Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman 2018

E. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini membahas tentang perkembangbiakan
secara vegetatif dengan menggunakan metode cangkok dan stek. Cangkok
adalah perkembangnbiakan secara vegetatif yang biasanya dilakukan pada
batang tanaman dengan cara mengupas kulit batang sampai kambium
kemudian diberi media agar dapat tumbuh akar. Media yang digunakan
untuk cangkok adalah cocopeat serta tanah yang dicampur dengan pupuk
baglog. Antara media cocopeat dengan tanah yang dicampur dengan pupuk
baglog lebih baik menggunakan media cocopeat karena pada media
cocopeat lebih banyak mengandung air daripada media tanah dicampur
dengan pupuk baglog.
28

Stek adalah perkembangbiakan secara vegetatif dari bagian bagian


tanaman seperti pada batang dan daun yang dilakukan dengan cara
pemotongan pada salah satu bagian tanman kemudian disambung dengan
bagian tanaman yang lain lalu diberi media. Media yang digunakan untuk
melakukan stek adalah media oasis atau floral foam serta media tanah. Oasis
atau floral foam adalah media yang digunakan untuk melakukan stek yang
memiliki struktur seperti sebuah spons. Perbandingan antara media oasis
dengan media tanah lebih baik menggunakan media oasis atau floral foam
karena pada media floral foam air yang disiramkan akan terserap dan tahan
lebih lama dibandingkan dengan media tanah.
Pada perkembangbiakan secara vegetatif dengan metode cangkok
dan stek mengalami kegagalan dimana pada bagian yang digunakan tidak
tumbuh akar. Hal ini disebabkan pada metode cangkok media cocopeat
yang dipasang tidak ada pada tempatnya karena terjadi penurunan media
saat dilakukan penyiraman. Media yang dipasang kurang erat sehingga
menyebabkan media turun secara perlahan saat dilakukan penyiraman
secara berulang ulang. Keadaan tempat peletakan metode cangkok juga
berpengaruh terhadap pertumbuhan akar karena pada peletakan metode
cangkok berada tepat dibawah pohon besar sehingga cahaya yang masuk
sangat sedikit karena terhalang oleh pohon besar tersebut.
Pada metode stek kegagalan praktikum kali ini adalah karena tempat
yang digunakan untuk untuk meletakkan stek menggunkan sebuah tudung
yang menggunakan plastik sebagai penutupnya. Penyebab kegagalannya
adalah penyiraman yang seharusnya dilakukan pada sekitar tudung tersebut
kurang yang menyebabkan kelembaban disekitar tudung tersebut rendah.
Cahaya yang masuk juga sangat sedikit karena berada tepat dibawah pohon
besar dan tertutupi oleh dedaunan.
29

F. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk
melakukan perbanyakan tanaman secara vegetatif yaitu melakukan cangkok
dan stek pada tanaman. Media yang baik untuk melakukan stek adalah
media oasis atau floral foam karena dapat menyimpan air dalam waktu yang
lama
30

DAFTAR PUSTAKA

Danoesastro, H. 1974. Zat pengatur pertumbuhan dalam pertanian. Universitas


Gadjah Mada, Yogyakarta.

Hartmann HT, Kester DE, Davis-Jr FT. 1990. Plant propagationl: Principles and
Practices. New Jersey: Prentice-Hall International.

Parimin SP. 2005. Jambu Biji Budidaya dan Ragam Pemanfaatannya. Penebar
Swadaya. Bogor. pp: 11–15.

Pudjiono, S. 1996. Dasar-dasar Umum Pembuatan Stek Pohon Hutan. Informasi


Teknis No. 1/1996. Balai Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi
dan Pemuliaan Tanaman Hutan.Yogyakarta.

Rochiman, K., dan Harjadi, S.S. 1973. Pembiakan Vegetatif. Departemen


Agronomi Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

Simanjuntak, F. 2010. Pembiakan vegetatif. Penebar Swadaya, Jakarta.

Soegiman. 1993. IImu Tanah. Bharata Karya Aksara, Jakarta.

Tjitrosoepomo, gembong. 2010. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta.


Yogyakarta: Gajah Mada University press.

Wudianto, 1998. Membuat stek cangkok .Cangkok dan Okulasi PT.Penebar


Swadaya Jakarta

Anda mungkin juga menyukai