Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

“UJI KADAR HAMBAT MINIMAL”

Oleh :
Nama : Berlian Sari Pamungkas
NIM : 180210103071
Kelas :B
Kelompok :4

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020
I JUDUL
Uji Kadar Hambat Minimal
II TUJUAN
2.1 Mengetahui pengaruh konsentrasi bahan yang digunakan dalam uji kadar
hambat minimal dan kadar bunuh minimal pada bakteri
2.2 Mengetahui tanda yang terjadi saat uji kadar hambat minimal
III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Uji Antibakteri
➢ Syringe
➢ Mikropipet
➢ Cawan petri
➢ Tabung reaksi
➢ Tip
➢ Mortar dan pastel
➢ Jangka sorong
➢ Media MRSA
➢ Inkubator
➢ Gelas ukur
➢ Escherichia coli
➢ Bawang putih
3.1.2 Virtual Lab
➢ Cawan petri steril
➢ Jarum ose
➢ Tabung reaksi
➢ Inkubator
➢ Senyawa disinfektan
- Sterile filter paper distes
- Antibacterial soap
- Household bleach
- Household disinfectand
- Penicillin
- Amoxilin
- Erythromycin
➢ Bakteri patogen
- Staphylococcus aurens
- Hemophilius influenza
- Streptococcus pneumonia
3.2 Skema Kerja
3.2.1 Uji Antibakteri
• Ekstrak Bawang Putih

Menyiapkan bawang putih, mengupas, dan mencuci sampai bersih

Menghaluskan, menimbang sebanyak 5 gram, dan meletakkan di


wadah steril

Melarutkan dengan 100 ml air bebas ion

Menyaring dan mengambil ekstrak dari tumbukan bawang putih

Menyimpan dan menutup di dalam tabung reaksi dengan penutup


karet
• Pembuatan MRSA

Menimbang MRSA 6,8 gram dan CaCO3 sebanyak 0,5 gram


Menambahkan aquades hingga 100 ml dan dipanaskan

Menutup Erlenmeyer dengan alumunium foil dan kapas

Membungkus Erlenmeyer dengan plastik

Sterilisasi dengan autoclave selama 15 menit

• Uji Anti Bakteri

Mengambil 15 ml MRSA dan menyimpannya dalam tabung reaksi

Mengambil suspen bakteri Escherichia coli dengan syringe

Menaruh pada cawan steril suspen bakteri dan 15 ml MRSA

Menghomogenkan dan membiarkan pada suhu ruang hingga padat


Membuat 5 bolongan yang ditetesi oleh bawang putih berbagai
macam konsentrasi, sedangkan lubang tengah sebagai kontrol di
tepi diberi antibiotik tetrasiklin 0,1 ml

Memasukkan ke dalam inkubator pada suhu 37º selama 24 jam

Mengamati diameter

3.2.2 Virtual Lab

Menginokulasi bakteri dengan streak plate di cawan

Membuat lubang zona hambat

Meneteskan di setiap lubang senyawa berbeda (dari 1 – 7) dengan


nomor 1 sterile filter paper sebagai kontrol

Menutup cawan dan memberi kertas


Menaruh dalam inkubator selama 24 jam

Melihat dan mengukur zona hambat tiap diameter

IV HASIL PENGAMATAN
4.1.1. Isolasi
No Sumber Isolat Hasil Keterangan

Zona hambatan yang


Uji KHM terbentuk oleh ekstrak
menggunakan bawang putih 20%
1
ekstrak bawang pada cawan dan
putih memiliki diameter 1
cm

- Zona hambatan paling


Uji KHM antibiotik
besar dihasilkan oleh
dan antibakteri pada
antibiotik Amoxicilin
2 bakteri
- Zona hambatan paling
Streptococcus
besar dihasilkan oleh
pneuminoniae
antibakteri pemutih
- Zona hambatan paling
Uji KHM antibiotik
besar dihasilkan oleh
dan antibakteri pada
antibiotik Erytromycin
3 bakteri
- Zona hambatan paling
Staphylococcus
besar dihasilkan oleh
aureus
antibakteri pemutih
- Zona hambatan paling
Uji KHM antibiotik
besar dihasilkan oleh
dan antibakteri pada
antibiotik Penicillin
4 bakteri
- Zona hambatan paling
Hemophilius
besar dihasilkan oleh
influenza
antibakteri pemutih

V PEMBAHASAN
Antibakteri senyawa yang digunakan untuk mengendalikan pertumbuhan
bakteri yang bersifat merugikan, tujuannya untuk mencegah penyakit dan
infeksi. Menurut (Harnita,2006) konsentrasi hambatan minimum adalah
konsentrasi antibiotik terendah yang masih dapat menghambat pertumbuhan
organisme tertentu. KHM mengindikasi konsentrasi minimum antibiotik yang
harus di capai pada tempat infeksi untuk menghambat pertumbuhan
mikroorganisme yang sedang diperiksa. Terdapat dua macam jenis dalam
menghambat atau membunuh bakteri yaitu bakteriostatik hanya untuk
menghambat bakteri, dan bakteriosida untuk membunuh bakteri. Praktikum
kali ini menggunakan ekstrak bawang putih.
Menggunakan ekstrak bawang putih karena bawang putih memiliki zat
bioaktif sebagai anti bakteri yang dinamakan alisin, alisin dapat mengendalikan
bakteri-bakteri baik gram positif maupun gram negatif. Menurut
(Lisiswanti,2017) Alisin adalah senyawa organik alami yang ada pada
tumbuhan secara umum. Alisin (dially1 thiosulfinate) merupakan salah satu
komponen biologis yang paling aktif yang terkandung dalam bawang putih.
Komponen ini, bersamaan dengan komponen sulfur lain yang terkandung
dalam bawang putih berperan pula memberikan bau yang khas pada bawang
putih. Alisin merupakan senyawa yang bersifat tidak stabil, senyawa ini dalam
waktu beberapa jam akan kembali dimetabolisme menjadi senyawa sulfur lain.
Adanya kerusakan pada umbi bawang yang ditimbulkan dari dipotongnya atau
dihancurkannya bawang putih akan mengaktifkan enzim Allinase yang akan
memetabolisme alisin menjadi alisin, yang kemudian akan dimetabolisme
menjadi vinyl dithiines dan ajoene. Proses ini memakan waktu berjam-jam
dalam suhu ruangan dan hanya memakan waktu beberapa menit dalam proses
memasak.
Menggunakan bakteri E.coli karena bakteri ini merupakan bakteri
terbanyak di dalam saluran pencernaan. Metode yang digunakan adalah dengan
MRSA yang di campur dengan CaCO3 dan ekstrak bawang putih dan juga
menggunakan antibiotik tetrasiklin untuk menghambat / menginhibisi sintesis
protein pada bakteri dengan cara mengganggu fungsi sub unit. Tetrasiklin
merupakan termasuk antibiotik dengan spektrum luas yang dapat menginhibisi
hampir semua bakteri gram positif dan negatif. Menurut (Sumardjo,2006)
antibiotik golongan tetrasiklin menunjukkan spektrum antibakteri yang luas,
terutama dalam memengaruhi mikroorganisme yang sedang membelah diri.
Tetrasiklin digunakan untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh
beberapa jenis bakteri gram positif dan negatif.
Terdapat metode lain yang digunakan untuk uji anti bakteri, yaitu cakram
metode cakram menurut (Mulyadi,2013) Cakram dicelupkan ke dalam larutan
sampel sampai merata di seluruh permukaan cakram dengan berbagai macam
konsentrasi yang telah disiapkan. Penuangan media nutrient agar (NA) yang
telah disterilkan ke dalam petridish. Media nutrient agar (NA) yang telah
dingin dan memadat selanjutnya di tanami bakteri. Bakteri yang di tanam
diratakan hingga seluruh permukaan nutrient agar (NA) dengan menggunakan
spreader. Kemudian cakram tersebut diletakkan dalam media nutrient agar
(NA) yang telah ditanami bakteri. Langkah selanjutnya dilakukan dengan
inkubasi selama 24 jam pada suhu 37o C. Aktivitas antibakteri terbesar
ditunjukkan oleh luas diameter zona bening terbesar yang terbentuk dari
konsentrasi tersebut. Konsentrasi terkecil dari sampel yang mampu
menghambat bakteri yang diinokulasikan dengan terbentuknya zona bening
merupakan nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dari sampel tersebut.
Pengujian antibiotik adalah untuk membunuh semua jenis
mikroorganisme, praktikum kali ini menggunakan beberapa senyawa seperti
sterile filter paper disk, antibacterial soap, household bleach, household
disinfektan, pencilin, amoxilin, dan erytromycin. Untuk bakteri menggunakan
bakteri Staphylococcus aurenus, Hemophilius influenzae, Streptococcus
pneumonia. Bakteri yang pertama digunakan adalah bakteri Staphylococcus
aurenus setelah diuji dengan beberapa senyawa antibiotik diperoleh diamter
yang diukur dengan jangka sorong adalah sterile filter paper disk (0 mm),
antibacterial soap (17 mm), household bleach (31 mm), household disinfektan
(20 mm), penicillin (10 mm), amoxilin (12 mm), dan erytromycin(25 mm).
Dihasilkan zona hambatan yang terbentuk paling besar pada Staphylococcus
aurenus adalah household bleach.
Bakteri selanjutnya adalah bakteri Hemophilius influenzae setelah diuji
dengan beberapa senyawa antibiotik diperoleh diamter yang diukur dengan
jangka sorong adalah sterile filter paper disk (0 mm), antibacterial soap (17
mm), household bleach (31 mm), household disinfektan (21 mm), penicillin
(29 mm), amoxilin (27 mm), dan erytromycin(16 mm). Dihasilkan zona
hambatan yang terbentuk paling besar pada Hemophilius influenzae adalah
penicillin. Pengujian antibiotik adalah untuk membunuh semua jenis
mikroorganisme, praktikum kali ini menggunakan beberapa senyawa seperti
sterile filter paper disk, antibacterial soap, household bleach, household
disinfektan, pencilin, amoxilin, dan erytromycin. Untuk bakteri menggunakan
bakteri Staphylococcus aurenus, Hemophilius influenzae, Streptococcus
pneumonia. Bakteri yang pertama digunakan adalah bakteri Staphylococcus
aurenus setelah diuji dengan beberapa senyawa antibiotik diperoleh diamter
yang diukur dengan jangka sorong adalah sterile filter paper disk (0 mm),
antibacterial soap (17 mm), household bleach (31 mm), household disinfektan
(20 mm), penicillin (10 mm), amoxilin (12 mm), dan erytromycin(25 mm).
Dihasilkan zona hambatan yang terbentuk paling besar pada Staphylococcus
aurenus adalah household bleach.
Bakteri selanjutnya adalah bakteri Hemophilius influenzae setelah diuji
dengan beberapa senyawa antibiotik diperoleh diamter yang diukur dengan
jangka sorong adalah sterile filter paper disk (0 mm), antibacterial soap (17
mm), household bleach (31 mm), household disinfektan (21 mm), penicillin
(29 mm), amoxilin (27 mm), dan erytromycin(16 mm). Dihasilkan zona
hambatan yang terbentuk paling besar pada Hemophilius influenzae adalah
penicillin.
Menurut (Syamsuni,2005) resistensi terdapat beberapa jenis yaitu
resistensi primer yang merupakan resistensi alamiah terhadap kuman,
contohnya bakteri Staphylococcus yang mengandung enzim penisilinase dapat
mengubah penisilin menjadi asam penisilinoat yang tidak membunuh kuman
itu. Resistensi sekunder, yaitu resistensi karena adanya muatan-muatan yang
berkembang biak menjadi spesies yang resisten. Resistensi episoma, yang
dapat terjadi karena bakteri mentransfer DNA kepada bakteri lain melalui
kontak antar sel bakteri sejenis dan antar bakteri yang berlainan jenis.
Resistensi silang, yaitu resistensi bakteri terhadap suatu antibiotik dengan
semua derivatnya, untuk menghindari resistensi silang, gunakan dosis efektif
minimum dalam waktu singkat.

VI PENUTUP
6.1 Pengujian kadar hambat minimal dapat ditandai dengan terbentuknya zona
bening di sekitar sumuran yang telah diberi antibiotik pada kultur bakteri
yang akan diujikan.
6.2 Ekstrak jeruk nipis memiliki kadar hambat yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan bakteri. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya zona bening
yang terbentuk pada setiap ekstrak dan setiap konsentrasinya.
DAFTAR PUSTAKA
Bena, A., A. Subiwahjudi., Setyabudi. 2018. Perbedaan Daya Antibakteri Antara
Kombinasi Calcium Hydroxide-Based Sealer-Amoxicillin dan Resin-Based
Sealer-Amoxicillin Terhadap Bakteri Enterococcus Faecalis. Conservative
Dentistry Journal. 8 (1) :1 – 4.
Harmita, M., Radji. 2006. Buku Ajar Analisi Hayati Ed,3. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Lisiswanti, R., F. P. Haryanto. 2017. Allicin pada Bawang Putih (Allium sativum)
sebagai Terapi Alternatif Diabetes Melitus Tipe 2. Majority. 6 (2) :31 –
36.
Mulyadi, M., Wuryanti, P. Ria. 2013. Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) Kadar
Sampel Alang – Alang (Imperata cylindrica) Dalam Etanol Melalui
Metode Difusi Cakram. Chem Info. 1 (1) : 35 – 42.
Pratiwi, R., H. 2012. Mekanisme Pertahanan Bakteri Patogen Terhadap Antibiotik.
e- journal. 1 (2) : 418 – 429.
Sumardjo, D. 2006. Pengantar Kimia:Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran Dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.
Syamsuni. 2005. Farmasetika Dasar Dan Hitungan Farmasi. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.
LAMPIRAN GAMBAR
➢ Rangkuman Video dan Virtual Lab

➢ Lampiran Buku 1
➢ Lampiran Buku 2
➢ Lampiran Buku 3

➢ Lampiran Jurnal 1
➢ Lampiran Jurnal 2

➢ Lampiran Jurnal 3

➢ Lampiran Jurnal 4

➢ Lampiran Screenshot Video


➢ Uji KHM menggunakan Hemophilius influenzae
➢ Staphylococcus aurenus

➢ Streptococcus pneumonia

➢ Ekstrak bawang putih

Anda mungkin juga menyukai