Anda di halaman 1dari 2

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROTEKNIK 2020

I. IDENTITAS
Nama Praktikan : Berlian Sari Pamungkas
NIM : 180210103071
Kelas :B
II. TOPIK
ACARA : Maserasi
TUJUAN : Membuat preparat yang dapat memberi gambaran yang jelas mengenai bentuk
bentuk sel
BAHAN : Bauhinia, Melati, Mawar, Bugenvil, Bunga sepatu, Bunga cabai
III. HASIL
NO FOTO KETERANGAN
1 Visual :
1. Objek diambil dengan
perbesaran 10 x 10
2. Ukuran Foto : 1280 x 960 cm
3. Ukuran Mikro : 424,48 µm
4. Skala 1 : 42,448

Objek :
1. Trakea
2. Serabut trakeid

Preparat Batang Bugenvile


Perbesaran : 10 x 10
Skala : 1 : 42,448
Sumber :
Kakak tingkat 2017

Deskripsi
Jaringan pengangkut adalah jaringan yang berperan dalam pengangkutan zat. Jaringan
pengangkutan terdiri dari dua jenis yakni xylem dan floem. Xylem adalah jaringan pengangkut yang
berfungsi mengangkut air dan mineral dari akar ke daun. Di dalam xylem terdapat trakea dan trakeid.
Ciri – ciri trakea yaitu : terdiri dari sel – sel berbentuk tabung; berdinding tebal, diameternya lebih
besar dari trakeid. Sedangkan ciri – ciri trakeid yaitu ujung sel masih memiliki sekat berpori/noktah;
terdapat pada tumbuhan spermatophyta.
Maserasi merupakan metode ekstraksi dengan proses perendaman bahan dengan pelarut yang
sesuai dengan senyawa aktif yang akan diambil dengan pemanasan rendah atau tanpa adanya proses
pemanasan. Faktor – faktor yang mempengaruhi ekstraksi antara lain waktu, suhu, jenis pelarut,
perbandingan bahan dan pelarut, dan ukuran partikel. Senyawa aktif saponin yang terkandung pada
daun bidara akan lebih banyak dihasilkan jika diekstraksi menggunakan pelarut metanol, karena
metanol bersifat polar sehingga akan lebih mudah larut dibandingkan pelarut lain. Ekstraksi dengan
metode maserasi memiliki kelebihan yaitu terjaminnya zat aktif yang diekstrak tidak akan rusak. Pada
saat proses perendaman bahan akan terjadi pemecahan dinding sel dan membran sel yang diakibatkan
oleh perbedaan tekanan antara luar sel dengan bagian dalam sel sehingga metabolit sekunder yang ada
dalam sitoplasma akan pecah dan terlarut pada pelarut organik yang digunakan.
Umumnya ekstraksi metode maserasi menggunakan suhu ruang pada prosesnya, namun dengan
menggunakan suhu ruang memiliki kelemahan yaitu proses ekstraksi kurang sempurna yang
menyebabkan senyawa menjadi kurang terlarut dengan sempurna. Dengan demikian perlu dilakukan
modifikasi suhu untuk mengetahui perlakuan suhu agar mengoptimalkan proses ekstraksi. Kelarutan
zat aktif yang diekstrak akan bertambah besar dengan bertambah tingginya suhu. Akan tetapi,
peningkatan suhu ekstraksi juga perlu diperhatikan, karena suhu yang terlalu tinggi dapat
menyebabkan kerusakan pada bahan yang sedang diproses.
Daftar Pustaka
Chairunnisa, S., Ni Made W., Lutfi S. 2019. Pengaruh Suhu dan Waktu Maserasi terhadap Karakteristik
Ekstrak Daun Bidara (Ziziphus mauritiana L.) sebagai Sumber Saponin. Jurnal Rekayasa dan
Manajemen Agroindustri. 7 (4) : 552.
Wardhani, Siti Pramitha Retno. 2019. Intisari Biologi Dasar. Yogyakarta : Diandra Kreatif.

Anda mungkin juga menyukai