Anda di halaman 1dari 26

MEKANISME TRANSPOR ZAT

MELALUI MEMBRAN SEL


Apa itu transpor zat?
Transpor zat
Transportasi zat adalah proses keluar masuknya zat dari dan
keluar sel melalui membran sel.
Oleh karena itu fungsi dari membran sel ini sebagai
pengatur keluar masuknya zat dari dan keluar sel.
Mengapa sel memerlukan transportasi
zat?
Pentingnya transportasi zat
Dalam proses kehidupannya sel-sel membutuhkan
pertukaran zat-zat untuk mempertahankan kelangsungan
hidup sel seperti melakukan respirasi, menyerap air, nutrisi
dan vitamin.
Selain itu sel juga mengeluarkan zat-zat sisa yang tidak
dibutuhkan. Semua zat yang dimasukkan atau yang
dikeluarkan oleh sel dilakukan melalui membran sel.
Tujuan transportasi zat
Memasukkan berbagai macam zat yang dibutuhkan sel
(oksigen O2)
Membuang sisa-sisa metabolisme yang bersifat beracun
(karbondioksida CO2)
Menjaga kestabilan pH
Menjaga konsentrasi zat untuk mendukung kerja enzim
Struktur membran sel
Struktur membran sel yang terdiri dari 50% lemak
dan 50% protein membuat bagian sel ini memiliki
sifat semipermeabel atau selektif permeabel.
Dengan sifat ini, membran sel hanya dapat dilalui
oleh air dan juga zat-zat tertentu yang larut di
dalamnya.
Syarat agar suatu zat dapat melewati membran
sel ialah partikel zat tersebut berukuran kecil
dan dapat larut dalam air dan lemak
Transport zat
1. Transpor pasif (transpor yang tidak membutuhkan energi)
2. Transpor aktif (transpor yang membutuhkan energi)
1. Transpor pasif
Transpor pasif merupakan transportasi zat yang dilakukan melalui
membran sel tanpa membutuhkan energi.
Transpor pasif terjadi apabila ada perbedaan konsentrasi antara zat
yang berada di dalam sel dengan zat yang berada di luar sel.
Apabila terjadi perbedaan konsentrasi antara zat yang
berada di dalam sel dengan zat yang berada di luar sel,
maka akan terjadi peristiwa
Difusi, difusi dipermudah dan osmosis supaya terjadi
keseimbangan atau untuk mencapai konsentrasi yang sama
dalam zat tersebut
A. Difusi
Difusi merupakan perpindahan zat dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah hingga menghasilkan suatu konsentrasi
yang sama dalam zat tersebut
Difusi ini akan terus terjadi sampai pada semua partikel
itu tersebar luas dan merata (seimbang)
Contoh difusi dalam kehidupan sehari-
hari:
Menuangkan sirup ke dalam air putih
Menyeduh teh celup
Menyemprotkan parfum ke ruangan
Menuangkan pewangi ke air bilasan mencuci
Menabur garam pada saat memasak
Keluar masuknya O2 dan CO2 pada alveoli
Faktor yang mempengaruhi proses (kecepatan)
difusi:
Ukuran partikel
Ketebalan membran
Luas suatu area
Jarak
Suhu
B. Difusi dipermudah
Proses difusi bagi molekul-molekul besar untuk dapat melewati
membran sel dapat dibantu oleh protein khusus yang membentuk
saluran protein dan protein transpor
Difusi yang dipermudah oleh saluran protein
Banyak molekul yang berukuran besar seperti glukosa dan ion-ion
(K+, Na+, Cl-) yang tertahan oleh membran ganda fosfolipid
(fosfolipid bilayer), tetapi tetap dapat berdifusi melalui saluran yang
dibentuk oleh protein. Protein yang membentuk saluran tersebut
disebut protein integral. Saluran protein dapat membuka dan
menutup saluran tergantung adanya rangsangan kimiawi atau listrik.
Difusi yang dipermudah oleh protein transpor
Protein transpor bersifat spesifik terhadap zat dan molekul yang
diikatnya. Protein transpor dapat berubah bentuk saat mengikat dan
melepas molekul yang dibawanya.
C. Osmosis
Osmosis merupakan perpindahan zat dari zat yang berkonsentrasi
rendah (hipotonik) ke zat konsentrasi tinggi (hipertonik) melalui
membran semipermeabel/selektif permeabel untuk menghasilkan
suatu konsentrasi yang sama dalam zat tersebut.
Osmosis pada sel berdinding (tumbuhan)
Jika sel berada pada larutan hipertonik, air di dalam sel akan keluar
dan membran plasma akan tertarik menjauhi dinding sel sehingga
mengalami plasmolisis.
Jika sel berada pada larutan hipotonik, maka air akan cenderung
masuk ke dalam sel dan akan diimbangi oleh dinding (pada batas
tertentu dinding sel akan memberikan tekanan pada sel) sehingga sel
akan membesar pada batas normal yang disebut turgid
Jika sel berada pada larutan isotonik, maka sel akan menjadi normal
Osmosis pada sel tidak berdinding
(hewan)
Jika sel berada pada larutan hipertonik (pekat) air dalam sel akan
keluar sel sehingga mengkerut yang disebut dengan istilah krenasi
Jika sel berada pada larutan hipotonik air dari luar sel akan masuk ke
dalam sel kemudian membengkak bahkan pecah yang disebut
dengan istilah lisis
Jika berada pada larutan isotonik, volume sel hewan akan stabil
(normal)
Contoh peristiwa osmosis:
Kentang dan kacang yang dimasukkan ke dalam air
Wortel yang direndam
Ikan air tawar
Tangan yang mengkerut pada saat berenang
LATIHAN
1. B adalah sel sebelum di beri perlakuan. A dan C adalah yang
mengalami perendaman pada suatu larutan yang berbeda
konsentrasi selama 5 menit. Jelaskan peristiwa yang terjadi.....
2. Jelaskan peristiwa yang terjadi!

Anda mungkin juga menyukai