Anda di halaman 1dari 29

Difusi atau difusi sederhana adalah perpindahan zat (padat, cair, atau gas) dengan atau

tanpa melewati membran, dari daerah yang konsentrasinya tinggi (hipertonis) ke daerah
yang konsentrasinya rendah (hipotonis). Akibat perpindahan ini, konsentrasi zat menjadi
sama (isotonis).
Difusi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut:
1) Ukuran molekul yang meresap
Molekul yang berukuran besar akan lebih lambat melewati membran daripada molekul
yang berukuran kecil.
2) Suhu
Kenaikan suhu akan mempercepat gerakan molekul, sehingga laju difusi semakin cepat.
3) Konsentrasi zat
Semakin besar gradien konsentrasi antara dua zat, semakin cepat laju difusinya.
4) Wujud materi
Zat padat akan lebih lambat dalam proses difusi dibandingkan zat cair dan gas. Contoh
peristiwa difusi adalah difusi O2 pada hewan bersel satu. Difusi dapat terjadi karena
konsentrasi O2 di udara lebih tinggi daripada konsentrasi O2 di dalam sel.

b. Difusi terbantu
Difusi terbantu adalah difusi yang memerlukan bantuan protein spesifik dalam bentuk
saluran protein dan protein transpor. Sebagai contoh, bakteri Escherichia coli akan
menurun metabolismenya jika dipindahkan ke dalam medium laktosa. Hal ini dikarenakan
laktosa tidak dapat melalui membran sel. Akan tetapi, beberapa saat kemudian, laktosa
dapat melewati membran sel dengan bantuan enzim permease. Mekanisme difusi terbantu
adalah sebagai berikut:
1) Difusi terbantu oleh saluran protein
Difusi ini terjadi pada molekul-molekul besar seperti asam amino dan glukosa, atau
ion- ion seperti K+, Na+, dan Cl–. Molekul-molekul tersebut dapat berdifusi dengan
bantuan protein integral yang membentuk saluran protein.
2) Difusi terbantu oleh protein transpor
Protein transpor memiliki sifat seperti enzim, yaitu bersifat spesifik terhadap zat dan
tempat pengikatan molekul yang diangkutnya. Protein transpor dapat berubah bentuk
saat mengikat dan melepas molekul yang dibawanya. Misalnya enzim permease.
Permease adalah suatu protein (enzim) membran sel yang akan memberi jalan bagi
ion dan molekul polar tidak bermuatan agar dapat melintasi dua lapisan lipid
hidrofobik dari membran sel. Protein transpor memudahkan difusi molekul asam
amino dan glukosa. Pada penyakit turunan sistinuria, sel ginjal tidak memiliki protein
yang entranspor sistein dan asam amino lain. Akibatnya, di dalam sel ginjal terjadi
akumulasi asam amino yang kemudian akan mengkristal menjadi batu ginjal.
Gambar 1. Proses difusi
(Difusi sederhana Difusi
terbantu)
www.usaha.231.net

c. Osmosis
Pada dasRNAya, osmosis termasuk peristiwa difusi. Pada osmosis, yang bergerak melalui
membran semipermeabel adalah air dari larutan hipotonis (konsentrasi air tinggi,
konsentrasi zat terlarut rendah) ke larutan hipertonis (konsentrasi air rendah, konsentrasi
zat terlarut tinggi). Contohnya Proses penyerapan air dari tanah masuk ke akar, proses
pengupana yang terjadi didaun, proses keluRNAya keringat dan terbentuknya urine.
Ada empat macam keadaan sel akibat peristiwa osmosis, yaitu plasmolisis, turgid, krenasi,
dan lisis.
1) Plasmolisis
Plasmolisis adalah lepasnya membran sel dari dinding sel tumbuhan karena sel berada
di lingkungan yang hipertonis. Air di dalam sel akan keluar, sehingga sel kekurangan
air.
2) Turgid
Turgid adalah keadaan sel tumbuhan yang mengembang karena sel berada di
lingkungan yang hipotonis. Air dari luar sel akan masuk ke dalam sel, sehingga sel
penuh dengan air. Hal ini akan mendorong membran sel melekat ke dinding sel.
3) Krenasi
Krenasi adalah mengerutnya sel karena sel berada di lingkungan yang hipertonis,
sehingga sel kehilangan air. Krenasi terjadi pada sel yang tidak memiliki dinding sel,
seperti sel hewan.
4) Lisis
Lisis adalah pecahnya sel karena sel berada di lingkungan yang hipotonis. Peristiwa
ini terjadi pada sel yang tidak memiliki dinding sel. Ketika banyak air dari luar masuk
ke dalam sel, sel akan mengembang dan akhirnya pecah.
Gambar 2. Peristiwa osmosis pada sel hewan dan tumbuhan www. docplayer.info

2. Transpor Aktif
Transpor aktif adalah transpor yang memerlukan energi. Energi yang digunakan di dalam sel
adalah ATP (adenosin trifosfat), yaitu energi kimia tinggi yang berasal dari hasil respirasi sel.
Pada transpor aktif, terjadi pemompaan melewati membran yang melawan gradien konsentrasi.
Transpor aktif berfungsi memelihara keseimbangan di dalam sel. Contohnya, proses
penyerapan glukosa di dalam usus manusia.
Transpor aktif dapat berupa pompa ion natrium-kalium, kotranspor, dan endositosis-eksositosis.
a. Pompa ion natrium-kalium
Pompa ion natrium-kalium merupakan gerakan pemompaan ion K+ ke dalam sel dan ion
Na+ ke luar sel. Konsentrasi ion Na+ di dalam sel lebih rendah daripada di luar sel,
sedangkan konsentrasi ion K+ di dalam sel lebih tinggi daripada di luar sel. Memasukkan
ion K+ dan mengeluarkan ion Na+ harus melawan gradien konsentrasi, sehingga
dibutuhkan sejumlah ATP dan bantuan protein integral pada membran sel. Setiap
pengeluaran 3 ion Na+ akan diimbangi dengan pemasukan 2 ion K+.

Gambar 3. Pompa ion natrium-kalium www.id.wikipedia.org

b. Kotranspor
Kotranspor merupakan transpor aktif dari zat tertentu yang dapat menginisiasi transpor zat
terlarut lainnya. Kontranspor dilakukan oleh dua protein transpor dengan bantuan energi
berupa ATP. Contoh peristiwa kotranspor adalah pompa proton yang menggerakkan
transpor sukrosa pada sel tumbuhan. Proton (H+) keluar dari sel melalui suatu protein
transpor pada membran sel. Setelah itu, ion H+ yang keluar akan membawa sukrosa
memasuki sel melalui protein transpor lainnya. Mekanisme kotranspor sukrosa-H+ berguna
untuk memindahkan sukrosa hasil fotosintesis ke sel berkas pengangkut daun. Selanjutnya,
hasil fotosintesis tersebut diangkut ke organ nonfotosintetik seperti akar melalui jaringan
vaskuler tumbuhan.

c. Endositosis-eksositosis
1.) Endositosis
Endositosis adalah peristiwa pembentukan kantong membran sel saat larutan atau
partikel ditransfer ke dalam sel. Ada dua bentuk endositosis, yaitu pinositosis dan
fagositosis.
a) Pinositosis adalah proses penyerapan zat cair oleh sel. Contohnya, sel- sel epitel
usus melakukan pinositosis untuk menelan nutrisi yang dihasilkan dari proses
pencernaan makanan. Pinositosis terjadi pada sel- sel kelenjar dan sel ekskresi.
Tahap-tahap pada proses pinositosis dapat dijelaskan sebagai berikut:
 Mula-mula, zat pemicu menempel pada reseptor khusus membran sel.
 Kemudian, terjadi lekukan atau invaginasi dari membran sel membentuk
gelembung atau kantong atau saluran pinositosik.
 Di dalam sel, gelembung dapat pecah menjadi gelembung lebih kecil atau
bergabung menjadi gelembung yang lebih besar.
b) Fagositosis adalah proses memakan atau memasukkan benda padat ke dalam sel.
Sebagai contoh, sel darah putih memakan benda asing yang masuk ke dalam
aliran darah. Contoh lainnya adalah Amoeba menangkap mangsanya dengan
pseudopodium (kaki semu), kemudian mengurungnya dalam fagosom (vakuola).
2.) Eksositosis
Eksositosis adalah proses pengeluaran zat dari dalam sel ke luar sel. Pada
eksositosis, sekret terbungkus dalam kantong membran yang selanjutnya melebar
dan pecah. Eksositosis terjadi pada beberapa sel kelenjar atau sel sekresi.
LAMPIRAN 3
GLOSARIUM

Difusi : Proses perpindahan partikel partikelsuatu zat dari larutan yang kosentrasinya lebih tinggi
kedalam larutan yang kosentrasinya lebih rendah untuk mencapai keseimbangan
Fagosit : Sel sel darah putih yang menelan dan mencernakan mikroorganisme yang Menyerang tubuh
Fagositosis : Proses memakan benda benda asing yang masuk kedalam tubuh yang dilakukan oleh
sel sel darah putih.
Hipertonik : Larutan dengan kosentrasi zat terlarut lebih tinggi dibandingkan kosentrasi larutan
disekitarnya.
Hipotonik : Larutan dengan kosentrasi zat terlarut lebih rendah dibandingkan kosentrasi larutan
disekitarnya
Osmosis : difusi air dari daerah yang berkonsentrasi rendah (hipotonik) ke daerah berkonsentrasi
tinggi (hipertonik) melalui membrane semipermeabel
Plasmolisis : Peristiwa keluRNAya cairan sel tumbuhan karena sel diletakkan pada lingkungan sel
yang hipertonik yang mengakibatkan sitoplasma mengerut dan membran sel terlepas dari
dinding sel
Pinositosis : Proses endositosis dimana benda yang dimasukkan ke dalam sel berupa zat cair atau
larutan
Semipermiabel : Membran yang dapat dilalui oleh air dan bebnerapa larutan tertentu.

LAMPIRAN 4
DAFTAR PUSTAKA

Cambell. 1997. Biology. Calfornia. The benjamin/cumming Publishing Company, Inc.


Irnaningtyas. 2010. Buku teks Biologi SMA/MA kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Kimbal, J.W. 1998. Biologi Edisi ke lima. Jakarta: Erlangga.
Rachmawati, F,dkk. 2009. Biologi untuk SMA/MA kelas XI Program IPA. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional .
Sloane, E. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk pemula. Jakarta: Anggota IKAPI .
Suwarno. 2009. Panduan Belajar Biologi XI untuk SMA dan MA. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
LAMPIRAN- LAMPIRAN

LAMPIRAN 1
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

LKPD adalah panduan dalam melakukan aktivitas pembelajaran,


yaitu: Kelas/Semester : XI / .......
Mata Pelajaran : .......................................................................................................
Hari/Tanggal : .......................................................................................................
Nama siswa : .......................................................................................................
Materi pembelajaran : .......................................................................................................
.......................................................................................................

Setelah kalian melakukan kegiatan pembelajaran pada pembelahan sel tumbuhan dan hewan,
jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini !

1. Beradasarkan gambar tersebut, analisislah setiap tahapannya !

2. Lengkapilah tabel dibawah ini, terkait dengan tahapan pada proses pembelahan sel secara
mitosis!

No Tahapan Penjelasan Gambar


1.

2.

3.

4.

5.
3. Lengkapilah tabel dibawah ini, terkait dengan tahapan pada proses pembelahan sel secara
meiosis!
No Tahapan Penjelasan Gambar
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

LAMPIRAN 2
BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK

Pembelahan sel dibedakan menjadi secara langsung (amitosis) dan tidak langsung (mitosis dan
meiosis).
1. Amitosis
Pembelahan sel secara langsung tanpa adanya tahapan pembentukan serat gelendong serta
penampilan kromosom. Amitosis terjadi pada organisme prokariotik seperti bakteri, dan alga
hijau biru. Setiap sel membelah menjadi dua, maka pembelahan ini disebut juga pembelahan
biner.
Gambar 8. Pembelahan Biner www. seputarpengetahuan.co.id

2. Pembelahan mitosis
Terjadi pada perbanyakan sel tubuh dan menghasilkan sel anak dengan jumlah kromosom sama
dengan sel induk. Mitosis terjadi melalui beberapa tahap yaitu profase, metafase, anafase dan
telofase. Antara mitosis yang satu dengan berikutnya terdapat interfase yang disebut
faseistirahat, sehingga siklus sel terdiri dari interfase dan tahapan mitotik (pembelahan mitosis).
a. interfase
Meskipun sering disebut sebagai fase istirahat karena bentuk kromosom tidak terlihat,
tetapi kenyataannya pada interfase terjadi berbagai aktivitas metabolisme. Interfase
merupakan waktu terlama dari seluruh siklus sel yaitu sekitar 90%, yang terdiri dari fase
G1, S, dan G2. Selama fase G1 (Gap 1) terjadi pembentukan/pembelahan organel dan
sintesis protein. Fase S (sintesis) terjadi sintesis dan replikasi DNA dan G2 (Gap 2) terjadi
replikasi sentriol dan peningkatan energi simpanan.

b. Profase
 Kromatin memendek dan menebal menjadi kromosom.
 Kromosom membelah menjadi kromatid.
 Sentriol berpisah dan bergerak menuju kutub yang berlawanan (kecuali tumbuhan
tingkat tinggi, tidak memiliki sentriol, dan benang spindel terbentuk tanpa terikat pada
sentriol)
 Dari masing-masing sentriol, mikrotubulus membentuk serat gelendong pembelahan
(benang spindel)
 Nukleolus lenyap.
 Membran inti lenyap.
 Serat gelendong memegang kromatid.

c. Metafase
Kromatid mengatur diri dan berjejer dibidang equator, sehingga merupakan saat yang tepat
menghitung jumlah kromosom dari suatu sel.

d. Anafase
 Pembelahan inti ( kariokinesis ) melalui pembelahan sentromernya.
 Kromatid bergerak ke kutub yang berlawanan.
 Peristiwa berpisahnya kromatid disebabkan pengaruh enzim dinein.
 Pemendekan spindel, sebagaimana pembentukannya maka pemendekan ini juga
dipengaruhi oleh molekul tubulin.
 Tahap anafase menghasilkan salinan kromoso berpasangan (1c, 2n).

e. Telofase
 Kromosom berada di masing-masing kutub.
 Membran inti terbentuk kembali.
 Kromatid berubah menjadi kromatin.
 Benang spindel lenyap dan nukleolus terbentuk kembali.
 Pembelahan sitoplasma (sitokinesis), sehingga terbentuk 2 sel anak yang sama jumlah
kromosomnya dengan jumlah kromosom induknya.

Gambar 9. Pembelahan mitosis hingga terbentuknya 2 sel anak


www.perkinselearning.org

3. Pembelahan miosis (Pembelahan Reduksi)


Meiosis meliputi satu kali pembelahan kromosom diikuti dua kali pembelahan inti dan sel,
sehingga menghasilkan sel anak dengan kromosom tereduksi yaitu setengah dari kromosom
induk. Meiosis terjadi pada pembentukan gamet sperma dan ovum pada hewan dan tumbuhan
berbiji, produksi spora di sporangium pada tumbuhan berspora. Setiap meiosis terdiri dari dua
kali pembelahan, diantara meiosis I dengan meiosis II tidak terjadi interfase, hanya mungkin
terdapat masa istirahat singkat yang disebut interkinase.
 Meiosis I, mirip mitosis kecuali tingkat profase terdapat perbedaan yang sangat besar.
 Meiosis II, identik dengan mitosis, bedanya pada meiosis II tidak terjadi duplikasi.

a. Meiosis I
1) Profase I
Organisme memiliki pasangan kromosom yang diperoleh dari kedua induknya.
Pasangan kromosom tersebut memiliki bentuk dan ukuran yang sama, disebut
kromosom homolog.
 Leptoten : benang-benang kromatin menjadi kromosom.
 Zygoten : Sentrosom membelah dan masing-masing sentriol ke kutub yang
berlawanan, sementara itu kromosom homolog berpasangan (disebut bivalen).
Proses ini disebut sinapsis.
 Pakiten : tiap kromosom membelah menjadi 2 kromatid, sehingga masingmasing
terbentuk 4 kromatid (tetrad) yang menyatu melalui satu sentromer.
 Diploten : kromosom homolog memisahkan diri dari pasangannya, terjadi kiasma
dan crossing over.
 Diakinesis : sentriol berada di kutub yang berlawanan, terbentuk serat gelendong,
membran inti dan nukleolus lenyap. Pada profase ini dapat terjadi pindah silang
(crossing over).
2) Metafase I
Kromosom tetrad berjejer berhadap-hadapan disepanjang equator dan melekat pada
serat gelendong.
3) Anafase I
Kromosom homolog yang masing-masing terdiri dari tetrad terpisah dan bergerak ke
arah kutub yang berlawanan.
4) Telofase I
 Membran inti terbentuk kembali.
 Serat gelendong lenyap.
 Kromosom berubah menjadi kromatin.
 Nukleolus terbentuk kembali.
 Pembelahan sitoplasma (sitokinesis), sehingga terbentuk dua sel anak yang
bersifat haploid (n).

Gambar 10. Meiosis 1 www.utakatikotak.com

b. Meiosis II
1) Profase II
 Kromatin berubah kembali menjadi kromosom.
 Kedua sentriol bergerak menuju kutub pembelahan.
 Membran inti dan nukleolus lenyap.
 Dari sentriol terbentuk serat gelendong.
 Melalui sentromernya kromosom menggantung di serat gelendong.
2) Metafase II
Kromosom yang terdiri dari dua kromatid berjejer di bidang equator.
3) Anafase II
 Pembelahan sentromer/inti (kariokinesis)
 Kromatid bergerak menuju kutub yang berlawanan.
4) Telofase II
 Kromatid telah mencapai kutub pembelahan.
 Pembelahan sitoplasma (sitokinesis) sehingga terbentuk 4 sel anakan haploid.
LAMPIRAN 3
GLOSARIUM

DNA: Asam Deoksiribonukleat adalah senyawa dalam protein inti sel yang mempunyai peranan
penting dalam pewarisan sifat sifat keturunan dari satu generasi ke generasi berikutnya
Kromosom : Bagian inti sel yang berbentuk benang yang berubah menjadi batang batang pendek,
tebal, dan berpasangan pada sel somatis ketika terjadi pembelahan sel, berfungsi sebagai faktor
pembawa keturunan (gen).
Meiosis : Proses pembelahan sel dimana sel anak hanya mempunyai setengah kromosom
Mitosis : Proses pembelahan sel dimana sel anak hanya mempunyai kromosom sama denganinduknya

LAMPIRAN 4
DAFTAR PUSTAKA

Argista Nelis dkk. 2017. Modul Pembelajaran Bilologi berbasis ICT. Jambi:
D. A Pratiwi, dkk. 2007. Biologi SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga
Diyah Aryulina. 2007. Biologi 2 SMA dan MA untuk Kelas XI. Jakarta: ESIS Erlangga
Irnaningtyas. 2014. Biologi untuk SMA Ke las XI. Jakarta: Erlangga
Nunung Nurhayati. 2014. Biologi untuk SMA Kelas XI. Bandung: Yrama Widya
Slamet Prawirohartono. 2014. Konsep dan Penerapan Biologi SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Bumi
Aksara
Sri Pujianto dan Rejeki Siti Ferniah. 2016. Menjelajah Dunia Biologi SMA/MA kelas XI. Jakarta: Tiga
Serangkai
LAMPIRAN- LAMPIRAN

LAMPIRAN 1
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

LKPD adalah panduan dalam melakukan aktivitas pembelajaran,


yaitu: Kelas/Semester : XI / .......
Mata Pelajaran : .......................................................................................................
Hari/Tanggal : .......................................................................................................
Nama siswa : .......................................................................................................
Materi pembelajaran : .......................................................................................................
.......................................................................................................

1. Kalian telah menyimak penjelasan tentang ciri-ciri tulang rawan dan tulang keras.
Sekarang, identifikasikan letak kedua jenis tulang tersebut dalam susunan rangka tubuh manusia.
Lengkapilah tabel perbandingan tulang keras dan tulang rawan.
Tulang Rawan
Bagian Tulang keras
Hialin Fibrosa Elastis
Ciri-ciri
Contoh

2. Pada rangka manusia terdapat persendian yang merupakan hubungan antar tulang.
Persendian apakah yang dapat bergerak bebas? Jelaskan dan berikan contohnya!

LAMPIRAN 2
BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK

Sistem gerak adalah sistem organ pada manusia yang berperan dalam pergerakan tubuh yang terdiri
dari alat gerak aktif dan alat gerak pasif. Alat gerak aktif manusia ialah otot-otot yang menempel
pada tulang dan rangka manusia sedangkan alat gerak pasif pada manusia ialah sekumpulan tulang-
tulang yang membentuk rangka. Rangka adalah susunan tulang-tulang dengan sistem tertentu.
Rangka terletak dalam tubuh, terlindung atau terbalut oleh otot dan kulit. Rangka yang terdapat
didalam tubuh disebut dengan rangka dalam atau endoskeleton.

Manusia memiliki rangka dalam yang disusun oleh tulang keras dan tulang rawan. Rangka manusia
dibentuk dari tulang tunggal atau gabungan tulang (seperti tengkorak) yang ditunjang oleh struktur
lain, seperti ligamen, tendon, dan otot. Rangka tubuh bagian dalam dilindungi/ditutupi oleh kulit
dan daging. Hal ini bertujuan melindungi bagian-bagian dalam kerangka yang bersifat lunak dalam
menghindari adanya kerusakan yang timbul akibat gesekan organ-organ lebih keras dibandingkan
organ yang lunak.
1. Fungsi Rangka
Rangka merupakan alat gerak pasif yang tersusun atas tulang yang saling berhubungan.
Tulang- tulang yang menyusun rangka tubuh manusia mempunyai bentuk beraneka ragam
sesuai dengan keduduanya dalam tubuh serta fungsinya. Secara umum fungsi rangka adalah:
- Alat gerak pasif
- Memberikan bentuk tubuh
- Menahan dan menegakkan tubuh
- Tempat melekatnya otot
- Melindungi organ vital seperti otak, jantung, dan paru-paru
- Tempat pembentukan sel darah pada sumsum tulang
- Tempat penyimpanan kalsium dan fosfor

Berdasarkan letaknya, tulang penyusun rangka tubuh manusia dikelompokkan menjadi dua
macam, yaitu:
a. Rangka Aksial yang terdiri dari:
1) Tulang tengkorak
2) Tulang belakang
3) Tulang rusuk dan dada
b. Rangka Apendikular yang terdiri dari:
1) Tulang gelang bahu
2) Tulang gelang panggul
3) Tulang anggota gerak

Gambar 1.1 Struktur rangka manusia dan bagian-bagiannya


https://www.worldofghibli.id/gambar-kerangka-tulang/
a. Rangka Aksial
1) Tulang Tengkorak
Tulang tengkorak dibagi atas dua bagian, yaitu tulang tengkorak bagian kepala dan tulang
tengkorak bagian muka (wajah)

Tulang tengkorak bagian kepala (tulang tempurung atau kranium) Tulang tengkorak
bagian kepala (kranium) mengelilingi dan melindungi otak. Saat bayi dilahirkan, tulang
tengkorak bagian kepala belum menyatu sempurna. Namun dalam pertumbuhan dan
perkembangannya tulang tengkorak tersebut menyatu membentuk tempurung kepala.
Hubungan tulang tengkorak bagian kepala merupakan hubungan tulang yang tidak dapat
digerakkan.
Tulang tengkorak bagian kepala terdiri atas 10 buah tulang yaitu:
- 1 tulang tengkorak belakang
- 1 tulang dahi
- 2 tulang ubun-ubun
- 2 tulang pelipis
- 2 tulang tapis
- 2 tulang baji

Tulang tengkorak bagian muka (wajah)


Tulang-tulang tengkorak bagian muka menyatu dan tidak dapat digerakan, kecuali tulang
rahang bawah. Tulang tengkorak bagian muka terdiri atas:
- 2 tulang rahang atas
- 2 tulang rahang bawah
- 2 tulang pipi
- 2 tulang mata
- 2 tulang hidung
- 2 tulang langit-langit
- 1 tulang pangkal lidah

Gambar 1.2 Tulang tengkorak


Sumber: https://www.materi.carageo.com
2) Tulang belakang
Fungsi tulang belakang adalah:
- Menyangga tulang tengkorak
- Menyokong tubuh
- Menjaga kesetabilan tubuh
- Tempat melekatnya tulang-tulang rusuk
Tulang belakang terdiri atas 33 ruas yang terbagi atas:
- 7 ruas tulang leher
- 12 ruas tulang punggung
- 5 ruas tulang pinggang
- 5 ruas tulang kelangkang yang menyatu
- 4 ruas tulang ekor yang menyatu

Gambar 1.3 Tulang Belakang


Sumber: https://pengayaan.com

3) Tulang dada dan rusuk


Tulang dada merupakan tempat melekatnya tulang rusuk bagian depan. Tulang dada terdiri
atas 3 bagian, yaitu:
a) Bagian hulu (tungkai)
b) Bagian badan (bagian tengah)
c) Bagian taju pedang (terbuat dari tulang rawan)

Tulang rusuk terdiri dari 3 jenis tulang, yaitu:


a) 7 pasang tulang rusuk sejati. b) 3 pasang tulang rusuk palsu.
c) 2 pasang tulang rusuk melayang.
b. Rangka Apendikular
1) Tulang gelang bahu
Tulang gelang bahu terdiri atas:
- 2 tulang belikat
- 2 tulang selangka yang melakat pada tulang dada

Tulang selangka

Tulang berlikat

Gambar 1.5 Tulang Gelang Bahu


Sumber: https://id.pinterest.com

2) Tulang gelang panggul


Tulang gelang panggul terdiri atas 3 jenis tulang yang berkaitan erat sehingga membentuk
suatu lingkaran yang berlubang. Ketiga tulang tersebut adalah:
- 2 tulang pinggul (tulang usus)
- 2 tulang duduk
- 2 tulang kemaluan
3) Tulang Anggota Gerak
Tulang anggota gerak dibedakan atas 2 kelompok, yaitu sepasang tulang anggota gerak
bagian atas (lengan atau tangan) dan sepasang tulang anggota gerak bagian bawah (kaki
atau tungkai).
a) Tulang anggota gerak bagian atas (lengan atau tangan)
Fungsi utama tulang anggota gerak bagian atas adalah untuk melakukan berbagai
aktivitas. Tulang anggota gerak bagian atas (lengan atau tangan) terdiri atas:
- 2 tulang lengan atas
- 2 tulang pengumpil
- 2 tulang hasta
- 16 atau (2 x 8) ruas pergelangan tangan
- 10 atau (2 x 5) tulang telapak tangan
- 28 atau (2 x 14) tulang jari tangan.

Gambar 1.7 Tulang Anggota Gerak Atas


Sumber: https://id.pinterest,com

b) Tulang anggota gerak bagian bawah (kaki atau tungkai)


Fungsi utama tulang anggota gerak bagian bawah adalah untuk menopang berat tubuh
dan mengatur gerak tubuh ketika berjalan. Tulang anggota gerak bagian bawah (kaki
atau tungkai) terdiri atas:
- 2 tulang paha
- 2 tulang tempurung lutut
- 2 tulang kering
- 2 tulang betis
- 14 atau (2 x 7) tulang pergelangan kaki
- 10 atau (2 x 5) tulang telapak kaki
- 28 atau (2 x 14) tulang jari kaki
Gambar 1.8 Tulang Anggota Gerak Bawah
Sumber: https://id.pinterest,com

2. Jenis Tulang a. Tulang rawan


Tulang rawan bersifat lentur, tersusun atas sel-sel tulang rawan (kondrosit) yang
mensekresikan matriks (kondrin) berupa hialin atau kolagen. Pada tulang rawan mengandung
sedikit zat kapur, itulah sebabnya tulang rawan bersifat lentur.
Pada masa bayi atau masa pertumbuhan sebagian besar tulang masih berupa tulang rawan.
Seiring dengan pertumbuhan bayi dan pertambahan usia, tulang- tulang rawan banyak
mengandung sel-sel dan mengalami penulangan (osifikasi) sehingga tulang tidak lentur lagi
karena tumbuh menjadi keras. Akan tetapi ada juga beberapa tulang yang tidak mengalami
penulangan. Misalnya, pada bagian persendian, daun telinga, hidung, bronkus, trakea, dan ruas-
ruas tulang belakang. Gambar tulang rawan sebagai berikut.

Gambar 1.9 Tulang Rawan


Sumber: https://id.pinterest,com

Tabel 1.1 Perbandingan Tulang Rawan


Tulang rawan hialin Tulang rawan elastis Tulang rawan fibrosa
Bersifat halus dan Bersifat lentur Bersifat kurang lentur
transparan
Matriksnya homogen Matriksnya memiliki Matriksnya mengandung
serabut elastis yang serabut-serabut kolagen
bercabang-cabang
Terdapat pada Terdapat pada hidung Terdapat pada ruas-ruas
permukaan dan daun telinga tulang belakang, lutut,
persendian tendon (ujung otot yang
dan trakea melekat pada tulang )
dan
ligament

Berdasarkan tabel tersebut bahwa tulang rawan memiliki tiga tipe, yaitu hialin, fibrosa, dan
elastis.

b. Tulang keras (tulang sejati)


Pembentukan tulang keras berawal dari kartilago (berasal dari mesenkim). Tulang keras
tersusun dari jaringan tulang keras, yang terdiri dari sel-sel tulang (osteosit) yang membentuk
lingkaran. Di tengah-tengah sel tulang terdapat saluran Havers. Di dalam saluran Havers
terdapat pembuluh kapiler yang berfungsi untuk mengangkut sari makanan dan oksigen pada
sel tulang. Pada tulang keras banyak mengandung zat kapur (kalsium) dan sedikit mengandung
zat perekat. Matriks akan mengeluarkan kapur dan fosfor yang menyebabkan tulang menjadi
keras. Proses pengerasan
tulang disebut penulangan atau osifikasi. Jenis osifikasi adalah desmal dan kondral. Kondral
meliputi perikondral dan enkondral. Desmal merupakan penulangan pada tulang keras,
sedangkan kondral adalah penulangan pada tulang rawan.
Sel-sel tulang keras yang telah mati akan membentuk rongga bekas sel tulang yang disebut
lakuna. Setiap lakuna dapat berhubungan satu sama lainnya melalui saluran-saluran kecil yang
disebut kanalikuli. Tulang keras terdapat pada seluruh tulang anggota gerak. Lapisan luarnya
keras (tulang kompak) dan mengelilingi rongga yang disebut rongga sumsum. Jadi, tulang tidak
rapat, tetapi berongga di tengahnya. Seandainya semua tulang rapat tanpa rongga, tubuh kita
sangat berat dan akan sulit digerakkan.

Gambar 1.10 Tulang Keras


Sumber : http://ibekguevara.blogspot.com

3. Bentuk Tulang
Rangka adalah susunan tulang-tulang dengan sistem tertentu. Berdasarkan bentuknya tulang-
tulang yang menyusun rangka tubuh dapat dibagi menjadi empat macam, yaitu:
a. Tulang pipih
Tulang pipih berbentuk pipih atau tipis, contohnya adalah tulang rusuk, tulang belikat,
tulang dada. dan tulang tengkorak. Di dalamnya berisi sumsum merah, tempat pembuatan
sel darah merah dan sel darah putih. Tulang pipih memiliki dua lapisan tulang kompakta
yang disebut lamina eksterna dan interna osiskrani yang dipisahkan oleh satu lapisan
tulang spongiosa yang disebut diploe.
b. Tulang pendek
Tulang pendek berbentuk kubus atau pendek tidak beraturan, contohnya ruas- ruas tulang
belakang, pangkal lengan, pergelangan tangan, pergelangan kaki dan pangkal kaki. Di
dalamnya berisi sumsum merah, tempat pembuatan sel darah
merah dan sel darah putih.Tulang ini memiliki inti tulang spongiosa yang dikelilingi tulang
kompakta. Bentuk pendek dan bulat.
c. Tulang pipa
Tulang pipa terdiri atas epifisis (bagian ujung tulang yang membesar seperti bongkol) dan
diafisis (bagian tengah tulang di antara dua epifisis). Di antara diafisis dan epifisis terdapat
tulang rawan berbentuk lempengan atau cakram epifisis. Jika cakra epifisis masih aktif,
maka tulang pipa masih dapat memanjang. Cakra epifisis tidak aktif lagi sekitar umur 20
tahun.
d. Tulang tak berbentuk
Tulang tak berbentuk memiliki bentuk yang tidak teratur. Tulang ini tidak memiliki
bentuk, seperti pipa, pendek, atau pipih. Contoh tulang tak berbentuk, yaitu wajah dan
tulang belakang.
Gambar 1.11 Bentuk tulang
Sumber :
http://slideplayer.info

Untuk lebih jelasnya, berikut ini tabel perbedaan tulang pipa, tulang pendek, dan tulang pipih.
Tabel 1.2 Perbedaan Tulang Pipa, Tulang Pendek, dan Tulang Pipih
No Ciri Tulang pipa Tulang pendek Tulang pipih
1. Bentuk dan Seperti pipa (bulat Bulat dan pendek Pipih terdiri atas
ciri memanjang), dan dan tengahnya lempengan tulang
tengahnya berlubang berlubang kompaks dan
spons
2. Terdapat Tulang lengan Pergelangan tangan Tulang rusuk
pada Tulang paha Pergelangan kaki Tulang dada
Tungkai Telapak tangan Tulang belikat
Ruas-ruas tulang jari Telapak kaki Tulang panggul
Ruas-ruas tulang belakang Tulang dahi

4. Osifikasi
Osifikasi (proses pembentukan tulang) adalah proses dimana sel-sel mesenkim dan kartilago
diubah menjadi tulang selama perkembangan. Awal pembentukan rangka berupa tulang rawan,
pada manusia terbentuk secara sempurna pada akhir bulan kedua atau awal bulan ketiga
pembentukan embrio. Pembentukan tulang ini bertahap dari dalam ke luar. Sel-sel osteoblas
juga menempati jaringan pengikat yang ada di sekeliling rongga. Sel-sel tulang ini mengelilingi
saluran haversi yang berisi pembuluh darah kapiler arteri, vena, dan serabut saraf membentuk
satu sistem yang disebut sistem havers. Pembuluh darah sistem havers mengangkut zat
fosfor dan kalsium menuju matriks sehingga matriks tulang menjadi keras. Kekerasan tulang
diperoleh dari kekompakan sel-sel penyusun tulang.
Apabila matriks tulang berongga, maka akan membentuk tulang spons, contohnya tulang pipih.
Sedangkan, jika matriks tulang menjadi padat dan rapat, maka akan terbentuk tulang keras atau
tulang kompak, contohnya tulang pipa berbentuk tabung dengan kedua ujung membulat.
Rongga sumsum tulang dan rongga tulang spongiosa mengandung sumsum tulang kuning
(terdiri atas sel lemak) dan sumsum tulang merah (tempat pembentukan sel darah merah).

Proses osifikasi pada tulang pipa terjadi dalam beberapa tahap, yaitu:
a. Penulangan diawali dari tulang rawan yang banyak mengandung osteoblas. Bagian yang
paling banyak mengandung osteoblas adalah epifisis dan diafisis. b. Tulang rawan yang
telah dihasilkan memiliki rongga yang akan terisi osteoblas.
c. Kemudian osteosit dibentuk ke arah luar, atau berbentuk konsentris (saluran Havers).
d. Di sekitar osteosit, dibentuk matriks tulang dari senyawa protein yang mengandung
kalsium dan fosfor.
e. Pembentukan pusat osifikasi sekunder muncul pada setiap epifisis. Osifikasi sekunder ini
menyebabkan pemanjangan tulang.

Gambar 1.12 Proses


Osifikasi Sumber: Reece et
al. 2012

5. Hubungan Antartulang
Hubungan antartulang di dalam tubuh disebut artikulasi. Agar artikulasi dapat bergerak,
diperlukan struktur khusus yang disebut sendi. Terbentuknya sendi dimulai dari kartilago di
daerah sendi. Mula-mula kartilago akan membesar lalu kedua ujungnya akan diliputi jaringan
ikat. Kemudian kedua ujung kartilago membentuk sel-sel tulang, keduanya diselaputi oleh
selaput sendi (membran sinovial) yang liat dan menghasilkan minyak pelumas tulang yang
disebut cairan sinovial.

Di dalam sistem rangka manusia, terdapat tiga jenis hubungan antartulang yaitu sinartrosis,
amfiartrosis, dan diartrosis.
a. Sinartrosis
Sinartrosis adalah hubungan hubungan antartulang yang direkatkan oleh suatu jaringan ikat
yang mengalami osifikasi sehingga tidak memungkinkan adanya gerakan.
b. Amfiartrosis
Amfiartosis adalah hubungan antartulang yang dihubungkan oleh kartilago sehingga
memungkinkan terjadinya sedikit gerakan.
c. Diartrosis.
Diartrosis adalah hubungan antartulang yang memungkinkan terjadinya gerakan tulang
secara lebih bebas

Jenis hubungan antartulang yang bersifat diartrosis adalah sebagai berikut:


1) Sendi Engsel
Sendi engsel merupakan hubungan antara bonggol tulang yang masuk ke dalam mangkuk
tulang yang tidak terlalu dalam dan adanya bagian pengganjal. Pada sendi engsel,
gerakannya satu arah seperti gerak engsel pintu. Contohnya sendi pada siku, lutut, mata
kaki, dan ruas antarjari.
Gamnbar 1.13. Sensi Engsel
https://www.wattpad.com/

2) Sendi Putar
Pada sendi putar, ujung tulang yang satu dapat mengitari ujung tulang yang lain. Bentuk
seperti ini memungkinkan gerakan rotasi dengan satu poros. Contohnya sendi antara tulang
hasta dan tulang pengumpil dan sendi antara tulang atlas dengan tulang tengkorak. Pada
sendi putar, ujung tulang yang satu dapat mengitari ujung tulang yang lain.
Bentuk seperti ini memungkinkan gerakan rotasi dengan satu poros.
Contohnya sendi antara tulang hasta dan tulang pengumpil dan sendi antara tulang atlas
dengan tulang tengkorak.

Gamnbar 1.14 Sensi Putar


https://www.wattpad.com/

3) Sendi Pelana
Sendi pelana merupakan hubungan antartulang yang memungkinkan terjadinya gerakan
dua arah. Contohnya adalah sendi antara tulang telapak tangan dengan pergelangan tangan
dan dengan ruas jari tangan.

Gamnbar 1.15. Sensi Pelana


https://www.wattpad.com/
4) Sendi Peluru
Pada sendi peluru, kedua ujung tulang berbentuk lekuk dan bongkol. Bentuk ini
memungkinkan gerakan bebas ke segala arah. Misalnya sendi antara tulang gelang bahu
dan lengan atas, antara tulang gelang panggul dan paha.

Gamnbar 1.16. Sensi Peluru


https://www.wattpad.com/

5) Sendi Luncur atau Sendi Geser


Pada sendi ini, kedua ujung tulang agak rata sehingga menimbulkan gerakan menggeser.
Contohnya sendi antartulang pergelangan tangan dan antartulang pergelangan kaki. Pada
sendi ini, kedua ujung tulang agak rata sehingga menimbulkan gerakan menggeser.
Contohnya sendi antartulang pergelangan tangan dan antartulang pergelangan kaki.

6) Sendi Kondoloid

Gamnbar 1.17. Sensi Luncur


https://www.wattpad.com/
Sendi kondiloid terjadi di antara dua tulang yang permukaannya berbentuk oval. Berupa
gerak ke samping dan gerak maju mundur, tetapi tidak mengitari poros. Contohnya sendi
pada tulang pergelangan tangan.

Gamnbar 1.18. Sensi Kondoloid


https://www.wattpad.com/
LAMPIRAN 3
GLOSARIUM

Amphiartrosis : Hubungan abtartulang yang memungkinkan terjadinya sedikit gerakan terbatas`


Artikulasi : Hubungan antartulang
Cakra epifise : Bagian dari tulang pipa yang berupa daerah pertumbuhan tulang rawan yang berada
di antara epifise dan diafise
Diafise : Bagian terpanjang dari tulang pipa dan tengahnya berongga
Diartosis : Hubungan antartulang yang memungkinkan gerakan lebih bebas.
Epifise : Bagian ujung dari tulang pipa yang tersusun atas tulang rawan
Gerak antagonis : Gerak otot dari pasangan otot dimana yang satu berlawanan dengan yang lain
Kartilago : Tulang rawan
Kondroblas : Sel-sel pembentuk tulang rawan
Kontraksi: : Pemendekan sel otot akibat adanya rangsangan
Kondrosit : Sel-sel tulang rawan Lakuna Tempat atau ruang yang di dalamnya terdapat sel-sel tulang
Lakuna : Rongga bekas sel-sel tulang keras yang telah mati
Ligamen : Jaringan yang mengikat bagian luar ujungujung tulang yang membentuk persendian dan
menjaga agar posisi tulang tidak berubah
Miofibri : Sel otot
Origo : Ujung otot yang melekat pada tulang dan kedudukan tulang tidak berubah saat terjadi gerakan
Osifikasi : Proses pengerasann tulang Osteoklas : Sel perombak tulang Osteon : Tulang sejati/tulang
keras
Otot jantung : Otot yang mempunyai struktur seperti otot lurik, tetapi bekerja seperti otot polos,
terletak pada jantung
Otot polos : Otot yang terletak pada saluran alat-alat dalam tubuh, bekerja di luar kesadaran tanpa
perintah otak
Otot rangka : Otot yang melekat menutupi rangka disebut juga otot lurik Persendian Hubungan
antartulang yang memungkinkan pergerakan
Pita A : Filamen halus dan filamen kasar yang saling tumpang tindih dan terdapat zona H
Pita I : Daerah pada sebuah sarkomer yang dekat dengan Z dan biasanya tersusun atas filamen halus
saja
Sinartrosis : Hubungan antartulang yang sudah tidak dapat digerakkan lagi. Zona H : Daerah bagian
dari pita A yang berada pada sebuah sarkomer dan hanya terdiri atas filamen tebal saja

LAMPIRAN 4
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A, & Reece, Jane B. 2008. Biologi Ed. 9. Jakarta: Erlangga
Faidah Rahmawati, Nurul Urifah, Ari Wijayati. 2009. "Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Program
MIPA. Jakarta .CV.Ricardo
http://rebellisamici.blogspot.com/2011/10/mekanisme-gerak-otot.html
https://www.biologi.co.id/sistem-gerak-pada-manusia-rangka-persendian-otot-tulang-dan-
fungsinya-terlengkap/
https://www.sumberpengertian.id/sistem-gerak-pada-manusia
https://www.wattpad.com/325058660-anatomi-fisiologi-2- muskuloskeletal/page/7
https://www.gurupendidikan.co.id/sistem-gerak-manusia-pengertian- komponen-dan-fungsinya-
secara-lengkap/
Irawan, Bobby Albertus. 2013. Seminar Riset Unggulan Nasional Informatika. Sistem Rangka
Manusia. Vol 2 No 1: 1-13
Renni Diastuti. 2009. 'BIOLOGI untuk SMA/MA Kelas XI" Jakarta. CV. Sindunata
Sarifin.2013. Kontraksi Otot Dan Kelelahan. Jurnal ilmiah.11(2013)12-13.
Sri Pujiyanto, Rejeki Siti Fatimah. 2016. "Buku Guru Menjelajah Dunia Biologi untuk XI SMS dan
MA. Solo, Tiga Serangkai.
Tortora, Gerard J and Bryan Derrickson. 2012. Principles of Anatomy and Physiology. USA : John
Wiley and Sons Inc

Anda mungkin juga menyukai