Anda di halaman 1dari 3

MEKANISME TRANSPOR MEMBRAN SEL

Pertukaran zat antara sle dengan lingkungannya terjadi karena adanya mekanisme
transpor zat melalui membran sel yang berlangsung secara difusi, osmosis, transpor
aktif. Terdapat juga mekanisme transpor pada sel berupa endositosis dan eksitosis.
Membran sel bersifat semipermeabel sehingga hanya zat-zat terntentu yang dapat
menembusnya. Misalnya H2O, CO2, O2 molekul polar kecil (gliserol) dan molekul
polar besar (hidrokarbon) dapat dengan mudah menembus membran sel.
Sedangkan glukosa dan ion-ion tidak dapat dengan bebas keluar masuk sel karena
ukurannya atau ditolak oleh permukaan membran.
Macam-macam mekanisme transpor pada membran sel dan sel adalah sebagai
berikut :
1. Difusi
Difusi adalah proses pergerakan partikel-partikel (molekul atau ion) suatu zat
dari larutan yang konsentrasinya tinggi ke larutan yang konsentrasinya
rendah.
Molekul kecil yang tidak bermuatan akan lebih mudah berdifusi dibanding
dengan molekul bermuatan (ion-ion), seperti Na+ dan Cl- karena membarn
sel kurang permeabel terhadap ion-ion. Selain itu, zat yang dapat larut dalam
lipid (molekul hidrofobik) lebih mudah berdifusi melalui membran sel
dibanding zat yang tidak larut dalam lipid (molekul hidrofilik).
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses difusi adalah sebagai berikut :
a. Suhu --> makin tinggi suhu, makin besar terjadinya difusi
b. Konsentrasi --> makin besar perbedaan konsentrasi antara dua larutan
yang
berdifusi,
makin
besar
terjadinya
difusi
c. Ukuran molekul --> makin besar ukuran molekul, makin lambat terjadinya
difusi
d. Media --> difusi ndi udara lebih mudah daripada difusi di dalam larutan
e. Luas Permukaan --> makin luas permukaan difusi, makin besar terjadinya
difusi.
Selain difusi sederhana, terjadi juga difusi fasilitasi(facilitated diffusion).
Molekul hidrofilik yang berukuran lebih besar 7-8 A tidak dapat berlangsung
secara didusi sederhana, akan tetapi, ternyata molekul tersebut dapat masuk
juga ke dalam sel. Hal ini berlangsung melalui difusi fasilitasi. Misalnya
laktosa tidak dapat menembus membran sel, tetapi setelah terbentuk enzim
permease di dalam membran sel maka laktosa dapat masuk ke dalam sel.
2. Osmosis
Osmosis merupakan difusi pelarut melalui membran semipermeael. Pelarut
yang bersifat universal adalah air, sedangkan membran semipermeabel atau
selektif permeabel adalah membran yang hanya dapat dilalui oleh molekul
tertentu. Jadi, osmosis adalah difusi air dari daerah yang berkonsentrasi
rendah (hipotonik) ke daerah berkonsentrasi tinggi (hipertonik) melalui

membran

semipermeabel.

Peristiwa ososis dapat diamati melalui satu percobaan dengan menggunakan


air dan telur ayam, di mana air bersifat hipotonik, sedangkan telur ayam
bersifat hipertonik sehingga air mausk ke dalam sel telur melalui selaputnya.
Makin lama makin banyak air yang masuk ke dalam sel telur. Karena selaput
sel mempunyai daya elastisitas yang terbatas, maka terjadi saling tekan
antara selaput (membran sel) dengan isi sel. Tekanan ini disebut tekanan
turgor.
Sebaliknya, jika sel telur tersebut dimasukkan ke dalam larutan hirpertonik,
maka air akan mengalir dari dalam sel telur keluar sel. Peristiwa ini
menyebabkan sel menjadi kekuarangan air, selain itu sitoplasma akan
melepaskan diri dari membran sel. Lepasnya sitoplasma dari membran sel
disebut plasmolisis.
3. Transpor
Aktif
Transpor aktif adalah transpor ion melalui membran seipermeabel dengan
bantuan energi. Sampai saat ini, semua teori mengatakn bahwa transpor aktif
membutuhkan energi dan enzim yang terdapat di dalam membran sel. Enzim
in berfungsi untuk memindahkan molekul dan ion dari daerah yang
berkonsentrasio rendah ke daerah berkonstrasi tinggi. Selain itu pada
pengangkutan secara transpor aktif, gerakan mmolekul-molekul dapat
melawan gradien konsentrasi karena adanya energi dari ATP dan
pemompaan.
Contoh transpor aktig adalah pemompaan natrium (Na+) dan kalium (K+)
pada sel-sel hewan dengan pompanya berupa kelompok protein khas yang
teradpat di dalam membran sel. Protein khas tersebut dapat menukar natrium
(Na+) ke dalam dan Kalium (K+) ke luar sle dengan menggunakan energi dari
ATP. Pertukaran ini bersifat relatif, seimbang sehingga biasanya ion kalium
yang dimasukkan ke dalam sel hanya 2 untuk menukar 3 ion natrium yang
dikeluarkan.
Di samping itu juga terdapat sistem transpor yang terpadu, yaitu melalui
transpor aktif dan difusi fasilitas. Contoh sistem transpor terpadu adalah
transpor glukos dan epitelium usus halus ke darah. Adanaya sistem transpor
penggandengan slukosa di epitelium usus halus memungkinkan glukosa
ditranspor dari usus halus ke darah melalui sel.
4. Endositosis
Endositosis adalah suatu mekanisme sel berupa pembungkusan bahan dari
cairan ekstraseluler. Peristiwa ini dilakukan dengan cara pelekukan ke dalam
sebagian dari membran sel, membentuk speerti kantung yang akna
memisagkan diri dari membran sel dan membentuk vakuola di sitoplasma.
Endositosis merupakan fungsi penting sel darah putih dalam membungkus
bakteri yang masuk ke dalam tubuh hewan dan manusia. Endositosis partikel
padat disebut fagositosis.

5. Eksositosis
Eksositosis merupakan suatu proses yang mirip dengan endositosis, akan
tetapi berlainan arah. Eksositosis adalah suatu proses disekresikannya
molekul dari sel eukariot. Proses ini dirangsang oleh kenaikan kadar Ca++
dalam
sitosol.
Suatu zat yang diensositosis bisa langsung dieksositosis ke sisi lain dari
membran sel tanpa mengalami perubahan apa-apa. Proses endositosis akan
mengambil sedikit bagian membran sel menjadi membran vakuola, sehingga
luas permukaan sel berkurang. Akan tetapi, hal ini diimbangi oleh proses
eksositosis yang mempunyai kecepatan yang sama. Oleh karena itu
membran sel yang hilang dapat diperbaharui.

Anda mungkin juga menyukai