Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM TRANSPORT MEMBRAN

PADA KENTANG

Oleh
Muhamad Nur Majid
16030184056

Universitas Negeri Surabaya


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Jurusan Fisika
Program Studi Pendidikan Fisika
2016

BAB I
Pendahuluan
1.1

Latar Belakang

Pernahkah terpikirkan bagaimana caranya udara dan air masuk ke


dalam tubuh tumbuhan? Semua sel tumbuhan dikelilingi oleh selaput atau
membran. Membran sel tidak dapat dilalui oleh semua zat. Membran sel
berfungsi seperti tirai kasa di jendela rumahmu yang dapat dilalui udara
tetapi tidak dapat dilalui benda-benda yang besar seperti serangga atau
kerikil bahkan nyamuk. Bagaimana zat-zat tertentu dapat melalui
membran sel? Sel-sel tumbuhan dapat dilewati air, zat-zat makanan yang
terlarut, oksigen dan karbondioksida baik ke dalam atau ke luar sel.
Sel tumbuhan memerlukan oksigen dan karbondioksida, serta bagaimana
zat-zat

tersebut

bergerak

melewati

membran

sel?

Bagian-bagian

penyusun zat di alam ini selalu dalam keadaan bergerak. Bagian-bagian


penyusun zat yang ukurannya sangat kecil disebut partikel. Partikel
tersebut menyebar merata ke segala arah. Zat-zat bergerak dari tempat
yang mempunyai konsentrasi lebih tinggi ke tempat yang konsentrasinya
lebih rendah. Proses perpindahan zat seperti tersebut disebut difusi.
Konsentrasi suatu zat adalah ukuran yang menunjukkan jumlah suatu zat
dalam volume tertentu. Difusi partikel zat itu akan berhenti jika
konsentrasi

zat

di

kedua

tempat

tersebut

sudah

sama.

Proses osmosis juga terjadi pada sel hidup di alam. Perubahan bentuk sel
terjadi jika terdapat pada larutan yang berbeda. Sel yang terletak pada
larutan isotonik, maka volumenya akan konstan. Dalam hal ini, sel akan
mendapat dan kehilangan air yang sama. Banyak hewan-hewan laut,
seperti bintang laut (Echinodermata) dan kepiting (Arthropoda) cairan
selnya bersifat isotonik dengan lingkungannya. Jika sel terdapat pada
larutan yang hipotonik, maka sel tersebut akan mendapatkan banyak air,
sehingga bisa menyebabkan lisis (pada sel hewan), atau turgiditas tinggi
(pada sel tumbuhan). Sebaliknya, jika sel berada pada larutan hipertonik,
maka sel banyak kehilangan molekul air, sehingga sel menjadi kecil dan
dapat menyebabkan kematian. Pada hewan, untuk bisa bertahan dalam

lingkungan yang hipo- atau hipertonik, maka diperlukan pengaturan


keseimbangan air, yaitu dalam proses osmoregulasi.Setiap molekul
memiliki kecendrungan untuk menempati ruang dengan merata. Molekul
pada konsentrasi tinggi memiliki tekanan lebih besar. Setiap molekul
mempunyai kecendrungan untuk selalu bergerak karena mempunyai
energi kinetik. (Takahiro Fujiwara:2002)

1.2 Tujuan
1.2.1 Mendeskripsikan mekanisme transport membran pada umbi
kentang
1.2.2 Mendeskripsikan bagaimana ukuran zat terlarut dan konsentrasi
molar larutan memengaruhi proses osmosis

1.3 Rumusan Masalah


1.3.1 Bagaimana pengaruh konsentrasi gula terhadap potongan umbi
kentang?

1.4
HA

Hipotesis
= Konsentrasi larutan berpengaruh pada berat kentang.

Semakin tinggi konsentrasi larutan gula, semakin besar pula


penyusutan berat pada kentang.
H0 = Konsentrasi larutan tidak berpengaruh pada berat kentang

BAB II
Kajian Teori
Setiap sel yang hidup harus memasukkan materi yang di perlukan
serta membuang sisa-sisa metabolismnya. Untuk mempertahankan ionion dalam sitoplasma, sel juga selalu memasukkan dan mengeluarkan ionion tertentu. Pengaturan keluar masuknya materi dari dan menuju ke
dalam sel sangat dipengaruhi oleh permeabilitas membran (Crayonpedia,
2010).
Cara melewati membrane sel melalui beberapa mekanisme berikut, yaitu:
1) Tranport pasif, adalah perpindahan zat yang tidak memrlkan energi.
Transpor pasif meliputi difusi dan osmosis. 2) Transpor aktif, merupakan
transpor partikel-partikel yang bergerak melewati gradient konsentrasi
yang

memerlukan

energi

dalam

bentuk

ATP

(Cecep,

2010).

Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau


gas

dari

konsentrasi tinggi ke

konsentrasi

rendah. Difusi melalui

membrane dapat berlangsung melalui tiga mekanisme, yaitu difusi


sederhana,

difusi

transmembran,

melalui
dan

saluran

difusi

yang

difasilitasi

terbentuk

oleh

(Soemarwoto,

protein
1980).

Pada hakikatnya osmosis adalah difusi. Para ahli kimia menyatakan bahwa
osmosis adalah difusi dari tiap-tiap pelarut melalui suatu selaput yang
permeable secara diferensial. Membran sel yang meloloskan molekul

tertentu tetapi menghalangi molekul yang lain dikatakan permeabel


secara diferensial. Secara sederhana osmosis dapat dikatakan difusi air
atau perpindahan suatu zat melalui selaput permeabel secara diferensial
dari

suatu

tempat

yang

berkonsentrasi

tinggi

ke

tempat

yang

berkonsentrasi rendah (Kimbal, 1987).

Dalam sistem tranpor membran juga terdapat istilah endositosis dan


eksositosis. Endositosis merupakan mekanisme pemindahan benda dari
luar ke dalam sel. Istilah endositosis berasal dari bahasa Yunani, endo
artinya ke dalam dan cytos artinya sel. Membran sel membentuk
pelipatan ke dalam (invaginasi) dan memakan benda yang akan
dipindahkan ke dalam sel. Di dalam sel, benda tersebut dilapisi oleh
sebagian

membran

sel

yang

terlepas

membentuk

selubung.

Berikut tahapan proses endositosis pada Amoeba

Terdapat tiga bentuk endositosis, yaitu fagositosis, pinositosis, dan


endositosis dengan bantuan reseptor. Proses makan pada Amoeba
merupakan contoh fagositosis. Pada proses fagositosis, benda yang
dimasukkan ke dalam sel berupa zat atau molekul padat.

Adapun pada pinositosis berupa zat cair. Berbeda dengan


fagositosis dan pinositosis, pada endositosis dengan bantuan reseptor
hanya menerima molekul yang sangat spesifik. Di dalam lekukan
membran plasma terdapat reseptor protein yang akan berikatan dengan
protein molekul yang akan diterima sel.
Pada eksositosis, proses amoeba mengeluarkan sisa-sisa makanan
melalui vakuolanya adalah satu contoh eksositosis. Istilah eksositosis
berasal dari bahasa Yunani, exo artinya keluar dan cytos artinya sel.
Vakuola atau selubung membran melingkupi sisa zat makanan yang sudah
dicerna. Kemudian, bergabung kembali dengan membran sel dan sisa zat
makanan untuk di buang keluar sel.

Jadi, eksositosis adalah proses mengeluarkan benda dari dalam


sel ke luar sel. Membran yang menyelubungi sel tersebut akan bersatu
atau berfusi dengan membran sel. Cara ini adalah salah satu mekanisme
yang digunakan sel-sel kelenjar untuk menyekresikan hasil metabolisme.
Misalnya, sel-sel kelenjar di pankreas yang mengeluarkan enzim ke
saluran pankreas yang bermuara di usus halus. Sel-sel tersebut
mengeluarkan enzim dari dalam sel menggunakan mekanisme
eksositosis.
Pada umumnya, endositosis dan eksosistosis digunakan untuk
memindahkan benda-benda yang berukuran besar. Kedua proses tersebut,
saling menyeimbangkan luas permukaan plasma membran sehingga
volume sel tidak harus menjadi lebih kecil dari semula. (Praktis Belajar
Biologi Kelas XI SMA/MA, P:12-13Fictor Ferdinand P. & Moekti Ariebowo,
Pusat Perbukuan Pendidikan Nasional)

Perbedaan Endositosis dan Eksositosis


Dapat disimpulkan perbedaan endositosis dan eksositosis adalah
sebagai berikut :
Eksositosis

Endositosis

Hasil Eksositosis adalah mengusir Endositosis


molekul di luar sel.

membantu

molekul masuk sel.

membawa

Eksositosis menyebabkan kerusakan Endositosis


vesikel.
Ada

menyebabkan

penciptaan vesikel.

pelepasan

protein

dan

enzim,

hormon, Proses endositosis menerima nutrisi.

glukosa

untuk

digunakan di bagian tubuh lainnya.

Mereka

mungkin

memiliki Sel menelan patogen dalam tubuh

neurotransmitter dalam kasus sel- dan menghancurkan mereka.


sel neuron.
Sel-sel
sistem

berkomunikasi
kekebalan

dengan Endositosis digunakan untuk migrasi

tubuh

atau sel dan adhesi.

mekanisme pertahanan dari sel atau


badan dalam kasus infeksi.

Eksositosis

membantu

dalam Proses

mengeluarkan sampah dari tubuh.

ini

reseptor sinyal.

BAB III
Metode Percobaan
3.1 Jenis Penelitian
Eksperimen
3.2 Variabel

berfungsi

sebagai

3.2.1 Variabel kontrol :


1.
2.
3.
4.
5.

Wadah plastik
Gula
Volume air
Ukuran umbi kentang
Pelubang umbi kentang

3.2.2 Variabel manipulasi


Konsentrasi larutan gula
3.2.3 Variabel respon
Penambahan atau penyusutan berat umbi kentang
3.2 Alat dan Bahan
3.3.1 Alat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Gelas ukur
Gelas kimia
Pengaduk
Gelas plastik
Neraca ohauss tiga lengan
Pelubang kentang
Mistar

3.3.2 Bahan
1.
2.
3.

Gula pasir
Kentang
Aquades

3.4 Langkah kerja


1. Siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan.
2. Pastikan alat yang akan digunakan telah steril dan bersih.
3. Siapkan 4 gelas plastik dengan 4 perlakuan berbeda yaitu dengan
aqudes, larutan gula 0,2M, larutan gula 0,4M, dan larutan gula 0,6M.
4. Berilah label atau tulisan pada 4 gelas tersebut agar tidak tertukar
satu sama lain.
5. Potong kentang dengan pemotong silinder, potong menjadi 4
silinder.
6. Ukur berat kentang pada neraca ohauss tiga lengan.

7. Masukkan irisan kentang masing-masing 1 pada 4 gelas dengan


perlakuan berbeda tersebut, masukkan diwaktu yang bersamaan.
8. Turup keempat wadah tersebut dengan plastik, pastikan tidak ada
udara yang masuk.
9. Diamkan selama 1 malam.
10.
Setelah 1 malam, amati perubahan yang terjadi.
11.
Ukur kembali berat kentang pada neraca ohauss tiga lengan.
12.
Hitung presentase selisih berat kentang.
13.
Catat pada hasil pengamatan.

3.5 Prosedur Kerja

Siapkan 4
wadah yang
berisi 4
perlakuan
berbeda
(aquades,
0,2M ; 0,4M,
0,6M) dan
berilah tanda
agar tidak
tertukar

Potong
kentang
dengan
silinder
pemotong
sebanyak 4
buah

Ukur berat
kentang pada
neraca ohauss
tiga lengan

Amati
perubahan
yang terjadi

Diamkan
selama 1
malam

Tutup
keempat
wadah plastik
dan pastikan
tidak ada
udara yang
masuk

Masukkan
irisan kentang
masingmasing 1 pada
4 wadah yang
telah diberi
perlakuan
yang berbedabeda

Ukur kembali
berat kentang
pada neraca
ohauss tiga
lengan

Amati
perubahan
yang terjadi
dan catat pada
hasil
pengamatan

Siapkan
semua alat dan
bahan yang
akan
digunakan
serta pastikan
pula alat yang
akan
digunakan
telah steril dan
bersih

BAB IV

Hasil Penelitian dan Pembahasan


4.1 Hasil Penelitian
Perlakuan

Berat

Berat

Selisih

% Perubahan

Aquades

awal
2,20

akhir
1,95

berat
0,25

berat
11,37%

Larutan

gram
2,20

gram
2,25

gram
-0,05

-2,27%

gula 0,2M
Larutan

gram
2,20

gram
1,60

gram
0,60

27,27%

gula 0,4M
Larutan

gram
2,20

gram
2,60

gram
-0,40

-18,18%

gula 0,6M

gram

gram

gram

4.2 Analisis Data


Berdasarkan praktikum transpor membran yang telah dilakukan,
diperoleh bahwa kepekatan larutan yang digunakan berpengaruh pada
hasil pengamatan. Seperti pada wadah yang berisi aquades berat kentang
menjadi bertambah karena aquades bersifat hipotonis terhadap cairan
yang ada dalam kentang sehingga aquades masuk kedalam sel kentang
dan berat kentang menjadi bertambah. Pada wadah yang berisi larutan
gula baik dengan konsentrasi 0,2M ; 0,4M ; dan 0,6M juga berpengaruh
pada berat kentang. Semakin tinggi konsentrasinya maka semakin besar
pula menyusutnya berat kentang. Proses osmosis akan

berhenti ketika

telah terjadi keseimbangan antara potensial air sel kentang dengan


potensial air larutan.
Berat kentang yang telah direndam dapat menjadi lebih kecil dan
lebih besar dengan berat awal disebabkan oleh larutan gula tersebut
memiliki potensial air lebih kecil daripada potensial air sel, sehingga air
dalam

sel

akan

berpindah

dari

dalam

sel

ke

larutan

gula.

Air

meningggalkan sel sehingga volume sel mengecil.


4.3 Pembahasan
Berdasarkan praktikum transport membran yang telah dilakukan,
terdapat kesalahan dalam kelompok kami, yaitu berat irisan kentang pada

gelas plastik yang berisi aquades semakin berkurang, menurut teori


seharusnya beratnya bertambah, dan berat pada gelas plastik yang berisi
larutan gula tidak konsisten ada yang bertambah dan berkurang, menurut
teori seharusnya bertambah. Kesalahan itu terjadi karena saat mengukur
berat kentang pada neraca ohauss, air kentang yang berasal dari larutan
belum benar-benar kering sehingga memengaruhi hasil pengamatan.

4.4 Diskusi
1. Pernyataan ini benar sesuai dengan hasil data yaitu, mekanisme transport membran
atau lebih tepatnya osmosis yaitu gerakan air melintasi membran yang
permeabilitasnya berbeda disebabkan karena perbedaan konsentrasi. Pada percobaan
diatas kentang diatas mengalami osmosis karena perbedaan konsentrasi larutan jadi,
air didalam kentang bergerak ke luar ke larutan yang memiliki kosentrasi tinggi
sehingga kadar air pada kentang berkurang dan terjadi penurunan berat pada kentang.
2. Jika sel tanaman memiliki potensial air lebih rendah dibandingkan
dengan lingkungan disekelilingnya dan jika tekanan sama dengan 0,
apakah sel hipertonis atau hipotonis terhadap lingkungan? Akankah
sel mengalami penambahan atau pengurangan air? Jelaskan.
Jawab : Sel tersebut hipertonis terhadap lingkungan. Sel mengalami
pengurangan air karena potensial air yang ada di dalam sel tersebut
berpindah ke lingkungan sehingga ukuran pada sel mengalami
penyusutan.

BAB V
Simpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa semakin besar konsentrasi larutan gula, maka semakin banyak
pula berkurangnya massa pada kentang.
5.2 Saran
Diperlukan penelitian berlanjut tentang transportasi membran sel,
agar mendapatkan hasil yang lebih baik, serta dapat menguasai materi
mengenai transport membran sel.

DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.belajarbiologi.com/2014/09/membran-sel-strukturpenyusun-sifat-dan.html
2. Benyamin, Lakitan.2011.Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan.Jakarta :
Rajawali Pers
3. Firmansyah, Rikky, dkk. 2007. Mudah dan Aktif Belajar
Biologi. Bandung: PT. Setia Purna Inves.
4. Ahmad, Cecep. 2008. Struktur Sel Tumbuhan dan Sel Hewan. Solo :
5.
6.
7.
8.

Platinum.
Kimbal, John W.1987.Biologi edisi kelima jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Soemartowo, ijdah, dkk.1981.Biologi Umum II.Jakarta : Gramedia.
Kimball.1983.Biologi Universitas.Jakarta : Erlangga.
Auriliaaurita.2008.Mekanisme Difusi dan Osmosis dalam Sel.

Jakarta : Erlangga.
9. Praktis Belajar Biologi Kelas XI SMA/MA, P:12-13Fictor Ferdinand P. &
Moekti Ariebowo, Pusat Perbukuan Pendidikan Nasional

Anda mungkin juga menyukai