C. DAERAH TERJADINYA
1. Passive Continental Margin terjadi di daerah transisi, yakni dari continental
menuju oceanic plate. Seperti yang dijelaskan pada definisi di atas, zona
transisi ini berada pada lempeng yang sama, karena rift bersistem intraplate.
2. Tidak terlihat batas lempeng karena pada daerah ini memang bukan daerah
batas. Seperti yang terjadi pada samudera Atlantik. Terlihat batasnya pada
tengah laut antara amerika selatan dan afrika.
3. Pada daerah tersebut terlihat Proses Pemekaran Benua (MOR)
Terlihat pada gambar di bawah ini
E. SISTEM DEPOSISI
Pada setting Passive Continental Margin, karakter sistem sedimentasinya
adalah pada lingkungan transisi dan laut (marine).
1. Pada lingkungan transisional :
- Daerah pelamparan dari batas pembentukan gelombang sampai dengan
batas daratan alluvial
- Dipengaruhi oleh proses/lingkungan terestrial dan marin.
- Faktor energy utama yang mempengaruhi proses sedimentasinya adalah
tidal proses.
2. Pada lingkungan marin:
- Dipengaruhi oleh Tidal (rising relative sealevel, relative sealevel fall, dan
Slope Instability)
- Ditemui Continental Shelf
- Continental Slope
- Continental Rise
- Continental Margin
- Coastal Plain
- MOR
Dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Ketidakstabilan slope
Slumping (longsoran) dari sedimen yang terdeposisi namun belum
terlitifikasi sempurna, bercampur (mixing) dengan formasi olistostrome
biasa disebut dengan chaotic
Material tersebut jatuh dan bercampur dengan batuan in situ.
Sedimen yang telah tercampur (amalgamated) terperangkap pada kaki kaki
slope membentuk slope apron.
Sedimen yang terakumulasi di dasar slope membentuk slope front fills.
Pada keadaan lowstand , submarine fan system sangat mendominasi proses
deposisi. Menghasilkan pola progradding pada basinfloor biasanya ditandai
dengan adanya lobe switching.
STUDI KASUS
CEKUNGAN TARAKAN