Anda di halaman 1dari 2

Nama : Hafilia Firda Batara

Stambuk : 14120150047

Kelas : C1

Mata kuliah : Etno Epidemiologi

Tana Toraja merupakan daerah yang terkenal dengan keeksotikan


budayanya dan terkenal pula dengan budaya yang ekstrim. Sebut saja contohnya
budaya pesta kematian atau biasa yang disebut dengan Rambu solo dan budaya
lainnya yang tak kala ektrim yaitu Ma’ Nene. Namun tak banyak yang tau bahwa
Toraja juga memiliki budaya pengobatan tradisional yang masih melekat sampai
sekarang dimasyarakat. Budaya yang berhubungan dengan kesehatan ini erat
kaitannya dengan proses penyembuhan suatu penyakit, dalam hal ini yaitu
penyakit cacar atau dalam bahasa Torajanya disebut dengan Ma’bullallan.

Cacar merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang


mengakibatkan ruam melepuh dan gatal pada kulit. Biasanya penyakit cacar
tidak boleh terkena oleh air atau dalam artian lain penderita tidak boleh mandi.
Namun dalam pengobatan tradisional toraja penyakit cacar atau ma’bullallan
disembuhkan dengan cara Ma’Bolo’ atau disiram dengan air yang mengandung
obat-obat tradisional didalamnya. Adapun obat tradisional yang dipakai yaitu
berupa berbagai macam dedaunan diantaranya yaitu daun pariah, daun nanna,
lelupang, ra’pak-ra’pak, kadang sule, lesunan, dan yang terakhir yaitu bawang
merah tunggal (bawang yang hanya sendiri tidak berdempetan dengan yang
lainnya). Dedaunan ini diremas(diridi’) bersamaan dengan bawah merah dengan
cara diputar-putar secara perlahan di antara kedua telapak tangan. Setelah
ramuan ini selesai kemudian dicampur dengan air yang akan digunakan untuk
memandikan anak yang terkena cacar. Tetapi proses mandi yang dimaksud disini
tidak seperti proses mandi pada biasanya, disini air yang telah dicampur dengan
ramuan diusapkan kebadan yang terdapat ruam cacarnya secara perlahan dan
dengan halus, hal ini menurut orang terdahulu agar cacar yang berada dalam
tubuh tidak marah dan mudah untuk keluar.

Setelah semuanya telah selesai diusapkan kebadan, anak tersebut


kemudian dibungkus dengan menggunakan sarung. Tidak boleh memakai handuk
karna teksturnya yang mudah kering, hal itu dilakukan karena anak yang telah
dimandi harus kering dengan sendirinya. Ma’ bolo’ ini dilakukan dua sampai tiga
hari dimana satu hari hanya boleh dimandikan satu kali. Ma’ bolo’ dilakukan saat
matahari sudah terang, waktu yang tepat yaitu jam 10 pagi. Cacar ini menurut
kepercayaan orang tidak boleh dikamboroan atau ditegur, misalnya anak kita
sakit cacar namun tiba-tiba ada orang yang datang kerumah dan langsung
menegur “astaga masaki cacar i pale na” hal tersebut tidak boleh dilakukan
karena akan menyinggung cacar tersebut dan akibatnya akan susah keluar dari
dalam tubuh, itu menurut kepercayaan orang.

Cacar ini mempunyai pantangan pada ibu si anak, misalnya si Ibu tidak
boleh memakan makanan yang digoreng atau masakan yang berbau harum,
makanannya harus dimasak kuah. Si Ibu juga tidak boleh memakan lombok atau
pana karena cacar yang berada dalam tubuh si Anak akan masuk kedalam tubuh
dan tidak keluar. Dan yang paling menonjol dari pantangan ini yaitu tidak boleh
memakan daging babi meskipun si Ibu dan anak beragama non muslim, hal ini
dilarang karena menurut kepercayaan orang bahwa cacar ini sifatnya lebih
mengarah kepada islami.

Anda mungkin juga menyukai