Anda di halaman 1dari 2

IMPLEMENTASI IMAN DAN TAQWA DALAM KEHIDUPAN MODERN

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa iman memiliki arti yaitu keyakinan
dalam hati, perkataan dengan lisan, amalan dengan anggota badan, bertambah dengan
melakukan ketaatan dan berkurang dengan maksiat. Sedangkan menurut Al Imam Abdul
Malik Al Qushairy r.a. mendefinisikan makna taqwa dengan tiga unsur yang harus dimiliki
oleh setiap orang yang bertaqwa, yaitu :
1. Bertawakal atau pasrah terhadap semua usaha yang telah dikerjakannya
2. Rido atau rela menerima semua yang dia dapatkan dari Allah SWT
3. Sabar atau tebah terhadap semua cobaan yang dia terima dari Allah SWT
Masa depan ditentukan oleh umat yang memiliki kekuatan keimanan dan ketaqwaan
yang dominan dalam dirinya. Kita semua merupakan generasi pelopor di bidang penyumbang
pemikiran dan pembaruan di era modern ini. Maka, implementasi dari iman dan taqwa dalam
kehidupan modern, antara lain :
1. Tidak menjadi umat yang mengedepankan sifat konsumtif dan hedonisme
Di zaman modern ini, manusia sering menganggap bahwa dirinya merupakan Homo
Economicus, yaitu merupakan makhluk yang memenuhi kebutuhan hidupnya dan
melupakan bahwa dirinya sebagai Homo Religious yang erat dengan kaidah-kaidah
moral. Prinsip ekonomi yang di dalamnya menyatakan bahwa berkorban sekecil-
kecilnya dengan menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya telah membuat manusia
menjadi makhluk konsumtif yang egois dan serakah. Prinsip tersebut sangat
bertentang dengan Quran Surat Al Baqarah ayat 261 yang artinya “Perumpamaan
orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah ibarat sebutir biji yang
menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai tersebut ada seratus biji. Allah
melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas lagi Maha
Mengetahui.” Dalam ayat tersebut sangat jelas dikatakan jika kita beramal maka harta
tidak akan berkurang, justru akan dilipatgandakan oleh Allah SWT.
2. Tidak terpengaruh oleh dampak negatif dari globalisasi
Pada hakikatnya globalisasi sama halnya dengan westernisasi. Ini tidak lain hanyalah
kata lain dari penanaman nilai-nilai barat yang menginginkan lepasnya ikatan-ikatan
nilai moral agama yang menyebabkan manusia akan “berkiblat” pada dunia barat dan
menjadikannya sebagai suatu simbol dan tolak ukur sebuah kemajuan. Sangat
disayangkan jika kita semua terperangkap dalam hal tersebut karena tidak memiliki
prinsip iman dan taqwa yang kuat.
3. Terhindar dari pemahaman sekulerisme
Tantangan agama dalam kehidupan modern ini lebih kepada paham “Sekulerisme”
yang menyatakan bahwa urusan dunia hendaknya dipisahkan dari urusan agama. Hal
yang demikian akan menimbulkan seseorang bisa berkepribadian ganda. Misal pada
saat yang sama seseorang yang rajin beribadah juga bisa menjadi seorang koruptor.
Dari paparan di atas, kita dapat menyimpulkan tanpa adanya tendensi keimanan dan
ketaqwaan yang kuat, maka akan sangat mudah terpengaruh oleh isu-isu kehidupan modern
yang memiliki tujuan untuk merusak umat dan akan sangat berbahaya apabila dibiarkan terus
menerus, tanpa adanya kesadaran dari kita sendiri untuk memperkuat keimanan dan
ketaqwaan kepada Allah SWT
Sumber :
Zakiah, dkk. 2015. Buku Ajar Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Umum.
Medan : CV Putra Maharatu.

Anda mungkin juga menyukai