Anda di halaman 1dari 33

KUMPULAN ANEKDOT

GUS DUR

Dikumpulkan oleh :

KRIS ADJI AW
http://tipzsangguru.wordpress.com
SEMACAM PENGANTAR

Gus Dur seorang tokoh Nasional yang punya predikat komplit selain seorang kiai
tokoh NU, Presiden Republik Indonesia ke-4, Tokoh Pluralisme dan
multikulturalisme ( pidato Presiden SBY ketika gus Dur wafat), Pendiri PKB
(Partai Kebangkitan Bangsa) beliau juga dikenal sebagai sosok yang humoris.

Gus Dur dikenal sebagai tokoh yang ceplas-ceplos dan senang humor, nyaris di
setiap omongannya Gus Dur selalu mampu memancing tawa hadirin. Ada yang
tersenyum senang adapula yang tersenyum kecut karena merasa tersindir. Kesan
humoris benar-benar terasa di hampir semua liputan media tentang sosok yang
satu ini.

Bahkan ia tak segan-segan menertawakan kekurangan dirinya sendiri, pernah


dalam kesempatan sebuah forum internasional di Bali ketika beliau masih jadi
presiden, beliau membuka acara tersebut (dalam bahasa Inggris) yang intinya
begini, Indonesia ini antara presidennya dan wakil presidennya sangat cocok,
yang satu nggak bisa melihat yang satunya nggak bisa bisu (ketika itu wapres
Megawati dikenal pelit bicara pada media). Ini menunjukkan bahwa beliau
adalah orang yang besar dan sangat jarang pada pemimpin sekarang yang mau
mengkritisi dan menertawakan dirinya sendiri.

Selamat jalan Gus, anekdot peninggalanmu akan menjadi pelipurlara dan koreksi
diri kami, syukur jika bisa menertawakan diri sendiri sepanjang masa…

Gresik, Januari 2010

Penulis (eh.. pengumpul..eh..pemulung)

KRIS ADJI AW

http://www.krisadjiaw.com
UCAPAN TERIMA KASIH

Terimakasih kepada semua yang menjadi sumber Kumpulan Anekdot ini


terjadi :

www.gusdur.net

www.new.okezone.com

Dan untuk karikatur dari

www.kaliaja.com
DAFTAR ISI
1.Ohhh ... Internet

2.Gus Dur Kagumi Pendeta Pohon

3.Tak Jawab SMS karena Tulisannya Jelek

4.Pengalaman Gus Dur Naik Haji

5.Cerita Gus Dur Soal Naik Kereta

6.Peternak Lebah ala Gus Dur

7.Fenomena 'Gila' Gus Dur

8.Cuma Takut Tiga Roda

9.Kuli dan Kyai

10.Obrolan Presiden

11.Sate Babi

12.Gus Dur "Diplintir" Media

13.Humor Bisa Sejenak Lupakan Kesulitan Hidup

14.Kaum Almarhum

15.Nikah

16.Gila NU

17.Saudara Kamar Mandi

18.Salah Sebut

19.Ngebor Kebanyakan

20.Iklan Gratis
21.Tiga Polisi Yang Baik

22.Riya'

23.“Gitu Saja kok… “

24.NU Seperti AURI

25.Jin dan Tiga Manusia

26.Kumpulan Humoris

27.Masuk Akal

28.Humor DPR

29.Gus Dur Dan Orang Mati

30.Do You Like Salad?

31.Humor Umat Beragama

32.Humor Jihad

33.Buto Cakil Pembayar Demonstran?

34.Cerita Gus Dur Soal Naik Kereta

35.Tak Punya Latar Belakang Presiden

36.Meminta Ditemani Gadis di Hotel?

37.Tukang Santet Jakarta

38.Keliling Dunia Tidak Mati Kok!

39.Panglima AL Paraguay

40.Gus Dur Digoda

41.Horas Gaya Jawa


42.Siapa Yang Paling Berani

43.Becak Dilarang Masuk

44.Derajat Sopir Angkot diatas Kiai

45.Membayangkan Serdadu Israel

46.Gus Dur Ngelu


MINIBIOGRAFI GUS DUR

Abdurrahman "Addakhil",
demikian nama lengkapnya. Secara leksikal, "Addakhil" berarti "Sang
Penakluk", sebuah nama yang diambil Wahid Hasyim, orang tuanya, dari
seorang perintis Dinasti Umayyah yang telah menancapkan tonggak kejayaan
Islam di Spanyol. Belakangan kata "Addakhil" tidak cukup dikenal dan diganti
nama "Wahid", Abdurrahman Wahid, dan kemudian lebih dikenal dengan
panggilan Gus Dur. "Gus" adalah panggilan kehormatan khas pesantren
kepada seorang anak kiai yang berati "abang" atau "mas".

Gus Dur adalah putra pertama dari enam bersaudara yang dilahirkan di
Denanyar Jombang Jawa Timur pada tanggal 4 Agustus 1940. Secara genetik
Gus Dur adalah keturunan "darah biru". Ayahnya, K.H. Wahid Hasyim
adalah putra K.H. Hasyim Asy'ari, pendiri jam'iyah Nahdlatul Ulama (NU)-
organisasi massa Islam terbesar di Indonesia-dan pendiri Pesantren Tebu Ireng
Jombang. Ibundanya, Ny. Hj. Sholehah adalah putri pendiri Pesantren
Denanyar Jombang, K.H. Bisri Syamsuri. Kakek dari pihak ibunya ini juga
merupakan tokoh NU, yang menjadi Rais 'Aam PBNU setelah K.H. Abdul
Wahab Hasbullah. Dengan demikian, Gus Dur merupakan cucu dari dua
ulama NU sekaligus, dan dua tokoh bangsa Indonesia.

Pada tahun 1949, ketika clash dengan pemerintahan Belanda telah berakhir,
ayahnya diangkat sebagai Menteri Agama pertama, sehingga keluarga Wahid
Hasyim pindah ke Jakarta. Dengan demikian suasana baru telah dimasukinya.
Tamu-tamu, yang terdiri dari para tokoh-dengan berbagai bidang profesi-yang
sebelumnya telah dijumpai di rumah kakeknya, terus berlanjut ketika ayahnya
menjadi Menteri agama. Hal ini memberikan pengalaman tersendiri bagi
seorang anak bernama Abdurrahman Wahid. Secara tidak langsung, Gus Dur
juga mulai berkenalan dengan dunia politik yang didengar dari kolega ayahnya
yang sering mangkal di rumahnya.

Sejak masa kanak-kanak, ibunya telah ditandai berbagai isyarat bahwa Gus
Dur akan mengalami garis hidup yang berbeda dan memiliki kesadaran penuh
akan tanggung jawab terhadap NU. Pada bulan April 1953, Gus Dur pergi
bersama ayahnya mengendarai mobil ke daerah Jawa Barat untuk meresmikan
madrasah baru. Di suatu tempat di sepanjang pegunungan antara Cimahi dan
Bandung, mobilnya mengalami kecelakaan. Gus Dur bisa diselamatkan, akan
tetapi ayahnya meninggal. Kematian ayahnya membawa pengaruh tersendiri
dalam kehidupannya.

Dalam kesehariannya, Gus Dur mempunyai kegemaran membaca dan rajin


memanfaatkan perpustakaan pribadi ayahnya. Selain itu ia juga aktif
berkunjung keperpustakaan umum di Jakarta. Pada usia belasan tahun Gus
Dur telah akrab dengan berbagai majalah, surat kabar, novel dan buku-buku
yang agak serius. Karya-karya yang dibaca oleh Gus Dur tidak hanya cerita-
cerita, utamanya cerita silat dan fiksi, akan tetapi wacana tentang filsafat dan
dokumen-dokumen manca negara tidak luput dari perhatianya. Di samping
membaca, tokoh satu ini senang pula bermain bola, catur dan musik. Dengan
demikian, tidak heran jika Gus Dur pernah diminta untuk menjadi komentator
sepak bola di televisi. Kegemaran lainnya, yang ikut juga melengkapi hobinya
adalah menonton bioskop. Kegemarannya ini menimbulkan apresiasi yang
mendalam dalam dunia film. Inilah sebabnya mengapa Gu Dur pada tahun
1986-1987 diangkat sebagai ketua juri Festival Film Indonesia.

Masa remaja Gus Dur sebagian besar dihabiskan di Yogyakarta dan Tegalrejo.
Di dua tempat inilah pengembangan ilmu pengetahuan mulai meningkat. Masa
berikutnya, Gus Dur tinggal di Jombang, di pesantren Tambak Beras, sampai
kemudian melanjutkan studinya di Mesir. Sebelum berangkat ke Mesir,
pamannya telah melamarkan seorang gadis untuknya, yaitu Sinta Nuriyah
anak Haji Muh. Sakur. Perkawinannya dilaksanakan ketika ia berada di Mesir.
KUMPULAN ANEKDOT GUS DUR

Senin, 25 Januari 2010 10:10 wib

Ohhh ... Internet


Suatu kali ada Kiai Madura yang membanggakan pembangunan pesantrennya
kepada Gus Dur.

"Wah.. pesantren saya sudah jadi. Lengkap, bangunannya luas, bertingkat."


Katanya dengan wajah bangga. "Kapan-kapan Gus Dur harus ke sana. Soalnya
sudah lengkap dengan eternit!" tambahnya.

"Eternit?" tanya Gus Dur sambil berfikir, setiap bangunan kan memang perlu
eternit.

"Payah moso enggak ngerti. Itu loh yang pakai komputer...!"

"Ohhh.. internet," jawab Gus Dur bersama-sama beberapa orang yang hadir
sambil tertawa. (mbs)

Senin, 18 Januari 2010 12:45 wib

Gus Dur Kagumi Pendeta Pohon


Siapakah orang yang paling dikagumi Gus Dur? Itulah pertanyaan Jaya
Suprana pada kesempatan dalam talk show di TPI beberapa waktu silam.

Untuk kawasan Asia ini, jawab Gus Dur, ada dua orang yang dianggap sebagai
orang yang dianggapnya sebagai guru yang sangat dihormatinya. Satu adalah
Kim Dae Jung dari Korea Selatan, dan satu lagi Sulaksiwaraksa dari Thailand.

"Kenapa Gus Dur menganggap Sulak itu guru?" tanya Jaya.

"Karena dia itu pernah dua kali mau dihukum mati karena dianggap menghina
Raja," jawab Gus Dur. "Padahal dia itu pernah mencoba menyelamatkan
hutan."

Menurut Gus Dur, hukum di Thailand menetapkan bahwa seorang pendeta


Budha tidak diperbolehkan mencampuri urusan negara. Nah, Sulaksiwaraksa
itu dianggap melanggar hukum, lalu dijatuhi hukuman penjara, meskipun
bukan hukuman mati.

Lalu apa dosa Biksu Sulaksiwaraksa itu sebenarnya?

"Dia melakukan aksi membungkus pohon dengan sarung layaknya pendeta


Budha. Lalu pohon itu dilantiknya menjadi biksu.
(rhs)
Senin, 18 Januari 2010 09:44 wib

Tak Jawab SMS karena Tulisannya Jelek


Suatu ketika Gus Dur membagi-bagikan handphone kepada sejumlah kiai NU.
Tentu saja para kiai ini agak kikuk dengan teknologi telepon genggam itu.

Karena merasa sejumlah kiai koleganya sudah mendapatkan handphone, Gus


Dur pun dengan mudah menghubungi mereka lewat telepon genggam tersebut.

Pada satu kesempatan, Gus Dur meminta kepada asistennya untuk


mengirimkan SMS ke salah seorang kiai. Namun, lama ditunggu, jawaban dari
sang kiai tak kunjung didapat. Alhasil Gus Dur pun menelepon sang kiai.

"Pak kiai, kalau ada SMS dari umat mbok ya dijawab," kata Gus Dur.

Lantas dengan polosnya sang kiai menjawab, "Waduh Gus, saya nggak nulis di
handphone ini, soalnya tulisan saya jelek." (mbs)
Senin, 11 Januari 2010 12:04 wib

Pengalaman Gus Dur Naik Haji


Gus Dur seperti tidak pernah kehabisan cerita, khususnya yang bernada
sindiran politik. Menurut dia, ada kejadian menarik di masa pemerintah Orde
Baru.

Suatu kali Presiden Soeharto berangkat ke Mekkah untuk berhaji. Karena


yang pegi seorang persiden, tentu sejumlah menteri harus ikut mendampingi.
Salah satunya "peminta pertunjuk" yang paling rajin, Menteri Penerangan
Harmoko.

Setelah melewati beberapa ritual haji, rombongan Soeharto pun melaksanakan


jumrah, yakni simbol untuk mengusir setan dengan cara melempar batu ke
sebuah tiang mirip patung. Di sini lah muncul masalah, terutama bagi
Harmoko.

Beberapa kali batu yang dilemparkannya selau berbalik menghantam jidatnya.


"Wah kenapa jadi begini ya?" cerita Gus Dus menuturkan pernyataan
Harmoko yang saat itu tampak gemetar karena takut.

Lalu Harmoko pindah posisi. Hasilnya sama saja, batu yang dilemparnya
seperti ada yang melempar balik ke arah dirinya. Setelah tujuh kali lemparan
hasilnya selalu sama, Harmoko pun menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari-cari
posisi presiden untuk "minta petunjuk". Setelah ketemu, lalu dengan lega ia
tergopoh-gopoh menghampiri Bapak Presiden.

Namun, sebelum sampai di hadapan Soeharto, ia turut mendengar bisikan "Hai


manuia, sesama setan jangan saling lempar."
(rhs)
Kamis, 07 Januari 2010 12:21 wib

Cerita Gus Dur Soal Naik Kereta


Setelah mendapat larangan dari dokternya untuk tidak melakukan perjalanan
jauh dengan menggunakan pesawat terbang, Gus Dur kemudian nekat untuk
berpergian jauh menggunakan kereta api.

"Anda mau pergi naik kerata api Gus? Memangnya Anda pikir bisa sampai
tepat waktu dengan naik kereta api?" ledek si dokter.

"Anda jangan meremehkan, kereta itu cepet banget loh!" jawab mantan
Presiden RI ke-4 itu.

"Kereta api mana yang bisa menandingi kecepatan pesawat terbang?" tanya
dokter.

"Oho.. Anda jangan salah. Semua kereta api bisa lebih cepat dari pesawat,"
kilah pria kelahiran Jombang, Jawa Timur, 7 September 1940 ini.

"Anda mimpi kali. Semua orang juga tahu kalau pesawat itu jelas lebih cepat
dibandingkan kereta api," cecar sang dokter.

"Wah, Anda salah. Memang sekarang ini pesawat lebih cepat. Tapi itu karena
kereta api baru bisa merangkak. Coba kalau kereta api nanti sudah bisa berdiri
dan bisa lari. Wuiih.. pasti bakalan jauh lebih cepat dari pesawat," jawab Gus
Dur, disambut wajah kecut sang dokter. (rhs)
enin, 04 Januari 2010 11:58 wib

Peternak Lebah ala Gus Dur


Saat Presiden Abdurrahman Wahid menjabat, Departemen Kehutanan dan
Perkebunan (Dephutbun) tidak henti didemo. Setiap hari ada saja kelompok
yang berdemonstrasi di departemen yang saat itu dipimpin Nur Mahmudi
Ismail.

Tuntutan mereka sama, yang mendeseak pembatalan pengangkatan Sutjipto


sebagai Sekjen Dephutbun.

"Sutjipto terlalu tua, copot saja!" teriak salah satu pendemo. "Sutjipto bukan
pejabat karir, berikan saja jabatan itu kepada orang dalam!" pekik yang lain.
"Pengangkatan Sutjipto berbau KKN, copot saja," bunyi tulisan sebuah poster
yang diacungkan.

Rentetan demonstrasi yang sempat melumpuhkan sebagian kegiatan


Dephutbun itu. Pasalnya, tidak sedikit karyawan yang ikutan berdemo, yang
pada akhirnya menyerempet posisi Menteri Nur Mahmudi sendiri. Tapi
Presiden berkeras supaya Sutjipto dipertahankan.

Dalam suasana seperti itulah cucu KH Hasyim Asy'ari itu, melantik pengurus
Perhimpunan Peternak Lebah di Jakarta akhir Maret 2000.

Dalam pidatonya, Gus Dur antara lain memaparkan mengenai kondisi


peternakan lebah terkini.

"Kita ini setiap tahun masih mengimpor 350 ribu ton lebah dari luar negeri,"
tutur dia.
"Lah, orang-orang yang berdemo itu, daripada mendemo menterinya mbok
lebih baik beternak lebah, supaya kita tidak mengimpor lagi!" pinta Gus Dur.
(rhs)
Sabtu, 02 Januari 2010 10:51 wib

Fenomena 'Gila' Gus Dur


JAKARTA - Konon, guyonan mantan Presiden Abdurrahman Wahid selalu
ditunggu-tunggu oleh banyak kalangan, termasuk presiden dari berbagai
negara.

Pernah suatu ketika, Gus Dur membuat tertawa Raja Saudi yang dikenal
sangat serius dan hampir tidak pernah tertawa. Oleh Kiai Mustofa Bisri (Gus
Mus), momentum tersebut dinilai sangat bersejarah bagi rakyat Negeri Kaya
Minyak. "Kenapa?" tanya Gus Dur.

"Sebab sampeyan sudah membuat Raja ketawa sampai giginya kelihatan. Baru
kali ini rakyat Saudi melihat gigi rajanya," jelas Gus Mus, yang disambut gelak
tawa Gus Dur.

Melekatnya predikat humoris pada Presiden RI yang keempat itu pun sempat
membuat Presiden Kuba Fidel Alejandro Castro Ruz penasaran. Suatu ketika,
keduanya berkesempatan bertemu.

Seperti yang diceritakan oleh mantan Kepala Protokol Istana Presiden Wahyu
Muryadi pada tayangan televisi, Fidel Castro bertanya kepada Gus Dur
mengenai joke teranyarnya.

Dijawablah oleh Gus Dur, "Di Indonesia itu terkenal dengan fenomena 'gila',".

Fidel Castro pun menyimak pernyataan mengagetkan tersebut.

"Presiden pertama dikenal dengan gila wanita. Presiden kedua dikenal dengan
gila harta. Lalu, presiden ketiga dikenal gila teknologi," tutur Gus Dur yang
kemudian terdiam sejenak.

Fidel Castro pun semakin serius mendengarkan lanjutan cerita.

"Kemudian, kalau presiden yang keempat, ya yang milih itu yang gila," celetuk
Gus Dur.
Fidel Castro pun diceritakan terpingkal-pingkal mendengar dagelan tersebut.
(rhs)
Jum'at, 01 Januari 2010 11:31 wib

Humor Gus Dur

Cuma Takut Tiga Roda


Suatu hari, saat Abdurarahman Wahid menjabat sebagai Presiden RI, ada
pembicaraan serius. Pembicaraan bertopik isu terhangat dilakukan selesai
menghadiri sebuah rapat di Istana Negara.

Diketahui, pembicaraan itu mengenai wabah demam berdarah yang kala itu
melanda kota Jakarta. Gus Dur pun sibuk memperbincangkan penyakit
mematikan tersebut.

"Menurut Anda, mengapa demam berdarah saat ini semakin marak di Jakarta
Pak?" tanya seorang menterinya.

"Ya karena Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso melarang bemo, becak, dan
sebentar lagi bajaj dilarang beredar di Kota Jakarta ini. Padahal kan nyamuk
sini cuma takut sama tiga roda...!" (rhs)

2009-04-17 16:36:26

Kuli dan Kyai

Rombongan jamaah haji NU dari Tegal tiba di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah Arab
Saudi. Langsung saja kuli-kuli dari Yaman berebutan untuk mengangkut barang-barang
yang mereka bawa. Akibatnya, dua orang di antara kuli-kuli itu terlibat percekcokan
serius dalam bahasa Arab.

Melihat itu, rombongan jamaah haji tersebut spontan merubung mereka, sambil berucap:
Amin, Amin, Amin!

Gus Dur yang sedang berada di bandara itu menghampiri mereka: "Lho kenapa Anda
berkerumun di sini?"
"Mereka terlihat sangat fasih berdoa, apalagi pakai serban, mereka itu pasti
kyai."(//ahm)

Sumber: okezone.com, Kamis, 2 April 2009 - 15:05 wib

Anekdot
Jum'at, 13 November 2008 12:46

Obrolan Presiden

Saking udah bosannya keliling dunia, Gus Dur coba cari suasana di pesawat RI-01. Kali
ini dia mengundang Presiden AS dan Perancis terbang bersama Gus Dur buat keliling
dunia. Boleh dong, emangnya AS dan Perancis aja yg punya pesawat kepresidenan.
Seperti biasa...
setiap presiden selalu ingin memamerkan apa yang menjadi kebanggaan negerinya.

Tidak lama presiden Amerika, Clinton mengeluarkan tangannya dan sesaat kemudian
dia berkata: "Wah kita sedang berada di atas New York!"

Presiden Indonesia (Gus Dur): "Lho kok bisa tau sih?"

"Itu.. patung Liberty kepegang!", jawab Clinton dengan bangganya.

Ngga mau kalah presiden Perancis, Jacques Chirac, ikut menjulurkan tangannya keluar.
"Tau nggak... kita sedang berada di atas kota Paris!", katanya dengan sombongnya.

Presiden Indonesia: "Wah... kok bisa tau juga?"

"Itu... menara Eiffel kepegang!", sahut presiden Perancis tersebut.

Karena disombongin sama Clinton dan Chirac, giliran Gus Dur yang menjulurkan
tangannya keluar pesawat...
"Wah... kita sedang berada di atas Tanah Abang!!!", teriak Gus Dur.

"Lho kok bisa tau sih?" tanya Clinton dan Chirac heran karena tahu Gus Dur itu kan
nggak bisa ngeliat.

"Ini... jam tangan saya ilang...", jawab Gus Dur kalem.

Rabu, 01 September 2009 15:30


Sate Babi

Suatu ketika Gus Dur dan ajudannya terlibat percakapan serius.


Ajudan: Gus, menurut Anda makanan apa yang haram?
Gus Dur: Babi
Ajudan: Yang lebih haram lagi
Gus Dur: Mmmm ... babi mengandung babi!
Ajudan: Yang paling haram?
Gus Dur: Mmmm ... nggg ... babi mengandung babi tanpa tahu bapaknya dibuat sate
babi! (//mbs)

Sumber : Okezone.com, Selasa, 1 September 2009

Selasa, 01 Juni 2009 16:19

Gus Dur "Diplintir" Media


Gus Dur, dalam satu acara peluncuran biografinya, menceritakan tentang kebiasan salah kutip
oleh media massa atas berbagai pernyataan yang pernah dikeluarkannya.

Dia mencontohkan, ketika berkunjung ke Sumatera Utara ditanya soal pernyataan Menteri
Senior Singapura Lee Kuan Yew tentang gembong teroris di Indonesia, dia mengatakan, pada
saatnya nanti akan mengajarkan demokratisasi di Singapura. Namun, sambungnya, media
massa mengutip dia akan melakukan demo di Singapura.

Walah ... walah, gitu aja kok repot! (//mbs)

sumber: okezone, Jum'at, 29 Mei 2009 - 13:06 wib

2009-05-13 17:51:23

Humor Bisa Sejenak Lupakan Kesulitan Hidup

Sekalipun pandangan matanya terganggu, Gus Dur dikenal sebagai humoris. Orang yang
banyak humor. Saat berbicara, dia selalu menyelipkan joke, cerita lucu, yang membuat
pendengarnya tertawa. Joke-jokenya itu disukai oleh banyak tokoh dunia.

"Gus, kok suka humor terus sih?" tanya seorang yang kagum karena humor Gus Dur
selalu berganti-ganti. "Di pesantren, humor itu jadi kegiatan sehari-hari," jelasnya.

"Dengan lelucon, kita bisa sejenak melupakan kesulitan hidup. Dengan humor, pikiran
kita jadi sehat," sambungnya. (ahm)
Sumber: okezone.com, Jum'at, 01 Mei 2009 10:56 wib

Sabtu, 14 November 2008 16:35

Kaum Almarhum

Mungkinkah Gus Dur benar-benar percaya pada isyarat dari makam-makam leluhur?
Kelihatannya dia memang percaya, sebab Gus Dur selalu siap dengan gigih dan
sungguh-sungguh membela "ideologi"nya itu. Padahal hal tersebut sering membuat
repot para koleganya.

Tapi, ini mungkin jawaban yang benar, ketika ditanya kenapa Gus Dur sering berziarah
ke makam para ulama dan leluhur.

"Saya datang ke makam, karena saya tahu. Mereka yang mati itu sudah tidak punya
kepentingan lagi." Katanya.

Nikah

KALAU yang ini benar-benar kisah nyata yang dialami Gus Dur dan Ibu Shinta
Nuriyah. Gus Dur muda dikenal sebagai pria pemalu. Ia lebih memilih buku dan bola
sebagai teman daripada harus pacaran.
Maka ketika ia ditawari untuk kuliah di Mesir, ia diwanti-wanti oleh pamannya, KH
Fatah agar sebaiknya mencari isteri dulu segera. "Soalnya, kalau menunggu pulang dari
luar negeri, kamu hanya akan mendapat wanita tua dan cerewet," ucap paman.

Mendengar pesan paman yang sangat menyayanginya itu ia gelagapan. Namun, setelah
dipikir-pikir pesan paman itu nyantol juga. Apalagi sang paman tidak hanya
menganjurkan, tetapi juga membantu mencarikan calon. Lalu disodorkan nama Sinta
Nuriyah, yang pernah menjadi murid Gus Dur ketika menjadi guru di Mua'llimat. Tanpa
membantah sepatah kata pun, dia menyiakan pilihan pamannya itu.

Sayangnya Sinta Nuriyah belum bersedia. Lantaran ia baru saja trauma oleh salah
seorang gurunya yang meminangnya ketika ia baru berusia 13 tahun. Celakanya guru itu
juga bernama Abdurrahman.

Maka ketika pertama kali ia menerima surat Gus Dur, Nuriyah ogah-ogahan dan
berkomentar, "Ah Abdurrahman lagi, Abdurrahman lagi."
Namun keraguan Nuriyah berubah menjadi simpati ketika dalam sebuah suratnya Gus
Dur mengeluhkan bahwa ia tidak naik tingkat karena terlalu aktif di PPI (Persatuan
Pemuda Indonesia) Mesir.
Maka lewtsurat balasannya, Nuriyahpun tersentuh dan mencoba menghibur. "Masak
manusia harus gagal dalam segala-galanya," tulis Nuriyah. "Gagal dalam studi, paling
tidak berhasil dalam jodoh."

Begitu menerima surat itu, maka Gus Dur langsung meminta ibunya untuk segera
melamar Nuriyah. Kebetulan, sebentar lagi salah satu adik Gus Dur juga mau menikah,
dan sungkan melangkahi kakaknya. Maka tanggal pernikahan pun disamakan.
Pernikahan pun direncanakan dilaksanakan di Tambak Beras Jombang.

Karena Gus Dur sedang di Mesir maka terpaksa pernikahan dilakukan tanpa
menghadirkan mempelai pria alias in absentia. Pihak keluarga meminta kakek Gus Dur
dari garis ibu, KH Bisri Syansuri , yang berusia 68 tahun, untuk mewakili mempelai
pria.
Tak pelak para hadiran kaget saat menyaksikan acara ijab Kabul. Mereka merasa iba
pada Nuriyah. "Kasihan ya si Nuriyah, suaminya tua banget."
Maka sepulang sekolah dari Mesir, aksi pertama yang dilakukannya adalah kawin (lagi).
Mereka menggelar resepsi betulan-kali ini dengan mempelai pria yang asli.

Gila NU

RUMAH Gus Dur di kawasan Ciganjur sehari-harinya tak pernah sepi dari tamu. Dari
pagi hingga malam, bahkan tak jarang sampai dinihari para tamu ini datang silih
berganti baik yang dari kalangan NU maupun bukan. Tak jarang mereka datang dari luar
kota.

Menggambarkan fanatisme orang NU, menurut Gus Dur ada tiga tipe orang NU.

"Kalau mereka datang dari pukul tujuh pagi hingga jam sembilan malam, dan
membicarakan tentang NU, itu biasanya orang NU yang memang punya komitmen dan
fanatik terhadap NU," tegas Gus Dur.

Orang NU jenis kedua, mereka yang meski sudah larut malam, sekitar jam duabelas
sampai jam satu malam, namun masih mengetuk pintu Gus Dur untuk membicarakan
NU, "Itu namanya orang gila NU," katanya.

Orang jenis ketiga, Gus?


"Tapi kalau ada orang NU yang masih juga mengetuk pintu saya jam dua dinihari
hingga jam enam pagi, itu namanya orang NU yang gila," katanya.

Saudara Kamar Mandi

SUATU ketika seorang Kiai kedatangan tamu seorang Bupati. Sang Kiai dalam
sambutannya mengatakan, "Kami sudah membangun beberapa kamarmandi dan
saudara-saudaranya," Hadirin pun bingung mendengarnya, termasuk pak Bupati.
Ternyata yang dimaksud sang Kiai selain kamar mandi juga telah dibangun WC. Karena
di depan para tamu dan orang banyak, sang Kiai segan menyebut kata WC. Maka ia
menghaluskan kata itu, karena dianggap kurang patut

Salah Sebut

SAAT diundang pada suatu acara di Malang Jawa Timur, Gus Dur ditunggu banyak
pihak. Banser pun yang selalu sibuk bila Gus Dur ada acara di daerahnya juga
memantau melalui HT yang selalu digenggamnya. Salah seorang anggota Banser berada
di Bandara Abdurrahman Saleh, Malang. Ia senantiasa melaporkan perkembangan di
sana setiap saat.

Begitu pesawat yang ditumpangi Gus Dur mendarat, dia senang bukan main. Maka
dengan penuh semangat dia langsung melapor ke panitia lokasi acara, melalui HT nya.
Karena begitu bersemangat diapun gugup tak karuan.
"Halo, kontek, kontek! Kiai Abdurrahman Saleh sudah mendarat di bandara
Abdurrahman Wahid," katanya. Tentu saja panitia yang menerima laporannya kaget dan
sekaligus tertawa.

Ngebor Kebanyakan
"Mengapa muncul bencana lumpur dan gas panas di Sidoarjo?" tanya Gus Dur.
"Ngebornya La Pindo, jadi jebol. Kalau La Pisan mungkin aman. Dalam bahasa Jawa Timuran
Pindo kan dua kali, Pisan, sekali," kata Gus Dur menjawab pertanyaannya sendiri.

Iklan Gratis
handoyo 'Gus Pur' epigon Gus Dur bernafas lega ketika dipertemukan dengan tokoh aslinya
yaitu Gus Dur, saat program Kick Andy yang diputar di Metro TV, Kamis 15/11/2007.
"Apakah Handoyo pernah minta ijin langsung kepada Anda untuk menjadi Gus Dur dalam
Republik Mimpi?" tanya Andy F. Noya, host program itu, kepada Gus Dur.
"Abis gimana lagi, yah anggep saja sudah," jawab Gus Dur enteng.
Dalam kesempatan itu, Gus Dur mengaku senang dengan adanya tokoh Gus Pur dalam parodi
politik itu. "Itung-itung advertensi (iklan) gratis," katanya disambut gelak tawa penonton.
Bahkan ketika ditanya lebih ganteng siapa antara Gus Dur dan Gus Pur. Gus Dur mengatakan
Handoyo seperti iklan film foto yang bermoto 'seindah warna aslinya', tapi Gus Dur
memplesetkannya menjadi, "lebih indah dari warna aslinya," kata Gus Dur.

Tiga Polisi Yang Baik


Saat ngobrol-ngobrol santai dengan para wartawan, di rumahnya JL Warung Silah Ciganjur,
Kamis (17/3) siang, Gus Dur melontarkan lelucon soal polisi. Leluconyang sebenarnya juga
kritikan itu dilontarkannya menjawab pertanyaan wartawan perihal moralitas polisi yang kian
banyak dipertanyakan.
"Polisi yang baik itu cuma tiga. Pak Hugeng almarhum bekas Kapolri, patung polisi dan polisi
tidur," selorohnya.

Riya'

“Pejabat Indonesia ini narsis dan riya' (memperlihatkan ibadahnya kepada umum),” kata
Gus Dur suatu ketika.

Dia lalu mengisahkan seorang istri pejabat Indonesia yang dijamu makan malam dalam
sebuah kunjungan ke luar negeri.

Dalam kesempatan itu, kata Gus Dur, si nyonya pejabat ditawarkan makanan pembuka
oleh seorang pramusaji, “you like salad, madame?”

“Oh sure, I like Salat five time a day. Shubuh, dzuhur, asyar, maghrib and isya,” jawab si
Nyonya percaya diri.

“Gitu Saja kok… “

Wacana politik paling populer saat Gus Dur jadi Presiden adalah kalimat “gitu saja kok
repot!” Kini Papua bergolak akibat ulah investor. Kalimat dari Gus Dur itu pun hadir
kembali di tengah kita dengan sedikit modifikasi: “Gitu saja kok Freeport!”
Tanggapan

Melempar lelucon bagai tak pernah sirna dari Gus Dur, walau dalam kondisi terdesak
sekalipun.

Usai menghadiri Forum Konsolidasi Pemenangan Pilkada Langsung dan Pemilu 2009 di
Pondok Pesantren Edi Mancoro, Semarang, Senin (9/5/2005), Gus Dur didesak wartawan
agar memberikan komentar terkait kemelut PKB pasca Muktamar II.
“Bagaimana Gus tanggapannya?” desak wartawan.

Namun, Gus Dur yang sudah hapal kelakuan pers menjawab,


"sudah tidak perlu saya tanggapi. Kalau saya ngomong, sama saja dengan menanggapi,”
Gus Dur dengan lihai berkelit.

Dasar wartawan, mereka tak pernah patah semangat. Agar Gus Dur terpancing, mereka
terus merangsek Ketua Dewan Syura PKB ini.
“Ayo Gus tanggapannya?”

Akhirnya karena tak tahan, Gus Dur menyerah dan pernyataan pun terlontar.
“Memangnya ini tanggapan (pertunjukan –red). Tanggapan itu ludruk atau wayang," kata
Gus Dur santai.

Wartawan pun kecele.

NU Seperti AURI

Salah satu tradisi khas dalam lingkungan NU adalah terbangan atau bermain rebana kecil.
Para pemain terbang disebut penerbang.
Karena itu Gus Dur sering menyampaikan di depan massa istigotsahnya:

“NU itu seperti AURI. Banyak punya penerbang, tapi tidak ada kapal terbangnya.”

Jin dan Tiga Manusia

Menurut Gus Dur, pernah ada sebuah kapal berisi penumpang berbagai bangsa karam.
Ada tiga orang yang selamat, masing-masing dari Perancis, Amerika dan Indonesia.
Mereka terapung-apung di tengah laut dengan hanya mengandalkan sekeping papan.

Tiba-tiba muncul jin yang baik hati. Dia bersimpati pada nasib ketiga bangsa manusia itu,
dan menwarkan jasa. "Kalian boleh minta apa saja, akan kupenuhi," kata sang jin. Yang
pertama ditanya adalah si orang Perancis.

"Saya ini petugas lembaga sosial di Paris," katanya.


"Banyak orang yang memerlukan tenaga saya. Jado tolonglah saya dikembalikan ke
negeri saya." Dalam sekejap, orang itu lenyap, kembali ke negerinya.

"Kamu, orang Amerika, apa permintaanmu?"


"Saya ini pejabat pemerintah. Banyak tugas saya yang terlantar karena kecelakaan ini.
Tolonglah saya dikembalikan ke Washington."

"Oke," kata jin, sambil menjentikkan jarinya. Dan orang Amerika lenyap seketika,
kembali ke negerinya.

"Nah sekarang tinggal kamu orang Indonesia. Sebut saja apa maumu."

" Duh, Pak Jin, sepi banget disini," keluh si orang Indonesia. "Tolonglah kedua teman
saya tadi dikembalikan ke sini."

Zutt, orang Perancis dan Pria Amerika itu muncul lagi.

Kumpulan Humoris

Nah, humor ini juga pernah dilontarkan Gus Dur. Cerita dulu, jamannya Uni Soviet
dipimpin oleh seorang diktator yang amat ditakuti. Sang diktator sedang menerima
kunjungan rekannya dari barat.

Dalam kunjungan singkatnya itu, terjadi obrolan yang diselingi humor santai. Sambil
tertawa, rekan sang diktator itu iseng bertanya, "Apakah anda mengumpulkan para
humoris?"

Sang diktator menjawab kalem," Ya, tentu saja. Jumlahnya ada dua sel penuh."

Masuk Akal

Ini cerita lama, sewaktu Gus Dur masih menjabat sebagai ketua PBNU. Kantor PBNU
waktu itu baru saja melengkapi fasilitasnya dengan mesin faksimili. Hari itu Gus Dur
sedang kedatangan seorang rekannya, disana juga sudah ada Arifin Junaidi (Wakil Sekjen
PBNU saat itu) yang mempraktekkan cara mengirim faksimili di depan Gus Dur dan
rekannya itu.

"Lho, ngirim tulisan pakai mesin ini apa bisa diterima sama persis disana?" tanya rekan
Gus Dur, terheran-heran. Arifin menjawab yakin,"Lha iya, toh."

Setelah Arifin memfaksimili, tiba-tiba ada faks masuk. Drrt...drrt...drrt.....Mendengar


bunyi dan masuknya faks itu, rekan Gus Dur ini makin kagum saja.
"Wah, mesin faks ini memang luar biasa, nggak masuk akal," komentar rekan Gus Dur
sambil geleng-geleng kepala.

Spontan Gus Dur nyeletuk,"Ya jangan dimasukkin akal! Masukin kertas, dong."

Humor DPR

Ini guyonan tentang prilaku anggota DPR RI. Sempat menyebut mereka sebagai anak TK,
Gus Dur pun berseloroh anggota DPR sudah 'turun pangkat' setelah ricuh dalam sidang
paripurna pembahasan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) pada 2004 silam.

"DPR dulu TK sekarang playgroup," kata Gus Dur di kediamannya di Ciganjur, Jakarta,
Selatan, Kamis (17/03), ketika menjawab pertanyaan wartawan tentang kejadian di DPR
saat sidang Rabu (16/03)

Gus Dur Dan Orang Mati

Mungkinkah Gus Dur benar-benar percaya pada isyarat dari makam-makam leluhur?
Kelihatannya dia memang percaya, sebab Gus Dur selalu siap dengan gigih dan sungguh-
sungguh membela "ideologi"nya itu. Padahal hal tersebut sering membuat repot para
koleganya.

Tapi, ini mungkin jawaban yang benar, ketika ditanya kenapa Gus Dur sering berziarah
ke makam para ulama dan leluhur.

"Saya datang ke makam, karena saya tahu. Mereka yang mati itu sudah tidak punya
kepentingan lagi." katanya.

Do You Like Salad?

Rombongan istri pejabat Indonesia pelesir ke San Fransisco menemani suami


mereka yang sedang studi banding. Ceritanya mereka mampir ke sebuah restoran. Ketika
memesan makanan, mereka bingung dengan menu-menu makanan yang disediakan.
Melihat itu, sang pelayan berinisiatif menawarkan makanan yang barangkali semua
orang tahu.

“If you Confuse with menu, just choose one familiar..” kata si pelayan

Rombongan ibu-ibu saling berbisik menebak si pelayan itu ngomong apa.

Si Pelayan tersenyum “Oke, do you like salad ?”


Seorang ibu yang sok tahu menjawab “Sure, I am Moslem, five times in one day”

(maksud si ibu, dia muslim dan shalat lima kali sehari).

Humor Umat Beragama

Dalam sebauh Seminar di Batam. Gus Dur menjelaskan kebersamaan harus diawali
dengan sikap berbaik hati terhadap sesama.

"Oleh karena itu seluruh umat bertanggungjawab atas masa depan bangsa. Boleh
berantem satu sama lain tapi keselamatan bangsa tetap diutamakan," kata Gus Dur
disambut tawa peserta.

Humor Jihad

Menanggapi aksi jihad yang dilakukan oleh banyak warga Muslim yang percaya
kematiannya akan 'menjamin' tempat di surga, Gus Dur malah kembali melemparkan
leluconnya.

"Gus, betulkah para pengebom itu mati syahid dan bertemu bidadari di surga?" tanya
seorang wartawan kepada Gus Dur.

Gus Dur pun menjawab, "Memangnya sudah ada yang membuktikan? Tentu saja belum
kan, ulama maupun teroris itu kan juga belum pernah ke surga. Mereka itu yang jelas
bukan mati syahid tapi mati sakit. Dan kalau pun mereka masuk surga, mereka akan
menyesal bertemu bidadari, karena kepalanya masih tertinggal di dunia dan ditahan oleh
polisi."

Selasa, 10 Nopember 2009 11:04 wib

Buto Cakil Pembayar Demonstran?


Punakawan selalu digambarkan sebagai kstaria. Musuhnya jelek-jelek semua,
misalnya Buto Cakil. Punakawan sering diculik, dibawa berpindah dari satu
tempat ke tempat lain.

Tapi, menurut Ki Tedjo, sekarang semuanya serba tak jelas. Perilaku kesatria
pun tak jelas. Yang jadi Punakawan pun tak jelas. Yang disebut istana pun tak
jelas. Sebab saat ini masih banyak istana, ada yang di Cendana, ada yang di
sana, pokoknya di mana-mana.

"Supaya rakyat tentram, mbok ya (para elite politik) itu kalau berantem
caranya yang cerdas lah. Rakyat seperti kita ini kan juga perlu tahu. Bukan
begitu, Gus?"

"Sebelum tahu istananya, harus tahu dulu siapa demonstrannya," jawab Gus
Dur.

"Ya sebelum tahu demonstrannya, harus tahu dulu siapa yang membayari."
(mbs)

Kamis, 07 Januari 2010 12:21 wib

Cerita Gus Dur Soal Naik Kereta


Setelah mendapat larangan dari dokternya untuk tidak melakukan perjalanan
jauh dengan menggunakan pesawat terbang, Gus Dur kemudian nekat untuk
berpergian jauh menggunakan kereta api.

"Anda mau pergi naik kerata api Gus? Memangnya Anda pikir bisa sampai
tepat waktu dengan naik kereta api?" ledek si dokter.

"Anda jangan meremehkan, kereta itu cepet banget loh!" jawab mantan
Presiden RI ke-4 itu.

"Kereta api mana yang bisa menandingi kecepatan pesawat terbang?" tanya
dokter.

"Oho.. Anda jangan salah. Semua kereta api bisa lebih cepat dari pesawat,"
kilah pria kelahiran Jombang, Jawa Timur, 7 September 1940 ini.

"Anda mimpi kali. Semua orang juga tahu kalau pesawat itu jelas lebih cepat
dibandingkan kereta api," cecar sang dokter.

"Wah, Anda salah. Memang sekarang ini pesawat lebih cepat. Tapi itu karena
kereta api baru bisa merangkak. Coba kalau kereta api nanti sudah bisa berdiri
dan bisa lari. Wuiih.. pasti bakalan jauh lebih cepat dari pesawat," jawab Gus
Dur, disambut wajah kecut sang dokter. (rhs)
Selasa, 01 Desember 2009 10:23 wib

Tak Punya Latar Belakang Presiden


Mantan Presiden Abdurrahman Wahid memang unik. Dalam situasi genting
dan sangat penting pun dia masih sering meluncurkan joke-joke yang
mencerdaskan.

Seperti yang dituturkan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD saat


diinterview salah satu televisi swasta. "Waktu itu saya hampir menolak
penunjukannya sebagai Menteri Pertahanan. Alasan saya, karena saya tidak
memiliki latar belakang soal TNI/Polri atau pertahanan," ujar Mahfud.

Tak dinyana, jawaban Gus Dur waktu itu tidak kalah cerdiknya. "Pak Mahfud
harus bisa. Saya saja menjadi Presiden tidak perlu memiliki latar belakang
presiden kok," ujar Gus Dur santai.

Karuan saja Mahfud MD pun tidak berkutik. "Gus Dur memang aneh. Kalau
nggak aneh, pasti nggak akan memilih saya sebagai Menhan," kelakar Mahfud.

Selasa, 27 Oktober 2009 13:27 wib

Meminta Ditemani Gadis di Hotel?


Seorang gadis, hitam manis, duduk di sebuah bar.

"Permisi, boleh saya mentraktir Anda minum?" tawar seorang laki-laki muda
menghampirinya.
"Apa ke hotel?" teriak si gadis.
"Bukan, bukan. Jangan salah paham. Saya hanya menawari minuman ...."

"Kau meminta aku menemanimu ke hotel?" teriak si gadis lebih keras.

Merasa ditolak, dengan perasaan malu, laki-laki muda itu beringsut dan duduk
di sudut ruangan. Semua orang di bar menatap laki-laki dengan sinis dan
mencibir.

Beberapa menit kemudian, si gadis menghampiri si laki-laki muda itu.


"Maafkan saya. Saya sedang menyamar. Sebenarnya, saya adalah seorang
mahasiswi psikologi yang sedang mempelajari tingkah laku manusia di situasi
yang tidak dikehendakinya."

Si laki-laki menatap dengan tampang dingin. Kemudian berteriak dengan amat


kerasnya, "Berapa? Dua ratus ribu???" (mbs)

Senin, 19 Oktober 2009 10:30 wib

Tukang Santet Jakarta


Main hakim sendiri seakan sudah dianggap normal oleh masyarakat kita.
Pelakunya bukan cuma rakyat biasa, tapi sering justru aparat yang berwenang.
Paling tidak penghakiman dilakukan di depan aparat. Sampai-sampai majalah
Tempo, jauh sebelum pembredelan pernah "menghitamkan" beberapa
halamannyla sebagai tanda prihatin. Para pembaca Tempo tentu kaget dan
heran. Bermacam dugaan pun segera muncul. Gus Dur termasuk yang heran
dan menduga-duga.

"Mengapakah Tempo dibuat hitam seperti itu?" tanya Gus Dur dalam "kuis
imajiner"-nya.

"Karena reportase soal tukang santet dan bromocorah Jember."

"Siapakah yang memerintahkan penghitaman itu?"

"Tukang santet dan bromocorah Jakarta."


Selasa, 13 Oktober 2009 09:55 wib

Keliling Dunia Tidak Mati Kok!


Empat dokter ahli menyampaikan analisis negatif terhadap kesehatan Gus Dur
kepada DPR. Jauh sebelumnya, salah satu Ketua DPP Partai Golkar Agung
Laksono juga pernah mengungkit masalah itu. Agung, yang juga dokter,
mengusulkan agar Presiden Gus Dur diperiksa oleh tim dokter independen.
Usul itu disetujui oleh Ketua MPR Amien Rais.

Saat Gus Dur berkunjung ke Kairo, wartawan pun menanyakan usulan Agung
Laksono itu. "Kalau mau tahu soal kesehatan sata, tanya saja sama dokter
yang pernah memeriksa saya," jawab Gus Dur serius.

Kalau belum percaya? "Gampang saja, saya keliling (dunia) ini tidak mati
kok," jawab Gus Dur menekankan betapa sehatnya dia.

Tapi kemudian Gus Dur bilang, "Masalah begitu jangan tanya sayalah. Saya
sudah malas menjawabnya. Punya ambisi politik saja kok sampai begitu."

Selasa, 15 September 2009 10:23 wib

Panglima AL Paraguay
Paraguay dikenal sebagai salah satu negara yang tidak mempunyai laut. Tapi
anehnya, negara Amerika Latin ini punya panglima angkatan laut.

Suatu ketika, kata Gus Dur, Panglima AL Paraguay ini berkunjung ke negara
Brasil. Dalam kunjungan itu ia menemui Panglima AL Brasil. Salah seorang
staf AL Brasil yang ikut menemuinya bertanya seenaknya, "Negara bapak itu
aneh ya. Tidak punya laut, tapi punya panglima seperti Bapak."

Dengan kalem sang tamu pun menanggapio, "Negeri Anda ini juga aneh, ya.
Hukumnya tidak berjalan, tapi merasa perlu mengangkat seorang menteri
kehakiman." (mbs)

Gus Dur Digoda

Salah seorang anak Gus Dur dengan penuh rasa ingin tahu mengamati ayahnya yang
sedang memoleskan krim pembersih wajah yang dicurinya dari meja rias istrinya ke
seluruh bagian mukanya.

"Kenapa sih...Bapak selalu mengoleskan itu di wajah?" tanya anak itu.

"Supaya bapakmu ini ganteng terus," jawab Gus Dur.

Tak berapa lama kemudian Gus Dur mengambil kapas dan mengusap krem yang
menempel di wajahnya seperti yang sering dilakukan istrinya.

"Lho kok dihapus sih Pak? Putus asa ya...?" goda anaknya.
=================
Horas Gaya Jawa

Dalam menyampaikan pengantar pidato kenegaraan menyambut HUT ke-55 RI itu Gus
Dur juga menyinggung soal keragaman etnis di Indonesia. Maka, kata Gus Dur, jangan
heran kalau ada anggota DPR yang berasal dari Sumatra Utara menyapa dengan horas
sebagai salam hangat perkawanan.

Sebagai orang yang berasal dari suku Batak, Ketua DPR Akbar Tandjung tak mau kalah
dengan Gus Dur yang berasal dari suku Jawa itu. Maka, selesai Gus Dur memberikan
pidato, Akbar pun langsung menimpali.

"Saya juga orang Batak," kata Akbar, yang beristri orang Solo. "Tapi, kalau orang Batak
seperti saya, yang sudah lama di Jawa, akan beda menguncapkannya."

Lho, di mana pula letak perbedaannya, Bah? "Ya, orang Batak yang lama di Jawa seperti
saya ini akan mengatakan horaaa...s," ujar Akbar dengan nada lembut.

Siapa Yang Paling Berani

Di atas geladak kapal perang US Army tiga pemimpin negara sedang “berdiskusi” tentang
prajurit siapa yang paling berani. Eh kebetulan di sekitar kapal ada hiu-hiu yang sedang
kelaparan lagi berenang mencari makan …

Bill Clinton: Kalau Anda tahu … prajurit kami adalah yang terberani di seluruh dunia … Mayor
.. sini deh … coba kamu berenang keliling ini kapal sepuluh kali.

Mayor: (walau tahu ada hiu) siap pak, demia “The Star Spangled Banner” saya siap ,,,
(akhirnya dia terjun dan mengelilingi kapal 10 kali sambil dikejar hiu).

Mayor: (naik kapal dan menghadap) Selesai pak!!! Long Live America!!

Clinton: Hebat kamu, kembali ke pasukan!

Koizumi: (tak mau ketinggal, dia panggil sang sersan) Sersan! Menghadap sebentar (sang
Sersan datang) … coba kamu keliling kapal ini sebanyak 50 kali … !

Sersan: (melihat ada hiu … glek … tapi) for the queen I’am ready to serve!!! (pekik sang
sersan, kemudian membuka-buka baju lalu terjun ke laut dan berenang keliling 50 kali … dan
dikejar hiu juga).

Sersan: (menghadap sang perdana menteri) GOD save the queen!!!


Koizumi: Hebat kamu … kembali ke tempat … Anda lihat Pak Clinton … Prajurit saya lebih
berani dari prajurit Anda … (tersenyum dengan hebat …)

Gus Dur: Kopral ke sini kamu … (setelah dayang …) saya perintahkan kamu untuk terjun ke
laut lalu berenang mengelilingi kapal perang ini sebanyak 100 kali … ok?

Kopral: Hah … Anda gila yah …! Presiden nggak punya otak … nyuruh berenang bersama hiu
… kurang ajar!!! (sang Kopral pun pergi meninggalkan sang presiden …)

Gus Dur: (Dengan sangat bangga) Anda lihat Pak Clinton dan Pak … Cumi Cumi … kira-kira
siapa yang punya prajurit yang paling BERANI!!! … Hidup Indonesia … !!!

Becak Dilarang Masuk

Saat menjadi presiden, Gus Dur pernah bercerita kepada Menteri Pertahanan saat itu, Mahfud
MD (buku Setahun bersama Gus Dur, kenangan menjadi menteri di saat sulit) tentang orang
Madura yang katanya banyak akal dan cerdik.

Ceritanya ada seorang tukang becak asal Madura yang pernah dipergoki oleh polisi ketika
melanggar rambu “becak dilarang masuk”. Tukang becak itu masuk ke jalan yang ada rambu
gambar becak disilang dengan garis hitam yang berarti jalan itu tidak boleh dimasuki oleh
becak.

“Apa kamu tidak melihat gambar itu? Itu kan gambar becak tak boleh masuk jalan ini,” bentak
pak polisi. “Oh saya melihat pak, tapi itu kan gambarnya becak kosong, tidak ada
pengemudinya. Becak saya kan ada yang mengemudi, tidak kosong berarti boleh masuk,”
jawab si tukang becak .

“Bodoh, apa kamu tidak bisa baca? Di bawah gambar itu kan ada tulisan bahwa becak dilarang
masuk,” bentak pak polisi lagi.

“Tidak pak, saya tidak bisa baca, kalau saya bisa membaca maka saya jadi polisi seperti
sampeyan, bukan jadi tukang becak seperti ini,” jawab si tukang becak sambil cengengesan.

Derajat Sopir Angkot diatas Kiai


Di pintu akherat seorang malaikat menanyai seorang sopir Metro Mini. “Apa kerjamu selama
di dunia?” tanya malaikat itu.
“Saya sopir Metro Mini, Pak.” lalu malaikat itu memberikan kamar yang mewah untuk sopir
Metro tersebut dan peralatan yang terbuat dari emas.

Lalu datang Gus Dur dengan dituntutn ajudannya yang setia.

“Apa kerja kamu di dunia?” tanya malaikat kepada Gus Dur.

“Saya presiden dan juga juru dakwah Pak…” lalu malaikat itu memberikan kamar yang kecil
dan peralatan dari kayu. Melihat itu Gus Dur protes.

“Pak kenapa kok saya yang presiden sekaligus juru dakwah mendapatkan yang lebih rendah
dari seorang sopir Metro..?” Dengan tenang malaikat itu menjawab: “Begini Pak… Pada saat
Bapak ceramah, Bapak membuat orang-orang semua ngantuk dan tertidur… sehingga
melupakan Tuhan. Sedangkan pada saat sopir Metro Mini mengemudi dengan ngebut, ia
membuat orang-orang berdoa…”

Membayangkan Serdadu Israel

Hampir tak ada negara yang rela ketinggalan mengikuti olimpiade. Acara empat tahunan itu
merupakan salah satu cara promosi negara masing-masing. Dan tentu saja, peristiwa ini juga
sangat bergengsi karena acara ini diliput oleh media massa semua negara peserta.
Wajarlah kalau setiap negara berusaha mengirimkan atlet terbaiknya, dengan harapan mereka
bisa mendapat medali emas. Begitulah sambutan Presiden Gus Dur saat melepas tim Indonesia
ke Olimpiade Sydney kala itu.

Gus Dur lalu bercerita tentang peristiwa yang pernah terjadi di Suriah. Pada waktu Olimpiade
beberapa tahun lalu, tuturnya, kebertulan pelari asal Suriah memeperoleh medali emas. Sang
pelari mampu memecahkan rekor tercepat dari pemenang sebelumnya. Bahkan selisih
waktunya pun terpaut jauh.

Maka, ia langsung dikerubuti para wartawan karena punya nilai berita yang sangat tinggi. “Apa
sih rahasia kemenangan Anda? tanya wartawan.

“Mudah saja” jawab si pelari Suriah, enteng. “Tiap kali bersiap-siap akan mulai, saya
membayangkan ada serdadu Israel di belakang saya yang akan menembak saya.”

Gus Dur Ngelu

“Saya mau bertanya sama Pak Permadi dan para hadirin.” kata Sutradara Film Garin Nugroho
dalam wayangan. Biasanya, tokoh-tokoh baik itu kalau situasinya susah pada berubah semua.
Petruk misalnya, ketika mau jadi raja tiba-tiba berubah wataknya.
Permadi yang ditanya Gus Dur yang mnejawab. Ia membenarkan bahwa watak Petruk berubah
ketika ia mau menjadi raja. “Makanya, kalau mencari pemimpin mestinya yang tak gampang
berubah,” tambah Gus Dur.

“Kalau menurut Pak Permadi, Gus Dur itu berubah tidak? celetuk seorang hadirin.
“Ya, agak berubah,” jawab Permadi.
“Misalnya dalam hal apa?”
“Misalnya, kalau dulu Gus Dur itu masih suka kumpul-kumpul dengan saya, sekarang hampir
tidak pernah lagi.”

“Kalau itu sih sebabnya sederhana,” sahut Gus Dur.

“Sederhana bagaimana Gus?” kejar hadirin.


“Ngelu (pusing).”

Silahkan diperbanyak asal tidak mengubah materi dan sumber KUMPULAN ANEKDOT
GUSDUR ini

www.krisadjiaw.com
http://tipzsangguru.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai