Anda di halaman 1dari 17

KISI- KISI STS PPKN (Materi)

1. Menjelaskan tujuan dasar negara


Tujuan dasar negara sebagai pedoman hidup bangsa serta memberikan
arah dan tujuan untuk mencapai cita cita bangsa.

2. Hasil Sidang BPUPK


 Sidang Pertama (29 Mei – 1 Juni 1945)
Sidang BPUPKI pertama membahas dasar negara Indonesia. Hasil
sidang BPUPKI pertama yaitu menyepakati dasar negara yang kelak
digunakan adalah Pancasila, kendati dasar negara belum ditetapkan
secara resmi. Terdapat 3 tokoh pengusul dasar negara

1. Moh. Yamin (29 Mei 1945)


Rumusan konstitusi usulan Muh. Yamin secara tertulis yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Persatuan kebangsaan Indonesia
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Usulan secara lisan :


1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan, dan
5. Kesejahteraan Rakyat

2. Prof. Dr. Mr Soepomo (31 Mei 1945)


Lima usulan dasar negara dari Soepomo yaitu:
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan sosial

3. Ir. Soekarno (1 Juni 1945)


Rumusan dasar negara oleh Soekarno yaitu:
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau perikemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan Yang Maha Esa

 Sidang Kedua BPUPKI (10-17 Juli 1945)


Sidang BPUPKI kedua menghasilkan rumusan dasar negara dan
rancangan UUD. Pada sidang kedua BPUPKI, dibentuk Panitia
Perancang UUD. Panitia ini menyetujui Rancangan Preambul, yaitu
Piagam Jakarta, yang sudah ditandatangani tanggal 22 Juni 1945.

3. Perbedaan Sila Sila Pancasila dengan Piagam Jakarta


Secara garis besar Piagam Jakarta dan Pancasila mepunyai isi yang sama,
hanya yang membedakan adalah bunyi sila pertamanya saja.

Bunyi rumusan Pancasila dalam naskah piagam Jakarta :


1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Bunyi rumusan Pancasila dalam pembukaan UUD 1945 :


1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

4. Mengaitkan sila sila Pancasila dengan semboyan bangsa


Pancasila merupakan dasar perilaku manusia Indonesia. Bangsa Indonesia
yang beraneka ragam daerah dari Sabang-Merauke mempunyai semboyan
Bhinneka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua,
sebagai dasar untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia.
Semboyan ini menggambarkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
yang memiliki keberagaman suku bangsa, budaya, bahasa, agama dan
kepercayaan, ras maupun antargolongan. Dengan mengikuti dan
mengimplementasikan dalam kehidupan, maka akan tercipta keharmonisan
dalam kehidupan bernegara dan berbangsa antar rakyat Indonesia.
Pancasila merupakan dasar sekaligus sebagai Ideologi bangsa Indonesia
menegakkan prinsip-prinsip kehidupan bernegara. Pancasila yang terdapat
pada Pembukaan UUD 1945 dan diuraikan secara mendalam pada pasal-
pasalnya yang Artinya, nilai-nilai dalam Pancasila menjadi nilai yang
mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara baik bidang, pendidikan,
hukum, politik, ekonomi, seni budaya, dan kemasyarakatan.

5. Mengetahui Sidang BPUPKI


BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia) dibentuk pada 29 April 1945 dengan ketua Dr. Radjiman
Wedyodiningrat. BPUPKI merupakan suatu badan yang dibentuk Jepang
sebagai hadiah kemerdekaan untuk Indonesia meski pelaksanaan badan
yang beranggotakan 60 orang Indonesia dan 7 orang Jepang sebagai
pengawas ini tidak berjalan mulus, termasuk proses sidangnya. Setelah
dibentuk, BPUPKI melaksanakan sidang resmi sebanyak dua kali. Sidang
pertama dilaksanakan pada 29 Mei-1 Juni 1945. Kemudian sidang kedua
pada 10-17 Juli 1945.
 Sidang Pertama (29 Mei – 1 Juni 1945)
Pada hasil sidang BPUPKI pertama adalah perumusan dasar negara
Indonesia, yaitu Pancasila. Rumusan dasar negara Indonesia datang
dari tiga tokoh utama kemerdekaan, yaitu Mohammad Yamin,
Soekarno, dan Mr. Supomo.
 Sidang Kedua (10 -17 Juli 1945)
Sidang BPUPKI kedua memiliki agenda membahas rancangan UUD
termasuk mengenai pembukaan (preambule). Sidang kedua BPUPKI
menetapkan pembentukan tiga panitia, yaitu panitia hukum dasar,
panitia masalah ekonomi, dan panitia masalah bela negara. Sidang
dilakukan pada 11 Juli 1945. Panitia hukum dasar yang ditugaskan
membahas masalah rancangan UUD 1945 membentuk panitia kecil
yang diketuai oleh Prof. Dr. Mr. Supomo.Pada 14 Juli 1945, Ir.
Soekarno selaku ketua panitia hukum dasar melaporkan hasil panitia
kecil yang isinya sebagai berikut.
a) Pernyataan Indonesia merdeka.
b) Pembukaan UUD (diambil dari Piagam Jakarta).
c). Batang tubuh yang kemudian disebut undang-undang dasar.
Rancangan pernyataan Indonesia merdeka diambil dari tiga kalimat
awal alinea pertama rancangan pembukaan UUD. Sedangkan
rancangan pembukaan UUD diambil dari Piagam Jakarta. Akhirnya
hasil kerja panitia hukum dasar yang dilaporkan dalam sidang
BPUPKI diterima. Dengan demikian, BPUPKI telah menghasilkan
pembukaan UUD, batang tubuh, aturan tambahan, dan aturan
peralihan. Intinya sidang BPUPKI meminta secara bulat hasil kerja
panitia.Setelah sidang kedua, BPUPKI berhasil menyusun rancangan
undang-undang dasar. BPUPKI dianggap telah selesai melaksanakan
tugas. Selanjutnya pada 7 Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan oleh
pemerintah Jepang. Sebagai gantinya pemerintah Jepang (Jenderal
Terauchi) menyetujui pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Inkai. Tugas PPKI ialah
melanjutkan hasil kerja BPUPKI dan menyiapkan pemindahan
kekuasaan dari pihak Jepang kepada bangsa Indonesia.

6. Rumusan Dasar Negara yang disampaikan oleh Pendiri Negara (6,7,8)

 Moh. Yamin (29 Mei 1945)


Rumusan konstitusi usulan Muh. Yamin secara tertulis yaitu: 1.
Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Persatuan kebangsaan Indonesia
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Usulan secara lisan :


1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan, dan
5. Kesejahteraan Rakyat

Mohammad Yamin berpendapat bahwa dasar negara harus


berasal dari peradaban kebangsaan Indonesia dan tidak meniru
negara lain. Ia juga menekankan pentingnya persatuan,
kemanusiaan, ketuhanan, kerakyatan, dan kesejahteraan sebagai
nilai-nilai yang harus dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia.
 Prof. Dr. Mr Soepomo (31 Mei 1945)
Lima usulan dasar negara dari Soepomo yaitu:
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan sosial

Soepomo berpendapat bahwa negara Indonesia merdeka bukanlah


negara yang mempersatukan dirinya dengan golongan terbesar atau
terkuat dalam masyarakat, melainkan negara yang mempersatukan
segala golongan dan segala paham perorangan. Ia juga menekankan
pentingnya kekeluargaan, keseimbangan lahir dan batin,
musyawarah, dan keadilan rakyat sebagai nilai-nilai yang harus
diwujudkan dalam tata negara Indonesia.

 Ir. Soekarno (1 Juni 1945)


Rumusan dasar negara oleh Soekarno yaitu:
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau perikemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan Yang Maha Esa
Soekarno berpendapat bahwa dasar negara harus mencerminkan
jiwa bangsa Indonesia yang bersifat nasionalis, internasionalis,
demokratis, sosialis, dan religius. Ia juga menekankan pentingnya
kebangsaan Indonesia, perikemanusiaan, mufakat, kesejahteraan
sosial, dan ketuhanan sebagai nilai-nilai yang harus menjadi pedoman
bagi negara Indonesia.

Usulan dasar negara oleh para pendiri negara menunjukkan adanya


persamaan dan perbedaan dalam pandangan mereka tentang nilai-
nilai yang harus menjadi landasan bagi negara Indonesia. Persamaan
yang dapat ditemukan antara lain adalah adanya unsur ketuhanan,
kebangsaan, kemanusiaan, kerakyatan, dan kesejahteraan dalam
rumusan mereka. Perbedaan yang dapat ditemukan antara lain
adalah adanya penekanan yang berbeda pada aspek-aspek tertentu,
seperti persatuan, kekeluargaan, keseimbangan lahir dan batin,
internasionalisme, dan mufakat.

Usulan dasar negara oleh para pendiri negara merupakan bukti dari
semangat dan pemikiran mereka dalam menyusun landasan bagi
negara Indonesia yang merdeka. Usulan tersebut juga merupakan
sumber inspirasi bagi generasi penerus bangsa untuk menjaga dan
mengembangkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara Indonesia

9. Memahami tentang Piagam Jakarta


Piagam Jakarta merupakan sebuah bentuk dari dokumen historis yang
menjadi hasil dari adanya kompromi silang antara pihak Islam dengan pihak
kebangsaan atau nasionalis yang terbentuk di dalam BPUPKI atau Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia serta digunakan untuk
menjadi sebuah jembatan pen perbedaan dalam agama serta negara yang
ada.

Piagam Jakarta juga sering disebut dengan Jakarta Charter, hal tersebut
dikarenakan Piagam Jakarta merupakan piagam atau sebuah naskah yang
disusun pada rapat Panitia Sembilan atau 9 tokoh Indonesia tepatnya pada
tanggal 22 Juni 1945.
Terbentuk dari sembilan tokoh yang terdiri dari sebagai berikut.
 Ir. Soekarno : ketua dari Panitia Sembilan
 Drs. Moh. Hatta : wakil ketua dari Panitia Sembilan
 Anggota : Mr. Achmad Soebardjo, Mr. Muhammad Yamin, KH.
Wachid Hasyim, Abdul Kahar Muzakir , Abikoesno
Tjokrosoejoso ,H. Agus Salim , Mr. A.A. Maramis

Selengkapnya: https://www.gramedia.com/literasi/piagam-jakarta/

10. Mengetahui Sidang PPKI


PPKI adalah singkatan dari Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
Panitia ini meneruskan hasil kerja Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). PPKI dibentuk dengan tugas utama,
yaitu mempersiapkan, mematangkan, dan mengesahkan hal-hal penting
untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
 Sidang Pertama PPKI Tanggal 18 Agustus 1945
Berikut hasil sidang pertama PPKI.
1. Menetapkan UUD 1945
Hasil sidang pertama PPKI adalah menetapkan dan mengesahkan
Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Dalam Pembukaan UUD 1945
tersebut terdapat dasar negara Pancasila.
2. Memilih presiden dan wakil presiden Indonesia
Sidang PPKI juga memilih Presiden dan Wakil Presiden
Indonesia. Sidang memutuskan Soekarno menjadi Presiden
Indonesia dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden
Indonesia.
3. Membentuk KNIP
PPKI juga membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).
Tugas KNIP adalah membantu Presiden selama Majelis
Perwakilan Rakyat (MPR) belum terbentuk.

 Hasil Sidang Kedua PPKI Tanggal 19 Agustus 1945


Berikut hasil sidang kedua PPKI.

1. Menetapkan susunan kementerian

Hasil sidang kedua PPKI menetapkan susunan kementerian yang


terdiri dari 12 kementerian.

2. Menetapkan pembagian wilayah provinsi di Indonesia

PPKI juga menetapkan pembagian wilayah provinsi di Indonesia


yang terdiri dari delapan provinsi dengan masing-masing
gubernurnya.

 Hasil Sidang Ketiga PPKI Tanggal 22 Agustus 1945

Berikut hasil sidang ketiga PPKI.

1. Membentuk komite nasional

Hasil sidang ketiga PPKI adalah membentuk komite nasional yang


terdiri dari pusat dan daerah.

2. Membentuk Partai Nasional Indonesia (PNI)

Sidang PPKI juga menghasilkan pembentukan Partai Nasional


Indonesia dengan Soekarno sebagai Ketua PNI.

3. Membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR)


Hasil sidang terakhir PPKI juga membentuk Badan Keamanan
Rakyat (BKR) yang menjadi cikal bakal Tentara Nasional
Indonesia (TNI).

11. Rumusan Pancasila Resmi


Tata urutan atau sistematika rumusan Pancasila yakni sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

12. Menyebutkan Nilai Dasar


Nilai Dasar Pancasila yaitu asas-asas yang diterima sebagai dalil yang
bersifat mutlak. Nilai dasar diterima sebagai sesuatu yang benar atau
tidak perlu dipertanyakan lagi.
Nilai-nilai dasar dari Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan,
nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan. Nilai dasar ini
merupakan esensi dari sila-sila Pancasila yang bersifat universal sehingga
dalam nilai dasar tersebut terkandung cita-cita, tujuan, serta nilai-nilai
yang baik dan benar.

13. Mengimplementasikan Nilai Praksis ke Nilai Dasar


14. (Sama seperti no 14)
15. Mengimplementasikan Nilai Dasar ke Nilai Praksis
16. (Sama seperti no 15)

17. Menyebutkan Nilai Instrumental


Nilai Instrumental, nilai yang bersifat kontekstual. Nilai instrumental
merupakan penjabaran dari nilai-nilai Pancasila, berupa arahan kinerja
untuk kurun waktu tertentu dan untuk kondisi tertentu. Nilai instrumental
ini harus disesuaikan dengan tuntutan zaman, dan mengacu serta
berlandasarkan pada nilai dasar yang dijabarkannya. Penjabaran itu bisa
dilakukan secara kreatif dan dinamis dalam bentuk-bentuk baru untuk
mewujudkan semangat yang sama, dalam batas-batas yang dimungkinkan
oleh nilai dasar itu. Dari kandungan nilainya, maka nilai instrumental
merupakan kebijaksanaan, strategi, organisasi, sistem, rencana, program,
bahkan proyek-proyek yang menindaklanjuti nilai dasar tersebut. Lembaga
negara yang berwenang menyusun nilai instrumental ini adalah MPR,
Presiden, dan DPR. Contoh tersebut adalah TAP MPR, undang-undang atau
UU, Peraturan pemerintah pengganti undang-undang atau perpu, peraturan
daerah, peraturan kepala daerah, dan lain-lain.
Wujud dari Nilai Instrumental Pancasila:

Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa


Sila Kedua : Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Sila Ketiga : Persatuan Indonesia

Sila Keempat: Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam


Permusyawaratan Perwakilan
Sila Kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
18. Menyebutkan Nilai Instrumental
19. Lembaga Yang Masuk Ke Nilai Instrumental
MPR, Presiden, DPR

20. Mengimplementasikan Nilai Praksis


21. Menyebutkan Tantangan dan Peluang Penerapan Pancasila
Pancasila merupakan ideologi negara Indonesia yang menceminkan nilai-
nilai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai dalam Pancasila
dijadikan sebagai acuan dan pedoman dalam kehidupan sehari-hari.Tujuan
menjadikan Pancasila sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari agar
tercipta persatuan dan kesatuan di Indonesia. Masyarakat Indonesia
diharapkan selalu menjadikan Pancasila sebagai pedoman dalam tingkah
laku di kehidupan sehari-hari. Menjadikan Pancasila sebagai pedoman
tingkah laku tidak memandang era atau zaman. Di era globalisasi dan
digital saat ini, muncul peluang dan tantangan tersendiri dalam penerapan
Pancasila. Berikut peluang dan tantangan penerapan Pancasila dalam
kehidupan
 Dalam Kehidupan Global
 Peluang
a. Pancasila dapat menjadi filter atau penyeleksi
budaya yang dapat diterima dan bermanfaat bagi
bangsa dan negara Indonesia. Dengan Pancasila,
kita dapat membedakan mana budaya yang sesuai
dengan nilai-nilai luhur bangsa kita dan mana yang
tidak. Pancasila juga dapat membantu kita untuk
mengambil hal-hal positif dari budaya luar yang
dapat meningkatkan kualitas hidup kita.
b. Pancasila dapat menjadi alat untuk menjaga
eksistensi kepribadian bangsa Indonesia di
tengah kehidupan global yang penuh persaingan
dan perbedaan. Dengan Pancasila, kita dapat
menunjukkan identitas kita sebagai bangsa yang
berdaulat, beradab, berbudaya, dan beragam.
Pancasila juga dapat menjadi landasan untuk
menjalin kerjasama dan toleransi dengan bangsa-
bangsa lain yang memiliki ideologi dan kepentingan
yang berbeda.
c. Pancasila dapat menjadi sumber inspirasi untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, dan kreativitas bangsa Indonesia. Dengan
Pancasila, kita dapat menggali potensi dan bakat
yang ada di dalam diri kita sebagai bangsa yang
cerdas dan kreatif. Pancasila juga dapat
memberikan arah dan tujuan bagi pengembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan kreativitas
kita agar sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi
rakyat Indonesia.

 Tantangan
a) Pancasila harus bersaing dengan ideologi-ideologi
lain yang masuk ke Indonesia melalui arus
globalisasi. Beberapa ideologi tersebut mungkin
bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila atau
bahkan mencoba menggantikan Pancasila sebagai
ideologi negara. Oleh karena itu, kita harus waspada
dan kritis terhadap ideologi-ideologi tersebut dan
tidak mudah terpengaruh atau terprovokasi
olehnya.
b) Pancasila harus menghadapi perubahan-perubahan
yang terjadi di dunia akibat perkembangan
teknologi dan informasi. Beberapa perubahan
tersebut mungkin membawa dampak positif maupun
negatif bagi kehidupan bangsa Indonesia. Oleh
karena itu, kita harus selektif dan adaptif terhadap
perubahan-perubahan tersebut dan tidak mudah
terlena atau terjebak olehnya.
c) Pancasila harus memperkuat implementasi dan
internalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat Indonesia. Beberapa
masyarakat Indonesia mungkin belum memahami
atau mengamalkan Pancasila secara utuh dan
konsisten. Oleh karena itu, kita harus meningkatkan
pemahaman dan pengamalan Pancasila melalui
pendidikan, sosialisasi, dan budaya.

 Dalam Kehidupan Sehari hari


 Peluang
a. Menyuarakan dana bantuan melalui website.
b. Menyuarakan Bhinneka Tunggal Ika di Media Sosial.
c. Menyebarkan bantuan melalui pesan.
d. Mengoreksi informasi hoaks.
e. Berdiskusi jarak jauh.
f. Membuat komunitas keagamaan di media sosial.
g. Mendengarkan ceramah melalui video
h. Kampanye kemanusiaan melalui media sosial.
i. Ikut komunitas tanaman hias.
j. Konsultasi daring dengan dokter hewan

 Tantangan
a) Munculnya paham atau pemikiran baru yang
bertentangan dengan nilai-nilai dan ideologi
Pancasila.
b) Masuknya budaya asing yang dapat mengikis budaya
asli Indonesia.
c) Masuknya kebiasaan dan informasi yang tidak sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila karena penggunaan
gadget yang berlebihan.
d) Berkembangnya hoaks yang kini sangat masif di
media sosial yang tak jarang bersifat merugikan.
e) Banyak ujaran kebencian dan SARA yang tidak
sesuai dengan tujuan Pancasila.
f) Kurangnya kesadaran akan pentingnya menjaga nilai
Pancasila.
g) Banyak generasi muda yang ikut-ikutan tren tanpa
memikirkan identitas bangsa.

22. Sm
23. Sm
24. Sm
25. Sm
26. Sm
27. Sm
28. Sm

29. Pancasila sebagai Jati diri Bangsa


Pancasila sebagai jati diri bangsa memiliki arti bahwa Pancasila menjadi
khas Negara Indonesia yang tidak ditemukan pada bangsa lain. Pancasila
disebut menjadi jati diri bangsa karena di dalam Pancasila berisikan nilai-
nilai yang merupakan gagasan dasar bangsa Indonesia tentang kehidupan
yang baik dan mencirikan masyarakat Indonesia. Selain itu, nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila juga dapat digunakan untuk membangun
identitas bangsa. Jati diri merupakan hal penting bagi suatu bangsa.
Pembangunan jati diri atau identitas suatu bangsa merupakan bagian
penting dari perjuangan bangsa Indonesia. Maka dari itu, setiap
masyarakat hendaknya menghayati nilai-nilai yang ada di dalam pancasila.
Hal ini untuk menghindari bergesernya nilai-nilai etika dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, melemahnya kemandirian bangsa, dan
terlupakannya nilai–nilai Pancasila dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Sumber: https://www.gramedia.com/best-seller/pancasila/

30. Tantangan dan Peluang Penerapan Pancasila


(Sudah dijelaskan di atas)

Anda mungkin juga menyukai