Anda di halaman 1dari 10

Analisa nitrat menggunakan

spektrofotometer
 Nitrit merupakan bentuk peralihan antara ammonia
dan nitrat (ntrifikasi) dan antara nitrat dan gas
nitrogen (denitrifikasi). Denitrifikasi berlangsung
pada kondisi anaerob. Pada denitrifikasi, gas N2
yang dapat terlepas dilepaskan dari dalam air ke
udara.Ion nitrit dapat berperan sebagai sumber
nitrogen bagi tanaman. Keberadaan nitrit
menggambarkan berlangsungnya proses biologis
perombakan bahan organic yang memiliki kadar
oksigen terlarut sangat rendah.
 Kandungan nitrogen dalam badan air baik
dalam bentuk Amonia (NH3), Nitrat (NO3) dan
Nitrit (NO2) sangat berpengaruh terhadap
kualitas suatu badan air. Siklus-siklus
nitrogen yang terjadi dalam suatu badan air
terkadang mengkonsumsi paling banyak
oksigen terlarut dibandingkan dengan reaksi-
reaksi biokimia lain yang terjadi dalam air.
 Nitrat (NO3) adalah bentuk utama nitrogen di perairan
alami dan merupakan nutrient utama bagi pertumbuhan
tanaman dan algae. Nitrat (NO3) sangat mudah larut
dalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan dari
proses oksidasi ammonia menjadi nitrit dan nitrat
adalah proses yang penting dalam siklus nitrogen dan
berlangsung pada kondisi anaerob. Oksidasi ammonia
menjadi nitrit dilakukan oleh bakteri Nitrosomonas,
sedangkan oksidasi nitrit menjadi nitrat dilakukan oleh
bakteri Nitrobacter.
 Nitrat adalah bentuk senyawa yang stabil dan
keberadaannya berasaldari buangan
pertanian,pupuk, kotoran hewan dan manusia
dan sebagainya. Nitrat dalam air dengan
suasana asam (dengan penambahan dan asam
sulfanilat) membentuk senyawa kompleks yang
berwarna kuning. Warna kuning yang terjadi
diukur intensitasnya dengan spektrofotometer
pada panjang gelombang 420 nm.
 Pencemaran oleh pupuk nitrogen, termasuk
ammonia anhidrat seperti juga sampah organik
hewan maupun manusia, dapat meningkatkan
kadar nitrat di dalam air. Senyawa yang
mengandung nitrat di dalam tanah biasanya larut
dan dengan mudah bermigrasi dengan air bawah
tanah.
Pada daerah dimana pupuk nitrogen secara luas
digunakan, sumur-sumur perumahan yang ada
disana hampir pasti tercemar oleh nitrat
 Pengaruh nitrat pada kesehatan manusia yaitu, dapat
menyebabkan terjadinya methamoglobinemia pada bayi
yang mengkonsumsi air dengan konsentrasi nitrat lebih dari
45 mg/l.
 Methemoglobinemia (atau methaemoglobinaemia) adalah
gangguan yang ditandai oleh adanya methemoglobin
(metHb) yang lebih tinggi dari tingkat normal dalam darah.
Methemoglobin adalah bentuk hemoglobin teroksidasi yang
memiliki afinitas yang meningkat untuk oksigen, sehingga
mengurangi kemampuan untuk melepaskan oksigen ke
jaringan. Kulit penderitanya bervariasi dengan kondisi kulit
berwana biru, plum atau ungu
Metode-metode
 Metoda Penambahan standar
Cara ini sangat sesuai untuk diaplikasikan pada larutan cuplikan yang
mengandung “matrix” sangat kompleks dan konsentrasi tinggi, atau
larutan cuplikan yang mengandung bahan terlarut yang diperkirakan
akan mengganggu pengukuran transmitasi atau absorbansinya,
sehingga sulit untuk membuat larutan standar yang identik dengan
larutan cuplikan. Metoda ini dipakai secara luas karena mampu
meminimalkan kesalahan yang disebabkan oleh perbedaan kondisi
lingkungan (matriks) sampel dan standar. Dalam metoda ini dua atau
lebih sejumlah volume tertentu dari sampel dipindahkan ke dalam labu
takar. Selanjutnya absorbansi setiap larutan diukur pada panjang
gelombang resonansinya (panjang gelombang maksimum) dan dibuat
kurva antara absorbansi terhadap konsentrasi unsur standar yang
ditambahkan.
Langkah Kerja
 Membuat larutan naptilamin-sulfanilat, larutan H 2SO4, larutan induk NO3
1000 ppm dan larutan NaCl 30%
 Membuat larutan induk NO3 100 ppm
 Menyiapkan 7 buah labu takar 25 mL
 Pada labu 2-7, memasukkan sebanyak 10 mL sampel air yang telah jernih
kedalam labu takar 25 mL
 Pada labu 2 memipet 0,25 mL untuk larutan 1 ppm, memipet 0,75 mL
pada labu 3 untuk larutan 3 ppm, , memipet 1,5 mL pada labu 4 untuk
larutan 6 ppm, memipet 2,5 mL pada labu 5 untuk larutan 10 ppm,
memipet 3,75 mL pada labu 6 untuk larutan 15 ppm, memipet 5 mL pada
labu 7 untuk larutan 20 ppm.
 Pada labu 1-7 menambahkan 2 mL NaCl, 10 mL larutan H 2SO4 dan 0,5
mL larutan naptilamin serta mengocok setiap penambahan pereaksi
 Memanaskkan diatas penangas air yang bersuhu 95 oC selama 20
menit kemudian mengencerkannya dengan aquadest hingga
tanda batas (volume: 25 mL)
 Melakukan pengenceran 10x pada labu 1-7 dengan memipet
masing dari labu sebanyak 2,5 mL dan menandabataskan hingga
25 mL di labu takar. Sehingga larutan yang dibuat adalah 0 ppm,
0,1 ppm, 0,3 ppm, 0,6 ppm, 1 ppm, 1,5 ppm, 2 ppm.
 Mengukur intensitas atau absorbansinya dengan
spektrofotometer
 Membuat kurva kalibrasi antara absorbansi terhadap konsentrasi
 Menentukan konsentrasi nitrat dalam cuplikan dengan cara
interpolasi absorbansi larutan cuplikan kedalam kurva kalibrasi
tersebut

Anda mungkin juga menyukai