Anda di halaman 1dari 22

BAKTERI PADA MAKANAN

& MINUMAN
By :
Putri Kartika Sari, M.Si
 PENDAHULUAN
 JENIS –JENIS BAKTERI PATOGEN PADA

MAKANAN
 JENIS-JENIS BAKTERI YANG BERSIFAT

MENGUNTUNGKAN PADA MAKANAN


 METODE PENGUJIAN BAKTERIOLOGIS PADA

MAKANAN/MINUMAN
Menurut Undang-Undang No.7 tahun 1996,
KEAMANAN PANGAN didefinisikan sebagai :
“suatu kondisi dan upaya yang diperlukan untuk
mencegah pangan dari kemungkinan cemaran
biologis, kimia, dan benda lain yang dapat
mengganggu, merugikan, dan membahayakan
kesehatan manusia”
BAHAN PANGAN dapat bertindak sebagai
perantara atau substrat untuk pertumbuhan
mikroorganisme patogenik dan organisme lain
penyebab penyakit.

KERACUNAN MAKANAN :
Merupakan kondisi yang mana terdapat
pertumbuhan mikroorganisme dalam
pembentukan senyawa yang memproduksi
bau tidak enak dan menyebabkan makanan
menjadi tak layak makan.
 INTOKSIKASI PANGAN : gangguan akibat
mengkonsumsi toksin dari bakteri yang telah
terbentuk dalam makanan,
ada dua intoksikasi pangan utama yang disebabkan bakteri, yaitu:
1.botulisme, disebabkan oleh toksin yang dihasilkan oleh
Clostridium botulinum dan
2.intoksikasi stapilokoki, disebabkan oleh toksin
yang dihasilkan oleh Staphylococcus aureus.

Gejala-gejala intoksikasi terlihat setelah


3-12 jam setelah memakan bahan makanan
tersebut dan ditandai oleh muntah-muntah
ringan dan diare.
 INFEKSI PANGAN :
◦ disebabkan masuknya bakteri ke dalam tubuh melalui makanan
yang telah terkontaminasi dan sebagai akibat reaksi tubuh
terhadap bakteri atau hasil-hasil metabolismenya

 KERACUNAN MAKANAN :
◦ Merupakan kondisi yang mana terdapat pertumbuhan mikroorganisme dalam
pembentukan senyawa yang memproduksi bau tidak enak dan menyebabkan
makanan menjadi tak layak makan.

 INTOKSIKASI PANGAN :
◦ gangguan akibat mengkonsumsi toksin dari bakteri yang telah
terbentuk dalam makanan,
Tabel 1. Keracunan Makanan Karena Bakteri

INTOKSIKASI INFEKSI
1. Intoksikasi stapilokoki 1. Salmonellosis: enterotoksin dan
(enterotoksin stapilokoki sitotoksin dari Salmonella spp.
diproduksi 2. Clostridium perfringens:
oleh Staphylococcus aureus) entertoksin diproduksi selama
2. Botulism: neurotoksin Sporulasi C. Perfringens tipe A
diproduksi oleh dalam saluran pencernaan
Clostridium botulinum 3. Bacillus cereus: enterotoksin
Diproduksi selama sel lisis dalam
saluran pencernaan
4. Escherichia coli enteropatogenik
5. Campylobacter jejuni, C.coli
6. Listeria monocytogenes
7. Yersiniosis
Shigellosis
JENIS-JENIS BAKTERI PATHOGEN
PADA MAKANAN

1. Escherichia coli
 merupakan mikroflora alami yang terdapat pada saluran
pencernaan manusia dan hewan.

 Beberapa galur E. coli yang dapat menyebabkan penyakit


pada manusia : enterotoksigenik, enterohaemorrhagik,
enteropatogenik, enteroinuasiue dan enteroagregatif.

 Enterotoksigenik E. coli : penyebab diare pada wisatawan


yang mengunjungi negara yang standar higienitas
makanan dan air minum berbeda dari negara asalnya
(Enterohaemorrhagic E. coli 0157:H7 (bakteri patogen
penyebab foodborne diseases)
2. Staphylococcus aureus
◦ Banyak ditemukan pada rongga hidung, kulit,
tenggorokan, dan saluran pencernaan manusia dan
hewan.
◦ Bahan makanan yang disiapkan menggunakan
tangan, seperti penyiapan sayuran mentah untuk
salad, berpotensi terkontaminasi S.Aureus.
◦ Jenis makanan lain yang sering terkontaminasi oleh S.
aureus : daging dan produk daging, ayam, telur, salad (telur,
tuna, ayam, kentang, dan makaroni), produk bakeri, pastry,
pai, sandwich, serta susu dan produk susu.
◦ Keracunan oleh S. aureus diakibatkan oleh
enterotoksin yang tahan panas yang dihasilkan oleh
bakteri tersebut.
3. Salmonella
 Salmonella bersifat patogen pada manusia dan hewan lainnya,
dan dapat menyebabkan demam enterik dan gastroentritis.
 Diketahui terdapat 200 jenis dari 2.300 serotip Salmonella

yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia.

4. Shigella
 Shigella merupakan bakteri patogen di usus manusia dan
primata penyebab shigella (disentri basher).
 Makanan yang sering terkontaminasi Shigella adalah salad,

sayuran segar (mentah), susu dan produk susu, serta air yang
terkontaminasi.
 Sayuran segar yang tumbuh pada tanah terpolusi dapat

menjadi faktor penyebab penyakit, seperti disentri basher


atau shigellosis yang disebabkan oleh Shigella.
6. Clostridium botulinum
 Merupakan bahaya utama pada makanan kaleng karena dapat menyebabkan
keracunan botulinin.

 Tanda-tanda keracunan botulinin antara lain tenggorokan kaku, mata


berkunang-kunang, dan kejang-kejang yang menyebabkan kematian karena
sukar bernapas.

 Biasanya bakteri ini tumbuh pada makanan kaleng yang tidak sempurna
pengolahannya atau pada kaleng yang bocor, sehingga makanan di dalamnya
terkontaminasi udara dari luar.

 BOTULININ :
 sebuah molekul protein dengan daya keracunan yang sangat kuat.
 Satu mikrogram botulinin sudah cukup mematikan manusia.
 Untungnya karena merupakan protein, botulinin bersifat termolabil dan dapat
diinaktifkan dengan pemanasan pada suhu 80 derajat Celsius selama 30 menit.
 Garam dengan konsentrasi 8 persen atau lebih serta pH 4,5 atau kurang dapat
menghambat pertumbuhan C. botulinum, sehingga produksi botulinin dapat
dicegah
7. Pseudomonas cocovenenans
 Senyawa beracun yang dapat diproduksi oleh Pseudomonas
cocovenenans adalah TOKSOFLAVIN DAN ASAM
BONGKREK.

 Kedua senyawa beracun tersebut diproduksi di dalam tempe


bongkrek, suatu tempe yang dibuat dengan bahan baku
utama ampas kelapa.

 Asam bongkrek bersifat sangat fatal dan biasanya merupakan


penyebab kematian. Hal ini disebabkan toksin mengganggu
metabolisme glikogen dengan memobilisasi glikogen dari
hati, sehingga terjadi hiperglikemia yang kemudian berubah
menjadi hipoglikemia.

 Penderita hipoglikemia biasanya meninggal empat hari


setelah mengonsumsi tempe bongkrek yang beracun
TABEL 2. WAKTU INKUBASI DAN GEJALA PENYAKIT YANG DITIMBULKAN
OLEH BAKTERI PATHOGEN

JENIS BAKTERI & WAKTU GEJALA


PENYAKIT INKUBASI

Clostridium 12-36 jam, 1. Gangguan pencernaan akut


botulinum atau lebih yang diikuti oleh pusing-
(Botulism) lama pusing dan muntah-muntah,
atau lebih bisa juga diare,lelah, pening
pendek dan sakitkepala.
2. Gejala lanjut konstifasi, Double
fision, kesulitan menelan dan
berbicara, lidah bisa
membengkak dan tertutup,
beberapa otot lumpuh, dan
kelumpuhan bisa menyebar
kehati dan saluran pernafasan.
Salmonella 12-36 jam Pusing, muntah-muntah, sakit perut
(Salmonellosis) bagian bawah, diare. Kadang-kadang
didahului sakit kepala dan mengggil
Infeksi 8-24 jam, Sakit perut bagian bawah diare dan gas.
Clostridium rata-rata Demam dan pusing- pusing jarang
perfringes 12 terjadi
Intoksikasi jam
1-7 jam, Pusing, muntah-muntah, kram usus,
Staphylococcus biasanya 2- diare
aereus 4 berdarah dan berlendir pada beberapa
jam kasus, sakit kepala, kram otot,
berkeringat, menggigil, detak jantung
lemah, pembengkakan saluran
campylobacter 2-3 hari Sakit perut bagian bawah, kram, diare,
pernafasan
tapi sakit kepala, demam, dan kadang-
bisa 7-10 kadang
hari diare berdarah.
Infeksi Vibrio 2-48 jam, Sakit perut bagian bawah,
parahaemolyticus biasanya 12 diare berdarah
jam dan berlendir, pusing,
muntah-muntah,
demam ringan, menggigil,
sakit kepala,
recoveri dalam 2-5 hari
Infeksi Tipe invasif : Tipe invasif: Panas dingin, sakit
Escherichia coli 8-24 jam, kepala,
enteropatogenik rata-rata 11 kram usus, diare berair seperti
jam; tipe shigellosis;
enterksigenik : tipe enterotoksigenik: diare,
8-44jam, ratarata muntahmuntah,
26 jam dehidrasi, shock.
3 JALUR YANG DAPAT DIGUNAKAN
OLEH MIKROORGANISME UNTUK
MENGKONTAMINASI MAKANAN, yaitu :
◦ BAHAN BAKU DAN INGREDIEN,
◦ PEKERJA PADA PENGOLAHAN MAKANAN DAN
◦ LINGKUNGAN PENGOLAHAN
Tabel 3. Bahan Pangan Potensial Bebagai Sumber Mikroorganisme
Patogen

Mikroorganisme Bahan pangan


Salmonella Daging ternak dan daging unggas mentah,
susu segar
dan telur

Clostridium Daging ternak dan daging unggas, makanan


perfringens kering,herbs, rempah-rempah,sayur-sayur

Staphylococcus aureus Makanan dingin, produk-produk susu


terutama jika menggunakan bahan baku susu
mentah

Bacillus cereus dan Serealia, makanan kering, produk-produk


Bacillus ssp. lain susu,daging
dan produk-produk daging,herbs, rempah-
Escherichia coli Bahan pangan mentah
Vibrio Ikan segar dan ikan olahan, kerang dan makanan
parahaemolyticus laut lainnya

Shigella Makanan campuran dan basah, susu, kacang-


kacangan, kentang, tuna, undang, kalkun, salad,
makaroni, cider apel

Streptococcus Susu, es krim, telur, lobster, salad kentang, salad


telur,
JENIS BAKTERI YG MENGUNTUNGKAN
PADA MAKANAN/MINUMAN
 Lactobacillus casei digunakan dalam
pembuatan keju dan minuman nata decoco
dari air kelapa
 Streptococcus lactis dan S. Cremoris

digunakan dalam pembuatan keju dan


mentega
 Lactobacillus citrovorum digunakan untuk

memberi aroma pada mentega dan keju


 Acetobacter penting dalam pembuatan asam

gula dan nata de coco


UJI BAKTERIOLOGIS
Indentifikasi Kerusakan Pangan
Kerusakan bahan pangan dapat dibedakan atas beberapa jenis yaitu:
1. Kerusakan fisik karena benturan, Sayatan, dan lain-lain.
2. Kerusakan kimia karena terjadinya reaksi kimia, baik enzimaris maupun non
enzimatis, seperti ketengikan, pencoklatan , dan lain-lain.
3. Kerusakan biologis yang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
• Mikroorganisme perusak makanan (kapang, kamir dan bakteri).
• Serangga perusak pangan.

Kerusakan bahan pangan dapat dideteksi dengan berbagai


cara, yaitu:
1. Uji organoleptik dengan melihat tanda-tanda kerusakan seperti perubahan tekstur
atau kekenyalan, keketanlan, warna bau, pembentukkan lendir, dan lain-lain.
2. Uji fisik untuk melihat perubahan-perubahan fisik yang terjadi karena kerusakan
oleh mikroba maupun oleh reaksi kimia, misalnya perubahan pH, kekentalan, tekstur,
indeks refraktif, dan lain-lain.
3. Uji kimia untuk menganalisa senyawa-senyawa kimia sebagai hasil pemecahan
komponen pangan oleh mikroba atau hasil dari reaksi kimia.
4. Uji mikrobiologis, yang dapat dilakukan dengan metode hitungan cawan, MPN, dan
mikroskopis.
 Dari berbagai uji kerusakan pangan tersebut di atas, beberapa uji yang di bawah
ini dianggap cukup sederhana untuk diterapkan di daerah-daerah dengan
fasilitas peralatan yang sederhana, yaitu:

1. Uji organoleptik: melihat tanda-tanda kerusakan masing-masing produk


yaitu:
- Perubahan kekenyalan/tekstur pada daging dan ikan.
- Perubahan kekentalan (viskositas) pada produk-produk cair seperti susu,
santan, sari buah, sup, kaldu, dan lain-lain.
- Perubahan warna pada semua produk pangan.
- Perubahan bau pada semua produk pangan.
- Pembentukkan lendir pada semua produk pangan berkadar air tinggi (daging,
ikan, sayuran, sup, kaldu, dan lain-lain).

2. Uji fisik, yaitu:


- Perubahan pH pada semua bahan pangan dan produk pangan
- Perubahan viskositas (viskosimeter)
- Perubahan indeks refraktif pada air daging
- perubahan warna (chromameter)
- Perubahan tekstur (teksturometer
Uji Reduksi Warna dengan Biru Metilen

 Salah satu cara untuk menghitung jumlah sel di dalam contoh secara tidak
langsung adalah dengan uji reduksi biru metilen.
 Uji reduksi biru metilen biasanya dilakukan terhadap susu, dan dapat
memberikan perkiraan jumlah bakteri di dalam susu.
 Dalam uji ditambahkan sejumlah biru metilen ke dalam susu, kemudian diamati
kemampuan bakteri di dalam susu untuk tumbuh dan menggunakan oksigen
yang terlarut, sehingga menyebabkan penurunan kekuatan oksidasi-reduksi
dari campuran tersebut. Akibatnya, biru metilen yang ditambahkan ke dalam
contoh akan tereduksi menjadi berwarna putih. Waktu reduksi, yaitu perubahan
warna biru menjadi putih dianggap selesai jika kira-kira empat per lima dari
contoh susu yang terdapat di dalam tabung (sebanyak 10 ml) telah bewarna
putih.
 Semakin tinggi jumlah bakteri di dalam contoh, semakin cepat terjadinya
perubahan dari biru menjadi putih.
 Kelemahan metode biru metilen cara ini tidak praktis dilakukan terhadap susu
yang mengandung bakteri dalam jumlah sedikit, karena dibutuhkan waktu yang
terlalu lama untuk mereduksi biru metilen. Kelemahan lainnya adalah karena
dalam uji biru metilen diperlukan waktu pengamatan yang terus menerus, yaitu
yang paling sedikit selama enam jam. Dengan metode ini juga tidak dapat
dibedakan jenis bakteri yang terdapat di dalam contoh, misalnya bakteri positif
atau negatif, bakteri pembentuk spora, kamir, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai