PENDAHULUAN
4
1.3. Tujuan
1. Pengertian keracuanan
2. Jenis – jenis bakteri yang dapat meracuni tubuh.
3. Kasus yang pernah terjadi di Indonesia
4. Penyebab kasus tersebut.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
1. Escherichiacoli
2. Colostridium Botulinum
7
Pada bayi yang mengidap botulisme, spora Clostridium botulinum
tinggal dalam saluran usus bayi. Madu, terutama bila dikonsumsi oleh bayi
yang berumur di bawah 12 bulan, dapat menjadi sumber dari spora. Gejala
botulism pada bayi terjadi secara bertahap. Bayi awalnya memiliki
konstipasi, diikuti dengan nafsu makan yang buruk, lesu, lemah, dan
menangis. Akhirnya bayi kehilangan kemampuan untuk mengendalikan
otot-otot kepalanya. Kelumpuhan kemudian bisa berkembang ke seluruh
tubuh.
3.. Salmonella
4. Campylobacter jejuni
8
makanan dapat terkontaminasi bakteri ini, tapi terutama pada salad, produk
susu, kue krim, dan makanan yang disimpan pada suhu kamar. Gejala
keracunan makanan biasanya muncul dengan cepat, sekitar 2-8 jam setelah
memakan makanan yang tercemar. Gejala seperti biasanya berlangsung
hanya 3-6 jam dan jarang lebih dari dua hari. Kebanyakan kasus keracunan
sifatnya ringan dan akan sembuh meski tanpa pengobatan.
6. Shigella
9
tribunnews.com
Ilustrasi keracunan.
TRIBUNKALTENG.COM, KUALAKAPUAS - Kasus keracunan
massal yang menimpa warga di Kelurahan Murung Keramat, Kecamatan Selat, di
mana warga diketahui mengalami keracunan setelah menyantap hidangan pesta
perkawinaan di RT 1, desa setempat pada awal Pebruari lalu.
Setelah sampel makanan yang dikonsumsi warga diambil dan diteliti di (BTKL)
Banjarbaru, racun itu diakibatkan adanya bakteri Escherichia Coli atau sering
disebut E-coli.
Bakteri ini berasal dari makanan masak merah lauk daging ayam dan kue yang
dihidangkan saat itu.
Di mana air yang dipakai warga adalah air yang sudah tercemar bakteri E-
coli."Sesuai data dari BTKL Banjarbaru, makanan yang dikonsumsi warga adalah
makanan yang sudah terkontaminasi bakteri E-coli.
Walaupun seharusnya bakteri E-coli tersebut hanya terdapat pada tinja atau
kotoran manusia. Masyarakat di sana memasak berbahan dasar air sungai yang
hanya dijernihkan namun tidak dimasak,"terang dr Ani.
Dijelaskannya, air sungai yang sudah mengandung E-coli yang tinggi mengingat
sebagian besar masyarakat yang bermukim di pinggiran sungai masih membuang
tinja atau BAB di sungai.
Dalam mengolah makanan tentu harusnya bahan dasar seperti air yang digunakan
haruslah bersih dan dimasak benar-benar matang. Di mana ketika memasak air
disarankan 5 menit mendidih baru digunakan, jangan baru mendidih langsung
10
dikonsumsi. Karena bakteri seperti E-coli jelas dr Ani dapat mati di atas suhu 100
derajat celcius.
Sementara itu dia juga mengatakan, selain makanan yang terkontaminasi atau
sudah lama diolah ada juga faktor lain penyebab munculnya bakteri E-coli yaitu
berasal dari lingkungan yang tidak bersih, cara membuat makanan yang jorok
ataupun dari kotoran yang dibawa binatang seperti lalat.
Penulis: Jumadi
Editor: Anjar
Sumber: Banjarmasin Post
11
penggunaan peralatan, lokasi, dan penjamah makanan juga sangat berperan dalam
terjadinya pencemaran makanan.
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Bakteri E. Coli dan sallmonela berasal dari kotorean baik hewan maupun
manusia. Dapat mencemari bahan lain apa bila terjadi perlakuan yang membuat
bakteri - bakteri tersebut berpindah dan berkembang biak pada bahan tersebut.
Bakteri ini mencemari makanan melalui air yang telah tercemar. Kurangnya
pengetahuan dan kesadaran lingkunan masyarakat dapat menyebabkan terjadinya
keracunan layaknya kasus diatas
3.2 Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
http://majalahkesehatan.com/3-bakteri-penyebab-keracunan-makanan/
https://www.deherba.com/berbagai-bakteri-sebagai-sumber-keracunan-pada-
makanan.html
http://kalteng.tribunnews.com/2013/03/14/bakteri-e-coli-penyebab-keracunan-di-
murung-karangan
14