HEMOFILIA
• Hemofilia adalah suatu penyakit gangguan
koagulasi herediter akibat kekurangan faktor
pembekuan.
Gejala khas :
- Timbul lebam-lebam
- Pembengkakan sendi.
terjadi spontan (tanpa sebab yang jelas) atau akibat benturan ringan.
PROSES PEMBEKUAN NORMAL :
1. Pembuluh darah
2. Trombosit
3. Faktor pembekuan
HEMOFILIA :
Defisiensi faktor VIII/IX
Pembekuan abnormal
NORMAL HEMOFILIA
Jumlah Jumlah
Faktor Faktor
VIII yang VIII
normal yang
kurang
Jalur bersama
Hemofilia C Hemofilia B
Hemofilia A
Property of HnZ11
Hemostasis
Hemostasis primer:
1. Perdarahan berhenti setelah terbentuk sumbat trombosit
2. Kelainan trombosit (jumlah/fungsi) akan menyebabkan
masa perdarahan memanjang (prolonged bleeding)
Hemostasis sekunder:
1. Aktivasi sistem koagulasi dengan hasil akhir terbentuknya
fibrin untuk memperkuat sumbat trombosit
2. Kelainan koagulasi menyebabkan perdarahan terlambat
(delayed bleeding)
www.irvingcrowley.com
Intrinsic pathway Extrinsic pathway
XII
Prekallikrein tissue factor
HMWK VII
XI
IX
VIII
Prothrombin
Fibrinogen
Thrombin time
Fibrin
Perdarahan sendi
Perdarahan sendi
(hemarthrosis)
Kerusakan sendi
(arthropathy)
Sejarah
Abad 2 Penyakit darah pada orang Yahudi (anak
laki-laki dg perdarahan hebat waktu sirkumsisi)
Abad 11-12 ditemukan beberapa kasus pada pria
1803-20 Otto menjelaskan konsep ttg penyakit ini
(penyakit perdarahan dlm keluarga)
1820 Nasse pertama kali meninjau penyakit ini
1828 Hopff menamai penyakit ini hemofilia
1852 Prince Leopold (anak Ratu Victoria)
diketahui menderita hemofilia. Terbukti
Victoria mengalami mutasi spontan
1893 Wright menemukan patofisiologinya, yaitu
defek pada sistem pembekuan darah
• 1904 Tsarevich Alexis (keturunan Ratu Victoria)
lahir; juga dengan hemofilia
• 1937 Patek & Taylor berhasil mengisolasi faktor
pembekuan darah. Faktor yang terganggu
pada hemofilia dinamai faktor VIII
• 1950 Bioassay faktor VIII pertama kali
• 1952 Hemofilia B (Christmas disease) ditemukan
• 1953 Pengenalan faktor von Willebrand
• 1960 Pengembangan kriopresipitat sebagai
terapi untuk hemofilia
• 1980-an Masalah transmisi virus lewat produk
transfusi darah menyebabkan semakin
banyak pasien hemofilia tertular hepatitis
& HIV
Pola hereditas
• Hemofilia A dan B diturunkan secara X-linked resesif, kode
alel Xh
• Hemofilia C diturunkan secara autosomal
Faktor VIII diatur gen
pada X(q28)
Faktor IX diatur gen
pada X(q27)
tenase complex
(FVIIa, IXa, X)
pada permukaan platelet
•Dibedakan menjadi:
• Hemophilia A : defisiensi faktor VIII
• Hemophilia B : defisiensi faktor IX
• Hemophilia C : defisiensi faktor XI
Hemophilia A dan B diturunkan secara X-linked
recessive (wanita sebagai pembawa sifat)
• Gejala dapat timbul sejak pasien bisa merangkak
(hemofilia berat)
Kriteria Obligate Carrier
(‘pembawa sifat’)
Seorang perempuan dinyatakan obligate carrier
apabila memenuhi kriteria ≥ 1 :
Ayahnya penyandang hemofilia
Mempunyai ≥ 2 anak lelaki hemofilia
Mempunyai 1 anak lelaki hemofilia dan saudara
lelaki hemofilia atau riwayat hemofilia dari
keluarganya
Angka Kejadian
Hemofilia A
± 85% 1 : 5.000 – 10.000 lelaki
1 : 10,000 kelahiran bayi lelaki
Hemofilia B
± 15% 1 : 23.000 – 30.000 lelaki
1 : 50,000 kelahiran bayi lelaki
sekitar 70% mempunyai riwayat keluarga
dengan masalah perdarahan
kurang lebih 30% karena mutasi genetik
Angka kejadian Hemofilia
di Indonesia
Indonesia, dengan populasi sekitar 265 juta orang, ber-
dasarkan perhitungan statistik internasional diperkirakan
akan mempunyai sekitar 20-25 juta penyandang hemofilia
Namun saat ini baru tercatat sekitar 2092 penyan-
dang
hemofilia
Identifikasi masih sulit karena penduduk tersebar di ber-
bagai pulau dengan fasilitas kesehatan yang kebanyakan
masih sangat terbatas
Pemetaan dan distribusi penyandang hemofilia masih
terbatas pada rumahsakit propinsi
Diagnosis HEMOFILIA
• Pemeriksaan darah untuk mengukur jumlah faktor VIII/IX di
rumah sakit yang mempunyai fasilitas memadai.
• Tujuan : mencocokkan hasil pemeriksaan darah dengan gejala
Diagnosis hemofilia
Perdarahan spontan
Sedang 1%-5% (0,01-0,05) sesekali.
Perdarahan karena trauma
atau operasi biasa
Perdarahan
Berat 1% spontan
Perdarahan karena
Sedang 1-5% trauma
ringan/operasi
ringan
Perdarahan karena
Ringan 5-40% operasi
besar/trauma
berat
Perdarahan pada hemofilia
25%
5%
44%
15% lain-lain 3%
Perdarahan berisiko tinggi
pada hemofilia
Wulff , Zappa, Womack. Emergency care for patients with hemophilia.3 rd ed. 2010
Perdarahan sendi (hemartrosis)
Advanced hemarthrosis
-bengkak, nyeri
-palpasi : lebih hangat
drpd daerah sekitarnya Gunakan alat bantu/
-sendi tidak dapat di- crutches
gerakkan
Wulff , Zappa, Womack. Emergency care for patients with hemophilia.3rd ed. 2010
KOMPLIKASI HEMOFILIA :
1. Kerusakan sendi akibat perdarahan sendi berulang dan/atau pengobatan tidak
tepat
2. Anemia berat, gagal sirkulasi (syok) kematian.
3. Hematuria (air kencing berwarna merah), bila gumpalan darah terjadi di saluran
kemih dapat menyebabkan nyeri kolik ringan sampai berat karena urin tidak
dapat mengalir keluar dengan lancer (obstruksi).
4. Perdarahan saluran pencernaan, kelainan yang timbul dapat berupa adanya
darah pada feses dan muntah. Kehilangan darah secara kronis akibat ini dapat
menyebabkan anemia pada pasien.
5. Perdarahan intrakranial atau perdarahan otak; gejala sakit kepala, muntah tanpa
sebab yang jelas, kejang, penurunan kesadaran.
6. Sindrom kompartemen, terjadi pada perdarahan otot yang luas sehingga
menyebabkan tekanan dan kerusakan pada jaringan saraf dan pembuluh darah
di sekitar otot tersebut, dengan gejala berupa kesemutan, rasa baal dan
kelumpuhan.
Pertolongan Pertama pada pasien Hemofilia yang
cedera R-I-C-E
R = Rest C = Compression
I = Ice
E = Elevation
RICE hanya untuk pertolongan pertama saja!!
Dalam waktu kurang dari 2 jam setelah perdarahan, pasien harus
segera mendapatkan suntikkan Replacement Therapy
Tatalaksana hemofilia
1. RICE
2. Terapi sulih (replacement therapy)
3. Obat anti-fibrinolitik
4. Fisioterapi
5. Terapi operatif (invasive)
6. Pengobatan inhibitor
Tatalaksana terpadu
Darah Segar
- Faktor VIII sangat sedikit sehingga bu- Fresh Frozen Plasma
tuh berkantong-kantong terutama pada
pasien hemofilia berat. - FFP mengandung jumlah FVIII yang kecil
- Resiko kontaminasi virus yang besar (70% dari awal) sementara resiko
karena tidak adanya teknik pemurnian kontaminasi virusnya besar.
Konsentrat Faktor VIII- Masa (human)
simpan 1 tahun (– 25 o
C)
dan inaktivasi virus.
- Masa simpan hanya 3-4 harikontaminasi virus sangat minimal
- Resiko
Cryoprecipitate
- Jumlah FVIII terukur
- Masa simpan 2 tahun
- Dibuat dari FFP yg dicairkan pada 4 oC,
- Mengandung
Recombinant FVIII
kemudian disentrifus, endapannya yg vWFdi-secara natural
- Sediaan FVIII yang bukan berasal dari
ambil, mengandung-faktor
minimal resiko inhibitor
pembekuan
selian faktor VIII manusia. Menggunakan teknik kloning
DNA dengan mengambil DNA FVIII dari
-Pada suhu -3 oC, tahan 1 tahun manusia kemudian diaktifkan melalui
- Bila akan dipakai, dicairkan dulu pada 4 tubuh baby hamster. Setelah sel aktif,
o
C, dan harus diberikan dalam waktu 6 FVIII tersebut di kultur dan diperbanyak
jam untuk kemudian di proses menjadi
- Belum ada proses inaktivasi virus, sediaan jadi.
resiko kontaminasi virus masih besar.
Factor VIII Concentrate
Intravenous infusion
– IV push
– Continuous infusion
Dose varies depending on type of bleeding
Intravenous infusion
– IV push
– Continuous infusion
Dose varies depending on type of bleeding
• How supplied
– 1.5 mg./ ml (NOT to be confused with DDAVP nasal spray for nocturnal
enuresis)
– 2.5 ml bottle - delivers 25 doses of 150 mcg.
• Dosing
– Every 24-48 hours prn
– <50 kg. body weight - 1 spray (150 mcg.)
– >50 kg. body weight - 2 sprays (300 mcg.)
Amicar
(epsilon amino caproic acid)
• Antifibrinolytic
• Uses
– Mucocutaneous bleeding
• Inhibitors/Antibody development
• Hepatitis A
• Hepatitis B
• Hepatitis C
• HIV
Terima Kasih