SITUASI, TATALAKSANA
& PERMASALAHANNYA
Hemophilia adalah kelainan perdarahan atau
gangguan pembekuan darah yang bersifat
herediter dan paling banyak dijumpai
Kerusakan sendi
(arthropathy)
•Dibedakan menjadi:
• Hemophilia A : defisiensi faktor VIII
• Hemophilia B : defisiensi faktor IX
• Hemophilia C : defisiensi faktor XI
Hemophilia A dan B diturunkan secara X-linked
recessive (wanita sebagai pembawa sifat)
• Gejala dapat timbul sejak pasien bisa merangkak
(hemofilia berat)
Kriteria Obligate Carrier
(‘pembawa sifat’)
Seorang perempuan dinyatakan obligate carrier
apabila memenuhi kriteria ≥ 1 :
Ayahnya penyandang hemofilia
Mempunyai ≥ 2 anak lelaki hemofilia
Mempunyai 1 anak lelaki hemofilia dan saudara
lelaki hemofilia atau riwayat hemofilia dari
keluarganya
Angka Kejadian
Hemofilia A
± 85% 1 : 5.000 – 10.000 lelaki
1 : 10,000 kelahiran bayi lelaki
Hemofilia B
± 15% 1 : 23.000 – 30.000 lelaki
1 : 50,000 kelahiran bayi lelaki
sekitar 70% mempunyai riwayat keluarga
dengan masalah perdarahan
kurang lebih 30% karena mutasi genetik
Angka kejadian Hemofilia
di Indonesia
Indonesia, dengan populasi sekitar 265 juta orang, ber-
dasarkan perhitungan statistik internasional diperkirakan
akan mempunyai sekitar 20-25 juta penyandang hemofilia
Namun saat ini baru tercatat sekitar 2092 penyan-
dang
hemofilia
Identifikasi masih sulit karena penduduk tersebar di ber-
bagai pulau dengan fasilitas kesehatan yang kebanyakan
masih sangat terbatas
Pemetaan dan distribusi penyandang hemofilia masih
terbatas pada rumahsakit propinsi
Number of patients registered in IHS
2500
20832092
2000
1848
170617081737
1585
1500
1388
12701280
1210
1136
10841103
1000
850
757
530
500
230
180
120 125
0
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Hemostasis
Hemostasis primer:
1. Perdarahan berhenti setelah terbentuk sumbat trombosit
2. Kelainan trombosit (jumlah/fungsi) akan menyebabkan
masa perdarahan memanjang (prolonged bleeding)
Hemostasis sekunder:
1. Aktivasi sistem koagulasi dengan hasil akhir terbentuknya
fibrin untuk memperkuat sumbat trombosit
2. Kelainan koagulasi menyebabkan perdarahan terlambat
(delayed bleeding)
www.irvingcrowley.com
Intrinsic pathway Extrinsic pathway
XII
Prekallikrein tissue factor
HMWK VII
XI
IX
VIII
Prothrombin
Fibrinogen
Thrombin time
Fibrin
PROSES PEMBEKUAN NORMAL :
1. Pembuluh darah
2. Trombosit
3. Faktor pembekuan
HEMOFILIA :
Defisiensi faktor VIII/IX
Pembekuan abnormal
Diagnosis hemofilia
Perdarahan spontan
Sedang 1%-5% (0,01-0,05) sesekali.
Perdarahan karena trauma
atau operasi biasa
Perdarahan
Berat 1% spontan
Perdarahan karena
Sedang 1-5% trauma
ringan/operasi
ringan
Perdarahan karena
Ringan 5-40% operasi
besar/trauma
berat
Perdarahan pada hemofilia
25%
5%
44%
15% lain-lain 3%
Perdarahan berisiko tinggi
pada hemofilia
Wulff , Zappa, Womack. Emergency care for patients with hemophilia.3 rd ed. 2010
Perdarahan sendi (hemartrosis)
Advanced hemarthrosis
-bengkak, nyeri
-palpasi : lebih hangat
drpd daerah sekitarnya Gunakan alat bantu/
-sendi tidak dapat di- crutches
gerakkan
Wulff , Zappa, Womack. Emergency care for patients with hemophilia.3rd ed. 2010
Hemofilia Perdarahan
Diagnosis
Tata laksana
Cegah
komplikasi
& mortalitas
R-I-C-E
R = Rest
C = Compression
I = Ice E = Elevation
Tatalaksana hemofilia
1. RICE
2. Terapi sulih (replacement therapy)
3. Obat anti-fibrinolitik
4. Fisioterapi
5. Terapi operatif (invasive)
6. Pengobatan inhibitor
Tatalaksana terpadu
Volunteers/ Clinical
Donators Pathologist
Hemophilia
patient
Physio-
Nurse
therapist
Orthopedic
Nutritionist surgeon
Psychiatrist Dentist
Tatalaksana perdarahan
Terapi sulih/Replacement (definitif)
1. Cryoprecipitate
2. Konsentrat faktor VIII/IX
3. Bypassing agent (factor VIIa) inhibitor
On-demand
Profilaksis (?)
Penanganan komplikasi
Cryoprecipitate
Faktor VIII (plasma derived, recombinant)
Faktor IX (plasma derived, recombinant)
(BPJS dan donasi WFH)
Faktor VIIa (recomb., bypassing activity), khusus
bila terdapat inhibitor
Terima Kasih