KOAGULASI
Presented by
apt. Resta Andria, S.Farm.
20720015
Hemostasis adalah kemampuan
alami untuk menghentikan perdarahan pada
lokasi luka oleh spasme pembuluh darah, adhesi
trombosit dan keterlibatan aktif faktor koagulasi,
adanya koordinasi dari endotel pembuluh darah,
agregasi trombosit dan aktivasi jalur koagulasi.
Hemostasis Primer
Hemostatis Sekunder
Hemostatis Tersier
Hemostatis Primer
Hemostasis Sekunder
Hemostasis Tersier
• Di dalam lapisan pembuluh darah selain endotel, terdapat serat kolagen dan
vWf ( von Willebrand factor) yang berperan sebagai rangkaian mulai terjadinya
proses hemostasis
• Saat terjadinya luka, maka serat kolagen akan menonjol dan kontak dengan
trombosit sebagai reseptor terhadap trombosit. Kemudian endotel akan
mengeluarkan phospholipid yang akan menginisiasi fungsi trombosit untuk
melakukan fungsi adhesi.
• pada daerah sekitar pembuluh darah yang luka akan terjadi vasokontriksi
(penyempitan /pengkerutan pembuluh darah) untuk mengurangi alirah darah.
• Jika terjadi kerusakan jaringan atau luka, maka akan keluar zat serotonin, epineprin,
dengan adanya zat tersebut maka pembuluh darah akan mengkerut atau menyempit
dengan tujuan untuk mengurangi aliran darah yang menuju ke daerah luka.
• Vasokonstriksi yang terjadi pada daerah luka merupakan respon fisiologis sebagai
upaya adanya kerusakan jaringan dalam rangka untuk menghentikan keluarnya darah
yang akan diiringi dengan mekanisme lain yang diperankan oleh trombosit dan faktor-
faktor pembekuan darah.
• saat terjadi cedera trombosit melekat
(reaksi adhesi) pada kolagen dan vWF (von
Willebrand factor) mengubah bentuk
mereka dan melepaskan ADP (adenosin
difosfat) dan TXA2 (tromboksan A2), kemudian
terjadi aktivasi trombosit dan membawa
mereka lokasi cedera. sehinggan terbentuklah
agregat dari trombosit untuk menutup
luka/cedera yang terjadi.
• Trombosit atau platelet adalah sel darah yang berperan dalam
membekukan darah.
• Trombosit tersebut merupakan bagian darah yang paling utama saat
pembuluh darah rusak maupun kulit mengalami luka dan bocor yang
mengakibatkan darah keluar dari pembuluh atau terjadi perdarahan.
• Jumlah trombosit normal pada manusia, yaitu berkisar sekitar 150.000
sampai 400.000 trombosit tiap mikro liter darah.
• Apabila kadar trombosit dalam darah kurang dari 150.000 maka orang
tersebut mengalami kekurangan trombosit atau yang disebut
Trombositopenia.
• Namun apabila kadar trombosit dalam darah lebih dari 400.000 maka
orang tersebut mengalami kelebihan trombosit atau dikenal dengan istilah
Trobositosis.
• Trombosit dalam darah mempuyai waktu hidup selama 5 sampai 9 hari.
Trombosit dalam darah akan melakukan fungsinya selama masa hidupnya
dan akan mengalami penuaan dan dimusnahkan oleh limpa pada tubuh
dan akan digantikan dengan trombosit yang baru dibentuk.
• Pengaturan produksi Trombosit dilakukan oleh suatu faktor trombopoetik,
yaitu sejenis hormon yang analog dengan eritropoetin yang disebut
trombopoetin
Faktor Pembekuan adalah sejumlah
protein yang berkaitan dengan reaksi
penggumpalan darah.
hasil akhir dari proses pembekuan
adalah terbentuknya hemostatig plug,
luka tertutup dan darah tidak keluar
lagi.
Prevalensi
Hemofilia diperkirakan memiliki frekuensi kira-kira satu dari 10.000 kelahiran.
Berdasarkan survei global tahunan bahwa jumlah penderita hemeofilia
didunia adalah sekitar 400.000.
Hemofia umumnya menyerang laki-laki dari sisi ibu
Srivastava A, Brewer AK, Mauser-Bunschoten EP, et al. Treatment Guidelines Working Group on Behalf of The World Federation of Hemophilia. Guidelines for the management of
hemophilia. Haemophilia. 2013;19:e1–47
Mutasi genetik yang terjadi pada hemofilia
mempengaruhi kromosom X. kelainan pada
kromosom X kemudian diturunkan oleh
ayah, ibu atau kedua orang tua kepada anak.
hemofilia yang bergejala biasanya terjadi
pada laki-laki. anak perempuan lebih sering
menjadi pembawa (carrier) gen abnormal
yang berpotenti untuk di wariskan kepada
keturunannya.
Kemenkes.2018. Bahan Ajar Ajar Teknologi Labolatorium Medik (TLM) HEMOSTATIS. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
PATOFISIOLOGI Pendarahan berhenti
Protrombin
Cedera pembuluh darah Faktor VIII menurun yang
(F ll) disebabkan oleh protein abnormal
menyebabkan pendarahan
dan tidak berfungsi
X
X
Daerah Pendarahan Hemofilia
Selaput lendir dimulut, gusi, hidung
Saluran Genitourinari
Sendi (hemarthosis)
Srivastava A, Brewer AK, Mauser-Bunschoten EP, et al. Treatment Guidelines Working Group on Behalf of The World Federation of Hemophilia. Guidelines for the management of
hemophilia. Haemophilia. 2013;19:e1–47
kejadian pendarahan pada hemophilia
TERAPI TAMBAHAN:
DDVAP,
ANTIFIBRINOLITIK
+ ANALGIK
Types Dose Time Side Effects Agen anfibrinolitik yang meningkatkan stabilitas bekuan
IV 0,3 µg / kg 30 - 60 minutes Infus cepat bisa dengan menghambat aktivasi plasminogen menjadi
diencerkan menyebabkan plasmin. Mengontrol perdarahan dari kulit dan
menjadi 50 - takikardia,
permukaan mukosa misalnya perdarahan oral,
100 ml fisiologis pembilasan,
garam dan tremor dan perut epistaksis dan menoragia
diinfuskan lebih tidak nyaman Contoh: Asam traneksamat, epsilon aminocaproic
dari 20 Karena anti acid [EACA])
- 30 menit diuretik
Subkutan 0.3 µg/kg 90 - 120 aktivitas, amati as. traneksamat tidak boleh digunakan pengobatan
minutes untuk: hematuria karena dapat mencegah pelarutan
- hiponatremia gumpalan di ureter yang dapat menyebabkan
Intranasal Dewasa: 90 - 120
- retensi air
intranasal 1,5 mg minutes uropati obstruktif dan potensi kerusakan pada
/ ml pada setiap fungsi ginjal.
lubang hidung.
DDAVP dikontraindikasikan pada anak-
Utb berat <40 kg, anak kurang dari dua tahun yang
cukup dengan 1 mungkin berisiko kejang sekunder
dosis saja/1 akibat edema serebral akibat
lubang hidung hyponatremia.
Paracetamol/acetaminophen
Catatan:
1. Celecoxib: efektivitas dan keamanan tidak dianjurkan
pada anak-anak <2 tahun
2. Etoricoxib: efektivitas dan keamanan tidak dianjurkan
pada pasien berusia <16 tahun
3. Tramadol: efektivitas dan keamanan tidak dianjurkan
pada anak-anak <12 tahun; hati-hati pada anak 12 - 18
tahun yang memiliki faktor risiko yang dapat meningkatkan
depresi pernafasan
4. Kodein: efektivitas dan keamanan tidak dianjurkan
untuk anak-anak <18 tahun
World Federation of Haemophilia. Guidelines for the Management of Haemophilia, 2012.
TERAPI FARMAKOLOGI
Dosis dan frekuensi pengobatan untuk produk standar dan paruh waktu diperpanjang
(extended half life/EHL) untuk pengendalian perdarahan akut pada pasien hemofilia A dan B
hemofilia A
hemofilia B
Petvandi., I. Gatagiola., dan E. Biguzzi. 2016. Advances in the treatment of bleeding disorders. Journal of Thrombosis and Haemostasis, 14: 2095–2106
TERAPI FARMAKOLOGI
Dosis dan frekuensi untuk produk standar dan paruh waktu diperpanjang (extended half life/EHL) dalam
pengelolaan pasien hemofilia A yang menjalani prosedur bedah minor dan mayor
Petvandi., I. Gatagiola., dan E. Biguzzi. 2016. Advances in the treatment of bleeding disorders. Journal of Thrombosis and Haemostasis, 14: 2095–2106
TERAPI FARMAKOLOGI
Dosis dan frekuensi untuk produk standar dan waktu paruh diperpanjang (EHL) dalam tatalaksana pasien
hemofilia B yang menjalani prosedur bedah minor dan mayor
Petvandi., I. Gatagiola., dan E. Biguzzi. 2016. Advances in the treatment of bleeding disorders. Journal of Thrombosis and Haemostasis, 14: 2095–2106
Prinsip dasar tata laksana
1. Cegah dan obati perdarahan sedini mungkin.
2. Perdarahan akut sebaiknya diatasi dalam waktu kurang dari 2
jam.
3. Pasien biasanya dapat mengenali gejala awal timbulnya
perdarahan, berupa sensasi “geli” .
4. Pada kasus perdarahan berat (intrakranial, saluran napas dan
saluran cerna), berikan faktor pembekuan sesegera mungkin,
sebelum melakukan pemeriksaan lainnya.
5. Hindari melakukan pemberian melalui vena pada anggota tubuh
yang sakit/luka, kecuali pada keadaan yang sangat mengancam
jiwa (life saving).
PENGOBATAN
Semua trauma kepala yang signifikan, dengan atau tanpa hematoma, harus segera
diobati dengan penggantian faktor dosis major * sebelum tes diagnostik.
kemudian lakukan segera CT scan untuk menghindari terjadinya ICH (intracranial
hemorrhage)
Wulff , Zappa, Womack. Emergency care for patients with hemophilia.3rd ed. 2010
Perdarahan intrakranial
• Salah satu penyebab tertinggi mortalitas pada hemofilia
(20-30%).
• Insidens :
• Neonatus : 3,5 – 4 %, Anak dan dewasa : 3 – 10%
• Dept. IKA RSCM tahun 2007 – 2010 : 7,1 % (13 dari 154
pasien)
• Riwayat trauma kepala :
• 57-66 % kasus di India dan Jerman
• Dept. IKA RSCM tahun 2007 – 2010 : 8 dari 13 kasus
didahului adanya trauma kepala.
Am J Hematol. 2001; 68: 37–42
Haemophilia 2003; 9: 573–577
Haemostasis 1992; 22:259–267
Gejala & tanda
• Studi di Brazil (2003) :
• 44,4% pasien yang mengalami perdarahan intrakranial tidak
mengalami gejala klinis yang khas.
Muntah
Kesadaran menurun
Kejang
Hemofilia
+/-
Trauma
kepala
SEGERA : Berikan
faktor
pembekuan
40-50 UI/kgBB
Baru lakukan CT
Scan/lainnya
Wulff , Zappa, Womack. Emergency care for patients with hemophilia.3rd ed. 2010
Perdarahan sendi (hemartrosis)
Advanced hemarthrosis :
-bengkak, nyeri
-palpasi : lebih hangat drpd daerah Gunakan alat bantu/crutches
sekitarnya
-sendi tidak dapat digerakkan
Wulff , Zappa, Womack. Emergency care for patients with hemophilia.3rd ed. 2010
Perdarahan sendi (hemartrosis) akut
R = Rest
C = Compression
I = Ice E = Elevation
Perdarahanotot
Wulff , Zappa, Womack. Emergency care for patients with hemophilia.3rd ed. 2010
Terapi Epistaxis
1. Secara perlahan lakukan tiupan lembut melalui hidup untuk mengeluarkan bekuan darah
atau ingus yang mengganggu hemostasis.
2. Tundukkan kepala agar darah tidak tertelan.
3. Lakukan penekanan selama 15 menit.pada nostril yang mengalami perdarahan.
4. Cek apakah perdarahan telah berhenti, bila ada bekuan darah harus dikeluarkan secara
perlahan.
5. Bila perdarahan masih terjadi, lakukan penekanan kembali selama 5 menit.
6. Dapat digunakan epinefrin topikal untuk menghentikan
perdarahan.
7. Konsultasi ke THT untuk kemungkinan kauterisasi (bila perdarahan berulang).
Wulff , Zappa, Womack. Emergency care for patients with hemophilia.3rd ed. 2010
inhibitor
• inhibitor adalah antibody yang dapat menetralisis factor VIII.
• insidens pasien hemofilia A yang membentuk antibody atau inhibitor terhadap
factor VIII kurang lebih sebanyak 30%,
• sedangkan pada hemofilia B insidennya lebih rendah yaitu 1-3%.
• adanya inhibitor perlu dicurigai bila pendarahan tidak dapat diatasi dengan
replacement therapy yang adekuat. dengan pemeriksaan kadar plasma
inhibitor factor VIII/IX bila kadarnya <5 BU (Bethesda Unit) disebut inhibitor
titer rendah, sedangkan bila >5 BU disebut inhibitor titer tinggi.
Deficiency Product Tecknology Mean t1/2 (h) Clearance Estimated Clinical trial
(minimum –maximum) (mL h-1 kg -1) time
to 1% after
dose of 50 IU
kg-1 (days)
Hemophilia A BAY94-9027 Site-specific PEGylation (60-kDa PEG) 18.4 (13.7–28.1) 1.4 5 Phase III (NCT01580293)
N8-GP Site-specific glycoPEGylation (40-kDa PEG) 19 (11.6–27.3) 1.4 6.5 Phase III (NCT01480180)
Adnovate Controlled PEGylation (2 9 20-kDa PEG) 14.3–16.0 2.47 4 Approved by the FDA in 2015
(BAX855)
Eloctate; Elocta Fc fusion 18.8 (14.3–24.5) 2 4.9 Approved by the FDA in 2014
(rFVIII–Fc) Approved by the EMA in 2015
rVIII-SingleChain Single-chain rFVIII 14.5 2.64 NA Phase II/III (NCT01486927)
(CSL627)
Hemophilia B N9-GP Site-directed glycoPEGylation (40-kDa PEG) 93 (85–111) 0.7 22 Phase III (NCT01333111)
Alprolix (rFIX–Fc) Fc fusion 82.1 (71.4–94.5) 3.2 11.2 Approved by the FDA in 2014
Idelvion (rFIX-FP) Albumin fusion 91.57 0.75 14 Approved by the FDA in 2016
Approved by the EMA in 2016
Phase II/III (NCT02484638)
Sports/physical activity
Dapat meningkatkan:
Kesehatan fisik
Perkembangan neuromuskuler normal
Manfaat psikologis dan sosial
Kualitas hidup (QoL)
Body Mass Index (BMI) dan berat badan bisa meningkat karena kurangnya aktivitas fisik.
Dewasa BMI normal adalah 18 - 23 kg / m2, kelebihan berat badan bila BMI> 23 - 29,9 kg / m2
5 Weight management dan obesitas jika BMI> 30 kg / m2. Pada anak-anak, kelebihan berat badan dan obesitas bervariasi sesuai
usianya.
Rehabilitation of musculoskeletal system
Meningkatkan status kesehatan sendi dan kekuatan otot dan, mengurangi rasa sakit. Fisioterapis memainkan peran penting dalam
manajemen akut dan sub-akut perdarahan, sinovitis kronis, artropati kronis dan patologi musculoskeletal. Rehabilitasi pasca-perdarahan
termasuk PRICE dan program latihan untuk pemulihan status premorbid, meminimalkan risiko perdarahan ulang dan pencegahan
muskuloskeletal sekunder
komplikasi
Protection, Rest, Ice, Compression and Elevation
Tindakan pertolongan pertama pada perdarahan akut dan sub-akut.
Sports/physical activity
Dapat meningkatkan:
Kesehatan fisik
Perkembangan neuromuskuler normal
Manfaat psikologis dan sosial
Kualitas hidup (QoL)
Body Mass Index (BMI) dan berat badan bisa meningkat karena kurangnya aktivitas fisik.
Dewasa BMI normal adalah 18 - 23 kg / m2, kelebihan berat badan bila BMI> 23 - 29,9 kg / m2
5 Weight management dan obesitas jika BMI> 30 kg / m2. Pada anak-anak, kelebihan berat badan dan obesitas bervariasi sesuai
usianya.
DAFTAR PUSTAKA
• William J. William, Hematology, Fourth edition, Mc.Grow Hill Publishing Company, 1991.
• Martin R. Howard, Haematology, Second Edition, Churchill Livingstone, 2002.
• Arthur Simmons, Hematology: a Combined Theoritical & Technical Approach, WB Saunders
Company, 1989.
• Siti Budina Kresna, Pengantar Hematologi dan Imunohematologi, Fakultas Kedokteran UI, 1988.
• Iman Supardiman, Hematologi Klinik, edisi revisi, Bandung, 1993.
• Frank Firkin, de grucy’s Clinical Hematology in Medical Practice, Fifth edition, Blackwell Scientific
Publication, 1989.
• oots WK. Emergency care issues in hemophilia. WFH, 2007
• Wulff , Zappa, Womack. Emergency care for patients with hemophilia.3rd ed. 2010
• Ramnik Sood, Medical Laboratory Technology, Methods & Interpretatiom, Jay Pee Brothers Fourth
edition, 1994.
• World Federation of Hemophilia. WFH guidelines for the management of hemophilia. 3rd ed. 2020.