Anda di halaman 1dari 70

GANGGUAN

KOAGULASI
Presented by
apt. Resta Andria, S.Farm.
20720015
Hemostasis adalah kemampuan
alami untuk menghentikan perdarahan pada
lokasi luka oleh spasme pembuluh darah, adhesi
trombosit dan keterlibatan aktif faktor koagulasi,
adanya koordinasi dari endotel pembuluh darah,
agregasi trombosit dan aktivasi jalur koagulasi.
Hemostasis Primer

Hemostatis Sekunder

Hemostatis Tersier
Hemostatis Primer
Hemostasis Sekunder
Hemostasis Tersier
• Di dalam lapisan pembuluh darah selain endotel, terdapat serat kolagen dan
vWf ( von Willebrand factor) yang berperan sebagai rangkaian mulai terjadinya
proses hemostasis
• Saat terjadinya luka, maka serat kolagen akan menonjol dan kontak dengan
trombosit sebagai reseptor terhadap trombosit. Kemudian endotel akan
mengeluarkan phospholipid yang akan menginisiasi fungsi trombosit untuk
melakukan fungsi adhesi.
• pada daerah sekitar pembuluh darah yang luka akan terjadi vasokontriksi
(penyempitan /pengkerutan pembuluh darah) untuk mengurangi alirah darah.
• Jika terjadi kerusakan jaringan atau luka, maka akan keluar zat serotonin, epineprin,
dengan adanya zat tersebut maka pembuluh darah akan mengkerut atau menyempit
dengan tujuan untuk mengurangi aliran darah yang menuju ke daerah luka.
• Vasokonstriksi yang terjadi pada daerah luka merupakan respon fisiologis sebagai
upaya adanya kerusakan jaringan dalam rangka untuk menghentikan keluarnya darah
yang akan diiringi dengan mekanisme lain yang diperankan oleh trombosit dan faktor-
faktor pembekuan darah.
• saat terjadi cedera  trombosit melekat
(reaksi adhesi) pada kolagen dan vWF (von
Willebrand factor)  mengubah bentuk
mereka dan melepaskan ADP (adenosin
difosfat) dan TXA2 (tromboksan A2), kemudian
terjadi aktivasi trombosit dan membawa
mereka lokasi cedera. sehinggan terbentuklah
agregat dari trombosit untuk menutup
luka/cedera yang terjadi.
• Trombosit atau platelet adalah sel darah yang berperan dalam
membekukan darah.
• Trombosit tersebut merupakan bagian darah yang paling utama saat
pembuluh darah rusak maupun kulit mengalami luka dan bocor yang
mengakibatkan darah keluar dari pembuluh atau terjadi perdarahan.
• Jumlah trombosit normal pada manusia, yaitu berkisar sekitar 150.000
sampai 400.000 trombosit tiap mikro liter darah.
• Apabila kadar trombosit dalam darah kurang dari 150.000 maka orang
tersebut mengalami kekurangan trombosit atau yang disebut
Trombositopenia.
• Namun apabila kadar trombosit dalam darah lebih dari 400.000 maka
orang tersebut mengalami kelebihan trombosit atau dikenal dengan istilah
Trobositosis.
• Trombosit dalam darah mempuyai waktu hidup selama 5 sampai 9 hari.
Trombosit dalam darah akan melakukan fungsinya selama masa hidupnya
dan akan mengalami penuaan dan dimusnahkan oleh limpa pada tubuh
dan akan digantikan dengan trombosit yang baru dibentuk.
• Pengaturan produksi Trombosit dilakukan oleh suatu faktor trombopoetik,
yaitu sejenis hormon yang analog dengan eritropoetin yang disebut
trombopoetin
Faktor Pembekuan adalah sejumlah
protein yang berkaitan dengan reaksi
penggumpalan darah.
hasil akhir dari proses pembekuan
adalah terbentuknya hemostatig plug,
luka tertutup dan darah tidak keluar
lagi.

beberapa faktor pembekuan di


sistesis oleh hati dan
produksinya dapat terganggu
bila hati rusak. orang yang
kekurangan faktor koagulasi
kemungkinan besar akan
mengalami pendarahan
berkepanjangan dan mudah
memar
• Reaksi awal pada sistem intrinsik adalah konversi
faktor XII inaktif menjadi faktor XII aktif (XIIa).
Aktivasi ini dikatalisis oleh kininogen HMW dan
kalikrein. Faktor XII aktif kemudian mengaktifkan
faktor XI, dan faktor XI aktif mengaktifkan faktor
IX. Faktor IX yang aktif membentuk suatu
kompleks dengan faktor VIII aktif. Kompleks IXa
dan VIIIa mengaktifkan faktor X (trombokinase).
Fosfolipid dari trombosit dan Ca2+ diperlukan
untuk mengaktifkan faktor X secara sempurna.
• Sementara sistem ekstrinsik dipicu oleh
pelepasan faktor III (tromboplastin) dari jaringan
yg rusakakan mengaktifkan faktor VII. Faktor III
dan faktor VIIa  mengaktifkan faktor IX dan X.
Dengan adanya fosfolipid, Ca2+, dan faktor V,
maka faktor X akan mengkatalisis konversi
prothrombin (F.II) menjadi trombin. Selanjutnya
trombin mengkatalisis konversi fibrinogen
menjadi fibrin. --> pembekuan darah/penutupan
luka.
• Merupakan mekanisme pecahnya benang fibrin (salah satu agen
pembeku darah yang diproduksi dalam darah sebagai produk akhir
koagulasi). Darah juga mengandung enzim fibrinolitik yang berguna
mecegah pembentukan gumpalan atau pembekuan darah pada area
yang tidak terluka, sehingga tidak akan menghalangi aliran darah, dan
juga enzim ini akan menghancurkan fibrin bila luka telah sembuh
• Koagulasi dan fibrinolisis merupakan mekanisme yang saling berkaitan
erat sehingga seorang tidak dapat membicarakan masalah koagulasi
tanpa di sertai dengan fibrinolisis demikian juga sebaliknya.
KELAINAN
HEMOSTATIS

KELAINAN HEMOSTASIS KELAINAN HEMOSTATIS


PRIMER SEKUNDER
• petechiae
• Purpura
KELAINAN • Ecchymoses
• Trombositopenia
HEMOSTASIS • Heparin-induced thrombocytopenia (HIT)
• Trombocytopenic trombotic purpura

PRIMER • Immune Thrombocytopenic purpura


• Bernard-Soulier syndrome (BSS)
• Glanzmann trombasthenia
• Trombositosis
• Trombosis

• Von willerbrand’s factor (VWF)


KELAINAN • Hemophilia A
• Hemophilia B
HEMOSTASIS • Factor V leiden thrombophilia
SEKUNDER • Disseminated intravascular
coagulation
HEMOFILIA
Hemofilia didefinisikan sebagai “kelainan pembekuan
darah yang disebabkan oleh defisiensi faktor koagulasi
VIII (FVIII) (pada hemofilia A) atau faktor IX (FIX) (pada
hemofilia B). Kekurangan tersebut merupakan hasil
mutasi dari masing-masing gen faktor pembekuan.

Prevalensi
Hemofilia diperkirakan memiliki frekuensi kira-kira satu dari 10.000 kelahiran.
Berdasarkan survei global tahunan bahwa jumlah penderita hemeofilia
didunia adalah sekitar 400.000.
Hemofia umumnya menyerang laki-laki dari sisi ibu

Srivastava A, Brewer AK, Mauser-Bunschoten EP, et al. Treatment Guidelines Working Group on Behalf of The World Federation of Hemophilia. Guidelines for the management of
hemophilia. Haemophilia. 2013;19:e1–47
Mutasi genetik yang terjadi pada hemofilia
mempengaruhi kromosom X. kelainan pada
kromosom X kemudian diturunkan oleh
ayah, ibu atau kedua orang tua kepada anak.
hemofilia yang bergejala biasanya terjadi
pada laki-laki. anak perempuan lebih sering
menjadi pembawa (carrier) gen abnormal
yang berpotenti untuk di wariskan kepada
keturunannya.

Kemenkes.2018. Bahan Ajar Ajar Teknologi Labolatorium Medik (TLM) HEMOSTATIS. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
PATOFISIOLOGI Pendarahan berhenti

Gumpalan Fibrin yang stabil


terbentuk diatas trombosit sebagai
penutup cedera

Normal Fibrinogen  Fibrin

Bersama dengan zat lain, faktor Trombin


pembekuan VIII menyebabkan
sumbatan trombosit yang kuat Pembekuan darah menjadi lemah.
terbentuk

Trombin dibentuk sangat berkurang

Protrombin
Cedera pembuluh darah Faktor VIII menurun yang
(F ll) disebabkan oleh protein abnormal
menyebabkan pendarahan
dan tidak berfungsi

Penyempitan dan faktor pembekuan diaktifkan


Hemofilia A dan B
NORMAL
HEMOFILIA (A DAN B)

X
X
Daerah Pendarahan Hemofilia
Selaput lendir dimulut, gusi, hidung

Otot, terutama (lengan bawah dan betis)

Saluran Genitourinari

Sendi (hemarthosis)

Srivastava A, Brewer AK, Mauser-Bunschoten EP, et al. Treatment Guidelines Working Group on Behalf of The World Federation of Hemophilia. Guidelines for the management of
hemophilia. Haemophilia. 2013;19:e1–47
kejadian pendarahan pada hemophilia

WFH 3rd, 2020


WFH 3rd, 2020
Perdarahan berisiko tinggi
pada hemofilia

1. Perdarahan SSP (intrakranial/spinal)


2. Perdarahan jaringan lunak di daerah leher
3. Perdarahan saluran cerna
4. Perdarahan akibat ruptur organ intraabdomen
5. Sindrom kompartemen akut
6. Perdarahan di dalam/sekitar mata

WFH 3rd, 2020


DASAR DIAGNOSIS

APTT, waktu tromboplastin parsial teraktivasi;


PT, waktu protrombin;
aPTT normal : 22-27,9 detik
VWD, penyakit von Willebrand.
PT normal : 10-14 detik
WFH 3rd, 2020
Tingkat Faktor Pembekuan Darah DASAR DIAGNOSIS
(Pendarahan spontan sesekali, pendarahan
berkepanjangan dengan trauma minor atau
pembedahan)

Berat 1–5 IU/dL (0.01–0.05 IU/mL) atau 1–5% dari normal


Ringan
(Severe) Tingkat Faktor pembekuan (Mild)

Tingkat Faktor pembekuan Sedang Tingkat Faktor pembekuan


<1 IU/dL (<0.01 IU/mL) atau <1% dari normal (Moderate) 5–40 IU/dL (0.05–0.40 IU/mL)
atu 5 to <40% dari normal
(Pendarahan spontan ke dalam sendi atau otot,
terutama tanpa adanya tantangan hemostatic yang Pendarahan hebat dengan trauma
dapat didentifikasi) besar atau pembedahan. Pendarahan
spontan jarang terjadi

Normal (person who does not have hemophilia)


(50% to 100%)
WFH 3rd, 2020
FARMAKOTERAPI HEMOFILIA
HEMOFILIA A RINGAN
Synthetic Vasopressin Analog
Desmopressin Acetate (DDAVP) Regimen terapi profilaksis pada hemofilia HEMOPHILIA SEDANG
Mengelola pendarahan pada pasien ATAU BERAT
hemophilia A ringan
Dosis Tunggal (0.3 µg kg-1) dapat Penggantian factor defisiensi (FVII atau
meningkatkan tingkat FVIII tiga FIX). Pengobatan dapat diberikan pada
kalilipat menjadi enam kali lipat 1 jam saat pendarahan atau melaui jadwal
setalah pemberian. profilaksis
Tujuan: mencapai minimal lebih dari 1%
dari tingkat hemostatic untuk mencegah
pendarahan spontan.

TERAPI TAMBAHAN:
DDVAP,
ANTIFIBRINOLITIK
+ ANALGIK

WFH 3rd, 2020


DDVAP ANTIFIBRINOLITIK

Types Dose Time Side Effects Agen anfibrinolitik yang meningkatkan stabilitas bekuan
IV 0,3 µg / kg 30 - 60 minutes Infus cepat bisa dengan menghambat aktivasi plasminogen menjadi
diencerkan menyebabkan plasmin. Mengontrol perdarahan dari kulit dan
menjadi 50 - takikardia,
permukaan mukosa misalnya perdarahan oral,
100 ml fisiologis pembilasan,
garam dan tremor dan perut epistaksis dan menoragia
diinfuskan lebih tidak nyaman Contoh: Asam traneksamat, epsilon aminocaproic
dari 20 Karena anti acid [EACA])
- 30 menit diuretik
Subkutan 0.3 µg/kg 90 - 120 aktivitas, amati as. traneksamat tidak boleh digunakan pengobatan
minutes untuk: hematuria karena dapat mencegah pelarutan
- hiponatremia gumpalan di ureter yang dapat menyebabkan
Intranasal Dewasa: 90 - 120
- retensi air
intranasal 1,5 mg minutes uropati obstruktif dan potensi kerusakan pada
/ ml pada setiap fungsi ginjal.
lubang hidung.
DDAVP dikontraindikasikan pada anak-
Utb berat <40 kg, anak kurang dari dua tahun yang
cukup dengan 1 mungkin berisiko kejang sekunder
dosis saja/1 akibat edema serebral akibat
lubang hidung hyponatremia.

WFH 3rd, 2020


ANALGIK
Nyeri pada PWH (person with hemophilia) bisa akut atau kronis. Ini mungkin termasuk nyeri yang disebabkan oleh akses vena,
perdarahan sendi atau otot, nyeri pasca operasi, pencabutan gigi dan / atau artropati hemofilik kronis.

Efektivitas analgesik pada PWH (Person with Haemophilia)

Paracetamol/acetaminophen

COX- 2 inhibitor a (e.g., celecoxib, meloxicam, nimesulide, and


others)
or
paracetamol/acetaminophen plus codeine (3- 4 times/day)
or
paracetamol/acetaminophen plus tramadol (3- 4 times/day)

Morphine: Use a slow- release product with a rapid release product


as an escape analgesic. Increase use of the slow- release product if
the rapid release product is used more than 4 times/day.
WFH 3rd, 2020
Strategi Manajemen Nyeri:

Catatan:
1. Celecoxib: efektivitas dan keamanan tidak dianjurkan
pada anak-anak <2 tahun
2. Etoricoxib: efektivitas dan keamanan  tidak dianjurkan
pada pasien berusia <16 tahun
3. Tramadol: efektivitas dan keamanan  tidak dianjurkan
pada anak-anak <12 tahun; hati-hati pada anak 12 - 18
tahun yang memiliki faktor risiko yang dapat meningkatkan
depresi pernafasan
4. Kodein: efektivitas dan keamanan  tidak dianjurkan
untuk anak-anak <18 tahun
World Federation of Haemophilia. Guidelines for the Management of Haemophilia, 2012.
TERAPI FARMAKOLOGI
Dosis dan frekuensi pengobatan untuk produk standar dan paruh waktu diperpanjang
(extended half life/EHL) untuk pengendalian perdarahan akut pada pasien hemofilia A dan B

hemofilia A

hemofilia B

Petvandi., I. Gatagiola., dan E. Biguzzi. 2016. Advances in the treatment of bleeding disorders. Journal of Thrombosis and Haemostasis, 14: 2095–2106
TERAPI FARMAKOLOGI
Dosis dan frekuensi untuk produk standar dan paruh waktu diperpanjang (extended half life/EHL) dalam
pengelolaan pasien hemofilia A yang menjalani prosedur bedah minor dan mayor

Petvandi., I. Gatagiola., dan E. Biguzzi. 2016. Advances in the treatment of bleeding disorders. Journal of Thrombosis and Haemostasis, 14: 2095–2106
TERAPI FARMAKOLOGI
Dosis dan frekuensi untuk produk standar dan waktu paruh diperpanjang (EHL) dalam tatalaksana pasien
hemofilia B yang menjalani prosedur bedah minor dan mayor

Petvandi., I. Gatagiola., dan E. Biguzzi. 2016. Advances in the treatment of bleeding disorders. Journal of Thrombosis and Haemostasis, 14: 2095–2106
Prinsip dasar tata laksana
1. Cegah dan obati perdarahan sedini mungkin.
2. Perdarahan akut sebaiknya diatasi dalam waktu kurang dari 2
jam.
3. Pasien biasanya dapat mengenali gejala awal timbulnya
perdarahan, berupa sensasi “geli” .
4. Pada kasus perdarahan berat (intrakranial, saluran napas dan
saluran cerna), berikan faktor pembekuan sesegera mungkin,
sebelum melakukan pemeriksaan lainnya.
5. Hindari melakukan pemberian melalui vena pada anggota tubuh
yang sakit/luka, kecuali pada keadaan yang sangat mengancam
jiwa (life saving).

Hoots WK. Emergency care issues in hemophilia. WFH, 2007


TENTUKAN
APAKAH PASIEN
MEMILIKI :

Hoots WK. Emergency care issues in hemophilia. WFH, 2007


CEDERA KEPALA / HEAD INJURY
intracranial hemorrhage(ICH) / pendarahan itrakranial adalah penyebab utama kematian
akibat perdarahan pada semua kelompok umur. Tanpa pengenalan dan pengobatan dini,
kematian atau kerusakan neurologis yang parah dapat terjadi.

PENGOBATAN
Semua trauma kepala yang signifikan, dengan atau tanpa hematoma, harus segera
diobati dengan penggantian faktor dosis major * sebelum tes diagnostik.
kemudian lakukan segera CT scan untuk menghindari terjadinya ICH (intracranial
hemorrhage)

Wulff , Zappa, Womack. Emergency care for patients with hemophilia.3rd ed. 2010
Perdarahan intrakranial
• Salah satu penyebab tertinggi mortalitas pada hemofilia
(20-30%).
• Insidens :
• Neonatus : 3,5 – 4 %, Anak dan dewasa : 3 – 10%
• Dept. IKA RSCM tahun 2007 – 2010 : 7,1 % (13 dari 154
pasien)
• Riwayat trauma kepala :
• 57-66 % kasus di India dan Jerman
• Dept. IKA RSCM tahun 2007 – 2010 : 8 dari 13 kasus
didahului adanya trauma kepala.
Am J Hematol. 2001; 68: 37–42
Haemophilia 2003; 9: 573–577
Haemostasis 1992; 22:259–267
Gejala & tanda
• Studi di Brazil (2003) :
• 44,4% pasien yang mengalami perdarahan intrakranial tidak
mengalami gejala klinis yang khas.

• Studi retrospektif Hemofilia Treatment Center Children’s Hospital


of Philadelphia tahun 1994 – 2005
• 5 dari 9 kejadian perdarahan intrakranial datang ke rumah sakit
dalam waktu 1 – 10 jam pasca trauma kepala tanpa gejala klinis
ICH.
Haemophilia 2003; 9: 573–577.
Haemophilia 2007; 13:560–566.
Diagnosis perdarahan intrakranial

Muntah
Kesadaran menurun
Kejang
Hemofilia

+/-
Trauma
kepala

Curigai perdarahan intrakranial


Tata laksana perdarahan intrakranial
Semua TRAUMA KEPALA
harus dianggap sebagai PERDARAHAN
INTRAKRANIAL sampai pemeriksaan
selanjutnya

SEGERA : Berikan
faktor
pembekuan
40-50 UI/kgBB

Baru lakukan CT
Scan/lainnya

Wulff , Zappa, Womack. Emergency care for patients with hemophilia.3rd ed. 2010
Perdarahan sendi (hemartrosis)
Advanced hemarthrosis :
-bengkak, nyeri
-palpasi : lebih hangat drpd daerah Gunakan alat bantu/crutches
sekitarnya
-sendi tidak dapat digerakkan

Early onset hemarthrosis :


-sensasi awal geli
-bengkak, nyeri Jari tangan & kaki juga dapat
-gerakan sendi terbatas mengalami hemartrosis

Wulff , Zappa, Womack. Emergency care for patients with hemophilia.3rd ed. 2010
Perdarahan sendi (hemartrosis) akut

• Pertolongan pertama : RICE


• Faktor konsentrat sesegera mungkin (< 2 jam)
• Analgetik : parasetamol, COX-2 inhibitor
• Fisioterapi segera setelah sakit dan bengkak
hilang

Hoots WK. Emergency care issues in hemophilia. WFH, 2007


R-I-C-E

R = Rest
C = Compression

I = Ice E = Elevation
Perdarahanotot

Pembengkakan leher : EMERGENCY !!


Memar & perdarahan jaringan -Potensi sumbatan saluran
lunak : napas
-Jarang nyeri hebat,
-Tak ada gangguann fungsi
-Tak perlu faktor Perdarahan otot lengan
koagulasi atas/bawah :
Perdarahan iliopsoas : -hati-hati sindrom
-tak dapat meluruskan kompartemen
tungkai/fleksi sendi
panggul
Perdarahan otot gluteus :
Perdarahan otot paha/betis -nyeri
-nyeri -bengkak
-gangguan mobilitas -gangguan mobilitas
-hati-hati : sindrom
kompartemen
Wulff , Zappa, Womack. Emergency care for patients
Perdarahan otot

• pertolongan pertama : istirahat, kompres es


• pendarahan otot di obati dengan dosis
faktor minor.
• kelompok otot perut yang besar dan
pendarahan iliopsoas harus ditangani
dengan faktor dosis major.

Hoots WK. Emergency care issues in hemophilia. WFH, 2007


Hoots WK. Emergency care issues in hemophilia. WFH, 2007
Perdarahan rongga mulut
1. Tentukan sumber & penyebab perdarahan :
a. Pasca ekstraksi gigi
b. Perdarahan gusi akibat higiene mulut yang kurang baik
c. Trauma
2. Terapi lokal :
– Penekanan langsung sumber perdarahan minimal 15 menit
– Jahit luka bila perlu (sebelumnya berikan faktor pembekuan)
– Antibiotik bila ada infeksi
– Asam traneksamat untuk kumur-kumur
3. Berikan faktor pembekuan
4. Edukasi :
• jangan menelan darah
• makan makanan yang lunak
5. Evaluasi kemungkinan anemia
Wulff , Zappa, Womack. Emergency care for patients with hemophilia.3rd ed. 2010
Epistaksis
• adalah seseorang yang tidak dapat mengontrol
pendarahannya sendiri

• Epistaksis ringan umumnya dapat dihentikan dengan


tata laksana suportif yang optimal.

• Bila epistaksis tidak dapat diatasi atau berulang


setelah tata laksana suportif yang optimal, perlu
diberikan terapi antifibrinolitik dan/atau faktor
pembekuan.

Wulff , Zappa, Womack. Emergency care for patients with hemophilia.3rd ed. 2010
Terapi Epistaxis
1. Secara perlahan lakukan tiupan lembut melalui hidup untuk mengeluarkan bekuan darah
atau ingus yang mengganggu hemostasis.
2. Tundukkan kepala agar darah tidak tertelan.
3. Lakukan penekanan selama 15 menit.pada nostril yang mengalami perdarahan.
4. Cek apakah perdarahan telah berhenti, bila ada bekuan darah harus dikeluarkan secara
perlahan.
5. Bila perdarahan masih terjadi, lakukan penekanan kembali selama 5 menit.
6. Dapat digunakan epinefrin topikal untuk menghentikan
perdarahan.
7. Konsultasi ke THT untuk kemungkinan kauterisasi (bila perdarahan berulang).

Wulff , Zappa, Womack. Emergency care for patients with hemophilia.3rd ed. 2010
inhibitor
• inhibitor adalah antibody yang dapat menetralisis factor VIII.
• insidens pasien hemofilia A yang membentuk antibody atau inhibitor terhadap
factor VIII kurang lebih sebanyak 30%,
• sedangkan pada hemofilia B insidennya lebih rendah yaitu 1-3%.
• adanya inhibitor perlu dicurigai bila pendarahan tidak dapat diatasi dengan
replacement therapy yang adekuat. dengan pemeriksaan kadar plasma
inhibitor factor VIII/IX  bila kadarnya <5 BU (Bethesda Unit) disebut inhibitor
titer rendah, sedangkan bila >5 BU disebut inhibitor titer tinggi.

WFH 3rd, 2020


inhibitor
• Hemofilia A dengan titer inhibitor rendah biasanya dapat diatasi
dengan menaikkan dosis factor VIII sehingga 2-3 kali, sedangkan untuk
pasien dengan titer inhibitor perlu pemberian konsentrat kompleks
factor IX (PCC), konsentrat kompleks prothrombin teraktivasi
(activated prothrombin complex concentrate/aPCC) atau factor VIIa
rekombinan.

WFH 3rd, 2020


inhibitor

• Hemofilia A dengan titer inhibitor rendah biasanya dapat diatasi


dengan menaikkan dosis factor VIII sehingga 2-3 kali, sedangkan untuk
pasien dengan titer inhibitor perlu pemberian konsentrat kompleks
factor IX (PCC), konsentrat kompleks prothrombin teraktivasi
(activated prothrombin complex concentrate/aPCC) atau factor VIIa
rekombinan.

WFH 3rd, 2020


FAKTOR VIII
• daftar merk yang beredar di Indonesia
• Aafact, Haemoctin, Kogenate FS
• Deskripsi obat
• Faktor VIII merupakan salah satu protein dalam tubuh yang memiliki peran
penting dalam sistem pembekuan darah. Pada pasien dengan hemofilia A
(pada kondisi ini, ditemukan jumlah faktor VIII yang rendah dalam darah),
berisiko untuk mengalami perdarahan yang terjadi lebih lama saat terjadi
luka, cedera, ataupun setelah melakukan operasi, serta berisiko untuk
mengalami perdarahan dalam (terutama pada bagian persendian dan otot).
• Faktor VIII digunakan untuk mengendalikan dan mencegah perdarahan
pada pasien dengan hemofilia A. Pemberian obat ini bertujuan untuk
menggantikan kekurangan faktor VIII dalam darah, sehingga dapat terjadi
pembekuan darah dan perdarahan dapat berhenti.
WFH 3rd, 2020
FAKTOR VIII
• daftar merk yang beredar di Indonesia
• Aafact, Haemoctin, Kogenate FS
• Deskripsi obat
• Faktor VIII merupakan salah satu protein dalam tubuh yang memiliki peran
penting dalam sistem pembekuan darah. Pada pasien dengan hemofilia A (pada
kondisi ini, ditemukan jumlah faktor VIII yang rendah dalam darah), berisiko untuk
mengalami perdarahan yang terjadi lebih lama saat terjadi luka, cedera, ataupun
setelah melakukan operasi, serta berisiko untuk mengalami perdarahan dalam
(terutama pada bagian persendian dan otot).
• Faktor VIII digunakan untuk mengendalikan dan mencegah perdarahan pada
pasien dengan hemofilia A. Pemberian obat ini bertujuan untuk menggantikan
kekurangan faktor VIII dalam darah, sehingga dapat terjadi pembekuan darah dan
perdarahan dapat berhenti.
WFH 3rd, 2020
FAKTOR VIII
• Dosis setiap orang pasti berbeda-beda. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter
sebelum mengonsumsi obat.
Intravena Pengobatan dan profilaksis episode perdarahan pada pasien hemofilia A.
• Dewasa: Dosis bersifat individual berdasarkan tes koagulasi yang dilakukan sebelum
pengobatan dan secara berkala selama perawatan. Pada umumnya, 1 IU / kg berat badan
(BB) akan meningkatkan kadar faktor VIII dalam darah sekitar 2 IU / dL.
• Dosis yang dianjurkan:
• Pendarahan ringan hingga sedang (tingkatkan hingga 20-30% dari normal): Umumnya dengan dosis
tunggal 10-15 unit / kg
• Pada perdarahan yang lebih berat / operasi minor (tingkatkan hingga 30-50% dari normal): Dosis
awal umumnya sebesar 15-25 unit / kg BB diikuti oleh 10-15 unit / kgBB setiap 8-12 jam jika
diperlukan.
• Pada pendarahan hebat atau pembedahan besar (tingkatkan hingga 80-100% dari normal):
Umumnya dosis awal 40-50 unit / kg BB diikuti 20-25 unit / kg BB setiap 8-12 jam.
Profilaksis pada Hemofilia A berat
• Dewasa: 10-50 unit / kg BB setiap 2-3 hari, sesuai kebutuhan.

WFH 3rd, 2020


FAKTOR IX
• Dasar dari terapi hemofilia adalah pencegahan
perdarahan dan pengobatan pada perdarahan
tersebut secara cepat dan tepat. Obat pilihan utama
pada hemofilia A dan B untuk mengatasi perdarahan
adalah pemberian faktor VIII dan IX kepada pasien.
• Selain pemberian faktor pembekuan, pasien juga
dapat diberikan agen hemostatik lainnya seperti
Adesmopresin (DDAVP) hanya dapat diberikan pada
hemofilia A, emicizumab dan agen antifibrinolitik
(asam traneksamat atau asam epsilon aminocaproic
[EACA]) .
DESMOPRESIN (DDAVP)
• Desmopresin (1-deamino-8-D-arginine vasopressin, juga dikenal sebagai
DDAVP) adalah analog sintetis vasopresin yang meningkatkan kadar plasma
FVIII dan VWF
• DDAVP dapat menjadi pengobatan pilihan untuk pasien dengan hemofilia A
ringan atau sedang ketika FVIII dapat ditingkatkan ke tingkat terapeutik
yang sesuai karena menghindari biaya dan potensi bahaya penggunaan CFC
termasuk risiko perkembangan inhibitor FVIII.
• DDAVP tidak mempengaruhi tingkat FIX
• DDAVP sangat berguna dalam pengobatan dan pencegahan perdarahan
pada pembawa hemofilia A.
• DDAVP tidak diizinkan untuk digunakan pada kehamilan
• Pemberian : dapat diberikan secara subkutan terutama diberikan melalui
infus intravena atau semprotan hidung

WFH 3rd, 2020


DESMOPRESIN (DDAVP)
• Persiapan dosis antara lain:
◦ 4 μ g / mL untuk penggunaan intravena;
◦ 15 μ g / mL untuk penggunaan intravena dan subkutan;
◦ 150 μ g per dosis terukur sebagai semprotan hidung.

• Respon puncak terlihat sekitar 60 menit setelah pemberian intravena


atau subkutan.
• Anak-anak umumnya tidak boleh diberikan DDAVP lebih dari sekali
sehari; pada orang dewasa di bawah pengawasan ketat,

WFH 3rd, 2020


ASAM TRANEKSAMAT
• merupakan agen antifibrinolitik yang secara kompetitif menghambat
aktivasi plasminogen menjadi plasmin. Ini meningkatkan stabilitas
bekuan dan berguna sebagai terapi tambahan untuk beberapa jenis
perdarahan hemofilik.
• Asam traneksamat sangat bermanfaat dalam pengaturan operasi gigi
dan dapat digunakan untuk mengontrol perdarahan mulut yang
terkait dengan erupsi atau pencabutan gigi.
• Asam traneksamat biasanya diberikan sebagai tablet oral (25 mg / kg /
dosis) 3-4 kali sehari. Dapat juga diberikan melalui infus intravena (10
mg / kg / dosis) 2-3 x / hr.

WFH 3rd, 2020


EMICIZUMAB
• Emicizumab merupakan obat antibodi monoklonal yang
spesifik secara langsung terhadap faktor IXa dan X. Kedua
faktor ini merupakan faktor antibodi yang sangat penting
dalam pembekuan darah. Emicizumab dirancang untuk
mempertemukan faktor IXa dan X secara langsung
sehingga akan mengaktifkan cascade yang pada akhirnya
akan terjadi pembekuan darah secara alami pada pasien
penderita Hemofilia A. Emicizumab merupakan
pengobatan profilaksis yang diberikan secara subkutan
(disuntikan melalui bawah kulit) sekali seminggu.
• Emicizumab lebih mudah diberikan (secara subkutan) dan
hanya memerlukan dosis sekali seminggu
• Pada obat baru ini dapat terjadi efek samping berupa sakit
kepala, dan reaksi injeksi, athralgia, pireksia, myalgia, dan
diare. Meskipun efek samping tersebut bukan merupakan
efek samping mayor yang merupakan efek samping yang
sering terjadi, eminggu.
WFH 3rd, 2020
Wulff , Zappa, Womack. Emergency care for patients with hemophilia.3rd ed. 2010
.
New therapeutic agents for hemophilia A and B

Deficiency Product Tecknology Mean t1/2 (h) Clearance Estimated Clinical trial
(minimum –maximum) (mL h-1 kg -1) time
to 1% after
dose of 50 IU
kg-1 (days)
Hemophilia A BAY94-9027 Site-specific PEGylation (60-kDa PEG) 18.4 (13.7–28.1) 1.4 5 Phase III (NCT01580293)

N8-GP Site-specific glycoPEGylation (40-kDa PEG) 19 (11.6–27.3) 1.4 6.5 Phase III (NCT01480180)

Adnovate Controlled PEGylation (2 9 20-kDa PEG) 14.3–16.0 2.47 4 Approved by the FDA in 2015
(BAX855)
Eloctate; Elocta Fc fusion 18.8 (14.3–24.5) 2 4.9 Approved by the FDA in 2014
(rFVIII–Fc) Approved by the EMA in 2015
rVIII-SingleChain Single-chain rFVIII 14.5 2.64 NA Phase II/III (NCT01486927)
(CSL627)

Hemophilia B N9-GP Site-directed glycoPEGylation (40-kDa PEG) 93 (85–111) 0.7 22 Phase III (NCT01333111)
Alprolix (rFIX–Fc) Fc fusion 82.1 (71.4–94.5) 3.2 11.2 Approved by the FDA in 2014
Idelvion (rFIX-FP) Albumin fusion 91.57 0.75 14 Approved by the FDA in 2016
Approved by the EMA in 2016
Phase II/III (NCT02484638)

Hemophilic patients rFVIIa-FP Albumin fusion 8.5 NA NA Phase II/IIa (NCT02418793) [


with inhibitors (CSL689) CTP fusion Three-fold NA NA
rFVIIa–CTP to four-fold*
(MOD-5014)
Rehabilitation of musculoskeletal system
Meningkatkan status kesehatan sendi dan kekuatan otot dan, mengurangi rasa sakit. Fisioterapis memainkan peran penting dalam
manajemen akut dan sub-akut perdarahan, sinovitis kronis, artropati kronis dan patologi musculoskeletal. Rehabilitasi pasca-perdarahan
termasuk PRICE dan program latihan untuk pemulihan status premorbid, meminimalkan risiko perdarahan ulang dan pencegahan
muskuloskeletal sekunder
komplikasi
Protection, Rest, Ice, Compression and Elevation
Tindakan pertolongan pertama pada perdarahan akut dan sub-akut.

Joint protection Non Farmakologi


Dilindungi dengan kawat atau bidai selama aktivitas fisik.

Sports/physical activity
Dapat meningkatkan:
 Kesehatan fisik
 Perkembangan neuromuskuler normal
 Manfaat psikologis dan sosial
 Kualitas hidup (QoL)
Body Mass Index (BMI) dan berat badan bisa meningkat karena kurangnya aktivitas fisik.
Dewasa  BMI normal adalah 18 - 23 kg / m2, kelebihan berat badan bila BMI> 23 - 29,9 kg / m2
5 Weight management dan obesitas jika BMI> 30 kg / m2. Pada anak-anak, kelebihan berat badan dan obesitas bervariasi sesuai
usianya.
Rehabilitation of musculoskeletal system
Meningkatkan status kesehatan sendi dan kekuatan otot dan, mengurangi rasa sakit. Fisioterapis memainkan peran penting dalam
manajemen akut dan sub-akut perdarahan, sinovitis kronis, artropati kronis dan patologi musculoskeletal. Rehabilitasi pasca-perdarahan
termasuk PRICE dan program latihan untuk pemulihan status premorbid, meminimalkan risiko perdarahan ulang dan pencegahan
muskuloskeletal sekunder
komplikasi
Protection, Rest, Ice, Compression and Elevation
Tindakan pertolongan pertama pada perdarahan akut dan sub-akut.

Joint protection Non Farmakologi


Dilindungi dengan kawat atau bidai selama aktivitas fisik.

Sports/physical activity
Dapat meningkatkan:
 Kesehatan fisik
 Perkembangan neuromuskuler normal
 Manfaat psikologis dan sosial
 Kualitas hidup (QoL)
Body Mass Index (BMI) dan berat badan bisa meningkat karena kurangnya aktivitas fisik.
Dewasa  BMI normal adalah 18 - 23 kg / m2, kelebihan berat badan bila BMI> 23 - 29,9 kg / m2
5 Weight management dan obesitas jika BMI> 30 kg / m2. Pada anak-anak, kelebihan berat badan dan obesitas bervariasi sesuai
usianya.
DAFTAR PUSTAKA
• William J. William, Hematology, Fourth edition, Mc.Grow Hill Publishing Company, 1991.
• Martin R. Howard, Haematology, Second Edition, Churchill Livingstone, 2002.
• Arthur Simmons, Hematology: a Combined Theoritical & Technical Approach, WB Saunders
Company, 1989.
• Siti Budina Kresna, Pengantar Hematologi dan Imunohematologi, Fakultas Kedokteran UI, 1988.
• Iman Supardiman, Hematologi Klinik, edisi revisi, Bandung, 1993.
• Frank Firkin, de grucy’s Clinical Hematology in Medical Practice, Fifth edition, Blackwell Scientific
Publication, 1989.
• oots WK. Emergency care issues in hemophilia. WFH, 2007
• Wulff , Zappa, Womack. Emergency care for patients with hemophilia.3rd ed. 2010
• Ramnik Sood, Medical Laboratory Technology, Methods & Interpretatiom, Jay Pee Brothers Fourth
edition, 1994.
• World Federation of Hemophilia. WFH guidelines for the management of hemophilia. 3rd ed. 2020.

Anda mungkin juga menyukai