Anda di halaman 1dari 96

FARMAKOTERAPI

Fungsi kelenjar prostat:


Prostat 1.Menghasilkan cairan yang nantinya
akan bercampur dengan sel sperma
dari testis untuk membentuk semen
2.Menunjang kinerja hormon seks
utama pria, yaitu hormon androgen
(testosteron)

Hormon testosteron merupakan


hormon seksual pada pria yang
memicu pembesaran prostat.
Hubungan prostat dengan gangguan seksual
pria Jika prostat tidak ada, dapat
mengalami gangguan seksual pada
pria: gangguan ereksi dan ejakulasi.

Prostat berfungsi memberi nutrisi


untuk sperma. Jika prostat tidak ada,
sperma tidak ada nutrisi  impotensi.

Jika prostat tidak ada, saat proses


ejakulasi, sperma yang dihasilkan
sedikit.
Definisi
• Kanker prostat merupakan suatu penyakit
kanker yang menyerang kelenjar prostat
dengan sel-sel prostat, tumbuh secara
abnormal dan tidak terkendali, sehingga
mendesak dan merusak jaringan sekitarnya
yang merupakan keganasan terbanyak
diantara sistem urogenitalia pada pria.​
Patofisiologi
• Prostat normal terdiri dari sel yang berubah ketika diinvasi oleh kanker. Tipe sel
patologi utama adalah adenokarsinoma (lebih dari 95% kasus).

• Kanker prostat dapat dibagi berdasarkan tingkatan. Tumor yang berdiferensiasi


dengan baik tumbuh secara perlahan, sedangkan tumor yang berdiferensiasi
dengan tidak baik tumbuh cepat dan memiliki prognosis yang tidak baik.

• Penyebaran metastatik dapat muncul melalui perluasan lokal. Paru-paru, hati,


otak dan kelenjar adrenal merupakan tempat paling umum dari keterlibatan
visceral, namun organ-organ ini biasanya tidak terlihat pada tahap awal.
Patofisiologi
Prevalensi penyakit

Sumber: Global Cancer Facts and Figures 3rd Edition (2015) GLOBOCAN = Global Burden of Cancer Study
2020 cancer incidence and mortality

©EU 2020

2020 Cancer incidence and mortality in EU-27 countries _ EU Science Hub


Faktor Resiko

Ras dan Riwayat


Usia
tempat tinggal keluarga

Gen Pola makan


Faktor Resiko
Usia Ras Riwayat keluarga

• Kanker prostat sangat • Pria ras Afrika-Amerika • Risiko kanker prostat


jarang pada pria usia di paling berisiko kanker meningkat 2 kali lipat jika
bawah 40 tahun, risiko prostat dibandingkan ras memiliki ayah atau
lebih tinggi setelah usia lain, diikuti ras Kaukasia; saudara kanker prostat
50 tahun Asia memiliki risiko paling
rendah.
• Mereka juga lebih sering
didiagnosis stadium lanjut
dan 2 kali lebih sering
meninggal karena kanker
prostat dibanding kulit
putih
Faktor Resiko
Gen Pola makan Merokok

• Konsumsi daging merah, • Suatu tinjauan


• Mutasi gen BRCA1 dan lemak, produk susu, dan sistematik telah
BRCA2 yang diturunkan alkohol berlebihan telah mengkaitkan merokok
dikaitkan dengan dikaitkan dengan dengan peningkatan
peningkatan risiko peningkatan risiko risiko kematian karena
kanker prostat sebesar kanker prostat. kanker prostat dan
10% • Buah-buahan dan outcome lebih buruk
sayuran segar setelah terapi
diperkirakan
menurunkan risiko
kanker prostat.

BRCA1 adalah gen penekan tumor dan menghasilkan sebuah protein yang membantu
mencegah sel-sel tumbuh tak terkendali, seperti yang terjadi pada kanker.
Etiologi

Chodidjah. (2009). Aspek imunologik pada kanker prostat. Anatomi Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung, 94(118), 1–14.
Etiologi

Teori
Teori Ketidakseimbangan
Dehidrotestosteron
Testosteron dan
Estrogen
Teori Sel Stem

Berkurangnya Kematian
Teori Interaksi Stroma
Sel Prostat
dan Epitel
Teori Dehidrotestosteron
• Untuk pertumbuhan sel kelenjar prostat sangat dibutuhkan suatu metabolit
androgen yaitu dihidrotestosteron atau DHT.

• Dihidrotestosteron dihasilkan dari reaksi perubahan testosteron di dalam sel


prostat oleh enzim 5α-reduktase dengan bantuan koenzim NADPH.

• Dihidrotestosteron yang telah berikatan dengan reseptor androgen (RA)


membentuk kompleks DHT-RA pada inti sel dan selanjutnya terjadi sintesis
protein growth factor yang menstimulasi pertumbuhan sel prostat.
Teori Ketidakseimbangan Testosteron dan
Estrogen
• Pada usia yang semakin tua, kadar testosteron menurun, sedangkan
kadar estrogen relatif tetap sehingga perbandingan antara estrogen
dan testosteron relatif meningkat.
• Estrogen di dalam prostat berperan dalam terjadinya proliferasi sel-sel
prostat terhadap rangsangan hormon androgen, meningkatkan jumlah
reseptor androgen, dan menurunkan jumlah kematian sel-sel prostat
(apoptosis).
• Meskipun rangsangan terbentuknya sel-sel baru akibat rangsangan
testosteron menurun, tetapi sel-sel prostat yang telah ada mempunyai
umur yang lebih panjang sehingga masa prostat menjadi lebih besar.
Teori Interaksi Stroma dan Epitel
• Diferensiasi dan pertumbuhan sel epitel prostat secara tidak
langsung dikontrol oleh sel-sel stroma melalui suatu mediator
(growth factor) tertentu.
• Setelah sel-sel stroma mendapatkan stimulasi dari DHT dan
estradiol, sel-sel stroma mensintesis growth factor yang
selanjutnya mempengaruhi sel-sel epitel secara parakrin.
• Stimulasi itu menyebabkan terjadinya proliferasi sel-sel epitel
maupun sel stroma.
Berkurangnya Kematian Sel Prostat
• Program kematian sel (apoptosis) pada sel prostat
adalah mekanisme fisiologi untuk mempertahankan
homeostasis kelenjar prostat.
• Pada apoptosis terjadi kondensasi dan fragmentasi sel
yang selanjutnya sel-sel yang mengalami apoptosis akan
difagositosis oleh sel-sel di sekitarnya kemudian
didegradasi oleh enzim lisosom.
Teori Sel Stem
• Untuk mengganti sel-sel yang telah mengalami apotosis,
selalu dibentuk sel-sel baru.
• Di dalam kelenjar prostat dikenal suatu sel stem, yaitu suatu
sel yang mempunyai kemampuan berproliferasi sangat
ekstensif.
• Terjadinya proliferasi sel-sel prostat diduga sebagai
ketidaktepatnya aktivitas sel stem sehingga terjadi produksi
yang berlebihan sel stroma maupun sel kelenjar.
Gejala
• Gejala yang ada umumnya sama dengan
gejala pembesaran prostat jinak, yaitu
buang air kecil tersendat atau tidak
lancar.
• Keluhan dapat juga berupa nyeri tulang
dan gangguan saraf. Dua keluhan itu
muncul bila sudah ada penyebaran ke
tulang belakang.
Gejala
Gejala lokal yang sering dijumpai:

1. Sering buang air kecil


2. Berkurangnya pancaran urin

Gejala lain

1. Penurunan berat badan


2. Hilangnya nafsu makan
3. Impotensi
4. Nyeri pinggul, tulang belakang
5. Hilangnya kontrol buang air kecil
Manifestasi Klinis: Keluhan pada saluran
kemih bagian bawah

• Manifestasi klinis timbul akibat peningkatan intrauretra


yang pada akhirnya dapat menyebabkan sumbatan aliran
urine secara bertahap.
• Meskipun manifestasi dan beratnya penyakit bervariasi,
tetapi ada beberapa hal yang menyebabkan penderita
datang berobat, yakni adanya LUTS (lower urinary tract
symptom).
Gejala pada LUTS
• 1. Menunggu pada permulaan miksi (hesitancy)
• 2. Pancaran miksi lemah (weak stream)
• 3. Miksi terputus (intermittency)
• 4. Rasa belum puas sehabis miksi (sensation of incomplete blander
emptying)
• 5. Menetes setelah miksi (terminal dribbling)
Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih terisi.
Diagnosis

Transrectal
Pemeriksaan Colok
ultrasonography
Dubur
(TRUS)

MRI (Magnetic
Resonance Imaging)
Prostate-specific
Biopsi
antigen (PSA)
Pemeriksaan
Colok Dubur
• Kanker prostat dapat dideteksi
dengan colok dubur jika volumenya
sudah > 0.2 ml.

• Jika terdapat kecurigaan dari colok


dubur berupa: nodul keras,
asimetrik, berbenjol-benjol, maka
kecurigaan tersebut dapat menjadi
Biopsi • Biopsi adalah salah satu tes yang biasanya
dilakukan untuk mendeteksi dan memantapkan
diagnosis penyakit kanker. Biopsi dilakukan
sebagai prosedur mengambil jaringan atau
sampel sel dari tubuh. Kemudian, sampel sel
tersebut akan diuji dalam sebuah laboratorium
dan dilihat bentuknya di bawah mikroskop.
• Indikasi biopsi prostat adalah kelainan pada
colok dubur atau peningkatan PSA > 4 ng/ml.
Prostate-specific • PSA (prostate specific antigen) atau antigen
antigen (PSA) spesifik prostat adalah protein yang diproduksi
oleh sel-sel di kelenjar prostat untuk mengatur
kekentalan cairan sperma.

• Kadar PSA adalah parameter berkelanjutan


semakin tinggi kadarnya, semakin tinggi pula
kecurigaan adanya kanker prostat.

• Nilai baku PSA di Indonesia saat ini yang dipakai


adalah 4 ng/ml.
Transrectal • USG transrektal adalah tindakan pemeriksaan tanpa
ultrasonography pembedahan yang dilakukan dengan cara memasukkan
(TRUS) transduser ke dalam rektum atau anus. Prosedur USG ini
memanfaatkan gelombang suara berenergi tinggi yang
dipantulkan ke organ dan jaringan di sekitar panggul.
• Fungsi USG transrektal adalah untuk mencari kelainan pada
rektum dan organ-organ di sekitar panggul, termasuk prostat.
• Pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance Imaging) adalah
Magnetic pemeriksaan dengan teknik pengambilan gambar detail
Resonance organ dari berbagai sudut yang menggunakan medan magnet
dan gelombang radio.
Imaging (MRI) • MRI dapat menunjukkan di mana tumor tersembunyi dalam
bagian prostat, yang biasanya tidak diambil sebagai sampel
Pemilihan Diagnosis
• Panduan NCCN (National Comprehensive
Cancer Network), Amerika Serikat,
merekomendasikan skrining awal untuk
kanker prostat diawali dengan anamnesis
termasuk di antaranya adalah riwayat
keluarga, riwayat pengobatan, dan riwayat
pemeriksaan prostat. Pemeriksaan berikutnya
Tirta, B. I. W. (2018). Modalitas MRI sebagai Pemeriksaan Penunjang
pada Kanker Prostat. 45, 7–9.
yang direkomendasikan adalah PSA dengan
atau tanpa pemeriksaan rektum.
Asesmen yang dilakukan
Pemeriksaan penunjang:
- Pemeriksaan darah, urinalisa
- Urodinamik
- Rontgen toraks
- Bone scan, Spot foto
- CT scan / MRI (sesuai indikasi)
Pemeriksaan untuk mengetahui
penyebaran kanker di luar organ
prostat
• Bone scan.
• Pemeriksaan ini menggunakan radioaktif
Technetium-99 untuk melihat ke dalam
tulang. Radioaktif ini akan berkumpul di area
aktivitas metabolik tulang.
• Tulang yang sehat akan terlihat berwarna
abu-abu dan bagian yang cedera karena
kanker akan terlihat gelap.
Stadium pada kanker prostat

Stadium 1 Stadium 2 Stadium 3 Stadium 4

• Benjolan • Benjolan • Kanker • Kanker telah


tidak dapat terbatas menyebar metastasis ke
diraba pada pada prostat keluar kapsul kelenjar
pemeriksaan • Biasanya prostat, getah bening
fisik ditemukan tetapi belum maupun
pada menyebar ke organ tubuh
pemeriksaan kelenjar lainnya
fisik / PSA getah bening
Stadium pada kanker prostat
Penatalaksaan terapi
Tujuan Penatalaksanaan
• Memperbaiki dan mengembalikan kemampuan berkemih
• Pengontrolan nyeri
• Memperbaiki gangguan fungsi seksual
• Memperbaiki fungsi sensoris dan motoric
• Mengembalikan kemampuan mobilisasi dengan prinsip konservasi
energi dan modifikasi aktivitas
• Memelihara dan atau meningkatkan fungsi psiko-sosial-spiritual
• Meningkatkan kualitas hidup dengan mengoptimalkan kemampuan
aktivitas fungsional
Pengobatan pada Kanker Prostat

Operasi & Terapi


radiasi terapi hormonal

Kemoterapi
Usia
Risiko
>80 tahun 71-80 tahun ≤ 70 tahun
Rendah: 1. Monitoring aktif 1. Monitoring aktif 1. Prostatektomi radikal
T: 1a atau 1c dan 2. EBRT atau Brakhiterapi 2. EBRT atau Brakhiterapi
Gleason:2-5 dan PSA: <10 permanen permanen
dan Temuan biopsi 3. Monitoring aktif
Sedang: 1. Monitoring aktif 1. EBRT, Brakhiterapi permanen 1. Prostatektomi radikal
T: 1b, 2a atau 2. EBRT, Brakhiterapi permanen atau kombinasi 2. EBRT, Brakhiterapi permanen
Gleason: 6, atau 3+4 atau atau kombinasi 2. Prostatektomi radikal atau kombinasi
PSA: < 10 atau Temuan
biopsi
Tinggi: 1. EBRT+terapi hormonal 1. EBRT+terapi hormonal (2-3 thn) 1. EBRT+ terapi hormonal (2-3 thn)
T: 2b, 3a, 3b atau 2. Prostatektomi radikal + diseksi 2. Prostatektomi radikal + diseksi
Gleason: ≥ 4+3 atau KGB pelvis KGB pelvis
PSA: 10-20 atau
Temuan biopsi
Sangat tinggi: T: 4 atau 1. EBRT+ terapi hormonal 1. EBRT+ terapi hormonal 1. EBRT+ terapi hormonal
Gleason: ≥ 8, atau PSA: > 20, 2. Kemoterapi 2. Kemoterapi
atau Temuan biopsi
EBRT = External Beam Radiotherapy
Pengelompokan skor Gleason terdiri dari Diferensiasi baik ≤
Brakiterapi = menempatkan sumber radiasi langsung di atau
6, sedang/moderat 7 dan buruk (8-10)
dekat kanker
Pembedahan & Radiasi Terapi
Radiasi
pembedahan

• Terapi radiasi yang dapat dilakukan adalah


brakiterapi (memasukkan radioaktif ke dalam
tumor)
• Brakiterapi dosis rendah sering digunakan sebagai
monoterapi kanker prostat risiko rendah atau
intermediate atau dalam kombinasi dengan radiasi
external beam untuk pasien kanker prostat risiko
tinggi.
• Komplikasinya antara lain retensi urin (5-10%),
iritasi rektum ringan yang dapat sembuh sendiri
(20-30%), dan perdarahan rektum (2-7%)
Proses Operasi Prostat
• Pasien yang menjalani prostatektomi terbuka akan diawali dengan
membuat irisan kulit, baik di bagian depan prostat (retropubik)
ataupun di bagian belakang prostat (perineal).
• Irisan kulit pada prostatektomi terbuka retropubik dibuat dari bawah
pusar hingga mendekati tulang kemaluan. Sedangkan irisan kulit pada
prostatektomi terbuka perineal dibuat dari dekat anus hingga
mencapai daerah dekat skrotum.
• Setelah irisan kulit dibuka, dokter urologi akan mengangkat kelenjar
prostat pasien. Jika diperlukan, beserta jaringan di sekitarnya, seperti
kelenjar getah bening. Setelah pengangkatan kelenjar prostat selesai,
irisan kulit ditutup kembali menggunakan jahitan
Efek yang terjadi setelah operasi prostat
• Perdarahan. • Perih di daerah jahitan bekas
operasi.
• Kerusakan organ di dekat
kelenjar prostat. • Munculnya darah di dalam
urine.
• Infeksi saluran kemih.
• Kesulitan menahan urine pada
• Inkotinensia urin saat akan berkemih.
• Tidak mencapai orgasme saat • Rasa perih pada saat kencing.
berhubungan seksual.
• Impotensi
Terapi Kanker Prostat

Non
farmakologi Farmakologi
 Pembatasan asupan kafein
Terapi non  Tidak mengkonsumsi alkohol
farmakologi  Diet rendah lemak
 Meningkatkan asupan buah-buahan dan
sayuran
 Latihan fisik secara teratur
 Tidak merokok

Umbas, R., Hardjowijoto, S., Mochtar, C. A., Safriadi, F., Soesanto, W. D., Soedarso, M. A., Danarto,
Sihombing, A. T., Hamid, A. R., Sodoyo, A. W., & Tadjoedin, H. (2017). Panduan Nasional Pelayanan
Kedokteran Kanker Prostat. Komite Penanggulangan Kanker Nasional, 8(9), 1–58.
Hubungan Lemak dengan Kanker Prostat
Penderita kanker prostat
sebaiknya menghindari
makanan yang banyak
mengandung lemak seperti
daging merah karena
kandungan asam lemak
jenuh dapat menyebabkan
kanker yang agresif.
Hubungan Kafein dengan Kanker Prostat

• Kafein menahan penyerapan natrium dan air


di dalam ginjal sehingga akan meningkatkan
volume urin yang akan dibuang.

• Selain itu, kafein juga merelaksasi otot kandung


kemih, sehingga kemampuan menahan
keinginan berkemih menjadi berkurang dan
menjadi lebih sering kencing.
Hubungan Alkohol dengan Kanker Prostat
• Alkohol  mengandung asetaldehid yang memiliki sifat karsinogen yang bisa
merusak sel-sel di tubuh dan memicu munculnya penyakit kanker.
Pemilihan Nutrisi Pasien Kanker Prostat
Olahraga untuk Pasien Kanker Prostat

Direkomendasikan untuk
mempertahankan atau
meningkatkan aktivitas fisik pada
pasien kanker selama dan setelah
pengobatan untuk membantu
pembentukan massa otot, fungsi
fisik dan metabolisme tubuh

West Carol,S and Kraak Vivica, I (2007). Adequacy of Evidence for Physical Activity Guidelines Development: Workshop Summary.
Washington: NAP
1. Terapi hormonal Terapi Farmakologi
a. Agonis LHRH
b. Anti androgen
c. Gonadotropin releasing hormon
antagonis
2. Kemoterapi
3. Penghambat CYP 17
4. Imunoterapi

Pemilihan obat terapi hormonal didasarkan pada kondisi pasien dan efek samping
obat. Misal: untuk obat yang memiliki efek samping ke hati (Flutamid), tidak dapat
diberikan pada pasien yang mengalami gangguan fungsi hati, maka dapat
diberikan obat golongan lain yang tidak memiliki efek samping ke hati, seperti
golongan agonis LHRH atau Antagonis GnRH.
Agonis Luteinizing Hormone-Releasing
Hormone (LHRH)
Leuprolide Asetat dan Goserelin Asetat
Mekanisme Kerja : Mengurangi kadar LH dan FSH dengan
poten menghambat sekresi gonadotropin.
Pengurangan kadar LH dan FSH juga menekan
steroidogenesis dari testicular, sehingga kadar
testosteron berkurang.
Efek Samping : Efek samping terutama berhubungan dengan
keadaan hipotestosteronisme pada pria.
Mekanisme Kerja
Agonis Luteinizing
Hormone-
Releasing
Hormone (LHRH)
GONADOTROPIN-RELEASING HORMONE
(GnRH) ANTAGONISTS

Uji klinik fase III menunjukkan penekanan kadar testosteron lebih cepat
dengan degarelix dibandingkan leuprolide dan hampir semua pasien
mencapai kadar kastrasi pada hari 3 terapi. Selain itu, degarelix
menghasilkan penurunan kadar PSA lebih cepat secara bermakna.
Mekanisme Kerja
Antagonis
Gonadotropine-
Releasing Hormone
(GnRH)
Anti androgen
Flutamid
Mekanisme Kerja : Flutamide adalah antiandrogen nonsteroid yang bekerja langsung
pada jaringan target dengan memblok uptake dari androgen atau
menghambat ikatan androgen pada sitoplamik.
Efek Samping : gatal-gatal, kesulitan bernapas, pembengkakan wajah, bibir, lidah,
atau tenggorokan.
Bikalutamid
Efek Samping : Anemia, penurunan nafsu makan, penurunan libido, depresi, pusing,
Infark miokard, gagal jantung, rasa panas & kemerahan pada wajah
Nilutamid
Efek Samping : Hot Flushes, dipsnea, mual muntah, konstipasi, gangguan visual
Mekanisme Kerja Anti
Androgen
Anti-androgen baru, Enzalutamide.
• Enzalutamide termasuk anti-androgen
generasi kedua dengan afinitas terhadap
reseptor androgen 5-8 kali lebih kuat
dibandingkan bicalutamide.
• Enzalutamide mencegah translokasi nuklear
reseptor androgen, DNA binding, dan
rekrutmen kompleks ligan-reseptor.
• Efek samping Enzalutamide antara lain fatigue,
nyeri punggung, konstipasi, penurunan nafsu
makan, hot flashes, dan diare.
Mekanisme Kerja
Enzalutamide
Kemoterapi (Alkaloid Tanaman)

Dosetaksel
Mekanisme Kerja : Mencegah depolimerisasi mikrotubulus seluler,
yang menghasilkan penghambatan sintesis DNA, RNA,
dan protein.
Efek Samping : Mielosupresi, reaksi alergi, retensi cairan,
neuropati perifer, mual muntah, gangguan saluran cerna,
gangguan fungsi hati.
Cabazitaksel
Efek samping: Neutropenia
Mekanisme Kerja Alkaloid Tanaman
Imunoterapi

• Salah satu produk vaksin untuk kanker yang telah disetujui


oleh US FDA adalah sipuleucel-T, diindikasikan untuk terapi
kanker prostat metastatik.

• Efek samping yang sering dijumpai antara lain nyeri punggung


(3,6%), artralgia (2,1%), anemia (1,5%), menggigil (1,2%), dan
fatigue (1,2%)
Penghambat CYP 17
• Enzim CYP17 merupakan enzim yang berperan dalam
sintesis hormon androgen dan adrenal.
• Penghambatan enzim ini menurunkan sintesis
androgen dan hal ini yang menjadi target terapi kanker
prostat.
• Abiraterone
• Merupakan penghambat enzim CYP17 yang sangat
selektif, menyebabkan penurunan androgen adrenal,
sehingga secara tidak langsung menghambat jalur
signaling reseptor androgen.
Mekanisme Kerja
Abiraterone
Daftar Obat Kanker Prostat yang digunakan di
Indonesia (PIONAS)
Interaksi Obat
Obat 1 Obat 2 Interaksi Obat
Flutamid Warfarin Peningkatan efek warfarin  peningkatan
waktu protrombin.

Pemantauan waktu protrombin dan


penyesuaian dosis antikoagulan.
Nilutamid Fenitoin Nilutamid menurunkan metabolisme Fenitoin
 kadar Fenitoin meningkat.

Finasterid Rifampisin Rifampisin meningkatkan metabolisme


Finasterid  efek Finasterid menurun
Monitoring Kanker Prostat
Pemantauan setelah terapi kuratif
Monitoring Pasca Prostatektomi Radikal
• Progresi PSA didefinisikan sebagai peningkatan kadar PSA lebih dari
0.2 ng/ml pada dua kali pengukuran berturut-turut.

• Pemantauan PSA direkomendasikan pada bulan ke 3, 6, dan 12 pasca


terapi, setiap 6 bulan sampai 3 tahun, dan selanjutnya sekali setahun.

• Pemantauan yang dilakukan selain PSA adalah atas indikasi seperti:


colok dubur, TRUSbiopsi, sidik tulang, CT/MRI.
Monitoring Pasca EBRT
• Progresi PSA didefinisikan sebagai peningkatan kadar
PSA sebesar 2 ng/ml di atas kadar PSA nadir pasca
terapi.

• Pemantauan PSA direkomendasikan pada bulan ke 3,


6, dan 12 pasca terapi, setiap 6 bulan sampai 3 tahun,
dan selanjutnya sekali setahun.
Pemantauan setelah terapi hormonal
• Waktu pemantauan minimal 3-6 bulan sekali. Hal-hal yang perlu
dipantau selama terapi hormonal adalah pemantauan kadar
kreatinin, hemoglobin, dan fungsi hati, kadar testosteron serum,
pemantauan komplikasi metabolik, sidik tulang, ultrasonografi, dan
foto thoraks, Bone Mass Density, dan kesehatan Tulang.
Contoh Kasus
Nama Tn. NRR Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal Lahir 21 Februari 1953
Dokter Dr. RM
BB / TB 60 kg / 160 cm
Diagnosis Kanker prostat
Alergi Obat Tidak ada
Keluhan Utama Riwayat Penyakit Sekarang

Sulit BAK Pasien mengalami kesulitan buang air kecil sejak 3 hari sebelum masuk
rumah sakit. Keluhan pasien disertai nyeri perut bagian bawah sejak 1
hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien merasa lelah & mual.
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat penggunaan obat

Tidak ada Amoksisilin, Paracetamol


Pemeriksaan PSA 20 ng/mL
Catatan Pengobatan Pasien
Regimen Tanggal pemberian obat
Nama obat Rute
dosis 10/9 11/9 12/9 13/9 14/9 15/9 16/9

Amoksisilin 4x500 mg p.o       

Zegase (Seng) 1x1 p.o - - -    


Fugerol
3x1 p.o - - -    
(Flutamid)
Inj Terfacef
1x1 gram i.v       -
(Seftriakson)
Inj Kaltrofen
2x50 mg i.v       -
(Ketoprofen)
Narfoz 3x4 mg jika
i.v  - - - - - -
(Ondansetron) perlu
Analisis
Pasien mengalami gejala sulit buang air kecil, dan mengeluh nyeri di bagian
perut bagian bawah. Diagnosis dokter kanker prostat.
Pemeriksaan PSA pasien 20 ng/mL  melebihi nilai normal (4 ng/mL)  risiko
tinggi
Pasien risiko tinggi usia 67 tahun  terapi yang diberikan EBRT + terapi
hormonal.
Pasien merasa Lelah  ES Agonis LHRH & antagonis GnRH fatigue. Pasien
diberikan terapi hormonal Flutamid (anti androgen)  terapi tepat
BENIGN
PROSTATE
HIPERPLASIA
(BPH)
DEFINISI
BPH

Pertumbuhan berlebihan
dari sel-sel prostat yang
tidak ganas. Pembesaran
prostat jinak diakibatkan
sel-sel prostat
memperbanyak diri
melebihi kondisi normal,
biasanya dialami laki-laki
berusia di atas 50 tahun
yang menyumbat saluran
kemih.
Algoritma manajemen terapi BPH

BPH

Menghilangkan gejala Menghilangkan gejala Menghilangkan gejala parah


ringan sedang dan komplikasi BPH

• Terapi konservatif pada BPH Watchful Operasi


dapat berupa watchful waiting
waiting yaitu pasien tidak
mendapatkan terapi apapun α-adrenergik α-adrenergik
tetapi perkembangan antagonis atau antagonis dan 5-α
penyakitnya tetap diawasi 5-α Reductace
oleh dokter. Reductace inhibitor inhibitor

Jika respon Jika respon tidak Jika respon Jika respon tidak
berlanjut berlanjut, berlanjut berlanjut, operasi
operasi
Obat BPH Golongan Antagonis α-adrenergik

Prazosin Terazosin Doksazosin Tamsulosin


Obat BPH Golongan Inhibitor 5-alfa reductase
 Finasterid
Perbedaan Prostat
Normal, Kanker
Prostat, BPH
Pada pemeriksaan colok dubur:
BPH  saat diraba benjolan tidak keras
Kanker prostat  saat diraba benjolan keras
dan bentuknya tidak teratur
Kesimpulan Perbedaan BPH vs Kanker Prostat
• BPH berbeda dengan kanker prostat. BPH  terjadi pembesaran pada
prostat tetapi penyebabnya bukan akibat sel kanker, sedangkan
kanker prostat terjadi pembesaran prostat akibat pertumbuhan sel-
sel yang tidak terkendali.
• Gejala BPH dan kanker prostat mirip. Untuk penegakkan diagnosis
dapat dilakukan dengan pemeriksaan colok dubur, PSA, MRI.
• Terapi BPH diberikan Finasterid, antagonis alfa adrenergic, sedangkan
kanker prostat diberikan terapi hormonal, kemoterapi.
Daftar Pustaka
Adnyana, I. K., Andrajati, R., Setiadi, A. P., Sigit, J. I., Sukandar, E. Y. 2008. ISO
Farmakoterapi. PT. ISFI Penerbitan: Jakarta
Rainy Umbas Sunaryo Hardjowijoto Chaidir A. Mochtar Ferry Safriadi Wahjoe
Djatisoesanto Moh. Adi Soedarso Danarto Aaron Tigor Sihombing. 2011.
Panduan Penanganan Kanker Prostat. Ikatan Ahli Urologi Indonesia: Bandung.
Prof. dr. Rainy Umbas, SpU(K), PhD Prof. Dr.dr.Sunaryo Hardjowijoto, SpU (K) dr.
Chaidir Arif Mochtar,SpU(K), PhD dr. Ferry Safriadi, Sp.U(K), dkk. Panduan
Penatalaksanaan kanker Prostat. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Pratiwi, Vera Dwi C. 2008. Evaluasi Penggunaan Antibiotika Pada Pasien Kanker
Prostat, di RSUP Dr, Sardjito Yogyakarta tahun 2005. Skripsi. Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Darma. Yogyakarta
Lawrenti, H. (2019). Perkembangan Terapi Kanker Prostat. Ckd, 46(8), 521–528.

Anda mungkin juga menyukai