2
Dideteksi pada abad 2 masehi th 1800, publikasi
penyakit perdarahan karena keturunan tahun 1828,
ada dua tipe hemoifilia 1960, ditemukannya faktor
VII, X, XI, dan XII
Penegakkan diagnosis hemofilia penting untuk
penentuan terapi
Alur yang benar waktu singkat, cost-effective
3
TINJAUAN PUSTAKA
Hemofilia: penyakit x-linked chromosome (diturunkan)
atau didapat (acquired) menyerang faktor VIII
(hemofilia A), faktor IX (hemofilia B), dan faktor XI
(hemofilia C) penurunan jumlah/fungsi perdarahan
Etiologi:
Inherited:mutasi gen F8, kurangnya mRNA f8
Didapat: aloantibodi dan autoantibodi
4
Proses koagulasi
Platelet plug koagulasi sistem fibrinolitik
5
TEORI KOAGULASI TRADISIONAL VS
KONSEP MODERN
6
Inisiasi
Propagasi
amplifikasi
7
stabilisasi
DIAGNOSIS HEMOFILIA
Hemofilia inherited Hemofilia didapat
Riwayat keluarga Usia tua
Usia muda Perdarahan di subkutan
Perdarahan di subkutan permukaan (mukokutaneus)
dalam dan persendian
8
PEMERIKSAAN LABORATORIUM AWAL
Kemungkinan PT APTT BT Hitung
diagnosis Trombosit
10
THROMBIN TIME (TT)
Konfirmasi apakah pemanjangan aPTT bukan karena
heparin
Nilai normal < 15 detik
Fibrinogen Fibrin
Thrombin
AntiThrombin Heparin
11
PEMERIKSAAN TT DENGAN PROTAMINE
Dilakukan jika TT memanjang
Tujuan: mengetahui apakah pemanjangan TT karena
heparin atau tidak
Protamine sulphate (penetralisir heparin)
12
CORRECTION TEST / MIXING TEST
Menskrining apakah terjadi defisiensi faktor atau inhibisi
Reagen:
Plasma normal
Aged plasma : tidak mengandung faktor V dan VIII
Adsorbed plasma: tidak mengandung faktor II, VII, IX, dan X
FVIII/FIX-defisient plasma
13
Prosedur:
Ukur aPTT plasma pasien dan PNP (pool normal plasma)
mencampur plasma pasien dengan PNP/aged
plasma/adsorbed plasma/FVIII atau FIX deficient plasma
dengan rasio 50:50 inkubasi 37 C selama 1-2 jam
Ukur nilai aPTT plasma campuran
14
PENENTUAN CUTOFF
Data hanya aPTT/clotting time (CT) plasma campuran
Nilai
referensi
Dalam rentang +/- 2 SD/3SD dari mean plasma normal
15
Data dari aPTT plasma campuran, PNP, dan plasma
pasien
Rosner index (ICA) = [aPTT Plasma campuran – aPTT
PNP)/CT pasien] x 100. Terkoreksi jika ICA < 15%
Formula koreksi dengan persentasi = [(aPTT pasien – aPTT
plasma campuran)/(aPTT pasien – PNP aPTT)] x 100.
Terkoreksi jika nilai > 50% (chang et al)
16
INTERPRETASI MIXING TEST
Defisiensi/ APTT aged atau Adsorbed atau Plasma normal
gangguan pada FVIII-deficient FIX-deficient
plasma pasien plasma plasma
FVIII Abnormal Tidak Terkoreksi Terkoreksi
(hemofilia A) terkoreksi
FIX (hemofilia Abnormal Terkoreksi Tidak Terkoreksi
B) terkoreksi
FXI/FXII Abnormal Terkoreksi Terkoreksi Terkoreksi
(hemofilia C)
Inhibitor Abnormal Tidak Tidak Tidak
(acquired terkoreksi terkoreksi terkoreksi 17
hemofilia A)
TES SUBTITUSI
1 stage assay (FVIII, FIX, FXI)
Berikut contoh untuk pemeriksaan FVIII
Reagen:
Plasma standar
FVIII-deficient plasma (FVIII< 1 U/dl)
Reagent aPTT
Owren’s Buffered saline (OBS)
25mM CaCl2
18
Prosedur
Pengenceran
21
Reagen:
Activated serum: faktor IX, X, XIa inisiasi koagulasi
Faktor V kofaktor reaksi koagulasi
Adsorbed plasma patient/standar: menghilangkan faktor II,
VII, IX, X mencegah faktor lain membentuk kompleks
prothrombinase
Plasma normal: menyuplai prothrombin dan fibrinogen
klot
CaCl2 dan fosfolipid
22
Chromogenic FVIII assay
Prinsip seperti 2-stage assay tetapi pada tahap 2 perhitungan
FXa pemeriksaan dengan kromogenik
Reagent:
Reagent campuran: FIXa, FX, thrombin, ion kalsium, fosfolipid
Substrat kromogenik
Plasma pasien dengan Platelet poor plasma
23
TES INHIBITOR
Inhibitor : antibodi pada sistem koagulasi terhadap:
Faktor koagulasi spesifik (inhibitor FVIII pada aqcuired
hemofilia A)
Fosfolipid (lupus antikoagulan)
24
TES SKRINING PADA INHIBITOR
Langkah pelaksanaan:
Siapkan 4 tabung (plasma normal, plasma tes, plasma
campuran yang diinkubasi, plasma campuran yang tidak
diinkubasi)
Kerjakan aPTT pada tabung 1 – 4
Lakukan interpretasi
25
Tabung Normal Defisiensi Inhibitor kerja Inhibitor
faktor segera tergantung
koagulasi waktu
Tabung 1 Normal Normal Normal Normal
(plasma normal)
Tabung 2 Normal Memanjang Memanjang Memanjang
(plasma tes)
Tabung 3 Normal Normal Memanjang Memanjang
(Plasma normal
+ tes yang
diinkubasi)
Tabung 4 Normal Normal Memanjang Normal
(plasma normal
+ tes tidak
diinkubasi)
26
PEMERIKSAAN KUANTITATIF
INHIBITOR DENGAN BETHESDA ASSAY
1 BU adalah jumlah inhibitor yang menetralisir 50% dari
unit FVIII:C pada plasma normal setelah inkubasi 120
menit pada suhu 37 C
Prinsip: menghitung residual plasma FVIII dari plasma
campuran antara plasma tes (berisi inhibitor) dengan
plasma normal
Kontrol : campuran PNP + buffer (imunodepleted
plasma deficient-FVIII) dengan rasio yang sama
standar 100% FVIII
27
PROSEDUR BETHESDA ASSAY
Pengenceran doble pada plasma tes + buffer (1/2-1/1024)
Campur lagi dengan PNP (100 IU/dl) dengan rasio yang
sama. Inkubasi 37 C selama 2 jam
Pengukuran residual FVIII melalui 1-stage assay, dengan
kontrol sebagai standar
Dari berbagai pengenceran plasma tes, pilih yang
residual FVIII mendekati 50% dan tidak melewati
rentang 30 – 60 %
28
29
Hitung titer BU: BU dari grafik x pengenceran
Misal pada plasma 2, BU 30% adalah 1.75, pengenceran
1:10,
titer BU = 1.75 x 10 = 17.5 BU
30
31
ASSAY INHIBITOR FIX
Seperti pemeriksaan FVIII, tetapi waktu inkubasi 10
menit.
FIX adalah inhibitor tipe segera
32
PEMERIKSAAN LUPUS ANTIKOAGULAN
Lupus antikoagulan: adanya antibodi yang menyerang
berbagai fosfolipid
aPTT memanjang karena antibodi menyerang reagen
yang mengandung fosfolipid
Pada mixing test (tidak terkoreksi/koreksi lemah)
33
TES SPESIFIK UNTUK MENDETEKSI
LUPUS ANTIKOAGULAN
Pemeriksaan dilute Russell’s viper venom time (DRVVT)
Reagen DRVVT: aktivasi FX secara langsung
34
ANALISIS MOLEKULAR GENETIK
Identifikasi karier
Diagnosis prenatal
Amniocentesis, cordocentesis, fertilisasi in vitro, chorionic
villus sampling
Tes non invasif dari darah maternal
35
RINGKASAN
Hemofilia adalah bleeding disorders karena defisiensi
pada FVIII (hemofilia A), FIX (hemofilia B), FXI
(hemofilia C) yang akibat diturunkan atau didapat
Pemeriksaan laboratorium dimulai dari pemeriksaan BT,
trombosit, PT, dan aPTT. Pemanjangan aPTT tanpa
diikuti pemanjangan PT kecurigaan hemofilia
36
Pastikan bukan karena heparin dengan pemeriksaan TT +
Protamine sulphate mixing test terkoreksi, curiga
defisiensi faktor, tidak terkoreksi, curiga inhibitor
(aqcuired Hemofilia A atau lupus antikoagulan)
Pemeriksaan tingkat molekular untuk deteksi karier serta
mempersiapkan kelahiran yang diduga menderita
hemofilia
37
TERIMA KASIH
38
PENYAKIT VON WILLEBRAND
vWF : glikoprotein yang disintesis endotel dan
megakariosit (ada di platelet)
Fungsi: -
protein karier FVIII
Protein adesif platelet dengan dinding pembuluh darah
39
TES PEMBEDA DENGAN FVIII
vWF sebagai karier FVIII mencegah degradasi FVIII
di plasma kekurangan vWF menyebabkan
peningkatan degradasi FVIII defisiensi FVIII
pemanjangan aPTT
Tes pembeda adalah dengan mengukur level antigen
vWF (vWF:Ag) metode ELISA atau latex
immunoassay
Nilai normal : 50 – 200 IU/dL
40
41
42
43
TERAPI
Clotting factor concentrate
Strongly recommended by WFH
JIka tidak ada inhibitor, setiap unit FVIII/kilogram BB yang
diberikan iv meningkatkan level plasma FVIII setidaknya 2
IU/dl, half life 8-12 jam
Pengukuran faktor 15 menit setelah infus
Level faktor harus diukur 15 menit setelah infus
Kecepatan tidak melebihi 3 ml/menit pada dewasa dan 100
unit permenit pada anak-anak
44
Cryoprecipitate
lebih dipilih daripada FFP, digunakan hanya jika konsentrat
faktor pembekuan tidak ada
Mengandung FVIII (3-5 IU/ml), vWF, fibrinogen, FXIII,
FVII, FIX, FX, dan FXI
Satu kantong kryoprecipitate mengandung FFP (200-250 ml)
yang berisi 70-80 unit FVIII pada volume 30-40 ml
45
TERAPI SELAIN FAKTOR KONSENTRAT
Desmopressin
Memacu level plasma FVIII dan vWF
Untuk hemofilia mild atau moderate atau pencegahan
bleeding pada karier
Tidak cocok untuk hemofilia B
Respon berbeda-beda tergantung individu
Tersedia dalam IV, subkutan, dan nasal spray
Dosis 0.3 mikrogram/kg BB meningkatkan FVIII 3-6 kali
46
Efek anitidiuretik, kontraindikasi pada anak < 2 tahun dengan
risiko kejang karena edema serebral akibat retensi air
Ada kejadian thrombosis setelah infus desmopresin, gunakan
hati-hati pada pasien riwayat penyakit kardiovaskular
47
Asam traneksamat
Menstabilkan clot
Pengobatan tunggal untuk mencegah hemarthrosis terbukti
tidak ada nilainya
Untuk mencegah perdarahan di kulit dan permukaan mukosa,
misal pada pembedahan di gigi
Oral 3-4 x per hari, diresepkan selama 7 hari saat prosedur
ekstraksi gigi
48
49
50