Anda di halaman 1dari 5

B.

PEMBAHASAN
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemeriksaan hemostasis :
a. Antikoagulan
Untuk pemeriksaan koagulasi antikoagulan yang dipakai adalah natrium
sitrat 0,109 M dengan perbandingan 9 bagian darah dan 1 bagian natrium
sitrat.Untuk hitung trombosit antikoagulan yang dipakai adalah Na2EDTA.
Jika dipakai darah kapiler, maka tetes darah pertama harus dibuang.
b. Penampung
Untuk mencegah terjadinya aktivasi factor pembekuan, dianjurkan
memakai penampung dari plastic atau gelas yang telah dilapisi silicon.
c. Semprit dan Jarum
Dianjurkan memakai semprit plastic dan jarum yang cukup besar.
Paling kecil nomor 20.
d. Cara pengambilan darah
Pada waktu pengambilan darah, harus dihindari masuknya
tromboplastin jaringan. Yang dianjurkan adalah pengambilan darah dengan
memakai 2 semprit. Setelah darah dihisap dengan semprit pertama, tanpa
mencabut jarum, semprit pertama dilepas lalu pasang semprit kedua. Darah
semprit pertama tidak dipakai untuk pemeriksaan koagulasi, sebab
dikhawatirkan sudah tercemar oleh tromboplastin jaringan.
e. Kontrol
Setiap kali mengerjakan pemeriksaan koagulasi, sebaiknya
diperiksa juga satu kontrol normal dan satu kontrol abnormal. Selain
tersedia secara komersial, kontrol normal juga dapat dibuat sendiri dengan
mencampurkan plasma yang berasal dari 10 sampai 20 orang sehat, yang
terdiri atas pria dan wanita yang tidak memakai kontrasepsi hormonal.
Plasma yang dipakai sebagai kontrol tidak boleh ikterik, lipemik, maupun
hemolisis.
f. Penyimpangan dan pegiriman bahan
Pemeriksaan koagulasi sebaiknya segara dikerjakan, karena
beberapa faktor pembekuan bersifat labil. Bila tidak dapat diselesaikan
dalam waktu 4 jam setelah pengambilan darah, plasma disimpan dalam
tempat plastik tertutup dan dalam keadaan beku. Untuk pemeriksaan APTT
dan assay faktor VIII atau IX, bahan yang dikirim adalah plasma citrat
dalam tempat plastik bertutup dan diberi pendingin, tetapi untuk PT dan
agregasi trombosit jangan diberi pendingin karena suhu dingin dapat
mengaktifkan F VII tetapi menghambat agregasi trombosit.
A. Pemeriksaan APTT

APTT kontras dengan PT, mengukur aktivitas jalur intrinsik dan umum dari
koagulasi. Pembagian kaskade pembekuan ke dalam intrinsik, ekstrinsik dan
umum jalur memiliki sedikit di validitas vivo tetapi tetap konsep yang berguna
untuk menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium.
Istilah 'tromboplastin' dalam tes ini mengacu pada pembentukan kompleks
terbentuk dari berbagai faktor pembekuan plasma yang mengubah protrombin
trombin dan pembentukan berikutnya dari bekuan fibrin.
Istilah 'Activated Partial Thromboplastin Waktu (APTT)' berasal dari bentuk
asli dari tes (dibuat pada tahun 1953) di mana hanya konsentrasi fosfolipid
dari tes itu dikendalikan (yang bertentangan dengan fosfolipid dan konsentrasi
aktivator permukaan) dan nama 'tromboplastin parsial' diaplikasikan pada
waktu untuk persiapan fosfolipid yang dipercepat pembekuan tetapi tidak
memperbaiki kali pembekuan berkepanjangan plasma haemophilic. Dasarnya
istilah 'parsial' berarti fosfolipid hadir tapi tidak ada Tissue Factor.

APTT yang juga dikenal sebagai:


1. Kaolin cephalin Pembekuan Waktu (KCCT) - jangan bingung ini dengan
Kaolin Pembekuan Waktu (KCT) yang merupakan tes skrining untuk
antikoagulan lupus tetapi yang tidak mengandung cephalin. Cephalin adalah
pengganti fosfolipid trombosit.
2. Partial Thromboplastin Waktu dengan Kaolin (PTTK).
Secara historis, kaolin digunakan sebagai aktivator permukaan. Ia mengikat
langsung ke FXII mengakibatkan aktivasi permukaan untuk XIIa. XIIa
memotong FXI untuk Xia tetapi dengan tidak adanya kalsium, aktivasi faktor
berikutnya tidak terjadi. Kaolin jarang digunakan ketika APTT otomatis
sebagai opacity membuat deteksi optik endpoint (yaitu pembentukan bekuan
fibrin) sulit. Aktivator umum digunakan untuk analisis otomatis termasuk
micronized silica dan asam ellagic.
Cephalin adalah pengganti fosfolipid yang menggantikan fosfolipid trombosit
dalam ujian (ingat tes menggunakan trombosit miskin plasma dan sehingga
membutuhkan sumber fosfolipid untuk koagulasi terjadi.)

B. Pemeriksaan masa rekalsifikasi

Masa rekalsifikasi merupakan waktu yang dibutuhkan untuk menyusun fibrin


dari plasma rendah trombosit dan Ca 2+ dengan adanya CaCl2. Pemeriksaan ini
digunakan untuk mencari adanya kekurangan faktor-faktor pembekuan darah
pada jalur intrinsik yaitu faktor pembekuan V,VIII,IX,X,XI,XII,protrombin dan
fibrinogen.
Selain faktor tersebut ,masa rekalsifikasi juga dipengaruhi oleh jumlah
trombosit. Makin banyak trombosit, makin singkat masa rekalsifikasi. Untuk
itu dalam pemeriksaan ini dianjurkan memakai plasma rendah trombosit.
Faktor yang dapat mempengaruhi pemeriksaan:
Pembekuan sampel darah
Sampel darah hemolisis atau berbusa akibat dikocok
Pengambilan sampel darah pada intravena lines
Reaksi-reaksi pada jalur intrinsik digerakkan oleh banyak stimuli yang belum
dimengerti dengan jelas. Dua peristiwa yang terjadi adalah perubahan
trombosit dan pengaktifan faktor VIII. Perubahan trombosit menghasilkan
penggumpalan trombosit yang menetap dan pelepasan secara selektif
komponen-komponen tertentu antara lain fosfolipid (platelet faktor III),setelah
pengaktifan faktor VIII bersama faktor IX membentuk produk aktivasi, kontak,
faktor-faktor pembekuan IX,VIII,fosfolipid dan ion calsium merubah
protrombin menjadi trombin.

C. Pemeriksaan PPT

Pemeriksaan ini digunakan untuk menguji pembekuan darah melalui jalur


ekstrinsik dan jalur bersama yaitu faktor pembekuan VII, X, V, protrombin dan
fibrinogen. Selain itu juga dapat dipakai untuk memantau efek antikoagulan
oral karena golongan obat tersebut menghambat pembentukan faktor
pembekuan protrombin, VII, IX, dan X.
Prinsip pemeriksaan ini adalah mengukur lamanya terbentuk bekuan bila
ke dalam plasma yang diinkubasi pada suhu 37C, ditambahkan reagens
tromboplastin jaringan dan ion kalsium.
Hasil pemeriksaan ini dipengaruhi oleh kepekaan tromboplastin yangh
dipakai oleh teknik pemeriksaan. Karena itu pemeriksaan ini harus dilakukan
duplo dan disertai kontrol dengan plasma normal.
Nilai normal tergantung dari reagen, cara pemeriksaan dan alat, dan alat
yang digunakan. Sebaiknya tiap laboratorium mempunyai nilai normal yang
ditetapkan sendiri dan berlaku untuk laboratorium tersebut.
Jika hasil PT memanjang maka penyebabnya mungkin kekurangan faktor-
faktor pembekuan di jalur ekstrinsik dan bersama atau adnya inhibitor. Untuk
membedakan hal ini, pemeriksaan diulang sekali lagi dengan menggunakan
campuran plasma penderita dan plasma kiontrol dengan perbandingan 1:1. Bila
ada inhibitor, masa protombin plasma tetap memanjang.
Selain dilaporkan dalam detik, hasil PT juga dilaporkan dalam rasio, aktivitas
protombin dan indeks. Rasio yaitu perbandingan antara PT penderita dengan
PT kontrol. Aktivitas protombin dapat ditentukan dengan menentukan dengan
menggunakan kurva standart dan dinyatakan dalam %.
Pemeriksaan PT juga sering dipakai untuk memantau efek pemberian
antikoagulan oral. Pemberian kepekaan reagen tromboplastin yang dipakai dan
perbedaan cara pelaporan menimbulkan kesulitan bila pemantauan dikerjakan
di laboratorium yang berbeda-beda. Untuk mengatasi masalah tersebut ICTH
(International Comittee on Thrombosis and Haemostasis) dan ICSH
(International Comitte for Standardization in Haematology) menganjurkan
agar tromboplastin jaringan yang akan digunakan harus dikalibrasi terlebih
dahulu terhadap tromboplastin rujukan untuk mendapatkan ISI (International
Sensitivity Index). Juga dianjurkan agar hasil pemeriksaan PT
dilaporkansecara seragam dengan menggunakan INR (International
Normalized Ratio), yaitu rasio yang dipangkatkan dengan ISI dari reagens
tromboplastin yang digunakan.
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. APTT
Jadi, dari pemeriksaan di atas didapatkan hasil detik.
2. Pemeriksaan masa rekalsifikas
Jadi dari pemeriksaan yang telah di lakukan di dapat hasil detik
3. Pemeriksaan PPT
Jadi dari pemeriksaan yang telah di lakukan di dapat hasil detik

D. SARAN
1. Dalam pelaksanaan praktikum sebaiknya lebih berhati hati dan teliti dalam
melihat hasil.
2. Praktikan harus mematuhi prosedur kerja untuk mengantisipasi agar tidak
terjadi kesalahan dalam praktikum.
3. Gunakan Alat Pelindung Diri.
4. Taati peraturan yang ada didalam Laboratorium.
5. Hindari makan dan minum saat melakukan praktek.

Anda mungkin juga menyukai