H PADA
KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR
DAN KELUARGA BERENCANA DI
RUMAH SEHAT ZAM-ZAM
KOTA PALOPO
TAHUN 2021
RASTI
B.17.09.021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah
- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan “ Laporan Studi Kasus
Komprehensif”ini.yang diajukan guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktik
Kebidanan Klinik Komprehensif. Dalam meyelesaikan laporan kasus ini penulis
banyak sekali mendapatkan bantuan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak,
untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada yang
terhormat :
ii
6. Ny.H dan keluarga yang bersedia menjadi pasien dari penulis, terimakasih
ibu bapak dan adik karena telah mengizinkan penulis berada di tengah-tengah
keluarga yang hangat. Terimakasih ibu karena telah mempercayai penulis
untuk mendampingi ibu, menjadi tempat bertanya bagi ibu dan tempat berbagi
Rasti
iii
DAFTAR ISI
SAMPUL
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................VI
iv
A. Kehamilam.........................................................................................91
B. Persalinan...........................................................................................98
C. Nonatus...............................................................................................103
D. Nifas...................................................................................................107
E. Keluarga Berencana...........................................................................109
BAB V PENUTUP........................................................................................110
A. Kesimpulan.........................................................................................110
B. Saran...................................................................................................111
v
DAFTAR LAMPIRAN
A. Dokumentasi Kegiatan
vi
B. Rekam Medik
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Keluarga yang sehat dan sejaterah dengan kualitas hidup yang baik
adalah tombak utama dari kesejateraan sebuah negara.Ibu dan anak
merupakan pertimbangan penting bagi kesejateraan sebuah keluarga,karena
dalam siklus kehidupan wanita memengang peranan yang amat
penting,hampirsetiap wanita mengalami siklus kehamilan,persalinan,nifas,dan
memiliki anak atau bayi baru lahir yang akan menjadi tonggak utama dalam
sebuah keluarga.Untuk itu seorang wanita perlu menjaga kesehatan dan
keselamatan jiwanya karena berbagai macam faktor yang dapat mengancam
selama siklus hidupnya.
Data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes)
tahun 2015 menunjukkan bahwa dari 100.000 kelahiran hidup di Indonesia,
305 di antaranya berakhir dengan kematian sang ibu (Profil Kesehatan
Indonesia, 2015). Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) tersebut –
305/100.000 kelahiran hidup – mendorong pemerintah untuk melakukan
intervensi struktural; salah satunya adalah dengan mencantumkan target
penurunan AKI ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2014-2019. Dalam RPJMN 2014-2019, pemerintah menargetkan
penurunan AKI dari 205/100.000 kelahiran menjadi 276/100.000 kelahiran
hidup.Berdasarkan data SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia) 2012 angka kematian ibu mengalami kenaikan dari 228 menjadi
359 per 100.000 kelahiran hidup, sehingga target Millenium Development
Goals (MDGs) di 2015 belum tercapai yakni rasio AKI menjadi 102 per
1
100.000 kelahiran hidup.Sedangkan data angka kematian ibu di Provinsi
Sulawesi Selatan masih tergolong rendah, dimana angka kematian ibu di
Sulsel mencapai 149 per 100.000 kelahiran hidup (Kementrian Kesehatan RI,
2015). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Palopo jumlah angka kematian
ibu tahun 2017 sebanyak 2 jiwa (0,06%) jiwa dari 3226 ibu hamil yang
teregister, sedangkan pada tahun 2018 jumlah angka kematian ibu tercatat 3
jiwa (0,09%) dari 3004 ibu hamil yang teregister(Sri devi syamsudin,2019)
Bidan merupakan care provider (penyedia layanan kesehatan) yang
memiliki peran strategis dan sangat unik dengan memposisikan dirinya
sebagai mitra perempuan di masyarakat, terutama dalam pemenuhan
kebutuhan perempuan dalam menjalani siklus kehidupan reproduksinya
melalui asuhan secara holistik dan berkesinambungan atau komprehensif.
Karena keunikan profesi bidan adalah memberi pelayanan kepada pasangan
ibu sampai anak balita sebagai satu kesatuan sejak masa prakonsepsi sampai
masa balita.Asuhan kebidanan berfokus pada siklus kehidupan perempuan
yang normal dan alamiah dengan “childbearing dan childrearing” sebagai
fokusnya.(Sri devi syamsudin,2019)
2
kesehatan ibu dalam mempersiapkan fisik maupun mental menghadapi masa
persalinan.
2. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan Pengkajian pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir dan
nifas
b. Menganalisa masalah, diagnosa kebidanan pada ibu hamil, bersalin,
bayi baru lahir dan nifas.
c. Menarik diagnosa kebidanan potensial pada ibu hamil, bersalin, bayi
baru lahir dan nifas.
d. Melakukan tindakan segera pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir
dan nifas.
e. Merencanakan tindakan pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir dan
nifas.
f. Melaksanakan rencana tindakan pada ibu hamil, bersalin, bayi baru
lahir dan nifas.
g. Melaksanakan evaluasi pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir dan
nifas.
h. Melakukan pendokumentasian dengan metode SOAP.
3
3. Waktu dan Tempat pengambilan kasus
4
BAB II
TINAUAN TEORI
1. Kehamilan
2. Kehamilan Bersiko
5
1) Terlambat mengambil keputusan untuk mencari upaya medis
kedaruratan
2) Terlambat tiba di fasilitas kesehatan
6
persalinan yang paling umum adalah plasenta previa yakni plasenta menutupi
jalan lahir (Sarwono, 2016) .
a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh dan tidak
menarik.
b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada saat
melahirkan, khawatir akan keselamatannya.
d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi
yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
e. Ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.
Nyeri punggung merupakan salah satu rasa tidak nyaman yang paling
umum selama masa kehamilan menjelang bulan ke tujuh, banyak wanita
hamil mengalami nyeri punggung.
7
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya back pain
(nyeri punggung) pada ibu hamil diantaranya
8
berbagai kelas olahraga dan melakukan gerakan yang sederhana.
(Mafikasari and Kartikasari, 2015)
9
Pada tahun 2016 WHO membuat rekomendasi dalam ANC guidelines.
Rekomendasi ini bertujuan meningkatkan kualitas ANC dan meningkatkan
kualitas ibu, janin dan bayi baru lahir yang terkait dengan hasil ANC. Berikut
adalah tabel perbedaan jadwal four-visit Focused Antenatal Care (FANC)
Model dengan 2016 WHO ANC model
Kontak 7 : 38 minggu
Kontak 8 : 40 minggu
Kembali melakukan ANC apabila diusia kehamilan 41 minggu
belum bersalin
10
1) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan; Memeriksa BB
penting untuk menggambarkan status gizi pada awal pra kehamilan. Untuk
dijadikan dasar guna mengetahui pola pertambahan BB ibu selama
kehamilan. (Kemkes, 2016)
2) Pengukuran tekanan darah;
11
diperoleh selama hidupnya. Imunisasi TT dilakukuan 5 kali selama
hidupnya. Pemberian imunisasi TT tidak mempunyai interval (selang
waktu) maksimal, hanya terdapat interval minimal antar dosis TT. (Depkes,
2013)
6) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan;
Kebutuhan zat besi wanita hamil lebih tinggi 200 – 300% dari wanita tidak
hamil untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin. Selama hamil terjadi
kehilangan basal 250 mg kebutuhna janin dan plasenta 315 gr dan
kebutuhan meningkatkan massa hemoglobin 500 mg dibutuhkan total 1,1
gram. Pada trimester 1 belum ada kebutuhan yang drastis sehingga
kebutuhan zat besi trimester 1 sama dengan wanita dewasa yang masih
menstruasi 26 mg/hari. Pada saat melahirkan ada kehilangan zat besi 250
mg sehingga masih tersimpan 250 mg. bila ditambah untuk kebutuhan
plasenta 315 mg maka diperlukan 550 mg. jumlah ini yang harus dipenuhi
selama trimester 2 dan 3 maka diperlukan tambahan rata-rata 2,9 mg/hari
selama trimester 2 dan 3. Maka diberikan tablet tambah darah 90 butir
sediaan di Indonesia mengandung 60 mg Fe dan 0,25 asam folat. Setiap
tablet setara 200 ferosulfat, maka selama hamil minimal diberikan 90 tablet
sampai 42 minggu. (Voni Silvia, 2012)
Pemeriksaan denyut jantung janin harus dilakukan pada ibu hamil. Denyut
jantung janin baru dapat didengar pada usia kehamilan 16 minggu/4 bulan.
Gambaran DJJ Takikardi berat : detak jantung di atas 180x/menit,
Takikardi ringan : antara 160-180x/menit, Normal : antara 120-160x/menit,
Bradikardi ringan : antara 100-119x/menit, Bradikardi sedang : antara
80100x/menit, dan Bradikardi berat : kurang dari 80x/menit. (Sarwono,
2016)
12
8) Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan
konseling, termasuk keluarga berencana);
9) Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb),
pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila belum
pernah dilakukan sebelumnya); dan dilanjutkan dengan Pemeriksan
Penunjang Kehamilan (Depkes, 2013) Pemeriksaan penunjang untuk ibu
hamil meliputi pemeriksaan laboratorium (rutin maupun sesuai indikasi)
dan pemeriksaan ultrasonografi. Lakukan pemeriksaan laboratorium rutin
(untuk semua ibu hamil) pada kunjungan pertama :
1) Kadar haemoglobin
2) Golongan darah ABO dan rhesus
2) Tes HIV: ditawarkan pada ibu hamil di daerah epidemi meluas dan
terkonsentrasi, sedangkan di daerah epidemi rendah tes HIV ditawarkan
pada ibu hamil dengan IMS dan TB
3) Rapid test atau apusan darah tebal dan tipis untuk malaria: untuk ibu
yang tinggal di atau memiliki riwayat bepergian kedaerah endemic
malaria dalam 2 minggu terakhir
1. Persalinan
13
Pernyataan diatas didukung oleh peryataan Varney yang mengatakan
bahwa persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir pengeluaran
hasil komsepsi oleh ibu.Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan
sejati, yang ditandai oleh perubahan progresif pada serviks dan diakhiri
dengan pengeluaran plasenta(Varney,2007).
Indonesia, 2016)
c. Fleksion (fleksi)
14
kecil, karena diameter fronto occopito di gantikan diameter sub
occipito.
e. Extensition (ekstensi)
g. Explsion (ekspusi)
15
2. Bagian Lunak Panggul
Segmen bawah rahim, serviks, vagina, introitus vagina, dan
vagina, muskulus dan ligamentum yang menyelubungi dinding
dalam dan bawah panggul.
b. Passenger
1. Janin pada persalinan normal bila kondisi janin adalah letak
bujur, presentasi belakang kepala, sikap fleksi dan tafsiran
berat janin <4000 gram.
2. Plasenta berada di segmen atas rahim (tidak menhalangi jalan
rahim). Dengan tuanya plasenta pada kehamilan yang
bertambah tua maka menyebabkan turunya kadar estrogen dan
progesterone sehinga menyebabkan kekejangan pembuluh
darah, hal ini akan menimbulkan kontraksi.
c. Power
16
3. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
17
• Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam 2 jam
pembukaan jadi 10 cm atau lengkap.
18
Diagnosis kala II ditegakkan atas dasar pemeriksaan dalam yang
menunjukkan :
Asuhan yang di berikan oleh tenaga kesehatan pada ibu bersalin saat
kala III yaitu, antara lain:
19
hipertensi karena dapat memicu terjadi penyakit
serebrovaskular.
3. Dengan menggunakan klem, jika menggunakan APN lama 2
menit setelah bayi lahir dan ika menggunakan APN terbaru 1
jam setelah bayi lahir jepit tali pusat pada sekitar 3 cm dari
pusat (umbilikus) bayi (kecuali pada asfiksia neonatus, lakukan
sesegera mungkin). Dari sisi luar klem penjepit, dorong isi tali
pusat ke arah distal (ibu) dan lakukan penjepitan kedua pada 2
cm distal dari klem pertama.
Potong dan ikat tali pusat.
20
5. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan kering dan
pasang topi pada kepala bayi.
(Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir)
21
- Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih
penuh
- Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
12. Periksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun
janin dan pastikan bahwa selaputnya lengkap dan utuh.
13. Evaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan
lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan aktif.
d. Kala IV (Pemantauan)
22
Kala empat persalinan disebut juga dengan kala pemantauan. Kala
empat dimulai dari setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam
setelah itu. Pada kala empat yang paling sering terjadi perdarahan
postpartum, yaitu pada 2 jam pertama postpartum.Masalah /
komplikasi yang dapat muncul pada kala empat adalah perdarahan
yang mungkin disebabkan oleh atonia uteri, laserasi jalan lahir dan
sisa plasenta.Oleh karena itu harus dilakukan pemantauan, yaitu
pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.
Pemantauan pada kala IV dilakukan:
23
3. Langkah APN
berikut:
24
Bila selaput ketuban masih utuh saat pembukaan sudah lengkap
maka lakukan amniotomi.
9) Dekontaminasi sarung tangan (mencelupkan tangan yang masih
memakai sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5%, lepaskan
dan rendam dalam keadaan terbalik dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit). Cuci tangan setelah sarung tangan dilepaskan
dan setelah itu tutup kembali partus set.
10) Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi uterus
mereda (relaksasi) untuk memastikan DJJ dalam batas normal
(120-160x/menit).
a) Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.
25
setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan
ibu merasa nyaman.
13) Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ingin
meneran atau timbulnya kontraksi yang kuat.
a) Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif.
ibu.
h) Segera rujuk bila bayi belum atau tidak segera lahir setelah
pembukaan lengkap dan dipimpin meneran 120 menit (2
jam) pada primigravida atau 60 menit (1 jam) pada
multigravida.
26
16) Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 sebagai alas bokong ibu.
22) Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara
biparental. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan
lembut gerakan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu
depan muncul di bawah arcus pubis dan kemudian gerakkan ke
arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
27
Lahirnya badan dan tungkai :
23) Setelah kedua bahu lahir, satu tangan menyangga kepala dan
bahu belakang tangan yang lain menelusuri lengan dan siku
anterior bayi serta menjaga bayi terpegang baik.
24) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas
berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua
mata kaki (masukkan telunjuk diantara kaki dan pegang kedua
mata kaki dengan melingkarkan ibu jari pada sisi dan jari-jari
lainnya pada sisi yang lain agar bertemu dengan jari telunjuk).
25) Lakukan penilaian (selintas):
kesulitan?
27) Periksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang
lahir (hamil tunggal) dan bukan kehamilan ganda (gemeli).
28) Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi dengan baik.
28
29) Dalam waktiu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10
unit IM (intramuskular) di 1/3 distal lateral paha (lakukan
aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin).
30) Setelah 2 menit sejak bayi lahir (cukup bulan), jepit tali pusat
dengan klem kira-kira 2-3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi
tali pusat ke arah ibu dan klem kembali tali pusat pada 2 cm
distal dari klem pertama.
31) Pemotongan dan pengikatan tali pusat.
b) Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi
kemudian melingkar kembali benang tersebut dan
mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
disediakan.
32) Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu.
Letakkan bayi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi
sehingga bayi menempel di dada/perut ibu. Usahakan kepala
bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah
dari puting ibu.
a) Selimuti ibu dan bayi dengan kain kering dan hangat,
pasang topi di kepala bayi.
b) biarkan bayi melakukan kontak kulit didada ibu paling
sedikit 1jam
29
c) sebagian besar bayi akan berhasil melakukan IMD dalam
waktu 30-60 menit. Menyusu untuk pertama kali akan
berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari
satu payudara.
d) biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun
bayi sudah berhasil menyusu.
Kala III :
33) Pindahkan klem pada tali pusat hingga jarak 5-10 cm dari vulva.
34) Letakkan satu tangan di atas kain pada perut bawah ibu (di
atas simfisis), untuk mendeteksi kontraksi. Tangan lain
menegangkan tali pusat.
36) Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus kea
rah dorsal ternyata diikuti dengan pergeseran tali pusat ke arah
distal maka lanjutkan dorongan kearah cranial hingga plasenta
dapat dilahirkan.
a) Ibu boleh meneran tapi tali pusat hanya ditegangkan
(Jangan ditarik secara kuat terutama jika uterus tak
berkontraksi) sesuai dengan sumbu jalan lahir (ke arah
bawah-sejajar lantai-atas)
30
b) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga
berjarak 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta.
c) Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali
pusat.
(1) Ulangi pemberian oksitosin 10 unit IM.
31
Kala IV :
kateterisasi.
47) Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan
baik (40-60x/menit).
a) Jika bayi sulit bernafas, merintih atau retraksi, diresusitasi
dan segera merujuk kerumah sakit.
32
b) Jika bayi nafas terlalu cepat atau sesak napas, segera rujuk
ke RS Rujukan.
c) Jika kaki diraba dingin, pastikan ruangan hangat. Lakukan
kembali kontak kulit ibu-bayi dan hangatkan ibu-bayi
dalam satu selimut.
48) Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh denga
menggunakan air DTT. Bersihkan cairan ketuban, lender dan
darah diranjang atau disekitar ibu berbaring. Menggunakan
larutan klorin 0,5% lalu bilas dengan air DTT. Bantu ibu
memakai pakaian yang bersih dan kering.
49) Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI.
Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan
yang diinginkan.
50) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin
0,5% untuk dekontaminasi (10menit). Cuci dan bilas peralatan
setelah didekontaminasi.
51) Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah
yang sesuai.
54) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan tangan menggunakan tisu dan handuk pribadi yang
bersih dan kering.
33
55) Pakai sarung tangan yang membersih untuk memberikan
vitamin K1 (1mg) IM dipaha kiri bawah lateral dan salep mata
proflaksis infeksi dalam 1 jam pertama kelahiran.
56) Lakukan pemeriksaan fisik lanjutan (setelah 1 jam kelahiran
bayi). Pastikan kondisi bayi tetap baik (pernafasan normal
4060x/menit dan temperature tubuh normal 36,5-37,5C) setiap
15 menit.
57) Setelah 1 jam pemberian pemberian Vitamin K berikan suntikan
imunisasi Hepatitis B dipaha kanan bawah lateral. Letakkan
bayi didalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu dapat
disusukan.
58) Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam
didalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
59) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan
kering.
60) Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang). (Depkes.
2017).
a. Pengalaman Sebelumnya
34
b. Kesiapan Emosi
d. Support system
4. Evidance Based
35
analgesik. Selain itu, pijat dapat ditawarkan oleh orang yang menyertainya
setelah pelatihan selama kursus prenatal, menggaris bawahi kebutuhan
untuk perawatan kemanusiaan dan interdisipliner, dengan dukungan yang
efektif untuk wanita selama fase aktif. (Silva Gallo et al., 2013)
Menurut WHO, bayi baru lahir, atau neonatus, adalah anak di bawah
usia 28 hari. Selama 28 hari pertama kehidupan ini, anak berada pada
risiko kematian tertinggi. Bayi Baru lahir normal adalah bayi yang lahir
dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada
usia kehamilan genap 37 minggu sampai 42 minggu, dengan berat badan
lahir 2500 - 4000 gram, dengan nilai apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan.
36
melampaui garis tengah bujur kepala, pengukuran lingkar kepala dapat
ditunda sampai kondisi benjol (Capput sucsedenaum) dikepala hilang
dan jika terjadi moulase, tunggu hingga kepala bayi kembali pada
bentuknya semula.
d. Muka wajah: bayi tampak ekspresi; mata: perhatikan antara
kesimetrisan antara mata kanan dan mata kiri, perhatikan adanya
tanda-tanda perdarahan berupa bercak merah yang akan menghilang
dalam waktu 6 minggu;
e. Mulut: penampilannya harus simetris, mulut tidak mencucu seperti
mulut ikan, tidak ada tanda kebiruan pada mulut bayi, saliva tidak
terdapat pada bayi normal, bila terdapat sekret yang berlebihan,
kemungkinan ada kelainan bawaan saluran cerna;
f. Leher, dada, abdomen: melihat adanya cedera akibat persalinan;
perhatikan ada tidaknya kelainan pada pernapasan bayi, karena bayi
biasanya bayi masih ada pernapasan perut;
g. Punggung: adanya benjolan atau tumor atau tulang punggung dengan
lekukan yang kurang sempurna; Bahu, tangan, sendi, tungkai: perlu
diperhatikan bentuk, gerakannya, faktur (bila ekstremitas
lunglai/kurang gerak), farices;
h. Kulit dan kuku: dalam keadaan normal kulit berwarna kemerahan,
kadang-kadang didapatkan kulit yang mengelupas ringan,
pengelupasan yang berlebihan harus dipikirkan kemungkinan adanya
kelainan, waspada timbulnya kulit dengan warna yang tak rata (“cuti
Marmorata”) ini dapat disebabkan karena temperature dingin, telapak
tangan, telapak kaki atau kuku yang menjadi biru, kulit menjadi pucat
dan kuning, bercakbercak besar biru yang sering terdapat disekitar
bokong (Mongolian Spot) akan menghilang pada umur 1 (satu) sampai
5 (lima) tahun;
37
i. Kelancaran menghisap dan pencernaan: harus diperhatikan: tinja dan
kemih: diharapkan keluar dalam 24 jam pertama. Waspada bila terjadi
perut yang tiba-tiba membesar, tanpa keluarnya tinja, disertai muntah,
dan mungkin dengan kulit kebiruan, harap segera konsultasi untuk
pemeriksaan lebih lanjut, untuk kemungkinsn Hirschprung/Congenital
Megacolon;
j. Refleks yaitu suatu gerakan yang terjadi secara otomatis dan spontan
tanpa disadari pada bayi normal, refleks pada bayi antara lain
1. Tonik neek refleks , yaitu gerakan spontan otot kuduk pada bayi
normal, bila ditengkurapkan akan secara spontan memiringkan
kepalanya
2. Rooting refleks yaitu bila jarinya menyentuh daerah sekitar mulut
bayi maka ia akan membuka mulutnya dan memiringkan
kepalanya ke arah datangnya jari
3. Grasping refleks yaitu bila jari kita menyentuh telapak tangan bayi
maka jarijarinya akan langsung menggenggam sangat kuat
4. Moro refleks yaitu reflek yang timbul diluar kesadaran bayi
misalnya bila bayi diangkat/direnggut secara kasar dari gendongan
kemudian seolah-olah bayi melakukan gerakan yang mengangkat
tubuhnya pada orang yang mendekapnya,
5. Suckling refleks (menghisap) yaitu areola putting susu tertekan
gusi bayi, lidah, dan langis-langit sehingga sinus laktiferus tertekan
dan memancarkan ASI,
6. Swallowing refleks (menelan) dimana ASI dimulut bayi mendesak
otot didaerah mulut dan faring sehingga mengaktifkan refleks
menelan dan mendorong ASI ke dalam lambung.
k. Berat badan: sebaiknya tiap hari dipantau penurunan berat badan lebih
dari 5% berat badan waktu lahir, menunjukan kekurangan cairan
38
3. Asuhan kebidanan Bayi Usia 24 jam - 6 minggu (Anggita Sari, 2016)
a. Pemberian minum.
Pada usia beberapa hari, berat badan bayi mengalami penurunan yang
sifatnya normal, yaitu sekitar 10% dari berat badan waktu lahir. Hal ini
disebabkan karena keluarnya mekonium dan air seni yang belum
diimbangi dengan asupan yang mencukupi, misalnya produksi ASI
yang belum lancer dan berat badan akan kembali pada hari kesepuluh.
Bayi kemungkinan akan merasa lapar setiap 2-4 jam. Berikan ASI
sesering mungkin (on demand) atau selang 3-4 jam.Bayi hanya
memerlukan ASI saja sampai 6 bulan pertama. Setelah memberikan
ASI pada bayi,sendawakan bayi agar terhindar dari gumoh atau
muntah. Tanda – tanda bayi cukup ASI. Diantaranya berat badan bayi
bertambah, bayi BAK 6 – 8 x/hari, ketika menghisap dagu bayi akan
bergerak naik turun, bayi tidak rewel dan tertidur pulas.
b. Kebutuhan BAB.
Bayi memiliki feses yang lengket hitam kehijauan pada dua hari
pertama yang disebut mekonium. Feses bayi dengan ASI akan
berwarna hijau keemasan, lunak, dan tampak seperti biji. Feses bayi
yang menyusu lewat botol akan berwarna coklat gelap, lengket atau
berbentuk. BAB yang terjadi pada bayi baru lahir dapat terjadi 1-4
dalam sehari.
c. Kebutuhan BAK.
39
d. Kebutuhan Tidur.
Bayi memerlukan waktu yang banyak untuk tidur. Rata – rata tidur 20
jam sehari. Status sadar antara 2 – 3 jam beberapa hari pertama.Bayi
tampak semi koma saat tidur dalam meringis atau tersenyum.
40
1) Membiarkan tali pusat kering sendiri
Salah satu yang disarankan oleh WHO dalam merawat tali pusat
adalah dengan menggunakan pembalut kassa bersih yang sering
diganti.
Lama lepas tali pusat dikatakan cepat jika kurang dari 5 hari,
normal jika antara 5 sampai dengan 7 hari, dan lambat jika lebih
dari 7 hari. Lepasnya tali pusat selain dipengaruhi oleh perawatan
tali pusat dengan menjaga agar tali pusat tetap kering dan bersih
juga dipengaruhi oleh kepatuhan ibu untuk membersihkan tali pusat
setiap hari.
4) Warna abnormal pada kulit dan bibir tampak biru dan sclera tampak
kuning atau pucat.
5) Suhu tubuh mengalami hipotermi (suhu :<36OC) atau mengalami
febris (suhu > 37,5OC)
6) Tali pusat tampak merah, bengkak, keluar cairan berbau busuk dan
berdarah.
7) Mata bengkak dan mengeluarkan cairan
41
8) Bayi tidak berkemih dalam waktu 24 jam pertama.
4. Kunjungan Neonatal
42
5. Ikterus (Depkes RI, 2010)
a. Ikterus fisiologis
Dalam keadaan normal kadar bilirubin indirek dalam serum tali pusat
adalah 1-3 mg/dl dan akan meningkat dengan kecepatan kurang 5
mg/dl/24 jam, dengan demikian ikterus baru terlihat pada hari ke 2-3,
biasanya mencapai puncak antara hari ke 2-4, dengan kadar 5-6 mg/dl
untuk selanjutnya menurun sampai kadar 5-6 mg/dl untuk selanjutnya
menurun sampai kadarnya lebih rendah dari 2 mg/dl antara hari ke 5-7
kehidupan.
b. Hiperbilirubin patologis
Makna hiperbilirubinemia terletak pada insiden kernikterus yang tinggi,
berhubungan dengan kadar bilirubin bebas yang lebih dari 18-20 mg/dl
pada bayi aterm. Pada bayi dengan berat badan lahir rendah akan
memperlihatkan kernikterus pada kadar yang lebih rendah (10-15mg/dl)
1. Definisi
Masa nifas atau puerperium mulai partus dan berahir setelah kira-kira
6 minggu.Akan tetapi seluruh alat genetalia baru pulih kembali seperti
sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan.(Prawirohardjo,2005).Masa
nifas yaitu masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat-
alat kandungan seperti prahamil.Lama pada masa ini berkisar 6-8 minggu.
43
(Bahiyatun,2009).Masa nifas adalah masa sesudah persalinan,masa
perubahan,pemulihan,penyembuhan,dan pengembalian alat-alat
kandungan/reproduksi,seperti sebelum hamil yang lamanya 6 minggu atau
40 hari persalinan (janna,2011).
Pelayanan keseatan ibu nifas oleh bidan dan dokter dilakukan minimal
3 kali yaitu 6 jam – 3 hari setelah melahirkan; hari ke 4 – 28 hari setelah
melahirkan; hari ke 29 – 42 hari setelah melahirkan. (Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 2016)
44
direkomendasikan untuk perawatan ibu dan bayi baru lahir
Fase-fase yang akan dialami oleh ibu pada masa nifas antara lain:
a.Fase Taking In
Gangguan psikologis yang dapat dialami oleh ibu pada fase ini
adalah:
45
1) Kekecewaan pada bayinya.
c. Fase Letting Go
1. Fisik.
46
2. Psikologi.
3. Sosial.
a. Pengkajian
b. InterprestasiData
Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterprestasikan sehingga
dapat merumuskan diagnose dan masalah yang spesifik (Varney, 2007).
Diagnose kebidanan adalah diagnose yang ditegakkan dalam lingkup
praktek kebidanan (Varney, 2007).
c. Diagnosa potensial
d. Antisipasi
Menunjukkan bahwa bidan dalam melakukan tindakan harus sesuai
dengan prioritas masalah atau kebutuhan dihadapi kliennya. Setelah
bidan merumuskan tindakan yang dilakukan untuk mengantisipasi
47
diagnose/masalah potensial pada step sebelumnya, bidan juga harus
merumuskan tindakan emergency/segera. Tindakan segera yang mampu
dilakukan secara mandiri, secara kolaborasi atau bersifat rujukan
(Varney, 2007).
e. Perencanaan
Rencana tindakan merupakan kelanjutan manajemen terhadap
diagnose atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada
langkah ini informasi atau data dasar yang tidak lengkap dapat
dilengkapi, semua keputusan yang dikembangan dalam asuhan
menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan
pengetahuan dan teori yang uptodate serta sesuai dengan asumsi
tentang apa yang akan atau tidak akan dilakukan klien (Varney, 2007).
f. Pelaksanaan
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan
pada langkah ke 6 dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan
ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien,
atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukan
sendiri bidan tetap memikul tanggung jawab untuk mengarhkan
pelaksanaannya (misalnya memastikan langkah-langkah tersebut benar-
benar terlaksana (Varney, 2007).
g. Evaluasi
Langkah ini adalah mengevaluasi keefektifan dari tindakan yang
sudah diberikan, meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah
sudah diberikan, meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah
benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana
48
rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang efektif dalam
pelaksanaannya (Varney, 2007).
49
BAB III
STUDI KASUS
a. Data Subjektif
1) Identitas
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Alamat : Polman
2) Alasan Berkunjung
50
3) Keluhan Utama
4) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
5) Riwayat Pernikahan
Menikah 1 kali
6) Riwayat Kebidanan
Menarche : 13 Tahun
51
Bau : Amis
Lama : 7 hari
Siklus : 28 Hari
a) Trimester I
Berapa kali periksa : 1x di RSUD Polewali di usia
kehamilan 12 minggu
Keluhan : Pusing dan mual
Penyuluhan :istirahat cukup, nutrisi.
b) Trimester II
Berapa Kali periksa :3x periksa di Apotek 52 pertama kali
merasakan gerakan janin pada usia kehamilan 5 bulan
Keluhan : Ibu mengatakan tidak ada keluhan apapun
Terapi : Tablet Fe, Calcifar
Penyuluhan : pola istirahat, pola nutrisi, perawatan
payudara
52
c) Trimester III
53
Sebelum hamil : ibu mengatakan tidur siang teratur ± 2 jam dan
tidur malam ± 6-8 jam
Selama hamil : ibu mengatakan tidur siang ± 1-2 jam dan tidur
malam ± 7-9 jam sehari.
d) Aktivitas
Sebelum hamil : ibu mengatakan sebagai ibu rumah tangga dan
melakukan aktivitas rumah yaitu mencuci, menyapu dan memasak
Selama hamil : ibu mengatakan melakukan aktivitas rumah seperti
biasa menyapu dan memasak dan mengurangi aktivitas berat dan
kegiatan yang berbahaya dan kadang dibantu suami.
e) Personal Higiene
Sebelum hamil : ibu mengatakan mandi 2x sehari,gosok gigi 2x
sehari,dan keramas 3x seminggu serta mengganti pakaian setiap
selesai mandi.
Selama hamil : ibu mengatakan mandi 2x sehari gosok gigi 2x
sehari,dan keramas 3x seminggu serta mengganti pakaian setiap
selesai mandi.
f) Seksual
Sebelum hamil : ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 2x
seminggu dan tidak ada keluhan saat berhubungan
Selama hamil : ibu mengatakan melakukan hubungan seksual
kadang kadang dan tidak ada keluhan selama berhubungan.
9) Riwayat Ketergantungan
Ibu mengatakan sebelum hamil dan selama hamil ibu dan suami tidak
memiliki ketergantungan terhadap rokok, minuman beralkohol
maupun obat obatan terlarang serta jamu jamuan.
10) Latar belakang sosial budaya
Ibu mengatakan tidak pernah melakukan pijat perut,minum jamu
jamuan dan tidak ada pantangan terhadap makanan tertentu
54
11) Psikososial dan spiritual
Ibu mengatakan bahwa hubungan dengan suami baik, suami dan
keluarga sangat mendukung atas kehamilannya.
b. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a) Keadaan Umum : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) TTV
TD : 110/80 mmHg N: 86 x/menit
R : 20x/menit S: 36,5 °C
d) Antropometri
BB Sekarang : 60 kg
BB Sebelum hamil : 50 kg
Kenaikan berat badan ibu selama hamil 10 kg
TB : 160 cm LILA : 23 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Data Subjektif
Ibu mengatakan sudah merasakan nyeri perut bagian bawah
Hasil cek lab
Tempat : Rumah sehat Zam-zam
HBsAg : Negatif
Reduksi Urine : Negatif
Protein Urine : Negatif
HIV : Non reaktif
b. Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
55
a) Keadaan Umum : Baik
b) Kesadaraan : Composmentis
c) Tanda tanda vital
TD : 110/80 mmHg
N : 86x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,5°C
d) Antopometri
BB sekarang 60 kg
TB: 160 kg
2) Pemeriksaan Fisik
a) Mata
Inspeksi : Simetris, bersih, tidak ada sekret, sklera berwarna putih,
konjungtiva merah muda
b) Dada
Inspeksi : Simetris, bersih, tidak ada retraksi dinding dada
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Auskultasi :suara jantung normal lup dup
c) Payudara
Inspeksi : Simetris, bersih, kedua puting susu menonjol
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan abnormal,
kolostrum sudah keluar.
d) Abdomen
Inspeksi: Simetris, pembesaran perut kedepan, pembesaran perut
sesuai usia kehamilan, tidak ada bekas luka operasi caesar, terdapat
linea nigra, dan strie livide
e) Genetalia
56
Inspeksi : bersih, tidak ada bekas luka pada perineum, tidak ada
odema dan varises, tidak ada condiloma akuminata, tidak ada flour
albus dan tidak ada perdarahan pervaginam.
f) Anus
Inspeksi : Tidak ada hemoroid,tidak ada perdarahan dari anus.
g) Ekstremitas
Inspeksi : Simetris, kuku bersih, tidak ada gangguan gerak,
jumlah jari tangan dan kaki lengkap
Palpasi : Pada ektremitas bawah tidak ada odema, tidak ada varises
Perkusi : refleks patella +/+
3) Pemeriksaan khusus
a) Palpasi
Leopod 1 : TFU pertengahan pusat prosessus
xyphoideus, pada fundus teraba bagian bundar, lunak, kurang
melenting (bokong).
Leopod 2 : Pada perut bagian kanan teraba bagian lurus, keras
dan memanjang seperti papan (punggung). pada perut bagian kiri
teraba bagian kecil janin (ekstremitas janin).
Leopod 3 : Pada perut ibu bagian bawah teraba bagian janin
yang bulat, keras (kepala), sulit digerakkan.
Leopod 4 : kedua ujung jari tangan pemeriksa tidak saling
bertemu (divergen).
b) TFU 30 cm
c) TBJ (30-12) X 155 = 2.790 gram
c. Analisa
Ny.H G3P2A0 usia 26 tahun, umur kehamilan 39 minggu 6 hari,
kehamilan fisiologis, janin tunggal hidup.
57
d. Penatalaksanaan pukul : 16.30 WIB
1) Memberikan edukasi kepada ibu untuk makan makanan bergizi
seimbang untuk ibu hamil seperti buah, kacang-kacangan, ikan, daging
merah, susu dan sayuran serta minum air minimal 1 liter/hari
Ibu bersedia melakukan anjuran yang diberikan bidan
2) Menganjurkan kepada ibu untuk mengurangi pemanis seperti gula dan
minuman cepat saji misalnya thai tea dsb
Ibu bersedia dan mendengarkan apa yang disampaikan bidan
3) Mengajarkan kepada ibu gerakan yoga seperti rotasi bahu, menekuk
pergelangan kaki, pose kupu-kupu, pose setengah kupu-kupu,
berbaring satu sisi, posisi warior untuk otot kaki, bridge melatih otot
paha serta menjelaskan manfaat dari yoga yaitu meningkatkan kualitas
tidur, mengurangi stress, meningkatkan kekuatan otot menjelang
persalinan dan mengurangi nyeri punggung.
Ibu bersedia melakukan yoga dan telah paham gerakan yang telah
dicontohkan
4) Menganjurkan kepada ibu untuk berkunung kembali ketika ada
keluhan
Ibu bersedia dating kembali jika ada keluhan.
a. Data Subjektif
1) Identitas
58
Umur : 26 Tahun Umur : 25Tahun
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Alamat : Polman
2) Alasan Berkunjung
3) Keluhan Utama
4) Riwayat Kesehatan
d) Riwayat Kesehatan Sekarang
59
Keluarga ibu maupun suami tidak ada yang memiliki riwayat
kehamilan kembar serta tidak pernah menderita penyakit
menahun, menular dan menurun.
5) Riwayat Pernikahan
Menikah 1 kali
6) Riwayat Kebidanan
Menarche : 13 Tahun
Bau : Amis
Lama : 7 hari
Siklus : 28 Hari
60
Ibu mengatakan hamil ketiga
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
BB : 61 kg
TTV : TD :110/80 mmHg
N : 86x/menit
S : 36,5°C
RR : 20x/menit
2) Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
Inspeksi : Bersih simetris, rambut lurus, warna rambut hitam,
penyebaran rambut merata dan tidak ada benjolan abnormal
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
b) Muka
Inspeksi : Simetris bersih tidak sembab tidak odema, dan tidak ada
cloasma gravidarum.
c) Mata
Inspeksi : Simetris, bersih, tidak ada sekret, sklera berwarna putih,
konjungtiva merah muda
d) Hidung
Inspeksi : Simetris, tidak ada sekret dan polip dan tidak ada
pernafasan cuping hidung
e) Telinga
61
Inspeksi : Simetris, bersih, tidak ada sekret, tidak ada serumen, tidak
ada perdarahan, fungsi pendengaran baik.
f) Mulut dan Gigi
Inspeksi : Simetris, bersih, mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis,
tidak ada perdarahan gusi, tidak ada caries gigi dan lidah bersih
g) Leher
Inspeksi : Simetris, bersih, tidak ada benjolan abnormal
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tyroid dan tidak
ada bendungan vena jugolaris.
h) Aksila
Inspeksi : Bersih, tidak ada pembesaran kelenjar limfe,
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
i) Dada
Inspeksi : Simetris, bersih, tidak ada retraksi dinding dada
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
j) Payudara
Inspeksi : Simetris bersih kedua puting menonjol terdapat
hiperpigmentasi pada areola dan papila
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan , tidak ada benjolan abnormal,
konsistensi keras, colostrum sudah keluar.
k) Abdomen
Inspeksi : simetris, pembesaran perut kedepan sesuai usia kehamilan,
tidak ada bekas luka,terdapat linea nigra dan strie livide, tampak
gerakan janin.
l) Genetalia
Inspeksi : Terdapat pengeluaran darah bercampur lendir dari jalan
lahir tidak ada odema dan varises tidak ada condiloma akuminata dan
matalata
62
Palapasi : tidak terdapat pembesaran kelenjar skene dan
bartholin,perineum kaku.
m)Anus
Inspeksi : Tidak ada hemoroid, tidak ada perdarahan dari anus.
n) Ekstremitas
Inspeksi : Simetris, kuku bersih, tidak ada gangguan gerak, jumlah
jari tangan dan kaki lengkap.
Palapasi : Pada ekstremitas bawah tidak ada odema, tidak ada
varises.
Perkusi : Refleks patella +/+
3) Pemeriksaan Khusus
a) Palpasi
Leopod 1 : TFU pertengahan pusat-prosessus xyphoideus. Pada
fundus teraba bagian bundar lunak tidak melenting (bokong).
Leopod 2 : pada bagian kanan perut teraba bagian keras,
memanjang seperti papan (punggung janin) pada bagian kiri perut
ibu teraba bagian kecil kecil janin (ekstremitas).
Leopod 3 : pada bagian bawah perut ibu teraba bagian bundar,
keras (kepala), tidak bisa di goyangkan, Bagian terbesar kepala
sudah masuk panggul (sudah masuk PAP).
Leopod 4 : kedua ujung jari tangan pemeriksa tidak saling bertemu
(divergen)
b) Penurunan kepala hodge 1
c) TFU 97 cm
d) TBJ :2.800 gram
e) DJJ 145x/menit terdengar kuat dan teratur pada bagian perut ibu
sebelah kanan
f) His 3 x/10 menit lamanya 30-35 detik
63
g) VT tanggal 25 maret 2021 jam 09.00 WITA : terdapat lendir tidak
varises, vulva tidak odema, vagina tidak ada masa, porsio lunak,
pembukaan 8 cm, ketuban (+), presentasi belakang kepala,
penurunan kepala hodge II, tidak ada molase.
c. Analisa
Ny. H usia 26 tahun, umur kehamilan 39 minggu 6 hari, persalinan
fisiologis, inpartu kala 1 fase aktif dan janin tunggal hidup.
64
7) Melakukan induksi alami seperti pijat akupresur pada titik yang
diperlukan untuk merangsang pengeluaran hormone oksitosin
Ibu bersedia dan telah dilakukan
8) Melakukan rileksasi dengan beberapa gerakan yoga
Ibu bersedia melakukanya
9) Melakukan gymball dengan duduk di atas bola dengan gerakan
memutar dan maju mundur dan gerakan atas kebawah jika terdapat
kontraksi
Ibu bersedia melakukanya
2. Kala II
Tanggal Pengkajian : 25 Maret 2021 pukul : 10.30 WITA
a. Data Subektif
Ibu mengatakan kencang-kencang semakin sering serta semakin sakit dan
merasakan adanya dorongan untuk mengejan seperti ingin BAB yang
tidak dapat ditahan.
b. Data obyektif
1) Ibu tampak kesakitan dan cemas
2) Perineum menonjol, vulva membuka dan adanya tekanan yang kuat
pada anus dan vagina dan terdapat pengeluaran darah dan cairan
semakin banyak dari jalan lahir
3) Penurunan kepala 0/5 bagian
4) Auskultasi DJJ 147 x/menit terdengar kuat dan teratur pada bagian
perut ibu sebelah kanan
5) His 4x/10 menit lama 30-35 detik
65
6) VT 10.25 : terdapat lendir bercampur darah tidak varises, vulva tidak
odema, vagina tidak ada masa, porsio lunak, pembukaan 10 cm,
ketuban (-) jernih, presentasi belakang kepala, penurunan kepala hodge
IV, UUK kanan depan, tidak ada molase.
c. Analisa
Ny. H umur 26 tahun usia kehamilan 39 minggu 6 hari, Inpartu kala II
KU ibu dan janin baik.
66
9) Melakukan Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan
tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin
0,5%, kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah
sarung tangan dilepaskan.
10) Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi/saat relaksasi
uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120 – 160
x/menit).
Didapat DJJ 145x/menit dalam batas normal.
11) Memberitahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai
dengan keinginannya.
ibu memilih posisi setengah duduk.
12) Meminta keluarga untuk membantu menyiapkan posisi meneran (bila
ada rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke
posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan
ibu merasa nyaman).
13) Melaksanakan pimpinan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan
kuat untuk meneran.
14) Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi
yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran
dalam 60 menit.
ibu memilih posisi duduk.
15) Meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu,
jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
16) Meletakkan underpet atau kain yang bersih dan kering yang dilipat
1/3 nya di bawah bokong ibu.
17) Membuka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat
dan bahan.
67
18) Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
19) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5 – 6 cm membuka
vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain
bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk
menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu
untuk meneran perlahan atau bernapas cepat dan dangkal. Kemudian
lakukan episiotomy untuk membuka jalan lahir.
20) Memeriksa kemungkin adanya lilitan tali pusat dan segera lanjutkan
proses kelahiran.
tidak terdapat lilitan tali pusat.
21) Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar
secara spontan.
22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara
biparietal. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut
gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul
di bawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk
melahirkan bahu belakang.
23) Setelah bahu lahir, geser tangan bawah untuk kepala dan bahu.
Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan
siku sebelah atas.
24) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung, bokong tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki
(masukkan telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata
kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya).
25) Melakukan penilaian bayi baru lahir.
Bayi lahir spontan, tangis kuat, gerak aktif, cukup bulan.
26) Mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya
kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk
basah dengan handuk/kain yang kering. Biarkan bayi di atas perut ibu.
68
27) Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam
uterus
hamil tunggal
28) Beritahu ibu bahwa akan di suntik oksitosin agar uterus berkontraksi
baik.
ibu bersedia untuk disuntik oksitosin
29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit
intramuskuler (IM) di 1/3 paha atas bagian lateral (tidak ada
pendarahan)
30) Setelah waktu 2 menit jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari
pusat bayi. Dorongan isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit
kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama. Lakukan
pemotongan dan pengikatan tali pusat.
31) Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit ibu.
32) Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala
3. Kala III
Tanggal Pengkajian : 25 Maret 2021 pukul: 10.40 WITA
a. Data Subyektif
Ibu mengatakan lega karena bayinya sudah lahir dan Ibu mengatakan
perutnya masih mules.
b. Data obyektif
1) Keadaan umum : baik
2) Kesadaran : composmentis
3) Kandung kemih : kosong.
4) Kontraksi uterus : baik.
5) TFU setinggi pusat.
6) Tali pusat nampak di depan vulva.
7) Darah keluar tiba-tiba.
69
c. Analisa
Inpartu Kala III KU ibu baik
d. Penatalaksanaan pukul : 10.40 WITA
34) Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva.
35) Meletakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas
simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangakan tali pusat.
36) Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah
sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang-atas
(dorso-kranial) secara hati-hati. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40
detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul
kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur di atas.
37) Melakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta
terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat
dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti
poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial).
38) Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan
kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban
terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang
telah disediakan.
39) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase
uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan
gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi
Fundus teraba keras.
4. Kala IV
Tanggal Pengkajian : 25 Maret 2021 pukul : 10:50 WITA
a. Data Subyektif
70
Ibu mengatakan merasa lega dan senang plasenta telah lahir.
b. Data Obyektif
1) Keadaan Umum baik
2) TTV TD: 110/80 Mmhg
N: 86 X/Menit
RR: 20 X/menit
S: 36,5 C
3) TFU 2 jari dibawah pusat.
4) Kontraksi uterus baik yaitu ketika di raba uterus keras
5) Kandung kemih kosong.
c. Analisa
Inpartu kala IV
71
42) Memastikan uterus berkontraksi dengan baik yaitu dengan tanda
uterus berkontraksi dan keras serta tidak terjadi perdarahan
pervaginam yaitu kurang dari 150 CC
Uterus berkontraksi dengan baik.
43) Memastikan kandung kemih kosong. Jika penuh lakukan
kateterisasi
kandung kemih kosong
44) Mencelupkan sarung tangan pada larutan klorin 0,5%, bersihkan
noda darah dan cairan tubuh, bilas dengan air DTT tanpa melepas
sarung tangan dan keringkan
45) Mengajarkan ibu cara menilai kontraksi dan melakukan massase
46) Memeriksa nadi ibu dan memastikan keadaan baik
47) Mengevaluasi dan mengestimasi jumlah kehilangan darah
48) Memantau keadaan bayi, memastikan bayi bernafas dengan baik
(40-60 x/ menit)
49) Membersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh
menggunakan air DTT.
50) Memastikan ibu merasa nyaman, dan membantu ibu memberikan
asi serta menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu makan
dan minum
51) Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin
0,5% selama 10 menit
52) Membuang bahan – bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah
medis
53) Mendekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%
54) Mencelupkan sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5% dan
melepaskan sarung tangan secara terbalik
55) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan
72
56) Memakai sarung tangan DTT untuk memberikan vitamin k1
(1mg) intramuskular di paha kiri bawah lateral dan salep mata
profilaksis infeksi dalam 1 jam pertama kelahiran
57) Melakukan pemeriksaan fisik lanjutan, dan memastikan kondisi
bayi tetap baik
58) Memberikan imunisasi hepatitis B di paha kanan bawah lateral.
Dan letakkan bayi dalam jangkauan ibu
59) Melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit Mencuci tangan
dengan sabun dan air mengalir dan keringkan
60) Melengkapi partograf
a. Data Subjektif
1) Keluhan utama : ibu mengatakan masih merasa mules pada perutnya
2) Ibu mengatakan sudah dapat BAK spontan dan belum BAB
3) Ibu dapat miring kanan dan kiri dan ibu dapat duduk pada 2 jam post
partum
4) Ibu sudah dapat berdiri dan berjalan jalan di sekitar ruangan pada 6 jam
post partum
5) Riwayat psikologis ibu keluarga dan suami mengatakan senang dengan
kelahiran bayinya
73
b. Data Objektif
1) Keadaan umum : baik
2) Kesadaran : composmentis
3) Tanda tanda vital
TD : 100/70 mmHg
N : 80x/menit
S : 36,5°C
RR : 20x/menit
4) Pemeriksaan fisik
a) Kepala
Inspeksi : bersih, rambut tebal tidak rontok tidak berketombe
b) Mata
Inspeksi : Simetris, bersih, tidak ada sekret, sklera berwarna putih,
konjungtiva merah muda, pupil isokor, tidak menggunakan alat
bantu penglihatan fungsi penglihatan baik.
c) Mulut
Inspeksi : Simetris, bersih, mukosa bibir lembab, tidak ada
stomatitis, tidak ada perdarahan gusi, tidak ada caries gigi dan lidah
bersih
d) Dada
Inspeksi : Simetris, bersih, tidak ada retraksi dinding dada
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : paru paru : tidak ada suara wheezing dan ronchi
Jantung : suara jantung normal lup dup
Perkusi : jantung : pekak
paru paru : sonor
e) Payudara
Inspeksi : Simetris bersih kedua puting menonjol terdapat
hiperpigmentasi pada areola dan papila
74
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan , tidak ada benjolan abnormal,
konsistensi keras, colostrum sudah keluar.
f) Abdomen
Inspeksi : simetris, tidak ada bekas luka operasi, terdapat linea nigra
dan strie livide
Palpasi : TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus teraba keras
dan bundar, kandung kemih kosong
g) Genetalia
Inspeksi : tidak bersih, terdapat pengeluaran cairan berwarna merah
(lochea rubra) 1 pembalut, terdapat jahitan di jalan lahir tidak ada
odema dan tidak varises tidak ada condiloma akuminata dan
matalata.
Palapasi : tidak terdapat pembesaran kelenjar skene dan bartholin,
perineum kaku.
h) Anus
Inspeksi : Tidak ada hemoroid, tidak ada perdarahan dari anus
i) Ekstremitas
Inspeksi : Simetris, kuku bersih, tidak ada gangguan gerak, jumlah
jari tangan dan kaki lengkap.
Palpasi : Pada ekstremitas bawah tidak ada odema, tidak ada
varises.
c. Analisa
Ny. H GIII PIII A0 Umur 26 tahun 6 jam postpartum fisiologis.
75
Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
3) Menjelaskan pada ibu tentang kebutuhan dasar ibu nifas untuk makan
makanan seimbang cukup karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan
mineral.
ibu mengerti dan bisa mengikuti nya
4) Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya pada masa nifas seperti
perdarahan berlebihan, infeksi pirenium, merasa depresi, nyeri dada
dan sesak nafas
ibu paham dan segera datang ke petugas kesehatan apabila terjadi
masalah seperti tanda tanda tersebut
5) Menjelaskan pada ibu untuk mencegah perdarahan masa nifas karena
atonia uteri dengan mengajari menilai kontraksi uterus dan melakukan
masase findus
ibu paham dan bisa melakukan masase fundus
6) Menganjurkan ibu menyusui bayinya maksimal setiap 2 jam atau setiap
bayi menangis
Ibu bersedia mengikuti anjuran bidan
7) Memberikan KIE tentang pengetahuan KB atau penggunaan KB jika
Ibu siap menggunakan KB seperti memberikan edukasi KB yang
cocok untuk ibu menyusui seperti KB implant, IUD, MALL karena
tidak mengandung hormone progesterone dan esterogen sehingga tidak
mengganggu proses menyusui
8) Memberitahu ibu jadwal kontrol ulang 1 minggu lagi atau sewaktu
waktu jika ada keluhan
ibu bersedia kembali lagi 1 minggu atau sewaktu waktu jika ada
keluhan.
76
D. Asuhan Kebidanan pada Neonatus
1. Kunjungan Neonatus 1
a) Data Subjektif
1)Biodata
Nama : Bayi Ny H
Umur : 1 hari
Anak Ke : 3 (tiga)
3) Riwayat Kebidanan
a) Riwayat Antenatal
Status Imunisasi TT : T2
Trimester I
77
pada usia 12 minggu
Trimester II
Trimester III
b) Riwayat Natal
Ibu melahirkan bayinya pada tanggal 05 januari 2021 pukul 00.30 Wita
bayi lahir spontan menangis kuat dan gerak aktif jenis kelamin
perempuan BB 3600 gram PB 50 cm tidak ada kelainan bawaan, tidak
ada benjolan di kepala tidak ada perdarahan ibu mengatakan segera
setelah bayi lahir langsung disusukan dan melakukan IMD.
78
4) Pola kebiasaan sehari hari
a) Nutrisi
Ibu mengatakan bayi diberi ASI saja, frekuensi sering setiap 2 jam
sekali.
b) Eliminasi
Ibu mengatakan BAB 2 kali konsistensi lunak, warna feses kehitaman
bayi BAK 2 kali warna kuning jernih tidak ada keluhan saat BAK dan
BAB
c) Istirahat/tidur
Ibu mengatakan bayi lebih banyak tidur , tidak rewel, menangis ketika
lapar BAK dan BAB
d) Aktivitas
Ibu mengatakan Bayi menangis kuat dan gerak aktif
e) Personal hygiene
Ibu mengatakan memandikan bayinya setiap pagi
f) Latar belakang sosial budaya
Ibu mengatakan setelah pulang nanti bayi akan dirawat dan tinggal
bersama orang tuanya.
g) Psikososial dan spiritual
Ibu, suami dan keluarga sangat senang dengan kelahiran bayinya.
b) Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan umum baik dan kesadaran composmentis
b) Tanda tanda vital
Suhu 36,6 °C RR 40x/menit
Nadi : 138x/menit
c) Pengukuran antropometri
BB : 3600 gram
79
PB : 50 cm
LK : 33 cm
LD : 32 cm
2) Pemeriksaan Fisik
Kepala
Muka
Mata
Hidung
Mulut
Telinga
80
Inspeksi : Simetris, tidak ada pengeluaran sekret dan serumen
Dada
Abdomen
Genetalia
Anus
Ektremitas
81
Atas : simetris, normal, jumlah jari lengkap, tidak ada
kelainan dan gerak aktif
Kulit
3) Pemeriksaan neurologik
a) Reflek sucking
Baik.bayi mampu menghisap puting dengan kuat
b) Reflek rooting
Baik.bayi bereaksi jika Mendapat rangsangan pada bibir atau pipi
bayi
c) Reflek morro
Baik.saat dikagetkan bayi bergerak seperti memeluk
d) Reflek swallowing
Baik.bayi dapat menelan dengan baik
e) Reflek grasping
Baik.saat bayi jari pemeriksa diletakkan pada telapak tangan bayi,
bayi merespon dengan baik saat jari pemeriksa mengusap bagian
bawah telapak kaki bayi jari bayi membuka.
f) Reflek tonic neck
Baik.kepala bayi di miringkan ke kiri dan lengan kirinya melipat
sementara siku lengan kanannya meregang lurus
g) Reflek glabela
82
Baik ketukan halus pada glabela (bagian dahi antara dua alis mata)
menyebabkan mata bayi berkedip
h) Reflek staping
Baik ketika bayi di gendong berdiri kaki bayi akan menapak seperti
berjalan dan melangkah.
c) Analisa
Bayi Cukup Bulan, Sesuai Masa Kehamilan, usia 1 hari/ fisiologis.
83
7) Menjelaskan tentang tanda bahaya bayi seperti bayi tidak mau menyusu
atau muntah semua yang diminum, kejang, sesak nafas, merintih, pusar
kemerahan, demam.
Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
8) Menganjurkan kepada ibu untuk menghubungi bidan atau berkunung
kembali bila terdapat masalah terhadap bayinya
Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang
a. Data subyektif
1) Keluhan Utama
a) Ibu tidak ingin ber KB
b) Ibu menyusui secara on demand
2) Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu tidak pernah penyakit menular, menahun dan menurun
b) Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu tidak sedang menderita penyakit menular, menahun dan menurun
c) Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga ibu dan suami tidak sedangatau pernah menderita
penyakit menahun, menular, dan menurun
3) Riwayat kebidanan
a) Riwayat haid
84
Ibu sedang dalam masa nifas.
b) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas
Ibu melahirkan bayi laki-laki cukup bulan tanggal 25 maret 2021
pukul 10.25 WITA, lahir spontan, ditolong bidan di Rumah Sehat
Zam-Zam, bayi lahir langsung menangis, gerak aktif dilakukan IMD,
BB 3500 gram, PB 46 cm, plasenta lahir spontan dan lengkap,
tedapat laserasi
c) Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah ber KB
4) Pola kehidupan sehari-hari
1) Nutrisi
Makan 3-5x sehari porsi sedang komposisi nasi, lauk bergantian
(tahu, tempe, ayam, telur), sayur bergantian (wortel, bayam,
kangkung), buah bergantian (pisang, jeruk). Minum air putih 8-9
gelas sehari.
2) Eliminasi
BAB 1 kali sehari konsistensi lunak, warna kuning, BAK 6-8 kali
sehari warna kuning jernih.Tidak ada keluhan saat BAB ataupun
BAK.
3) Istirahat dan tidur
Tidur malam ± 6-7 jam antara pukul 21.30–04.30 WIB, tidur siang ±
1 jam antara pukul 13.00–14.00 WIB.
4) Personal hygiene
Setiap hari mandi 2x, keramas seminggu 2-3 kali, gosok gigi tiap
mandi, ganti pakaian dan celana dalam tiap habis mandi, kotor
ataupun basah. Setiap selesai BAB/BAK selalu cebok dari arah depan
ke belakang dengan sabun dan air.
5) Aktifitas
85
Ibu melakukan aktifitas seperti biasanya seperti menyapu, mengepel,
memasak, mencuci dan setrika.
6) Kehidupan seksual
Ibu belum melakukan hubungan seksual setelah bersalin.
7) Riwayat ketergantungan
Ibu tidak mempunyai kebiasaan merokok, tidak ada kebiasaan
minum-minuman alkohol maupun ketergantungan pada obatobatan
tertentu.
8) Latar belakang sosial budaya
Di dalam keluarga ibu maupun di masyarakat semua orang menerima
adanya penggunaan alat kontrasepsi dan tidak ada larangan bagi yang
ingin menggunakan.
b. Data obyektif
1) Pemeriksaan Umum
2) Pemeriksaan fisik
a) Kepala
86
b) Muka
c) Mata
d) Hidung
Inspeksi : Simetris, tidak ada sekret dan polip, tidak ada pernafasan
cuping hidung.
e) Telinga
g) Leher
87
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tyroid.
h) Aksila
i) Dada
j) Payudara
m) Anus
88
Inspeksi : Tidak ada hemoroid, tidak ada perdarahan dari anus.
n) Ekstremitas
c. Analisa
89
Ibu bersedia untuk dating kembali bila telah memenuhi syarat untuk
ber-kb
90
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Kehamilan
91
1. Kunjungan Kehamilan
92
Asuhan yang penulis berikan mengenai pola nutrisi pada Ny.H
sebenarnya tidak terlalu berpengaruh pada masalah peningkatan
berat.Hal ini berkaitan dengan pola makan ibu yang sudah menjadi
kebiasaan sehari-hari.
93
menjadi salah satu indikator pengukuran taksiran berat janin
(Kemenkes. 2013).
94
Ny.H di berikan tablet zat besi walaupun ibu tidak anemia. Ini
merupakan sebagai persiapan persalinan Ny.H nanti.Dimana pada saat
persalinan biasanya ibu hamil mengalami kehilangan darah yang
cukup banyak. Maka dapat disimpulkan tidak ada kesenjangan antara
teori dan praktik
95
Setiap kunjungan temu wicara telah dilakukan seperti memberikan
penkes yang dibutuhkan Ny.H untuk kesejahteraan ibu dan janin.
Seperti memberitahu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, hidrasi dan
istirahat yang baik, memberitahu tanda bahaya pada kehamilan,dsb.
Informasi yang dberikan juga dapat disesuaikan dengan keluhan atau
masalah pada Ny.H
1) Pemeriksaan Hemoglobin.
Selama kehamilan Ny.H melakukan pemeriksaan Hemoglobin
sebanyak 2 kali, yaitu pada trimester I sebanyak 1 kali dengan hasil
11,3 gr/dL dan pada trimester III sebanyak 1 kali dengan hasil 12,1
gr/dL. Kadar Hb Normal pada trimester pertama dan ketiga yaitu >11.0
gr/dl, pada trimester kedua yaitu >10.5 gr/dl, (Kemenkes RI,
2013).Maka dapat disimpulkan terdapat kesesuaian antara teori dan
praktik.
96
4) Pemeriksaan VDRL, HIV, Hepatitis.
Ny.H melakukan pemeriksaan tersebut pada saat kehamilan
trimester I dengan hasil negatif. Hal ini sesuai dengan teori (Kemenkes
RI, 2013)
5) Tatalaksana kasus
Pada kasus Ny.H, ibu belum pernah melakukan pemeriksaan
USG.Maka ibu dirujuk untuk melakukan USG pada trimester ke III
untuk perencanaan persalinan. (Kemenkes.2013)
a) Nyeri Punggung
97
B. Persalinan
1. Kala I
Pada pemeriksaan fisik dan tanda – tanda vital tidak ditemukan adanya
kelainan. Tekanan darah 100/70 mmHg, Nadi 78 kali per menit,
pernapasan 19 kali per menit dan suhu 36,4oC. Kemudian dilakukan
pemeriksaan kebidanan dengan pemeriksaan leopold didapatkan TFU
30cm, Leopold 1 dibagian atas teraba bokong, Leopold II dibagian kanan
teraba punggung dan kiri teraba ekstremitas, Leopold III bagian terendah
janin teraba kepala, tidak dapat digoyangkan. Leopold IV sudah masuk
PAP divergen teraba 3/5 bagian.DJJ positif (+) 142 kali per menit.Pada
pemeriksaan kontraksi didapatkan His 3 kali dalam 10 menit selama 30
detik.
98
Dari hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan kebidanan
yang dilakukan terhadap Ny. H maka disimpulkan diagnosa yaitu G3
P3A0 hamil 20 minggu inpartu kala 1 fase aktif, janin tunggal hidup
intrauterine dengan presentasi kepala. Frekuensi kontraksi uterus minimal
2 kali dalam 10 menit.Pembukaan serviks berlangsung cepat, di mulai dari
pembukaan 0 sampai pembukaan 5 cm, berlangsung kira – kira 8 jam.
(Rosyati, Herry. 2017).
Pada pukul 18.00 WITA ibu mengeluh keluar air-air dan mules
semakin sering. Dilakukan pemeriksaan tanda – tanda vital tidak
ditemukan adanya kelainan. Tekanan darah 100/80 mmHg, Nadi 72 kali
per menit, pernapasan 20 kali per menit dan suhu 36,4 oC, DJJ positif (+)
99
148 kali per menit. Pada pemeriksaan kontraksi didapatkan His 3 kali
dalam 10 menit selama 42 detik.
100
2. Kala II
Dilakukan pemeriksaan DJJ dan Kontraksi, didapati DJJ 147 x/m dan
kontraksi 4 kali dalam 10 menit selama 45 detik. Kemudian melakukan
pemeriksaan dalam didapati portio tidak teraba, pembukaan 10 cm,
ketuban negative pecah spontan, warna jernih, presentasi kepala, posisi
UUK kiri depan, penurunan H III+, molase 0. Berdasarkan hasil yang
didapat, penulis mendapat diagnosa ibu G3P3A0 usia kehamilan 40
minggu partus kala II dan diagnosa janin tunggal, hidup, intrauterine,
presentasi kepala. Pembukaan sudah lengkap, maka penolong segera
memfasilitasi persalinan dengan menginformasikan hasil pemeriksaan,
memposisikan ibu sesuai dengan kenyamanan ibu dan melibatkan
pendamping pada proses persalinan, yaitu suami, dan memimpin ibu
meneran.
101
aktif, jenis kelamin perempuan. Melakukan manajemen asuhan bayi baru
lahir normal yaitu mengeringkan mulai dari muka, kepala dan bagian
tubuh lainnya kecuali bagian tangan dan tanpa membersihkan verniks.
(Kemenkes.2013)
3. Kala III
102
Pada pukul 21.10 WITA plasenta lahir kesan lengkap, kemudian
dilakukan masase uterus selama 15 detik, didapati hasil kontraksi uterus
baik.Setelah dipastikan kontraksi baik, memeriksa kedua sisi plasenta
(maternal maupun fetal) dan dipastikan bahwa selaput lengkap dan
utuh.Lalu memeriksa adanya laserasi pada perineum, dan didapati hasil
pemeriksaan tidak terdapat laserasi.
4. Kala IV
Ny. H dan suami diajari masase uterus secara melingkar agar kontraksi
baik. Asuhan ini dilakukan berdasarkan teori buku saku pelayanan
kesehatan ibu di fasilias kesehatan dasar dan rujukan, melakuakan
observasi selama 2 jam, yaitu dilakukan setiap 15 menit pada 1 jam
pertama dan setiap 30 menit pada 1 jam kedua dan selama 24 jam
perdarahan tidak lebih dari 500 ml setelah bayi lahir.
103
C. Bayi Baru Lahir
Bayi Ny. H lahir tanggal 25 Maret 2021 pukul 20.30 WITA, jenis
kelamin perempuan, dan tanpa komplikasi. Setelah itu melakukan
pemotongan tali pusat dan dilakukan IMD dengan meletakan bayi diatas
dada ibu. IMD dilakukan selama 1 jam hal ini sesuai dengan teori asuhan
kebidanan bayi baru lahir, neonatal dan pra sekolah (Setiyani, Astuti,.dkk.
2016). Yang mengatakan Setelah bayi lahir, dengan segera bayi
ditempatkan diatas perut ibu selama 1 jam, kemudian bayi akan merangkak
dan mencari putting susu ibu.
104
Kebidanan Neonatus, Bayi / Balita, dan Anak Pra Sekolah untuk Para
Bidan (Setiyani, Astuti,.dkk. 2016)
105
Berdasarkan buku saku pelayanan kesehatan neonatal esensial
(Kemenkes RI. 2010). Setelah 1 jam pemberian Vit K, Bayi Ny. H
diberikan imunisasi hepatitis B di 1/3 paha kanan atas bagian
luar.Imunisasi hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi hepatitis B
terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu – bayi.Pemeriksaan BBL
bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin jika terdapat kelainan pada
bayi. Resiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama
kehidupan, sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan
untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama
4. Kunjungan Neonatus
Pemeriksaan
Pola Ibu menyusui
106
Pola Menyusu sudah baik karena bayi menyusu lebih dari 8 kali/hari,
menurut buku Asuhan Kebidanan Neonatal Berikan ASI sesering mungkin
sesuai kebutuhan bayi, yaitu 2 – 3 jam dan secara bergantian diberikan.
Pola Eliminasi, bayi BAK dalam sehari lebih dari 5 kali dan BAB 2 tidak
setiap hari melainkan 2 – 3 hari sekali, menurut buku asuhan kebidanan
neonatal (Jamil, Siti Nurhasiyah, 2017).
Pada kunjungan bayi kedua Pada kunjungan hari ke 3 usia bayi ibu
berkunjung ke RSZ mengatakan bayinya dalam keadaan rewel
dikarenakan tali pusat bayi mengalami peradangan atau infeksi
dikarenakan ibu tidak pernah memandikan bayinya sejak pulang dari RSZ
dan hanya menggunakan tissue basah, ibu tidak memakaikan popok namun
memakaikan loyor dan menutupi tali pusat sehingga tali pusat lembab dan
berbau.
D. NIFAS
107
Masa Nifas (puerperium) dimulai sejak 2 jam setelah kelahiran plasenta
sampai dengan 6 minggu (42 hari) atau sampai alat – alat reproduksi kembali
seperti keadaan sebelum hamil. (Sarwono. 2016)
108
Pada 6 jam post partum dilakukan pemeriksaan laboratorium sesuai
dengan SOP puskesmas didapatkan hasil Hb 11,2 gr/dl. Perkiraan besaran
zat besi yang perlu ditimbun selama hamil ialah 1.040 mg. dari jumlah ini
200 mg Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg sisanya
hilang. Suplementasi zat besi dibutuhkan bahkan kepada ibu dengan status
gizi baik. (Voni Silvia. 2012). Karena keterbatasan pengetahuan, metode
observasi perdarahan penulis, penulis belum dapat menghubungkan
jumlah perdarahan yang keluar dengan penurunan kadar hb dalam tubuh.
Menurut rekomendasi WHO suplemen zat besi dan asam folat harus
diberikan setidaknya tiga bulan setelah melahirkan.(WHO. 2013) Hasil
pemeriksaan penunjang ibu didapatkan hasil anemia ringan maka ibu di
berikan terapi SF 1 x 1. Sesuai dengan rekomendasi WHO dan teori
mengenai kebutuhan zat besi. Dilakukan pemeriksaan 3 hari post partum
sebelum ibu pulang didapatkan hasil Hb 12.2 mg/dl. Terdapat peningkatan
dari terapi tablet tambah darah dan menu gizi seimbang sesuai
rekomendasi dari puskesmas.
Pada masa nifas Ny. H tidak ingin ber kb namun bidan memberikan
edukasi kepada ibu dan suami mengenai KB yang cocok untuk ibu
menyusui dan ibu akan kembali jika sudah mantap untuk ber KB.
109
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dari uraian dan pembahasan kasus tersebut Dapat disimpulkan bahwa begitu
pentingnya asuhan yang di berikan oleh bidan secara professional baik pada
masa kehamilan,persalinan, nifas maupun bayi baru lahir, sehingga deteksi
dini resiko yang mungkin terjadi dapat dihindari.
110
2. Pada studi kasus komprehensif yang telah dilakukan kepada Ny. H yang
meliputi asuhan kebidanan yang menyeluruh dari masa kehamilan, persalinan,
nifas dan bayi baru lahir yang bertujuan agar penulis mampu menerapkan
pelaksanaanya. Selama proses pelaksanaan maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
3. Penulis mampu melakukan asuhan kehamilan kepada Ny. H dari mulai dari
kehamilan trimester 3 sampai dengan kunjungan masa nifas tanggal 26 maret
2021. Dan kunjungan pada bayi usia 3 hariPemeriksaan antenatal care
sebanyak 5 kali dengan standar 10T, yaitu dari hasil pengkajian dan
pemeriksaan kehamilan tidak ditemukan kelainan atau komplikasi pada ibu
dan bayi saat kehamilan
4. Asuhan kebidanan persalinan pada ibu bersalin Ny. H adalah ibu inpartu
tanggal 26 maret 2021 saat usia kehamilan ibu 36 minggu. Kala I
berlangsung selama 5 jam 25 menit, kala II berlangsung selama 35 menit,
kala III berlangsung selama 10 menit dan kala IV berlangsung selama 2 jam.
Dari hasil asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu bersalin Ny. H
didapatkan bahwa Ny.H selama bersalin berjalan dengan lancar dan ada
robekan alan lahir dilakukan jahitan pada robekan tersebut
5. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir. Bayi lahir tanggal 25 maret 2021
pukul 09.00 WITA, jenis kelamin laki-laki dan memiliki berat badan 3500
gram, panjang badan 46 cm, lingkar kepala 32 cm, lingkar dada 32 cm. Tidak
ada kecacatan sehingga penulis tidak melakukan tindakan medis. Penulis
melakukan kunjungan neonatus sebanyak 2 kali yaitu pada usia 6 jam dan 3
hari setelah lahir dan ditemukan infeksi pada tali pusat bayi serta diberikan
edukasi mengenai permasalahan tersebut.
6. Penulis mampu melakukan asuhan nifas pada Ny.H dari tanggal 26 maretl
2021 yaitu dari 6 jam post partum selama pemantauan masa nifas,
111
berlangsung dengan baik dan tidak ditemukan komplikasi, dan ibu melakukan
perawatan payudara dengan baik.
7. Dari seluruh rangkaian asuhan yang diberikan penulis pada klien dapat
dievaluasi bahwa ibu dan keluarga mengerti dengan penjelasan yang diberikan
dari masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir sehingga
pengetahuan ibu dan keluarga semakin bertambah.
B. Saran
1. Bagi Penulis
112
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan agar dapat
menerapkan setiap asuhan kebidanan sesuai dengan teori dari mulai
kehamilan, persalinan, nifas dan BBL.
4. Bagi Masyarakat
113