Anda di halaman 1dari 120

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.

H PADA
KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR
DAN KELUARGA BERENCANA DI
RUMAH SEHAT ZAM-ZAM
KOTA PALOPO
TAHUN 2021

RASTI
B.17.09.021

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


UNIVERSITAS MEGA BUANA PALOPO
PALOPO 2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah
- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan “ Laporan Studi Kasus
Komprehensif”ini.yang diajukan guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktik
Kebidanan Klinik Komprehensif. Dalam meyelesaikan laporan kasus ini penulis
banyak sekali mendapatkan bantuan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak,
untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada yang
terhormat :

1. Ibu Yuniar Dwi Yanti, S.ST.,M.Keb selaku Ketua Prodi Kebidanan


Universitas Mega Buana Palopo

2. Ibu Zam-Zam S.Tr.Keb selaku Preceptor Lahan dalam praktik klinik


kebidanan komprehensif Universitas Mega Buana Palopo

3. Ibu Dewi Hastuty S.Tr.Keb.,M.Keb. selaku Preseptor institusi praktik klinik


kebidanan komprehensi f Universitas Mega Buana Palopo

4. Rumah Sehat Zam-Zam yang telah menjadi tempat pengambilan kasus,


terimakasih atas segala kesempatan dan bimbingan selama penulis mencari
pasien untuk laporan kasus komprehensif dan melakukan asuhan kebidanan

5. Kakak-kakak bidan di RumahSehat Zam-Zam Kota Palopo yang telah


memberikan bimbingan, kritik, saran, motivasi, serta dukungan moral
sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan kasus ini sampai dengan
selesai.

ii
6. Ny.H dan keluarga yang bersedia menjadi pasien dari penulis, terimakasih
ibu bapak dan adik karena telah mengizinkan penulis berada di tengah-tengah
keluarga yang hangat. Terimakasih ibu karena telah mempercayai penulis
untuk mendampingi ibu, menjadi tempat bertanya bagi ibu dan tempat berbagi

Penulis sadar sepenuhnya bahwa masih banyak terdapat kesalahan dalam


penyusunan laporan kasus ini, oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun
sangat penulis harapkan guna perbaikan dikemudian hari.Akhir kata semoga laporan
kasus ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan
khususnya dibidang kebidanan.

Palopo, 7 April 2021

Rasti

iii
DAFTAR ISI

SAMPUL

KATA PENGANTAR .................................................................................ii

DAFTAR ISI ................................................................................................IV

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................VI

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................1

A. Latar Belakang ..................................................................................1


B. Tujuan ...............................................................................................3
C. Waktu Dan Tempat Pengambilan Kasus ...........................................4
BAB II TINJAUAN TEORI .......................................................................5

A. Asuhan Kehamilan Trimester 3 .........................................................5


B. Asuhan Kebidanan Persalinan............................................................13
C. Asuhan Kebidanan Neonatus.............................................................36
D. Asuhan Kebidnan Nifas......................................................................44
E. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana............................................47
BAB III STUDI KASUS ..............................................................................50

A. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil ...........................................................50


B. Asuhan Kebidanan Bersalin ..............................................................58
C. Asuhan Kebidnan Nifas .....................................................................73
D. Asuhan Kebidanan Neonatus ............................................................77
E. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana ...........................................84
BAB IV PEMBAHASAN.............................................................................91

iv
A. Kehamilam.........................................................................................91
B. Persalinan...........................................................................................98
C. Nonatus...............................................................................................103
D. Nifas...................................................................................................107
E. Keluarga Berencana...........................................................................109

BAB V PENUTUP........................................................................................110

A. Kesimpulan.........................................................................................110
B. Saran...................................................................................................111

v
DAFTAR LAMPIRAN

A. Dokumentasi Kegiatan

vi
B. Rekam Medik

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Keluarga yang sehat dan sejaterah dengan kualitas hidup yang baik
adalah tombak utama dari kesejateraan sebuah negara.Ibu dan anak
merupakan pertimbangan penting bagi kesejateraan sebuah keluarga,karena
dalam siklus kehidupan wanita memengang peranan yang amat
penting,hampirsetiap wanita mengalami siklus kehamilan,persalinan,nifas,dan
memiliki anak atau bayi baru lahir yang akan menjadi tonggak utama dalam
sebuah keluarga.Untuk itu seorang wanita perlu menjaga kesehatan dan
keselamatan jiwanya karena berbagai macam faktor yang dapat mengancam
selama siklus hidupnya.
Data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes)
tahun 2015 menunjukkan bahwa dari 100.000 kelahiran hidup di Indonesia,
305 di antaranya berakhir dengan kematian sang ibu (Profil Kesehatan
Indonesia, 2015). Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) tersebut –
305/100.000 kelahiran hidup – mendorong pemerintah untuk melakukan
intervensi struktural; salah satunya adalah dengan mencantumkan target
penurunan AKI ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2014-2019. Dalam RPJMN 2014-2019, pemerintah menargetkan
penurunan AKI dari 205/100.000 kelahiran menjadi 276/100.000 kelahiran
hidup.Berdasarkan data SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia) 2012 angka kematian ibu mengalami kenaikan dari 228 menjadi
359 per 100.000 kelahiran hidup, sehingga target Millenium Development
Goals (MDGs) di 2015 belum tercapai yakni rasio AKI menjadi 102 per

1
100.000 kelahiran hidup.Sedangkan data angka kematian ibu di Provinsi
Sulawesi Selatan masih tergolong rendah, dimana angka kematian ibu di
Sulsel mencapai 149 per 100.000 kelahiran hidup (Kementrian Kesehatan RI,
2015). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Palopo jumlah angka kematian
ibu tahun 2017 sebanyak 2 jiwa (0,06%) jiwa dari 3226 ibu hamil yang
teregister, sedangkan pada tahun 2018 jumlah angka kematian ibu tercatat 3
jiwa (0,09%) dari 3004 ibu hamil yang teregister(Sri devi syamsudin,2019)
Bidan merupakan care provider (penyedia layanan kesehatan) yang
memiliki peran strategis dan sangat unik dengan memposisikan dirinya
sebagai mitra perempuan di masyarakat, terutama dalam pemenuhan
kebutuhan perempuan dalam menjalani siklus kehidupan reproduksinya
melalui asuhan secara holistik dan berkesinambungan atau komprehensif.
Karena keunikan profesi bidan adalah memberi pelayanan kepada pasangan
ibu sampai anak balita sebagai satu kesatuan sejak masa prakonsepsi sampai
masa balita.Asuhan kebidanan berfokus pada siklus kehidupan perempuan
yang normal dan alamiah dengan “childbearing dan childrearing” sebagai
fokusnya.(Sri devi syamsudin,2019)

Tujuan utama asuhan kebidanan untuk menyelamatkan ibu dan bayi


(mengurangi kesakitan dan kematian). Asuhan kebidanan berfokus pada
pencegahan dan promosi kesehatan yang bersifat holistik, diberikan dengan
cara yang kreatif dan fleksibel, suportif, peduli, bimbingan, monitor dan
pendidikan berpusat pada perempuan. Serta asuhan komprehensif sesuai
keinginan dan tidak otoriter serta menghormati pilihan perempuan.(Helen,
varney 2007)

Maka dari itu, penulis merasa tertarik untuk memberikan asuhan


kebidanan komprehensif pada Ny.H di Rumah Sehat Zam-zam, Kota
Palopo.Dengan melalui asuhan tersebut diharapkan dapat mengoptimalkan

2
kesehatan ibu dalam mempersiapkan fisik maupun mental menghadapi masa
persalinan.

2. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui Asuhan Kebidanan secara


Komprehensif pada Ny. H di Rumah Sehat Zam-Zam Kota Palopo

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan Pengkajian pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir dan
nifas
b. Menganalisa masalah, diagnosa kebidanan pada ibu hamil, bersalin,
bayi baru lahir dan nifas.
c. Menarik diagnosa kebidanan potensial pada ibu hamil, bersalin, bayi
baru lahir dan nifas.
d. Melakukan tindakan segera pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir
dan nifas.
e. Merencanakan tindakan pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir dan
nifas.
f. Melaksanakan rencana tindakan pada ibu hamil, bersalin, bayi baru
lahir dan nifas.
g. Melaksanakan evaluasi pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir dan
nifas.
h. Melakukan pendokumentasian dengan metode SOAP.

3
3. Waktu dan Tempat pengambilan kasus

Pengambilan kasus dilakukan di Rumah Sehat Zam-Zam Kota Palopo dengan


menerapkan asuhan kebidanan yang dimulai tanggal 25 Maret 2021 sampai 19
April 2021.

4
BAB II

TINAUAN TEORI

A. Asuhan Kehamilan (Trimester III)

1. Kehamilan

Kehamilan menurut Federasi Obstetri Ginekologi International adalah


fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan
dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga
lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu
atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3
trimester, di mana trimester pertama berlangsung dalam 12 minggu, trimester
kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13
minggu (minggu ke-28 hingga ke40). (Sarwono, 2016)

2. Kehamilan Bersiko

Menurut Artikel Kemenkes 2016 tentang memelihara kesehatan kehamilan


Kehamilan berisiko tinggi biasanya terjadi karena faktor 4 terlalu dan 3
terlambat (Kemenkes, 2016) :

a. 4 (empat) Terlalu yaitu

1) Terlalu muda untuk hamil (kurang dari 20 tahun)

2) Terlalu tua untuk hamil (kurang dari 35 tahun)

3) Terlalu sering hamil (anak lebih dari 3)

4) Terlalu dekat atau rapat jarak kehamilannya (kurang dari 2 tahun)


b. Terlambat yaitu:

5
1) Terlambat mengambil keputusan untuk mencari upaya medis
kedaruratan
2) Terlambat tiba di fasilitas kesehatan

3) Terlambat mendapat pertolongan medis

Pada kehamilan diatas 35 tahun kondisi kesehatan yang menurun,


maka kualitas sel telur pun akan menurun sehingga dapat meningkatkan risiko
keguguran, serta kelainan/ cacat bawaan pada janin akibat kelainan
kromosom. Bayi meninggal atau cacat, bahkan ibu meninggal saat persalinan
sering terjadi pada kehamilan usia 35 tahun ke atas. Menurut dr. Damar
Prasmusinto, SpOG (K), melahirkan di usia 35 tahun ke atas, bayi yang
dilahirkan rentan mengalami kelainan genetik. Pada usia reproduktif (25-35
tahun), risiko bayi alami kelainan genetik 1:1000, sedangkan pada ibu yang
berusia di atas 35 tahun, risiko itu meningkat menjadi 1:4. Selain itu, mulai
muncul berbagai keluhan kesehatan saat hamil, seperti; tekanan darah tinggi
dan diabetes yang sering memengaruhi proses persalinan Faktor faktor inilah
yang menyebabkan persalinan di usia 30-an cenderung lebih sering dilakukan
melalui operasi Caesar (Sibuea, Tendean and Wagey, 2013)

Usia risiko tinggi adalah di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun.


Penyebab terbanyak karena pendarahan dan eklamsia atau kejang akibat
tekanan darah tinggi. Menurut beberapa penelitian, usia produktif yang
optimal untuk reproduksi sehat adalah antara 20-35 tahun. Risiko akan
meningkat pada usia di bawah 20 tahun maupun di atas 35 tahun. Komplikasi
seperti preeklampsia (hipertensi saat kehamilan), hamil di luar rahim,
keguguran, bayi terkena down syndrome, keracunan kehamilan, pendarahan
hebat, anemia, diabetes sampai kesulitan melahirkan sangat menghantui ibu-
ibu yang akan melahirkan di usia 40-an (Seri wahyuni, 2018). Gangguan

6
persalinan yang paling umum adalah plasenta previa yakni plasenta menutupi
jalan lahir (Sarwono, 2016) .

3. Adaptasi Fisiologis Kehamilan (WHO, 2002)

Kehamilan menyebabkan perubahan baik anatomi maupu


fisiologis.Tubuh wanita beradaptasi dan menyesuaikan dengan kebutuhan dan
tuntutan janin.

4. Adaptasi Psikologis Kehamilan (Jannah, 2013)

Perubahan Psikologis Trimester III

a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh dan tidak
menarik.
b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.

c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada saat
melahirkan, khawatir akan keselamatannya.
d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi
yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
e. Ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.

f. Semakin ingin menyudahi kehamilannya.

g. Aktif mempersiapkan kelahiran bayinya

h. Bermimpi dan berkhayal tentang bayinya.

5. Ketidaknyamanan dalam kehamilan trimester III

a. Nyeri punggung (Mafikasari and Kartikasari, 2015)

Nyeri punggung merupakan salah satu rasa tidak nyaman yang paling
umum selama masa kehamilan menjelang bulan ke tujuh, banyak wanita
hamil mengalami nyeri punggung.

7
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya back pain
(nyeri punggung) pada ibu hamil diantaranya

1) Berubahnya titik berat tubuh seiring dengan membesarnya rahim.


Dengan adanya pertembuhan janin tubuh lebih condon ke depan
akibatnya tubuh akan berusaha menarik bagian punggung agar lebih
ke belakang, baguab bawah pun lebih melengkung serta otot tulang
belakang memendek
2) Postur tubuh Postur tubuh yang berubah seiring perkembangan janin
yang ada di dalam perut yang dapat merubah susunan tulang tulang
panggul seiring membesarnya rahim dan pertumbuhan janin yang
bertahap secara fisiologis.
3) Posisi tidur merupakan suatu kebiasaan di mana posisi tidur sebelum
hamil dan sesudah hamil itu harus berbeda ibu hamil harus mampu
melepaskan posisi tidur favorit dan terbiasa dengan posisi tidur yang
baru dimana perut yang semakin membesar dan lebih mempersulit ibu
hamil untuk tidur dengan nyaman
4) Meningkatnya hormone, hormone yang di lepaskan selama kehamilan
akan membuat persendian tulang panggul meregang hal ini dapat
mempertinggi resiko terjadinya back pain.
Beberapa upaya yang dapat di lakukan untuk mensiasati agar tidak
terjadi nyeri punggung pada ibu hamil adalah menjaga pertambahan berat
badan di dalam parameter yang di anjurkan, jangan mengenakan sepatu
tumit tinggi, mempelajari cara yang benar untuk mengangkat benda berat,
usahakan untuk tidak berdiri lama, duduk dengan baik, tidur dengan kasur
yang keras, posisi tidur yang yang nyaman dibantu dengan guling,
menggunakan kompres hangat, kenakan bra yang dapat menyangga
dengan baik hindari posisi membungkuk yang berlebihan, mengikuti

8
berbagai kelas olahraga dan melakukan gerakan yang sederhana.
(Mafikasari and Kartikasari, 2015)

Senam hamil dan Yoga Antenatal bertujuan melatih otot panggul


dan sekitarnya, agar menjadi lebih kuat dan elastis.Sirkulasi darah
disekitar daerah panggul menjadi lebih lancar sehingga memudahkan ibu
melakukan persalinan secara normal. Dengan latihan pernafasan yang
dilakukan selama yoga, ibu akan terbiasa melakukan nafas pendek dan
cepat dengan ritme yang teratur serta panjang dan dalam baik saat
menghirup maupun melepaskan udara. Pelatihan nafas bisa menenangkan
calon ibu untuk melalui rasa sakit dalam proses persalinan, serta memicu
sistem saraf yang memperlancar pembukaan dan peregangan dinding
vagina. (Neni Yuli Susanti, 2019)

Menambahkan efek musik dalam kegiatan latihan relaksasi


merupakan strategi untuk memfokuskan latihan relaksasi disamping musik
juga dapat menciptakan kondisi relaksasi (Ni Nengah Arini Murni, 2014)

6. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan

Asuhan Kehamilan atau asuhan antenatal adalah upaya preventif program


pelayanan kesehatan obstetric untuk optimalisasi luaran marernal dan neonatal
melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan.(Sarwono,
2016)

Untuk menghindari risiko komplikasi pada kehamilan dan persalinan,


meganjurkan setiap ibu hamil untuk melakukan kunjungan antenatal
komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali, termasuk minimal 1 kali
kunjungan diantar suami/pasangan atau anggota keluarga. (Depkes RI, 2013)

9
Pada tahun 2016 WHO membuat rekomendasi dalam ANC guidelines.
Rekomendasi ini bertujuan meningkatkan kualitas ANC dan meningkatkan
kualitas ibu, janin dan bayi baru lahir yang terkait dengan hasil ANC. Berikut
adalah tabel perbedaan jadwal four-visit Focused Antenatal Care (FANC)
Model dengan 2016 WHO ANC model

Tabel 2.2 Comparing ANC Schedules (WHO, 2016)

WHO FANC 2016 WHO ANC


Model Model
Trimester satu
kunjungan 1 : 8 -12 minggu Kontak 1 : up to 12 minggu
Trimester dua
kunjungan 2 : 24 - 26 minggu Kontak 2 : 20 minggu
Kontak 3 : 26 minggu
Trimester tiga
kunjungan 3 : 32 minggu Kontak 4 : 30 minggu
Kontak 5 : 34 minggu kunjungan 4 : 36 - 38
minggu Kontak 6 : 36 minggu

Kontak 7 : 38 minggu
Kontak 8 : 40 minggu
Kembali melakukan ANC apabila diusia kehamilan 41 minggu
belum bersalin

a. Pelayanan kesehatan ibu hamil yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di


fasilitas pelayanan kesehatan. (Kemenkes, 2017) Proses ini dilakukan selama
rentang usia kehamilan ibu yang dikelompokkan sesuai usia kehamilan
menjadi trimester pertama, trimester kedua, dan trimester ketiga. Pelayanan
kesehatan ibu hamil yang diberikan harus memenuhi elemen pelayanan
sebagai berikut :

10
1) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan; Memeriksa BB
penting untuk menggambarkan status gizi pada awal pra kehamilan. Untuk
dijadikan dasar guna mengetahui pola pertambahan BB ibu selama
kehamilan. (Kemkes, 2016)
2) Pengukuran tekanan darah;

Pengukuran tekanan darah harus dilakukan secara rutin dengan tujuan


untuk melakukan deteksi dini terhadap terjadinya tiga gejala
preeklamsi.Tekanan darah yang normal 110/70 - 120/80 mmHg. (Sarwono,
2016)

3) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA);

Dilakukan pada kontak pertama oleh tenaga kesehatan di trimester I untuk


skrining ibu hamil berisiko KEK (Kurang Energi Kronis) atau kekurangan
gizi. Ibu hamil dikatakan Kurang Energi Kronis (KEK) apabila didapati
LiLA <23,5 cm hal ini berisiko melahirkan bayi berat lahir rendah (Elly
Dwi Wahyuni, 2017)

4) Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri);

tinggi fundus Tinggi fundus uteri dipantau setiap pemeriksaan kehamilan,


hal ini dilakukan untuk melihat kesesuaian antara tinggi fundus uteri
dengan usia kehamilan. Pengukuran tinggi fundus uteri ini pun menjadi
salah satu indikator pengukuran taksiran berat janin. Tinggi fundus uteri
yang normal untuk usia kehamilan 20-36 minggu dapat diperkirakan
dengan rumus: (usia kehamilan dalam minggu + 2) cm. (Depkes RI, 2013)

5) Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus


toksoid sesuai status imunisasi; Pemberian imunisasi pada wanita usia
subur atau ibu hamil harus didahului dengan skrining untuk mengetahui
jumlah dosis (dan status) imunisasi tetanus toksoid (TT) yang telah

11
diperoleh selama hidupnya. Imunisasi TT dilakukuan 5 kali selama
hidupnya. Pemberian imunisasi TT tidak mempunyai interval (selang
waktu) maksimal, hanya terdapat interval minimal antar dosis TT. (Depkes,
2013)
6) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan;
Kebutuhan zat besi wanita hamil lebih tinggi 200 – 300% dari wanita tidak
hamil untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin. Selama hamil terjadi
kehilangan basal 250 mg kebutuhna janin dan plasenta 315 gr dan
kebutuhan meningkatkan massa hemoglobin 500 mg dibutuhkan total 1,1
gram. Pada trimester 1 belum ada kebutuhan yang drastis sehingga
kebutuhan zat besi trimester 1 sama dengan wanita dewasa yang masih
menstruasi 26 mg/hari. Pada saat melahirkan ada kehilangan zat besi 250
mg sehingga masih tersimpan 250 mg. bila ditambah untuk kebutuhan
plasenta 315 mg maka diperlukan 550 mg. jumlah ini yang harus dipenuhi
selama trimester 2 dan 3 maka diperlukan tambahan rata-rata 2,9 mg/hari
selama trimester 2 dan 3. Maka diberikan tablet tambah darah 90 butir
sediaan di Indonesia mengandung 60 mg Fe dan 0,25 asam folat. Setiap
tablet setara 200 ferosulfat, maka selama hamil minimal diberikan 90 tablet
sampai 42 minggu. (Voni Silvia, 2012)

7) Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ);

Pemeriksaan denyut jantung janin harus dilakukan pada ibu hamil. Denyut
jantung janin baru dapat didengar pada usia kehamilan 16 minggu/4 bulan.
Gambaran DJJ Takikardi berat : detak jantung di atas 180x/menit,
Takikardi ringan : antara 160-180x/menit, Normal : antara 120-160x/menit,
Bradikardi ringan : antara 100-119x/menit, Bradikardi sedang : antara
80100x/menit, dan Bradikardi berat : kurang dari 80x/menit. (Sarwono,
2016)

12
8) Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan
konseling, termasuk keluarga berencana);
9) Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb),
pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila belum
pernah dilakukan sebelumnya); dan dilanjutkan dengan Pemeriksan
Penunjang Kehamilan (Depkes, 2013) Pemeriksaan penunjang untuk ibu
hamil meliputi pemeriksaan laboratorium (rutin maupun sesuai indikasi)
dan pemeriksaan ultrasonografi. Lakukan pemeriksaan laboratorium rutin
(untuk semua ibu hamil) pada kunjungan pertama :
1) Kadar haemoglobin
2) Golongan darah ABO dan rhesus
2) Tes HIV: ditawarkan pada ibu hamil di daerah epidemi meluas dan
terkonsentrasi, sedangkan di daerah epidemi rendah tes HIV ditawarkan
pada ibu hamil dengan IMS dan TB
3) Rapid test atau apusan darah tebal dan tipis untuk malaria: untuk ibu
yang tinggal di atau memiliki riwayat bepergian kedaerah endemic
malaria dalam 2 minggu terakhir

B. Asuhan Kebidanan Persalinan

1. Persalinan

Persalinan adalah proses bayi,plasenta dan selaput ketuban keluar dari


uterus ibu.Persalinan dianngap normal jika terjadi pada kehamilan usia
cukup bulan(>37 minggu) tanpa disertai penyulit.Persalinan dimulai
(inpartu)sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada
serviks (membuka dan menipis) dan berahir dengan lahirnya plasenta
secara lengkap.Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak
mengakibatkan perubahan serviks (Asuhan persalinan normal,2008)

13
Pernyataan diatas didukung oleh peryataan Varney yang mengatakan
bahwa persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir pengeluaran
hasil komsepsi oleh ibu.Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan
sejati, yang ditandai oleh perubahan progresif pada serviks dan diakhiri
dengan pengeluaran plasenta(Varney,2007).

Tanda – Tanda Persalinan (Kementrian Kesehatan Republik

Indonesia, 2016)

a. Perut mulas – mulas yang teratur, timbulnya semakin sering dan


semakin lama
b. Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir atau keluar cairan
ketuban dari jalan lahir.
2) Mekanisme Persalinan Normal (varney, 2010)

a. Engagement (masuknya kepala) : kepala janin berfiksir pada


pintu atas panggul.
b. Descent (Penurunan) : penurunan dilakukan oleh satu/lebih

1. Tekanan cairan amnion


2. Tekanan langsung fundus pada bokong kontraksi otot
abdomen.
3. Ekstensi dan penelusuran badan janin.
4. Kekuatan mengejan

c. Fleksion (fleksi)

Fleksi di sebabkan karena anak di dorong maju dan ada


tekanan pada PAP, serviks, dinding panggul atau dasar
panggul.Pada fleksi ukuran kepala yang melalui jalan lahir

14
kecil, karena diameter fronto occopito di gantikan diameter sub
occipito.

d. Internal rotation (rotasi dalam)

Pada waktu terjadinya pemutaran dari bagian depan


sedemikian rupa hingga bagian terendah dari janin memutar ke
depan ke bawah simfisis (UKK berputar ke depan sehingga
dari dasar panggul UUK di bawah simfisis)

e. Extensition (ekstensi)

Ubun – ubun kecil (UUK) di bawah simfisis maka sub occiput


sebagai hipomoklion, kepala mengadakan gerakan defleksi
(ekstensi)

f. External rotation (rotasi luar)

Gerakan sesudah defleksi untuk menyesuaikan kedudukan


kepala dengan punggung anak

g. Explsion (ekspusi)

Terjadi kelahiran bayi seluruhnya.

3) Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Persalinan (varney, 2010)


a. Passage (Jalan Lahir)
1. Bagian Keras tulang panggul (rangka panggul) Terdiri dari
4 buah tulang, yaitu :
- Terdapat 2 buah tulang pangkal paha (Os.coxae) yang terdiri
dari tulang usus (os. Illium), tulang duduk (os. Ischium) dan
tulang kemaluan (os.pubis)
- Terdapat 1 tulang kelangka (Os.sacrum)
- Terdapat 1 tulang tungging (Os.coccygis)

15
2. Bagian Lunak Panggul
Segmen bawah rahim, serviks, vagina, introitus vagina, dan
vagina, muskulus dan ligamentum yang menyelubungi dinding
dalam dan bawah panggul.

b. Passenger
1. Janin pada persalinan normal bila kondisi janin adalah letak
bujur, presentasi belakang kepala, sikap fleksi dan tafsiran
berat janin <4000 gram.
2. Plasenta berada di segmen atas rahim (tidak menhalangi jalan
rahim). Dengan tuanya plasenta pada kehamilan yang
bertambah tua maka menyebabkan turunya kadar estrogen dan
progesterone sehinga menyebabkan kekejangan pembuluh
darah, hal ini akan menimbulkan kontraksi.

c. Power

Faktor kekuatan ibu yang mendorong janin keluar dalam


persalinan terdiri dari:

1. His (kontraksi otot rahim) His yang normal mempunyai sifat :


1) Kontraksi dimulai dari salah satu tanduk rahim.Fundal
dominan, menjalar ke seluruh otot rahim.
2) Kekuatannya seperti memeras isi rahim dan otot rahim
yang berkontraksi tidak kembali ke panjang semula
sehingga terjadi refleksi dan pembentukan segmen
bawah rahim.
2. Kontraksi otot dinding perut.

16
3. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan

4. Ketegangan dan kontraksi ligamentum

2. Asuhan Kebidanan pada Persalinan


Tujuan asuhan persalinan normal adalah mengupayakan kelangsungan
hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya,
melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi
minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga
pada tingkat yang optimal. (Sarwono 2016)
1. Tahapan Persalinan (Depkes, 2013)
a. Kala I (Kala Pembukaan)
Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah karena
serviks mulai membuka dan mendatar.Darah berasal dari pecahnya
pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena pergeseran
pergeseran, ketika serviks mendatar dan membuka.Kala I persalinan
dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks,
hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm).
Persalinan kala I dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten dan fase aktif.
1) Fase laten, dimana pembukaan serviks berlangsung lambat
dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan
dan pembukaan secara bertahap sampai pembukaan 3 cm,
berlangsung dalam 7-8 jam.
2) Fase aktif (pembukaan serviks 4-10 cm), berlangsung
selama 6 jam dan dibagi dalam 3 subfase.

• Periode akselerasi : berlangsung selama 2 jam,


pembukaan menjadi 4 cm.
• Periode dilatasi maksimal : berlangsung selama 2 jam,
pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.

17
• Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam 2 jam
pembukaan jadi 10 cm atau lengkap.

Tabel 2.4 Penilian dan intervensi selama kala 1

PARAMETER FASE LATEN FASE AKTIF


Tekanan Darah Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Suhu Badan Setiap 4 jam Setiap 2 jam
Nadi Setiap 1 jam Setiap 30 menit
Denyut Jantung Setiap 1 jam Setiap 30 menit
Bayi
Kontraksi Setiap 1 jam Setiap 30 menit
Pembukaan Servik Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Penurunan Setiap 4 jam Setiap 4 jam

b. Kala II (Kala Pengeluaran Janin)


Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah
lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II pada
primipara berlangsung selama 2 jam dan pada multipara 1 jam.
Tanda dan gejala kala II:

1. His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit.

2. Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya


kontraksi.
3. Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum
dan/atau vagina.
4. Perineum terlihat menonjol.

5. Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka.

6. Peningkatan pengeluaran lendir dan darah.

18
Diagnosis kala II ditegakkan atas dasar pemeriksaan dalam yang
menunjukkan :

1. Pembukaan serviks telah lengkap.

2. Terlihat bagian kepala bayi pada introitus vagina.

c. Kala III (Kala Pengeluaran Plasenta)


Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir
dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Seluruh proses
biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Lepasnya
plasenta sudah dapat diperkirakan dengan memperhatikan tanda-
tanda pelepasan plasenta:
1. Perubahan bentuk uterus dan tinggi fundus uterus

2. Tali pusat bertambah panjang

3. Terjadi semburan darah

Asuhan pada Kala III

Asuhan yang di berikan oleh tenaga kesehatan pada ibu bersalin saat
kala III yaitu, antara lain:

1. Beritahukan kepada ibu bahwa penolong akan menyuntikkan


oksitosin untuk membantu uterus berkontraksi baik.
2. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, berikan suntikan
oksitosin 10 unit IM di sepertiga paha atas bagian distal lateral
(lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin).
Jika tidak ada oksitosin:

• Rangsang puting payudara ibu atau minta ibu menyusui


untuk menghasilkan oksitosin alamiah.
• Beri ergometrin 0,2 mg IM. Namun TIDAK BOLEH
diberikan pada pasien preeklampsia, eklampsia, dan

19
hipertensi karena dapat memicu terjadi penyakit
serebrovaskular.
3. Dengan menggunakan klem, jika menggunakan APN lama 2
menit setelah bayi lahir dan ika menggunakan APN terbaru 1
jam setelah bayi lahir jepit tali pusat pada sekitar 3 cm dari
pusat (umbilikus) bayi (kecuali pada asfiksia neonatus, lakukan
sesegera mungkin). Dari sisi luar klem penjepit, dorong isi tali
pusat ke arah distal (ibu) dan lakukan penjepitan kedua pada 2
cm distal dari klem pertama.
 Potong dan ikat tali pusat.

- Dengan satu tangan, angkat tali pusat yang telah dijepit


kemudian gunting tali pusat di antara 2 klem tersebut
(sambil lindungi perut bayi).
- Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu sisi
kemudian lingkarkan kembali benang ke sisi
berlawanan dan lakukan ikatan kedua menggunakan
simpul kunci.
- Lepaskan klem dan masukkan dalam larutan klorin
0,5%.
Jangan membungkus puntung tali pusat atau mengoleskan
cairan/bahan apapun ke puntung tali pusat

4. Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit


bayi. Letakkan bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu.
Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel dengan baik di
dinding dada-perut ibu. Usahakan kepala bayi berada di antara
payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting payudara
ibu.

20
5. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan kering dan
pasang topi pada kepala bayi.
(Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir)

6. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari


vulva
7. Letakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat di
tepi atas simfisis dan tegangkan tali pusat dan klem dengan
tangan yang lain.
8. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah
sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah dorso-
kranial secara hati-hati, seperti gambar berikut, untuk
mencegah terjadinya inversio uteri.
Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau
anggota keluarga untuk menstimulasi puting susu. Jika plasenta
tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat
dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi
prosedur di atas.

9. Lakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga


plasenta terlepas, lalu minta ibu meneran sambil menarik tali
pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas,
mengikuti poros jalan lahir dengan tetap melakukan tekanan
dorso-kranial, seperti gambar berikut;
• Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga
berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta
• Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali
pusat:
- Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM

21
- Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih
penuh
- Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan

- Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya

- Segera rujuk jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit


setelah bayi lahir
- Bila terjadi perdarahan, lakukan plasenta manual.

10. Saat plasenta terlihat di introitus vagina, lanjutkan kelahiran


plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Jika selaput
ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk
melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari
tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian
selaput yang tertinggal.
11. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan
masase uterus dengan meletakkan telapak tangan di fundus dan
lakukan masase dengan gerakan melingkar secara lembut
hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras).
• Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak
berkontraksi setelah 15 detik melakukan rangsangan
taktil/ masase.
• Menilai perdarahan

12. Periksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun
janin dan pastikan bahwa selaputnya lengkap dan utuh.
13. Evaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan
lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan aktif.

d. Kala IV (Pemantauan)

22
Kala empat persalinan disebut juga dengan kala pemantauan. Kala
empat dimulai dari setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam
setelah itu. Pada kala empat yang paling sering terjadi perdarahan
postpartum, yaitu pada 2 jam pertama postpartum.Masalah /
komplikasi yang dapat muncul pada kala empat adalah perdarahan
yang mungkin disebabkan oleh atonia uteri, laserasi jalan lahir dan
sisa plasenta.Oleh karena itu harus dilakukan pemantauan, yaitu
pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.
Pemantauan pada kala IV dilakukan:

1. Setiap 15 menit pada satu jam pertama pasca persalinan

2. Setiap 20 – 30 menit pada jam kedua pasca persalinan


3. Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, lakukan
penatalaksanaan atonia uteri yang sesuai.
Kontraksi uterus selama kala empat umumnya tetap kuat dengan
amplitudo sekitar 60 sampai 80 mmHg, kekuatan kontraksi ini tidak
diikuti oleh interval pembuluh darah tertutup rapat dan terjadi
kesempatan membentuk thrombus. Melalui kontraksi yang kuat dan
pembentukan thrombus terjadi penghentian pengeluaran darah
postpartum.Kekuatan ikutan saat menyusui sering dirasakan oleh ibu
postpartum, karena pengeluaran oksitosin oleh kelenjar hipofisis
posterior. Pengeluaran oksitosin sangat penting yang berfungsi :

1. Merangsang otot polos yang terdapat di sekitar alveolus


kelenjar mamae, sehingga ASI dapat dikeluarkan.
2. Oksitosin merangsang kontraksi uterus dan mempercepat
involusi uteri.
Kontraksi otot uterus yang disebabkan oksitosin mengurangi
perdarahan postpartum.

23
3. Langkah APN

Langkah-langkah APN menurut buku APN 2008 adalah sebagai

berikut:

1) Mendengar dan melihat tanda Kala Dua persalinan.

2) Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial


untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu
dan bayi baru lahir. Untuk asuhan bayi baru lahir atau resusitasi,
siapkan tempat datar, keras, bersih, kering dan hangat, 3
handuk/kain bersih dan kering, alat penghisap lender dan lampu
sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi.
3) Pakai clemek plastic atau dari bahan yang tidak tembus cairan.

4) Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai,


cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir dan kemudian
keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan
kering.
5) Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan
untuk periksa dalam.
6) Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan
yang menggunakan sarung tangan DTT dan steril dan pastikan
tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik).

7) Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan


hatihati dari anterior (depan) ke posterior (belakang)
menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT.
8) Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan sudah
lengkap.

24
Bila selaput ketuban masih utuh saat pembukaan sudah lengkap
maka lakukan amniotomi.
9) Dekontaminasi sarung tangan (mencelupkan tangan yang masih
memakai sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5%, lepaskan
dan rendam dalam keadaan terbalik dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit). Cuci tangan setelah sarung tangan dilepaskan
dan setelah itu tutup kembali partus set.
10) Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi uterus
mereda (relaksasi) untuk memastikan DJJ dalam batas normal
(120-160x/menit).
a) Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.

b) Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ,


semua temuan pemeriksaan dan asuhan yang diberikan
kedalam partograf.
11) Beritahu pada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan
keadaan janin cukup baik, kemudian bantu ibu menemukan
posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya.

a) Tunggu hingga timbul kontraksi atau rasa ingin meneran,


lanjutkan pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan
janin (ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktif) dan
dokumentasikan semua temuan yang ada.
b) Jelaskan pada anggota keluarga tentang peran mereka untuk
mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk
meneran secara benar.
12) Minta keluarga untuk membantu menyiapkan posisi meneran
jika ada rasa meneran atau kontraksi yang kuat, ibu diposisikan

25
setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan
ibu merasa nyaman.
13) Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ingin
meneran atau timbulnya kontraksi yang kuat.
a) Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif.

b) Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki


cara meneran apabila caranya tidak sesuai.
c) Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya
(kecuali posisi berbaring terlentang dalam waktu yang
lama).
d) Anjurkan ibu untuk istirahat diantara kontraksi.

e) Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk

ibu.

f) Berikan cukup asupan cairan per oral (minum).

g) Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai.

h) Segera rujuk bila bayi belum atau tidak segera lahir setelah
pembukaan lengkap dan dipimpin meneran 120 menit (2
jam) pada primigravida atau 60 menit (1 jam) pada
multigravida.

14) Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi


yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk
meneran dalam selang waktu 60 menit.
15) Letakkan handuk bersih (untuk mngeringkan bayi) diperut ibu,
jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.

26
16) Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 sebagai alas bokong ibu.

17) Buka tutup partus set dan periksa kembali kelengkapan


peralatan dan bahan.
18) Pakai sarung tangan DTT/steril pada kedua tangan.

19) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka


vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi
dengan kain bersih dan kering, tangan yang lain menahan
belakang kepala untuk mempertahankan posisi fleksi dan
membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran secara
efektif atau bernapas cepat dan dangkal.
20) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat (ambil tindakan
yang sesuai jika hal itu terjadi) segera lanjutkan proses
kelahiran bayi.

a) Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lilitan


lewat bagian atas kepala bayi.
b) Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di
dua tempat dan potong tali pusat diantara dua klem
tersebut.
21) Setelah kepala bayi, tunggu putaran paksi luar yang berlangsung
secara spontan.
Lahirnya bahu :

22) Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara
biparental. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan
lembut gerakan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu
depan muncul di bawah arcus pubis dan kemudian gerakkan ke
arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.

27
Lahirnya badan dan tungkai :

23) Setelah kedua bahu lahir, satu tangan menyangga kepala dan
bahu belakang tangan yang lain menelusuri lengan dan siku
anterior bayi serta menjaga bayi terpegang baik.
24) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas
berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua
mata kaki (masukkan telunjuk diantara kaki dan pegang kedua
mata kaki dengan melingkarkan ibu jari pada sisi dan jari-jari
lainnya pada sisi yang lain agar bertemu dengan jari telunjuk).
25) Lakukan penilaian (selintas):

a) Apakah bayi cukup bulan?

b) Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa

kesulitan?

c) Apakah bayi bergerak dengan aktif?

Bila salah satu jawaban adalah “TIDAK”, lanjut ke


langkah resusitasi pada bayi baru lahir denga asfiksia.Bila
semua jawaban “YA”, lanjut ke-26.
26) Keringkan tubuh bayi.

27) Periksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang
lahir (hamil tunggal) dan bukan kehamilan ganda (gemeli).
28) Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi dengan baik.

28
29) Dalam waktiu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10
unit IM (intramuskular) di 1/3 distal lateral paha (lakukan
aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin).
30) Setelah 2 menit sejak bayi lahir (cukup bulan), jepit tali pusat
dengan klem kira-kira 2-3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi
tali pusat ke arah ibu dan klem kembali tali pusat pada 2 cm
distal dari klem pertama.
31) Pemotongan dan pengikatan tali pusat.

a) Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit


(lindungi perut bayi) dan lakukan pengguntingan tali pusat
diantara 2 klem tersebut.

b) Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi
kemudian melingkar kembali benang tersebut dan
mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.

c) Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah

disediakan.

32) Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu.
Letakkan bayi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi
sehingga bayi menempel di dada/perut ibu. Usahakan kepala
bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah
dari puting ibu.
a) Selimuti ibu dan bayi dengan kain kering dan hangat,
pasang topi di kepala bayi.
b) biarkan bayi melakukan kontak kulit didada ibu paling
sedikit 1jam

29
c) sebagian besar bayi akan berhasil melakukan IMD dalam
waktu 30-60 menit. Menyusu untuk pertama kali akan
berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari
satu payudara.
d) biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun
bayi sudah berhasil menyusu.

Kala III :

33) Pindahkan klem pada tali pusat hingga jarak 5-10 cm dari vulva.
34) Letakkan satu tangan di atas kain pada perut bawah ibu (di
atas simfisis), untuk mendeteksi kontraksi. Tangan lain
menegangkan tali pusat.

35) Pada saat uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah


bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus kearah
belakang atas (dorso kranial) secara hati-hati (untuk mencegah
inversia uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik,
hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul
kontraksi berikutnya, dan ulangi prosedur di atas.
Mengeluarkan plasenta.

36) Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus kea
rah dorsal ternyata diikuti dengan pergeseran tali pusat ke arah
distal maka lanjutkan dorongan kearah cranial hingga plasenta
dapat dilahirkan.
a) Ibu boleh meneran tapi tali pusat hanya ditegangkan
(Jangan ditarik secara kuat terutama jika uterus tak
berkontraksi) sesuai dengan sumbu jalan lahir (ke arah
bawah-sejajar lantai-atas)

30
b) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga
berjarak 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta.
c) Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali
pusat.
(1) Ulangi pemberian oksitosin 10 unit IM.

(2) Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih


penuh.
(3) Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan.

(4) Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutmya.

(5) Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi


lahir atau bila terjadi perdarahan, segera lakukan
plasenta manual.
37) Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta
dengan kedua tangan. Pegang dan putar hingga selaput ketuban
terpilih kemudian dilahirkan dan tempatkan plasenta pada
wadah yang telah disediakan. Jika selaput ketuban robek, pakai
sarung tangan DTT atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa
selaput kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau
steril untuk mengeluarkan selaput yang tertinggal.
38) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan
massage uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan
message dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga
uterus berkontraksi (fundus teraba keras). Lakukan tindakan
yang diperlukan (Kompresi Bimanual Internal, kompresi aorta
abdominais. Tampon kondom-kateter). Jika uterus tidak
berkontraksi setelah 15 detik setelah rangsangan taktil/massage.
(Lihat penatalaksanaan atonia uteri)

31
Kala IV :

39) Evaluasi kemungkinan perdarahan dan laserasi pada vagina dan


perineum. Lakukan penjahitan bila terjadi laserasi derajat 1 atau
derajat 2 dan atau menimbulkan perdarahan.
40) Periksa kedua sisi plasenta (maternal-fetal) pastikan plasenta
telah dilahirkan lengkap. Masukkan plasenta kedala katung
plastik atau tempat khusus.
41) Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam.
42) Pastikan kandung kemih kosong. Jika penuh, lakukan

kateterisasi.

43) Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam


larutan klorin 0,5%. Bersihkan noda darah dan cairan tubuh, dan
bilas di air DTT tanpa melepas sarung tangan kemudian
keringkan dengan tisu atau handuk pribadi yang bersih dan
kering.
44) Ajarkan ibu dan keluarga cara melakukan massase uterus dan
menilai kontraksi.
45) Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik.

46) Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.

47) Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan
baik (40-60x/menit).
a) Jika bayi sulit bernafas, merintih atau retraksi, diresusitasi
dan segera merujuk kerumah sakit.

32
b) Jika bayi nafas terlalu cepat atau sesak napas, segera rujuk
ke RS Rujukan.
c) Jika kaki diraba dingin, pastikan ruangan hangat. Lakukan
kembali kontak kulit ibu-bayi dan hangatkan ibu-bayi
dalam satu selimut.
48) Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh denga
menggunakan air DTT. Bersihkan cairan ketuban, lender dan
darah diranjang atau disekitar ibu berbaring. Menggunakan
larutan klorin 0,5% lalu bilas dengan air DTT. Bantu ibu
memakai pakaian yang bersih dan kering.
49) Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI.
Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan
yang diinginkan.
50) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin
0,5% untuk dekontaminasi (10menit). Cuci dan bilas peralatan
setelah didekontaminasi.
51) Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah

yang sesuai.

52) Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%.

53) Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan


kedala larutan klorin 0,5%, lepaskan sarung tangan dalam
keadaan terbalik dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama
10 menit.

54) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan tangan menggunakan tisu dan handuk pribadi yang
bersih dan kering.

33
55) Pakai sarung tangan yang membersih untuk memberikan
vitamin K1 (1mg) IM dipaha kiri bawah lateral dan salep mata
proflaksis infeksi dalam 1 jam pertama kelahiran.
56) Lakukan pemeriksaan fisik lanjutan (setelah 1 jam kelahiran
bayi). Pastikan kondisi bayi tetap baik (pernafasan normal
4060x/menit dan temperature tubuh normal 36,5-37,5C) setiap
15 menit.
57) Setelah 1 jam pemberian pemberian Vitamin K berikan suntikan
imunisasi Hepatitis B dipaha kanan bawah lateral. Letakkan
bayi didalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu dapat
disusukan.
58) Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam
didalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
59) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan
kering.
60) Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang). (Depkes.

2017).

3. Perubahan Psikologis dalam Persalinan(varney, 2010)

a. Pengalaman Sebelumnya

Fokus wanita adalah pada dirinya sendiri dapat menimbulkan


ambivalensi mengenai kehamilan seiring usahanya mengadapi
pengalaman yang buruk yang pernah ia alami sebelumnya. Efek
kehamilan terhadap kehidupan kelak, tanggung jawab yang baru atau
tambahan yang akan ditanggungnya. Kecemasan yang berhubungan
dengan kemampuan untuk menjadi seorang ibu.

34
b. Kesiapan Emosi

Tingkat emosi pada ibu bersalin cenderung kurang dapat terkendali


yang di akibatkan oleh perubahan – perubahan yang terjadi pada dirinya
sendiri serta pengaruh dari orang – orang terdekatnya, ibu bersalin
biasanya lebih sensitive terhadap semua hal.Untuk dapat lebih tenang dan
terkendali biasanya lebih sering bersosialisasi dengan sesama ibu – ibu
hamil lainnya untuk saling tukar pengalaman dan pendapat.

c. Persiapan menghadapi persalinan (fisik, mental,materi dsb)

Biasanya ibu bersalin cenderung mengalami kekhawatiran


menghadapi persalinan, antara lain dari segi materi apakah sudah siap
untuk menghadapi kebutuhan dan penambahan tanggung jawab yang baru
dengan adanya calon bayi yang akan lahir. Dari segi fisik dan mental
yang berhubungan dengan risiko keselamatan ibu itu sendiri maupun bayi
yang di kandungnya.

d. Support system

Peran serta orang – orang terdekat dan di cintai sangat besar


pengaruhnya terhadap psikologi ibu bersalin biasanya sangat akan
membutuhkan dorongan dan kasih sayang yang lebih dari seseorang yang
dicintai untuk membantu kelancaran dan jiwa ibu itu sendiri.

4. Evidance Based

Menurut Jurnal Licia Shinta tentang Massage reduced severity of pain


during labour: a randomised trial. Pijat selama fase aktif persalinan nyeri
yang berkurang secara signifikan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut,
pijat oleh para profesional kesehatan akan membantu wanita dalam
persalinan, karena intervensi ini mudah diterapkan dan berkontribusi pada
manajemen nyeri, memfasilitasi ketergantungan yang berkurang pada obat

35
analgesik. Selain itu, pijat dapat ditawarkan oleh orang yang menyertainya
setelah pelatihan selama kursus prenatal, menggaris bawahi kebutuhan
untuk perawatan kemanusiaan dan interdisipliner, dengan dukungan yang
efektif untuk wanita selama fase aktif. (Silva Gallo et al., 2013)

C. Asuhan Kebidanan Neonatus

1. Definisi (Depkes RI, 2010)

Menurut WHO, bayi baru lahir, atau neonatus, adalah anak di bawah
usia 28 hari. Selama 28 hari pertama kehidupan ini, anak berada pada
risiko kematian tertinggi. Bayi Baru lahir normal adalah bayi yang lahir
dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada
usia kehamilan genap 37 minggu sampai 42 minggu, dengan berat badan
lahir 2500 - 4000 gram, dengan nilai apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan.

2. Penampilan Bayi Baru Lahir ( Depkes RI, 2010)

a. Kesadaran dan Reaksi terhadap sekeliling, perlu di kurangi rangsangan


terhadap reaksi terhadap rayuan, rangsangan sakit, atau suara keras
yang mengejutkan atau suara mainan;
b. Keaktifan, bayi normal melakukan gerakan-gerakan yang simetris
pada waktu bangun. adanya temor pada bibir, kaki dan tangan pada
waktu menangis adalah normal, tetapi bila hal ini terjadi pada waktu
tidur, kemungkinan gejala suatu kelainan yang perlu dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut;
c. Simetris, apakah secara keseluruhan badan seimbang; kepala: apakah
terlihat simetris, benjolan seperti tumor yang lunak dibelakang atas
yang menyebabkan kepala tampak lebih panjang ini disebabkan akibat
proses kelahiran, benjolan pada kepala tersebut hanya terdapat
dibelahan kiri atau kanan saja, atau di sisi kiri dan kanan tetapi tidak

36
melampaui garis tengah bujur kepala, pengukuran lingkar kepala dapat
ditunda sampai kondisi benjol (Capput sucsedenaum) dikepala hilang
dan jika terjadi moulase, tunggu hingga kepala bayi kembali pada
bentuknya semula.
d. Muka wajah: bayi tampak ekspresi; mata: perhatikan antara
kesimetrisan antara mata kanan dan mata kiri, perhatikan adanya
tanda-tanda perdarahan berupa bercak merah yang akan menghilang
dalam waktu 6 minggu;
e. Mulut: penampilannya harus simetris, mulut tidak mencucu seperti
mulut ikan, tidak ada tanda kebiruan pada mulut bayi, saliva tidak
terdapat pada bayi normal, bila terdapat sekret yang berlebihan,
kemungkinan ada kelainan bawaan saluran cerna;
f. Leher, dada, abdomen: melihat adanya cedera akibat persalinan;
perhatikan ada tidaknya kelainan pada pernapasan bayi, karena bayi
biasanya bayi masih ada pernapasan perut;
g. Punggung: adanya benjolan atau tumor atau tulang punggung dengan
lekukan yang kurang sempurna; Bahu, tangan, sendi, tungkai: perlu
diperhatikan bentuk, gerakannya, faktur (bila ekstremitas
lunglai/kurang gerak), farices;
h. Kulit dan kuku: dalam keadaan normal kulit berwarna kemerahan,
kadang-kadang didapatkan kulit yang mengelupas ringan,
pengelupasan yang berlebihan harus dipikirkan kemungkinan adanya
kelainan, waspada timbulnya kulit dengan warna yang tak rata (“cuti
Marmorata”) ini dapat disebabkan karena temperature dingin, telapak
tangan, telapak kaki atau kuku yang menjadi biru, kulit menjadi pucat
dan kuning, bercakbercak besar biru yang sering terdapat disekitar
bokong (Mongolian Spot) akan menghilang pada umur 1 (satu) sampai

5 (lima) tahun;

37
i. Kelancaran menghisap dan pencernaan: harus diperhatikan: tinja dan
kemih: diharapkan keluar dalam 24 jam pertama. Waspada bila terjadi
perut yang tiba-tiba membesar, tanpa keluarnya tinja, disertai muntah,
dan mungkin dengan kulit kebiruan, harap segera konsultasi untuk
pemeriksaan lebih lanjut, untuk kemungkinsn Hirschprung/Congenital
Megacolon;

j. Refleks yaitu suatu gerakan yang terjadi secara otomatis dan spontan
tanpa disadari pada bayi normal, refleks pada bayi antara lain
1. Tonik neek refleks , yaitu gerakan spontan otot kuduk pada bayi
normal, bila ditengkurapkan akan secara spontan memiringkan
kepalanya
2. Rooting refleks yaitu bila jarinya menyentuh daerah sekitar mulut
bayi maka ia akan membuka mulutnya dan memiringkan
kepalanya ke arah datangnya jari
3. Grasping refleks yaitu bila jari kita menyentuh telapak tangan bayi
maka jarijarinya akan langsung menggenggam sangat kuat
4. Moro refleks yaitu reflek yang timbul diluar kesadaran bayi
misalnya bila bayi diangkat/direnggut secara kasar dari gendongan
kemudian seolah-olah bayi melakukan gerakan yang mengangkat
tubuhnya pada orang yang mendekapnya,
5. Suckling refleks (menghisap) yaitu areola putting susu tertekan
gusi bayi, lidah, dan langis-langit sehingga sinus laktiferus tertekan
dan memancarkan ASI,
6. Swallowing refleks (menelan) dimana ASI dimulut bayi mendesak
otot didaerah mulut dan faring sehingga mengaktifkan refleks
menelan dan mendorong ASI ke dalam lambung.
k. Berat badan: sebaiknya tiap hari dipantau penurunan berat badan lebih
dari 5% berat badan waktu lahir, menunjukan kekurangan cairan

38
3. Asuhan kebidanan Bayi Usia 24 jam - 6 minggu (Anggita Sari, 2016)

a. Pemberian minum.

Pada usia beberapa hari, berat badan bayi mengalami penurunan yang
sifatnya normal, yaitu sekitar 10% dari berat badan waktu lahir. Hal ini
disebabkan karena keluarnya mekonium dan air seni yang belum
diimbangi dengan asupan yang mencukupi, misalnya produksi ASI
yang belum lancer dan berat badan akan kembali pada hari kesepuluh.

Bayi kemungkinan akan merasa lapar setiap 2-4 jam. Berikan ASI
sesering mungkin (on demand) atau selang 3-4 jam.Bayi hanya
memerlukan ASI saja sampai 6 bulan pertama. Setelah memberikan
ASI pada bayi,sendawakan bayi agar terhindar dari gumoh atau
muntah. Tanda – tanda bayi cukup ASI. Diantaranya berat badan bayi
bertambah, bayi BAK 6 – 8 x/hari, ketika menghisap dagu bayi akan
bergerak naik turun, bayi tidak rewel dan tertidur pulas.

b. Kebutuhan BAB.

Bayi memiliki feses yang lengket hitam kehijauan pada dua hari
pertama yang disebut mekonium. Feses bayi dengan ASI akan
berwarna hijau keemasan, lunak, dan tampak seperti biji. Feses bayi
yang menyusu lewat botol akan berwarna coklat gelap, lengket atau
berbentuk. BAB yang terjadi pada bayi baru lahir dapat terjadi 1-4
dalam sehari.

c. Kebutuhan BAK.

Bayi akan BAK sedikitnya 4 – 5 X/ hari. Urine tidak berwarna atau


kuning pucat.

39
d. Kebutuhan Tidur.

Bayi memerlukan waktu yang banyak untuk tidur. Rata – rata tidur 20
jam sehari. Status sadar antara 2 – 3 jam beberapa hari pertama.Bayi
tampak semi koma saat tidur dalam meringis atau tersenyum.

e. Menjaga kebersihan Kulit.

1) Memandikan bayi dengan menggunakan sabun yang lembut,


jangan membenamkan bayi sampai tali pusatnya lepas dan kering.
Apabila tali pusat belum kering bersihkan di daerah tali pusat
dengan menggunakan alcohol dan kassa steril.
2) Apabila bayi BAK/ BAB segera bersihkan pantat bayi dengan
sabun dan air dan segera keringkan. Segera ganti popok dengan
yang bersih. Hal ini untuk mencegah terjadinya ruam popok.
3) Hindari pemakaian bedak dan pewangi untuk mencegah iritasi
4) Menjaga keamanan bayi.
5) Hindari ruangan yang bersuhu dingin yang bias menyebabkan
hipotermi.
6) Membersihkan dan merapikan box bayi setiap hari.
7) Mengenakan bayi dengan baju dengan bahan kain yang bersih,
kering dan hangat
f. Perawatan tali pusat.

Perawatan tali pusat merupakan upaya untuk mencegah infeksi tali


pusat yang sesungguhnya merupakan tindakan sederhana, yang
terpenting adalah tali pusat dan daerah sekitar tali pusat selalu bersih
dan kering, dan selalu mencuci tangan dengan air bersih dan
menggunakan sabun sebelum merawat tali pusat. Agar tidak
menimbulkan infeksi, tali pusat harus dirawat dengan benar dengan
cara:

40
1) Membiarkan tali pusat kering sendiri

Membiarkan tali pusat mengering dengan sendirinya dan hanya


membersihkan setiap hari tidak menyebabkan infeksi, hal yang
penting adalah tidak membubuhkan apapun pada sekitar daerah tali
pusat karena dapat mengakibatkan infeksi.

2) Metode kasa kering

Salah satu yang disarankan oleh WHO dalam merawat tali pusat
adalah dengan menggunakan pembalut kassa bersih yang sering
diganti.

Lama lepas tali pusat dikatakan cepat jika kurang dari 5 hari,
normal jika antara 5 sampai dengan 7 hari, dan lambat jika lebih
dari 7 hari. Lepasnya tali pusat selain dipengaruhi oleh perawatan
tali pusat dengan menjaga agar tali pusat tetap kering dan bersih
juga dipengaruhi oleh kepatuhan ibu untuk membersihkan tali pusat
setiap hari.

g. Mendeteksi tanda-tanda bahaya bayi.

1) Bayi tampak lemah, sulit menghisap.

2) Kesulitan bernafas. Nafas cepat atau lambat


3) Letargi.

4) Warna abnormal pada kulit dan bibir tampak biru dan sclera tampak
kuning atau pucat.
5) Suhu tubuh mengalami hipotermi (suhu :<36OC) atau mengalami
febris (suhu > 37,5OC)
6) Tali pusat tampak merah, bengkak, keluar cairan berbau busuk dan
berdarah.
7) Mata bengkak dan mengeluarkan cairan

41
8) Bayi tidak berkemih dalam waktu 24 jam pertama.

9) Bayi tidak defekasi dalam waktu 48 jam pertama

h. Penyuluhan Sebelum Bayi Pulang.

1) Mengajarkan cara memandikan bayi, perawatan tali pusat, cara


meneteki yang benar, perawatan payudara dan imunisasi.
2) Dalam 24 jam dan sebelum ibu dan bayi dipulangkan, berikan
imunisasi BCG, Polio dan Hepatitis B.
3) Jelaskan tanda – tanda bahaya bayi baru lahir pada orang tua dan
anjurkan untuk ke tenaga kesehatan bila menemui tanda bahaya
pada bayi baru lahir.
4) Menganjurkan pada orang tua untuk memberikan ASI Eksklusif
5)Kontrol ulang untuk mengetahui tumbuh kembang bayi.

4. Kunjungan Neonatal

Kunjungan neonatus adalah pelayanan kesehatan kepada neonatus


sedikitnya 3 kali yaitu kunjungan neonatal I (KN1) pada 6 jam sampai dengan
48 jam setelah lahir, kunjungan neonatal II (KN2) pada hari ke 3 s/d 7 hari,
kunjungan neonatal III (KN3) pada hari ke 8 – 28 hari. Pelayanan kesehatan
diberikan oleh dokter/bidan/perawat, dapat dilaksanakan di puskesmas atau
melalui kunjungan rumah (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2016)

Pelayanan yang diberikan mengacu pada pedoman Manajemen


Terpadu Balita Sakit (MTBS) pada algoritma bayi muda (Manajemen Terpadu
Bayi Muda/MTBM) termasuk ASI ekslusif, pencegahan infeksi berupa
perawatan mata, perawatan talipusat, penyuntikan vitamin K1 dan imunisasi
HB-0 diberikan pada saat kunjungan rumah sampai bayi berumur 7 hari (bila
tidak diberikan pada saat lahir). (Kemenkes RI, 2015)

42
5. Ikterus (Depkes RI, 2010)

Ikterus adalah menguningnya sklera, kulit atau jaringan lain akibat


penimbunan bilirubin dalam tubuh atau akumulasi bilirubin dalam darah lebih
dari 5 mg/dl dalam 24 jam, yang menandakan terjadinya gangguan fungsional
dari hepar, sistem biliary atau system haematologi. Ikterus dapat terjadi baik
karena peningkatan bilirubin indirek (unconjugated) dan direk (conjugated).

a. Ikterus fisiologis
Dalam keadaan normal kadar bilirubin indirek dalam serum tali pusat
adalah 1-3 mg/dl dan akan meningkat dengan kecepatan kurang 5
mg/dl/24 jam, dengan demikian ikterus baru terlihat pada hari ke 2-3,
biasanya mencapai puncak antara hari ke 2-4, dengan kadar 5-6 mg/dl
untuk selanjutnya menurun sampai kadar 5-6 mg/dl untuk selanjutnya
menurun sampai kadarnya lebih rendah dari 2 mg/dl antara hari ke 5-7
kehidupan.

b. Hiperbilirubin patologis
Makna hiperbilirubinemia terletak pada insiden kernikterus yang tinggi,
berhubungan dengan kadar bilirubin bebas yang lebih dari 18-20 mg/dl
pada bayi aterm. Pada bayi dengan berat badan lahir rendah akan
memperlihatkan kernikterus pada kadar yang lebih rendah (10-15mg/dl)

D. Asuhan Kebidanan Nifas

1. Definisi
Masa nifas atau puerperium mulai partus dan berahir setelah kira-kira
6 minggu.Akan tetapi seluruh alat genetalia baru pulih kembali seperti
sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan.(Prawirohardjo,2005).Masa
nifas yaitu masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat-
alat kandungan seperti prahamil.Lama pada masa ini berkisar 6-8 minggu.

43
(Bahiyatun,2009).Masa nifas adalah masa sesudah persalinan,masa
perubahan,pemulihan,penyembuhan,dan pengembalian alat-alat
kandungan/reproduksi,seperti sebelum hamil yang lamanya 6 minggu atau
40 hari persalinan (janna,2011).

Pelayanan keseatan ibu nifas oleh bidan dan dokter dilakukan minimal
3 kali yaitu 6 jam – 3 hari setelah melahirkan; hari ke 4 – 28 hari setelah
melahirkan; hari ke 29 – 42 hari setelah melahirkan. (Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 2016)

2. Tahapan Masa Nifas (Asih, Yusari, Risneni, 2016)

Masa nifas terbagi menjadi tiga periode

a. Periode pasca salin segera / immediate postpartum (0 – 24 jam) Masa


segera setelah plasenta lahir sampai 24 jam. Sering terdapat banyak
masalah, misal perdarahan karena atonia uteri. Oleh sebab itu tenaga
kesehatan harus teratur melakukan pengecekan lochea, tekanan darah dan
suhu.
b. Periode pasca salin awal / early postpartum (24 jam – 1 minggu)
Pada periode ini tenaga kesehatan memastikan involusi uteri dalam
keadaan normal, tidak ada perdarahan, lochea tidak berbau busuk, tidak
ada demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat
menyusui bayinya dengan baik

c. Periode pasca salin lanjut / late postpartum (1 minggu – 6 minggu) Pada


periode ini tenaga kesehatan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan
sehari – hari serta konseling KB
3. Rekomendasi WHO tentang perawatan postnatal (WHO, 2013)

1. Rekomendasi 3 : Home visits for postnatal

Kunjungan rumah pada minggu pertama setelah kelahiran

44
direkomendasikan untuk perawatan ibu dan bayi baru lahir

2. Rekomendasi 9 : Assessment of the mother


3. Rekomendasi 10 : Iron and folic acid supplementation
Suplemen zat besi dan asam folat harus diberikan setidaknya tiga bulan
setelah melahirkan. Perkiraan besaran zat besi yang perlu ditimbun selama
hamil ialah 1.040 mg. dari jumlah ini 200 mg Fe tertahan oleh tubuh
ketika melahirkan dan 840 mg sisanya hilang. Suplementasi zat besi
dibutuhkan bahkan kepada ibu dengan status gizi baik (Voni Silvia., 2012)

4. Adaptasi Psikologi pada Masa Nifas (Asih, Yusari,. Risneni. 2016)

Proses adaptasi psikologi sudah terjadi selama kehamilan, menjelang


proses kelahiran maupun setelah persalinan. Pada periode tersebut,
kecemasan seorang wanita dapat bertambah.Pengalaman yang unik
dialami oleh ibu setelah persalinan.Masa nifas merupakan masa yang
rentan dan terbuka untuk bimbingan dan pembelajaran.Perubahan peran
seorang ibu memerlukan adaptasi.Tanggung jawab ibu mulai bertambah.

Fase-fase yang akan dialami oleh ibu pada masa nifas antara lain:

a.Fase Taking In

Fase ini merupakan periode ketergantungan, yang berlangsung dari


hari pertama sampai hari ke dua setelah melahirkan.ibu terfokus pada
dirinya sendiri, sehingga cenderung pasif terhadap lingkungannya.
Ketidaknyamanan yang dialami antara lain rasa mules, nyeri pada luka
jahitan, kurang tidur, kelelahan.Hal yang perlu diperhatikan pada fase
ini adalah istirahat cukup, komunikasi yang baik dan asupan nutrisi.

Gangguan psikologis yang dapat dialami oleh ibu pada fase ini
adalah:

45
1) Kekecewaan pada bayinya.

2) Ketidaknyamanan sebagai akibat perubahan fisik yang dialami.

3) Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya.

4) Kritikan suami atau keluarga tentang perawatan bayinya.

b. Fase Taking Hold

Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Ibu


merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawab dalam
perawatan bayinya. Perasaan ibu lebih sensitif sehingga mudah
tersinggung.Hal yang perlu diperhatikan adalah komunikasi yang baik,
dukungan dan pemberian penyuluhan/pendidikan kesehatan tentang
perawatan diri dan bayinya.

Tugas bidan antara lain: Mengajarkan cara perawatan bayi, cara


menyusui yang benar, cara perawatan luka jahitan, senam nifas,
pendidikan kesehatan gizi, istirahat. Kebersihan diri dan lain-lain.

c. Fase Letting Go

Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran


barunya. Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan.Ibu sudah mulai
dapat menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Terjadi
peningkatan akan perawatan diri dan bayinya. Ibu merasa percaya diri
akan peran barunya, lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan dirinya
dan bayinya. Dukungan suami dan keluarga dapat membantu merawat
bayi. Kebutuhan akan istirahat masih diperlukan ibu untuk menjaga
kondisi fisiknya. Hal-hal yang harus dipenuhi selama nifas adalah sebagai
berikut:

1. Fisik.

46
2. Psikologi.

3. Sosial.

E. Asuhan Keluarga Berencana

a. Pengkajian

Pengkajian adalah pengumpulan data dasar untuk mengevaluasi


keadaan pasien. Data ini termasuk riwayat kesehatan dan pemeriksaan
fisik (Nursalam, 2008). Data subjektif adalah data didapat dari klien
sebagai suatu pendapat terhadap situasi dan kejadian, informasi tersebut
tidak dapat ditentukan oleh tenaga ksehatan secara independent tetapi
melalui suatu system interaksi atau kehamilan.(Nursalam, 2008).

b. InterprestasiData
Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterprestasikan sehingga
dapat merumuskan diagnose dan masalah yang spesifik (Varney, 2007).
Diagnose kebidanan adalah diagnose yang ditegakkan dalam lingkup
praktek kebidanan (Varney, 2007).

c. Diagnosa potensial

Diagnose potensial adalah mengidentifikasi masalah atau diagnose


potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnose yang sudah
diidentifikasi (Nursalam, 2008).

d. Antisipasi
Menunjukkan bahwa bidan dalam melakukan tindakan harus sesuai
dengan prioritas masalah atau kebutuhan dihadapi kliennya. Setelah
bidan merumuskan tindakan yang dilakukan untuk mengantisipasi

47
diagnose/masalah potensial pada step sebelumnya, bidan juga harus
merumuskan tindakan emergency/segera. Tindakan segera yang mampu
dilakukan secara mandiri, secara kolaborasi atau bersifat rujukan
(Varney, 2007).

e. Perencanaan
Rencana tindakan merupakan kelanjutan manajemen terhadap
diagnose atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada
langkah ini informasi atau data dasar yang tidak lengkap dapat
dilengkapi, semua keputusan yang dikembangan dalam asuhan
menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan
pengetahuan dan teori yang uptodate serta sesuai dengan asumsi
tentang apa yang akan atau tidak akan dilakukan klien (Varney, 2007).

f. Pelaksanaan
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan
pada langkah ke 6 dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan
ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien,
atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukan
sendiri bidan tetap memikul tanggung jawab untuk mengarhkan
pelaksanaannya (misalnya memastikan langkah-langkah tersebut benar-
benar terlaksana (Varney, 2007).

g. Evaluasi
Langkah ini adalah mengevaluasi keefektifan dari tindakan yang
sudah diberikan, meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah
sudah diberikan, meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah
benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana

48
rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang efektif dalam
pelaksanaannya (Varney, 2007).

49
BAB III

STUDI KASUS

A. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil

1. Kunjungan ANC Trimester III

Tanggal Pengkajian : 25 Maret 2021 jam : 09.00 wita

Tempat Pengkajian : Rumah Sehat Zam-zam

a. Data Subjektif

1) Identitas

Nama : Ny H Nama Suami : Tn R

Umur : 26 Tahun Umur : 25 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku : Bugis Suku : Bugis

Pendidikan : S1 Pendidikan : S1

Pekerjaan : wiraswasta Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Polman

2) Alasan Berkunjung

Ibu mengatakan hamil anak ke 3, usia kehamilan 39 minggu 6 hari

50
3) Keluhan Utama

Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah

4) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang

Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menahunmenular


dan menurun

b) Riwayat Kesehatan Dahulu

Ibu mengatakan tidak pernah menjalani operasi apapun serta tidak


pernah menderita penyakit Jantung, DM, Hipertensi, TBC,
Hepatitis, HIV/AIDS, PMS, dan ibu pernah menderita sakit Maag.

c) Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga ibu maupun suami tidak ada yang memiliki riwayat


kehamilan kembar serta tidak pernah menderita penyakit
menahun, menular dan menurun.

5) Riwayat Pernikahan

Usia Menikah : 23 tahun

Lama Pernikahan : 7 Tahun

Status Pernikahan : Sah

Menikah 1 kali

6) Riwayat Kebidanan

Menarche : 13 Tahun

51
Bau : Amis

Lama : 7 hari

Siklus : 28 Hari

Warna : Merah Segar

Jumlah : 2-3 x ganti pembalut dalam sehari

Disminorhea : Kadang kadang merasa nyeri saat haid

Konsistensi : Encer terkadang ada gumpalan

7) Riwayat kehamilan sekarang

HPHT : 20 juni 2020

Ibu mengatakan hamil ketiga

a) Trimester I
Berapa kali periksa : 1x di RSUD Polewali di usia
kehamilan 12 minggu
Keluhan : Pusing dan mual
Penyuluhan :istirahat cukup, nutrisi.

b) Trimester II
Berapa Kali periksa :3x periksa di Apotek 52 pertama kali
merasakan gerakan janin pada usia kehamilan 5 bulan
Keluhan : Ibu mengatakan tidak ada keluhan apapun
Terapi : Tablet Fe, Calcifar
Penyuluhan : pola istirahat, pola nutrisi, perawatan
payudara

52
c) Trimester III

Berapa kali periksa : 2 x periksa di Puskesmas Wara Kota palopo


pada usia kehamilan 7 bulan dan 2 x di Rumah Sehat Zam-zam
pada usia kehamilan 8 dan 9 bulan

Keluhan : tidak ada keluhan

Terapi : senam ibu hamil

Penyuluhan : tanda bahaya hamil, tanda-tanda


persalinan dan gerakan yoga

Status Imunisasi TT : TT5

8) Pola Kebiasaan sehari hari


a) Nutrisi
Sebelum hamil : ibu mengatakan makan teratur 3x sehari, dengan
komposisi nasi,sayur, lauk dengan porsi sedang dan minum air 6-8
gelas sehari dan tidak minum susu.
Selama hamil : ibu mengatakan makan teratur 3x sehari dengan
porsi sehari, dengan komposisi nasi,sayur, lauk dengan porsi kecil
tidak ada pantangan makanan dan minum air putih 6-8 gelas sehari
dan tidak minum susu.
b) Eliminasi
Sebelum hamil : ibu mengatakan BAB teratur 1x sehari
,konsistensi lunak, warna kuning tidak ada keluhan saat BAB dan
BAK 3-4x seahari warna jernih dan tidak ada keluhan saat BAK
Selama hamil : ibu mengatakan BAB teratur 1x sehari ,konsistensi
lunak, warna kuning tidak ada keluhan saat BAB dan BAK 3-4x
seahari warna jernih dan tidak ada keluhan saat BAK
c) Istirahat

53
Sebelum hamil : ibu mengatakan tidur siang teratur ± 2 jam dan
tidur malam ± 6-8 jam
Selama hamil : ibu mengatakan tidur siang ± 1-2 jam dan tidur
malam ± 7-9 jam sehari.
d) Aktivitas
Sebelum hamil : ibu mengatakan sebagai ibu rumah tangga dan
melakukan aktivitas rumah yaitu mencuci, menyapu dan memasak
Selama hamil : ibu mengatakan melakukan aktivitas rumah seperti
biasa menyapu dan memasak dan mengurangi aktivitas berat dan
kegiatan yang berbahaya dan kadang dibantu suami.
e) Personal Higiene
Sebelum hamil : ibu mengatakan mandi 2x sehari,gosok gigi 2x
sehari,dan keramas 3x seminggu serta mengganti pakaian setiap
selesai mandi.
Selama hamil : ibu mengatakan mandi 2x sehari gosok gigi 2x
sehari,dan keramas 3x seminggu serta mengganti pakaian setiap
selesai mandi.
f) Seksual
Sebelum hamil : ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 2x
seminggu dan tidak ada keluhan saat berhubungan
Selama hamil : ibu mengatakan melakukan hubungan seksual
kadang kadang dan tidak ada keluhan selama berhubungan.
9) Riwayat Ketergantungan
Ibu mengatakan sebelum hamil dan selama hamil ibu dan suami tidak
memiliki ketergantungan terhadap rokok, minuman beralkohol
maupun obat obatan terlarang serta jamu jamuan.
10) Latar belakang sosial budaya
Ibu mengatakan tidak pernah melakukan pijat perut,minum jamu
jamuan dan tidak ada pantangan terhadap makanan tertentu

54
11) Psikososial dan spiritual
Ibu mengatakan bahwa hubungan dengan suami baik, suami dan
keluarga sangat mendukung atas kehamilannya.

b. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a) Keadaan Umum : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) TTV
TD : 110/80 mmHg N: 86 x/menit
R : 20x/menit S: 36,5 °C
d) Antropometri
BB Sekarang : 60 kg
BB Sebelum hamil : 50 kg
Kenaikan berat badan ibu selama hamil 10 kg
TB : 160 cm LILA : 23 cm

HPL: 27-03- 2021

2. Pemeriksaan Fisik
a. Data Subjektif
Ibu mengatakan sudah merasakan nyeri perut bagian bawah
Hasil cek lab
Tempat : Rumah sehat Zam-zam
HBsAg : Negatif
Reduksi Urine : Negatif
Protein Urine : Negatif
HIV : Non reaktif
b. Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum

55
a) Keadaan Umum : Baik
b) Kesadaraan : Composmentis
c) Tanda tanda vital
TD : 110/80 mmHg
N : 86x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,5°C
d) Antopometri
BB sekarang 60 kg
TB: 160 kg
2) Pemeriksaan Fisik
a) Mata
Inspeksi : Simetris, bersih, tidak ada sekret, sklera berwarna putih,
konjungtiva merah muda
b) Dada
Inspeksi : Simetris, bersih, tidak ada retraksi dinding dada
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Auskultasi :suara jantung normal lup dup
c) Payudara
Inspeksi : Simetris, bersih, kedua puting susu menonjol
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan abnormal,
kolostrum sudah keluar.
d) Abdomen
Inspeksi: Simetris, pembesaran perut kedepan, pembesaran perut
sesuai usia kehamilan, tidak ada bekas luka operasi caesar, terdapat
linea nigra, dan strie livide
e) Genetalia

56
Inspeksi : bersih, tidak ada bekas luka pada perineum, tidak ada
odema dan varises, tidak ada condiloma akuminata, tidak ada flour
albus dan tidak ada perdarahan pervaginam.
f) Anus
Inspeksi : Tidak ada hemoroid,tidak ada perdarahan dari anus.
g) Ekstremitas
Inspeksi : Simetris, kuku bersih, tidak ada gangguan gerak,
jumlah jari tangan dan kaki lengkap
Palpasi : Pada ektremitas bawah tidak ada odema, tidak ada varises
Perkusi : refleks patella +/+
3) Pemeriksaan khusus
a) Palpasi
Leopod 1 : TFU pertengahan pusat prosessus
xyphoideus, pada fundus teraba bagian bundar, lunak, kurang
melenting (bokong).
Leopod 2 : Pada perut bagian kanan teraba bagian lurus, keras
dan memanjang seperti papan (punggung). pada perut bagian kiri
teraba bagian kecil janin (ekstremitas janin).
Leopod 3 : Pada perut ibu bagian bawah teraba bagian janin
yang bulat, keras (kepala), sulit digerakkan.
Leopod 4 : kedua ujung jari tangan pemeriksa tidak saling
bertemu (divergen).
b) TFU 30 cm
c) TBJ (30-12) X 155 = 2.790 gram

c. Analisa
Ny.H G3P2A0 usia 26 tahun, umur kehamilan 39 minggu 6 hari,
kehamilan fisiologis, janin tunggal hidup.

57
d. Penatalaksanaan pukul : 16.30 WIB
1) Memberikan edukasi kepada ibu untuk makan makanan bergizi
seimbang untuk ibu hamil seperti buah, kacang-kacangan, ikan, daging
merah, susu dan sayuran serta minum air minimal 1 liter/hari
Ibu bersedia melakukan anjuran yang diberikan bidan
2) Menganjurkan kepada ibu untuk mengurangi pemanis seperti gula dan
minuman cepat saji misalnya thai tea dsb
Ibu bersedia dan mendengarkan apa yang disampaikan bidan
3) Mengajarkan kepada ibu gerakan yoga seperti rotasi bahu, menekuk
pergelangan kaki, pose kupu-kupu, pose setengah kupu-kupu,
berbaring satu sisi, posisi warior untuk otot kaki, bridge melatih otot
paha serta menjelaskan manfaat dari yoga yaitu meningkatkan kualitas
tidur, mengurangi stress, meningkatkan kekuatan otot menjelang
persalinan dan mengurangi nyeri punggung.
Ibu bersedia melakukan yoga dan telah paham gerakan yang telah
dicontohkan
4) Menganjurkan kepada ibu untuk berkunung kembali ketika ada
keluhan
Ibu bersedia dating kembali jika ada keluhan.

B. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin


Tempat : Rumah Sehat Zam-zam Tanggal masuk : 25 Maret 2021
1. Kala I
Tanggal Pengkajian : 25 Maret 2021 Pukul : 09.00 WITA

a. Data Subjektif
1) Identitas

Nama : Ny H Nama Suami : Tn R

58
Umur : 26 Tahun Umur : 25Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku : Bugis Suku : Bugis

Pendidikan : S1 Pendidikan : S1

Pekerjaan : wiraswasta Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Polman

2) Alasan Berkunjung

Ibu mengatakan hamil anak ke 3, usia kehamilan 39 minggu 6 hari,


ingin ingin melakukan persalinan

3) Keluhan Utama

Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah dan kencang-kencang serta


adanya pengeluaran cairan dari vagina

4) Riwayat Kesehatan
d) Riwayat Kesehatan Sekarang

Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular,


menahun dan menurun.

e) Riwayat Kesehatan Dahulu

Ibu mengatakan tidak pernah menjalani operasi apapun serta tidak


pernah menderita penyakit Jantung, DM, Hipertensi, TBC,
Hepatitis, HIV/AIDS, PMS, dan ibu pernah menderita sakit Maag.

f) Riwayat Kesehatan Keluarga

59
Keluarga ibu maupun suami tidak ada yang memiliki riwayat
kehamilan kembar serta tidak pernah menderita penyakit
menahun, menular dan menurun.

5) Riwayat Pernikahan

Usia Menikah : 20 tahun

Lama Pernikahan : 7 Tahun

Status Pernikahan : Sah

Menikah 1 kali

6) Riwayat Kebidanan

Menarche : 13 Tahun

Bau : Amis

Lama : 7 hari

Siklus : 28 Hari

Warna : Merah Segar

Jumlah : 2-3 x ganti pembalut dalam sehari

Disminorhea : Kadang kadang merasa nyeri saat haid

Konsistensi : Encer terkadang ada gumpalan

7) Riwayat kehamilan sekarang

HPHT : 20 juni 2020

HPL : 27 Maret 2021

60
Ibu mengatakan hamil ketiga

b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
BB : 61 kg
TTV : TD :110/80 mmHg
N : 86x/menit
S : 36,5°C
RR : 20x/menit

2) Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
Inspeksi : Bersih simetris, rambut lurus, warna rambut hitam,
penyebaran rambut merata dan tidak ada benjolan abnormal
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
b) Muka
Inspeksi : Simetris bersih tidak sembab tidak odema, dan tidak ada
cloasma gravidarum.
c) Mata
Inspeksi : Simetris, bersih, tidak ada sekret, sklera berwarna putih,
konjungtiva merah muda
d) Hidung
Inspeksi : Simetris, tidak ada sekret dan polip dan tidak ada
pernafasan cuping hidung
e) Telinga

61
Inspeksi : Simetris, bersih, tidak ada sekret, tidak ada serumen, tidak
ada perdarahan, fungsi pendengaran baik.
f) Mulut dan Gigi
Inspeksi : Simetris, bersih, mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis,
tidak ada perdarahan gusi, tidak ada caries gigi dan lidah bersih
g) Leher
Inspeksi : Simetris, bersih, tidak ada benjolan abnormal
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tyroid dan tidak
ada bendungan vena jugolaris.
h) Aksila
Inspeksi : Bersih, tidak ada pembesaran kelenjar limfe,
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
i) Dada
Inspeksi : Simetris, bersih, tidak ada retraksi dinding dada
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
j) Payudara
Inspeksi : Simetris bersih kedua puting menonjol terdapat
hiperpigmentasi pada areola dan papila
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan , tidak ada benjolan abnormal,
konsistensi keras, colostrum sudah keluar.
k) Abdomen
Inspeksi : simetris, pembesaran perut kedepan sesuai usia kehamilan,
tidak ada bekas luka,terdapat linea nigra dan strie livide, tampak
gerakan janin.
l) Genetalia
Inspeksi : Terdapat pengeluaran darah bercampur lendir dari jalan
lahir tidak ada odema dan varises tidak ada condiloma akuminata dan
matalata

62
Palapasi : tidak terdapat pembesaran kelenjar skene dan
bartholin,perineum kaku.
m)Anus
Inspeksi : Tidak ada hemoroid, tidak ada perdarahan dari anus.
n) Ekstremitas
Inspeksi : Simetris, kuku bersih, tidak ada gangguan gerak, jumlah
jari tangan dan kaki lengkap.
Palapasi : Pada ekstremitas bawah tidak ada odema, tidak ada
varises.
Perkusi : Refleks patella +/+

3) Pemeriksaan Khusus
a) Palpasi
Leopod 1 : TFU pertengahan pusat-prosessus xyphoideus. Pada
fundus teraba bagian bundar lunak tidak melenting (bokong).
Leopod 2 : pada bagian kanan perut teraba bagian keras,
memanjang seperti papan (punggung janin) pada bagian kiri perut
ibu teraba bagian kecil kecil janin (ekstremitas).
Leopod 3 : pada bagian bawah perut ibu teraba bagian bundar,
keras (kepala), tidak bisa di goyangkan, Bagian terbesar kepala
sudah masuk panggul (sudah masuk PAP).
Leopod 4 : kedua ujung jari tangan pemeriksa tidak saling bertemu
(divergen)
b) Penurunan kepala hodge 1
c) TFU 97 cm
d) TBJ :2.800 gram
e) DJJ 145x/menit terdengar kuat dan teratur pada bagian perut ibu
sebelah kanan
f) His 3 x/10 menit lamanya 30-35 detik

63
g) VT tanggal 25 maret 2021 jam 09.00 WITA : terdapat lendir tidak
varises, vulva tidak odema, vagina tidak ada masa, porsio lunak,
pembukaan 8 cm, ketuban (+), presentasi belakang kepala,
penurunan kepala hodge II, tidak ada molase.

c. Analisa
Ny. H usia 26 tahun, umur kehamilan 39 minggu 6 hari, persalinan
fisiologis, inpartu kala 1 fase aktif dan janin tunggal hidup.

d. Penatalaksanaan pukul : 09.00 WITA


1) Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa kondisi
ibu dan janin baik
ibu dan keluarga merasa senang dengan hasil pemeriksaan
2) Memberitahukan kepada ibu untuk melakukan teknik relaksasi saat ada
kontraksi yaitu dengan mengambil nafas dalam dari hidung dan
mengeluarkannya melalui mulut
ibu bisa mempraktekan teknik relaksasi yang diajarkan
3) Memberitahu ibu tentang proses persalinan dan kemajuan persalinan.
ibu mengerti dan kooperatif terhadap proses dan kemajuan
persalinannya.
4) Mengajari bagaimana posisi dan cara meneran yang baik untuk
meneran.
ibu bersedia mempraktekkan.
5) Meminta ibu untuk tidak mengejan dulu sebelum pembukaan lengkap
Ibu mau mengikuti anjuran bidan
6) Memberitahukan kepada ibu untuk makan dan minum saat tidak ada
kontraksi dan segera ke kamar mandi jika merasa ingin BAK.
Ibu mau mengikuti anjuran bidan

64
7) Melakukan induksi alami seperti pijat akupresur pada titik yang
diperlukan untuk merangsang pengeluaran hormone oksitosin
Ibu bersedia dan telah dilakukan
8) Melakukan rileksasi dengan beberapa gerakan yoga
Ibu bersedia melakukanya
9) Melakukan gymball dengan duduk di atas bola dengan gerakan
memutar dan maju mundur dan gerakan atas kebawah jika terdapat
kontraksi
Ibu bersedia melakukanya

2. Kala II
Tanggal Pengkajian : 25 Maret 2021 pukul : 10.30 WITA

a. Data Subektif
Ibu mengatakan kencang-kencang semakin sering serta semakin sakit dan
merasakan adanya dorongan untuk mengejan seperti ingin BAB yang
tidak dapat ditahan.

b. Data obyektif
1) Ibu tampak kesakitan dan cemas
2) Perineum menonjol, vulva membuka dan adanya tekanan yang kuat
pada anus dan vagina dan terdapat pengeluaran darah dan cairan
semakin banyak dari jalan lahir
3) Penurunan kepala 0/5 bagian
4) Auskultasi DJJ 147 x/menit terdengar kuat dan teratur pada bagian
perut ibu sebelah kanan
5) His 4x/10 menit lama 30-35 detik

65
6) VT 10.25 : terdapat lendir bercampur darah tidak varises, vulva tidak
odema, vagina tidak ada masa, porsio lunak, pembukaan 10 cm,
ketuban (-) jernih, presentasi belakang kepala, penurunan kepala hodge
IV, UUK kanan depan, tidak ada molase.

c. Analisa
Ny. H umur 26 tahun usia kehamilan 39 minggu 6 hari, Inpartu kala II
KU ibu dan janin baik.

d. Penatalaksanaan Pukul : 10.30 WITA


1) Mendengar dan melihat tanda gejala kala II. Tanda gejala kala II yaitu
ibu merasakan ada dorongan ingin meneran, tekanan pada anus, dan
terlihat kondisi vulva yang membuka dan perineum yang menonjol.
terdapat tanda gejala kala II
2) Memastikan perlengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial
untuk menolong persalinan.
3) Memakai celemek .
4) Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci
tangan dengan sabun dan air bersih mengalir dan kemudian keringkan
dengan tissue atau handuk yang bersih dan kering.
5) Memakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk
periksa dalam.
6) Masukkan oksitosin ke dalam spuit (gunakan tangan yang
menggunakan sarung tangan DTT dan steril dan pastikan tidak terjadi
kontaminasi pada alat suntik).
7) Melakukan vulva hygien dengan menggunakan kapas atau kasa yang
dibasahi air DTT.
8) Melakukan periksa dalam (hati-hati) untuk memastikan pembukaan
sudah lengkap.

66
9) Melakukan Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan
tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin
0,5%, kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah
sarung tangan dilepaskan.
10) Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi/saat relaksasi
uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120 – 160
x/menit).
Didapat DJJ 145x/menit dalam batas normal.
11) Memberitahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai
dengan keinginannya.
ibu memilih posisi setengah duduk.
12) Meminta keluarga untuk membantu menyiapkan posisi meneran (bila
ada rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke
posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan
ibu merasa nyaman).
13) Melaksanakan pimpinan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan
kuat untuk meneran.
14) Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi
yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran
dalam 60 menit.
ibu memilih posisi duduk.
15) Meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu,
jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
16) Meletakkan underpet atau kain yang bersih dan kering yang dilipat
1/3 nya di bawah bokong ibu.
17) Membuka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat
dan bahan.

67
18) Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
19) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5 – 6 cm membuka
vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain
bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk
menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu
untuk meneran perlahan atau bernapas cepat dan dangkal. Kemudian
lakukan episiotomy untuk membuka jalan lahir.
20) Memeriksa kemungkin adanya lilitan tali pusat dan segera lanjutkan
proses kelahiran.
tidak terdapat lilitan tali pusat.
21) Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar
secara spontan.
22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara
biparietal. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut
gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul
di bawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk
melahirkan bahu belakang.
23) Setelah bahu lahir, geser tangan bawah untuk kepala dan bahu.
Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan
siku sebelah atas.
24) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung, bokong tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki
(masukkan telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata
kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya).
25) Melakukan penilaian bayi baru lahir.
Bayi lahir spontan, tangis kuat, gerak aktif, cukup bulan.
26) Mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya
kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk
basah dengan handuk/kain yang kering. Biarkan bayi di atas perut ibu.

68
27) Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam
uterus
hamil tunggal
28) Beritahu ibu bahwa akan di suntik oksitosin agar uterus berkontraksi
baik.
ibu bersedia untuk disuntik oksitosin
29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit
intramuskuler (IM) di 1/3 paha atas bagian lateral (tidak ada
pendarahan)
30) Setelah waktu 2 menit jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari
pusat bayi. Dorongan isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit
kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama. Lakukan
pemotongan dan pengikatan tali pusat.
31) Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit ibu.
32) Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala

3. Kala III
Tanggal Pengkajian : 25 Maret 2021 pukul: 10.40 WITA
a. Data Subyektif
Ibu mengatakan lega karena bayinya sudah lahir dan Ibu mengatakan
perutnya masih mules.
b. Data obyektif
1) Keadaan umum : baik
2) Kesadaran : composmentis
3) Kandung kemih : kosong.
4) Kontraksi uterus : baik.
5) TFU setinggi pusat.
6) Tali pusat nampak di depan vulva.
7) Darah keluar tiba-tiba.

69
c. Analisa
Inpartu Kala III KU ibu baik
d. Penatalaksanaan pukul : 10.40 WITA
34) Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva.
35) Meletakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas
simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangakan tali pusat.
36) Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah
sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang-atas
(dorso-kranial) secara hati-hati. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40
detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul
kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur di atas.
37) Melakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta
terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat
dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti
poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial).
38) Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan
kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban
terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang
telah disediakan.
39) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase
uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan
gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi
Fundus teraba keras.

4. Kala IV
Tanggal Pengkajian : 25 Maret 2021 pukul : 10:50 WITA

a. Data Subyektif

70
Ibu mengatakan merasa lega dan senang plasenta telah lahir.

b. Data Obyektif
1) Keadaan Umum baik
2) TTV TD: 110/80 Mmhg
N: 86 X/Menit
RR: 20 X/menit
S: 36,5 C
3) TFU 2 jari dibawah pusat.
4) Kontraksi uterus baik yaitu ketika di raba uterus keras
5) Kandung kemih kosong.

c. Analisa

Inpartu kala IV

d. Penatalaksanaan pukul : 10:50


WITA
40) Memeriksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan
pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta ke
dalam kantung plastik atau tempat khusus.
Plasenta lahir spontan, pada sisi maternal selaput ketuban utuh,
kotiledon 20, lengkap, diameter 20 cm, tebal 2 cm, sisi fetal tidak
ada pembuluh darah yang putus panjang tali pusat 40 cm..
41) Mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina
Perineum Terdapat laserasi derajat 2 pada mukosa vagina, otot
perenium dan kulit perenium, melakukan hecting menggunakan
jarum segitiga dan bulat dan benang kromik

71
42) Memastikan uterus berkontraksi dengan baik yaitu dengan tanda
uterus berkontraksi dan keras serta tidak terjadi perdarahan
pervaginam yaitu kurang dari 150 CC
Uterus berkontraksi dengan baik.
43) Memastikan kandung kemih kosong. Jika penuh lakukan
kateterisasi
kandung kemih kosong
44) Mencelupkan sarung tangan pada larutan klorin 0,5%, bersihkan
noda darah dan cairan tubuh, bilas dengan air DTT tanpa melepas
sarung tangan dan keringkan
45) Mengajarkan ibu cara menilai kontraksi dan melakukan massase
46) Memeriksa nadi ibu dan memastikan keadaan baik
47) Mengevaluasi dan mengestimasi jumlah kehilangan darah
48) Memantau keadaan bayi, memastikan bayi bernafas dengan baik
(40-60 x/ menit)
49) Membersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh
menggunakan air DTT.
50) Memastikan ibu merasa nyaman, dan membantu ibu memberikan
asi serta menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu makan
dan minum
51) Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin
0,5% selama 10 menit
52) Membuang bahan – bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah
medis
53) Mendekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%
54) Mencelupkan sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5% dan
melepaskan sarung tangan secara terbalik
55) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan

72
56) Memakai sarung tangan DTT untuk memberikan vitamin k1
(1mg) intramuskular di paha kiri bawah lateral dan salep mata
profilaksis infeksi dalam 1 jam pertama kelahiran
57) Melakukan pemeriksaan fisik lanjutan, dan memastikan kondisi
bayi tetap baik
58) Memberikan imunisasi hepatitis B di paha kanan bawah lateral.
Dan letakkan bayi dalam jangkauan ibu
59) Melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit Mencuci tangan
dengan sabun dan air mengalir dan keringkan
60) Melengkapi partograf

C. Asuhan Kebidanan Nifas


1. Kunjungan 1
Tanggal : 25 Maret 2021 Pukul : 16.00 WITA (6 Jam post patum)
Tempat : Rumah Sehat Zam-Zam

a. Data Subjektif
1) Keluhan utama : ibu mengatakan masih merasa mules pada perutnya
2) Ibu mengatakan sudah dapat BAK spontan dan belum BAB
3) Ibu dapat miring kanan dan kiri dan ibu dapat duduk pada 2 jam post
partum
4) Ibu sudah dapat berdiri dan berjalan jalan di sekitar ruangan pada 6 jam
post partum
5) Riwayat psikologis ibu keluarga dan suami mengatakan senang dengan
kelahiran bayinya

73
b. Data Objektif
1) Keadaan umum : baik
2) Kesadaran : composmentis
3) Tanda tanda vital
TD : 100/70 mmHg
N : 80x/menit
S : 36,5°C
RR : 20x/menit
4) Pemeriksaan fisik
a) Kepala
Inspeksi : bersih, rambut tebal tidak rontok tidak berketombe
b) Mata
Inspeksi : Simetris, bersih, tidak ada sekret, sklera berwarna putih,
konjungtiva merah muda, pupil isokor, tidak menggunakan alat
bantu penglihatan fungsi penglihatan baik.
c) Mulut
Inspeksi : Simetris, bersih, mukosa bibir lembab, tidak ada
stomatitis, tidak ada perdarahan gusi, tidak ada caries gigi dan lidah
bersih
d) Dada
Inspeksi : Simetris, bersih, tidak ada retraksi dinding dada
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : paru paru : tidak ada suara wheezing dan ronchi
Jantung : suara jantung normal lup dup
Perkusi : jantung : pekak
paru paru : sonor
e) Payudara
Inspeksi : Simetris bersih kedua puting menonjol terdapat
hiperpigmentasi pada areola dan papila

74
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan , tidak ada benjolan abnormal,
konsistensi keras, colostrum sudah keluar.
f) Abdomen
Inspeksi : simetris, tidak ada bekas luka operasi, terdapat linea nigra
dan strie livide
Palpasi : TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus teraba keras
dan bundar, kandung kemih kosong
g) Genetalia
Inspeksi : tidak bersih, terdapat pengeluaran cairan berwarna merah
(lochea rubra) 1 pembalut, terdapat jahitan di jalan lahir tidak ada
odema dan tidak varises tidak ada condiloma akuminata dan
matalata.
Palapasi : tidak terdapat pembesaran kelenjar skene dan bartholin,
perineum kaku.
h) Anus
Inspeksi : Tidak ada hemoroid, tidak ada perdarahan dari anus
i) Ekstremitas
Inspeksi : Simetris, kuku bersih, tidak ada gangguan gerak, jumlah
jari tangan dan kaki lengkap.
Palpasi : Pada ekstremitas bawah tidak ada odema, tidak ada
varises.

c. Analisa
Ny. H GIII PIII A0 Umur 26 tahun 6 jam postpartum fisiologis.

d. Penatalaksanaan pukul : 16.00 WITA


1) Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik
Ibu senang dan mengucapkan alhamdulillah
2) Menjelaskan tentang perubahan fisiologis pada masa nifas

75
Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
3) Menjelaskan pada ibu tentang kebutuhan dasar ibu nifas untuk makan
makanan seimbang cukup karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan
mineral.
ibu mengerti dan bisa mengikuti nya
4) Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya pada masa nifas seperti
perdarahan berlebihan, infeksi pirenium, merasa depresi, nyeri dada
dan sesak nafas
ibu paham dan segera datang ke petugas kesehatan apabila terjadi
masalah seperti tanda tanda tersebut
5) Menjelaskan pada ibu untuk mencegah perdarahan masa nifas karena
atonia uteri dengan mengajari menilai kontraksi uterus dan melakukan
masase findus
ibu paham dan bisa melakukan masase fundus
6) Menganjurkan ibu menyusui bayinya maksimal setiap 2 jam atau setiap
bayi menangis
Ibu bersedia mengikuti anjuran bidan
7) Memberikan KIE tentang pengetahuan KB atau penggunaan KB jika
Ibu siap menggunakan KB seperti memberikan edukasi KB yang
cocok untuk ibu menyusui seperti KB implant, IUD, MALL karena
tidak mengandung hormone progesterone dan esterogen sehingga tidak
mengganggu proses menyusui
8) Memberitahu ibu jadwal kontrol ulang 1 minggu lagi atau sewaktu
waktu jika ada keluhan
ibu bersedia kembali lagi 1 minggu atau sewaktu waktu jika ada
keluhan.

76
D. Asuhan Kebidanan pada Neonatus

1. Kunjungan Neonatus 1

Tanggal : 26 Maret 2021 pukul : 09.00 Wita

Tempat : Kunjungan Rumah zam-zam

a) Data Subjektif
1)Biodata

Nama : Bayi Ny H

Tanggal Lahir : 25 maret 2021

Umur : 1 hari

Jenis Kelamin : Laki-laki

Anak Ke : 3 (tiga)

Ibu mengatakan bayinya dalam keadaan sehat

2) Riwayat kesehatan keluarga


Ibu mengatakan dalam keluarga ibu dan ayah tidak pernah menderita
penyakit menahun,menular dan menurun.

3) Riwayat Kebidanan
a) Riwayat Antenatal

Status Imunisasi TT : T2

Trimester I

Berapa kali periksa : 2x di Dokter

77
pada usia 12 minggu

Keluhan : Tak Ada Keluhan

Penyuluhan : nutrisi, pola istrahat

Trimester II

Berapa kali periksa : 3 x di Dokter pertama kali merasakan gerakan janin


pada usia kehamilan 5 bulan

Keluhan : ibu mengatakan tidak ada keluhan apapun

Penyuluhan : perawatan payudara , pola istirahat, nutrisi

Trimester III

Berapa kali periksa : 3x di Puskesmas dan 1 kali di Rumah Sehat Zam-


zam

Keluhan : ibu mengatakan nyeri tembus belakang

Terapi : makanan bergizi dan minum minimal 1 liter air, gerakan


yoga

Penyuluhan : tanda bahaya hamil, tanda-tanda persalinan.

Posisi janin : Presentasi Kepala

b) Riwayat Natal
Ibu melahirkan bayinya pada tanggal 05 januari 2021 pukul 00.30 Wita
bayi lahir spontan menangis kuat dan gerak aktif jenis kelamin
perempuan BB 3600 gram PB 50 cm tidak ada kelainan bawaan, tidak
ada benjolan di kepala tidak ada perdarahan ibu mengatakan segera
setelah bayi lahir langsung disusukan dan melakukan IMD.

78
4) Pola kebiasaan sehari hari
a) Nutrisi
Ibu mengatakan bayi diberi ASI saja, frekuensi sering setiap 2 jam
sekali.
b) Eliminasi
Ibu mengatakan BAB 2 kali konsistensi lunak, warna feses kehitaman
bayi BAK 2 kali warna kuning jernih tidak ada keluhan saat BAK dan
BAB
c) Istirahat/tidur
Ibu mengatakan bayi lebih banyak tidur , tidak rewel, menangis ketika
lapar BAK dan BAB
d) Aktivitas
Ibu mengatakan Bayi menangis kuat dan gerak aktif
e) Personal hygiene
Ibu mengatakan memandikan bayinya setiap pagi
f) Latar belakang sosial budaya
Ibu mengatakan setelah pulang nanti bayi akan dirawat dan tinggal
bersama orang tuanya.
g) Psikososial dan spiritual
Ibu, suami dan keluarga sangat senang dengan kelahiran bayinya.

b) Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan umum baik dan kesadaran composmentis
b) Tanda tanda vital
Suhu 36,6 °C RR 40x/menit
Nadi : 138x/menit
c) Pengukuran antropometri
BB : 3600 gram

79
PB : 50 cm
LK : 33 cm
LD : 32 cm

2) Pemeriksaan Fisik

Kepala

Inspeksi : Rambut warna hitam, penyebaran merata


Palpasi : Ubun ubun datar, tidak ada benjolan abnormal

Muka

Inspeksi : Simetris, tidak pucat, tidak sembab dan tidak ikterik.

Mata

Inspeksi : Kedua mata simetris, konjungtiva merah muda, sklera


putih, tidak ada pengeluaran sekret berlebih, tidak ada
kelainan

Hidung

Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada sekret pada hidung, dan


tidak ada polip dan pernafasan cuping hidung.

Mulut

Inspeksi : Bibir kemerahan, mukosa bibir lembab ada reflek


rooting dan sucking serta reflek swallowing kuat mulut
tampak seperti ingin minum.

Telinga

80
Inspeksi : Simetris, tidak ada pengeluaran sekret dan serumen

Palpasi : Daun telinga cepat kembali

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid limfe dan


bendungan vena jugolaris.

Dada

Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada tarikan dinding dada


kedalam saat bayi menangis

Auskultasi: pernafasan teratur, tidak ada suara wheezing dan


ronchi, tidak ada kelainan irama jantung.

Perkusi : suara paru sonor dan suara jantung pekak

Abdomen

Inspeksi : tdak ada tanda infeksi pada pusat

Perkusi : suara perut tympani

Genetalia

Inspeksi : jenis kelamin laki-laki, ada testis dan scrotum ada


lubang uretra

Anus

Inspeksi : terdapat lubang anus

Ektremitas

81
Atas : simetris, normal, jumlah jari lengkap, tidak ada
kelainan dan gerak aktif

Bawah : simetris, normal, jumlah jari jari lengkap, tidak ada


kelainan, gerak aktif.

Kulit

Inspeksi : warna kemerahan, tidak pucat kulit halus lembut, tidak


ada pengelupasan kulit,

3) Pemeriksaan neurologik
a) Reflek sucking
Baik.bayi mampu menghisap puting dengan kuat
b) Reflek rooting
Baik.bayi bereaksi jika Mendapat rangsangan pada bibir atau pipi
bayi
c) Reflek morro
Baik.saat dikagetkan bayi bergerak seperti memeluk
d) Reflek swallowing
Baik.bayi dapat menelan dengan baik
e) Reflek grasping
Baik.saat bayi jari pemeriksa diletakkan pada telapak tangan bayi,
bayi merespon dengan baik saat jari pemeriksa mengusap bagian
bawah telapak kaki bayi jari bayi membuka.
f) Reflek tonic neck
Baik.kepala bayi di miringkan ke kiri dan lengan kirinya melipat
sementara siku lengan kanannya meregang lurus
g) Reflek glabela

82
Baik ketukan halus pada glabela (bagian dahi antara dua alis mata)
menyebabkan mata bayi berkedip
h) Reflek staping
Baik ketika bayi di gendong berdiri kaki bayi akan menapak seperti
berjalan dan melangkah.

c) Analisa
Bayi Cukup Bulan, Sesuai Masa Kehamilan, usia 1 hari/ fisiologis.

d) Penatalaksanaan pukul: 09.00 WITA


1) Menanyakan kepada ibu apakah ada keluhan pada bayinya
Ibu mengatakan bahwa bayinya tidak ada keluhan sama sekali bayi
tenang tidak rewel
2) Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan bayinya
baik
Ibu mengetahuai keadaan bayinya dan merasa senang
3) Menganjurkan pada ibu untuk sesering mungkin memberikan ASI pada
bayinya secara ondemand
Ibu bersedia memberikan Asi secara ondemand
4) Mengajarkan pada ibu cara tekhnik menyusui yang benar
ibu paham dan bisa mengulang kembali penjelasan bidan
5) Memberikan edukasi kepada ibu pentingnya memandikan bayinya
untuk menjaga agar bayinya tetap bersih dan terhindar dari bakteri
Ibu paham penjelasan bidan
6) Menjelaskan mengenai perawatan bayi sehari hari meliputi menjaga
kehangatan bayi, mengganti popok setelah selesai BAB dan BAK dan
memandikan bayi
ibu mengerti dan bisa mengulangi penjelasan bidan

83
7) Menjelaskan tentang tanda bahaya bayi seperti bayi tidak mau menyusu
atau muntah semua yang diminum, kejang, sesak nafas, merintih, pusar
kemerahan, demam.
Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
8) Menganjurkan kepada ibu untuk menghubungi bidan atau berkunung
kembali bila terdapat masalah terhadap bayinya
Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang

E. Asuhan Kebidanan Pada Keluarga Berencana

Tanggal pengkajian : 26 maret 2021

Waktu pengkajian : 09.00.00 WITA

Tempat pengkajian : Rumah Sehat Zam-zam

a. Data subyektif
1) Keluhan Utama
a) Ibu tidak ingin ber KB
b) Ibu menyusui secara on demand
2) Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu tidak pernah penyakit menular, menahun dan menurun
b) Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu tidak sedang menderita penyakit menular, menahun dan menurun
c) Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga ibu dan suami tidak sedangatau pernah menderita
penyakit menahun, menular, dan menurun
3) Riwayat kebidanan
a) Riwayat haid

84
Ibu sedang dalam masa nifas.
b) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas
Ibu melahirkan bayi laki-laki cukup bulan tanggal 25 maret 2021
pukul 10.25 WITA, lahir spontan, ditolong bidan di Rumah Sehat
Zam-Zam, bayi lahir langsung menangis, gerak aktif dilakukan IMD,
BB 3500 gram, PB 46 cm, plasenta lahir spontan dan lengkap,
tedapat laserasi
c) Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah ber KB
4) Pola kehidupan sehari-hari
1) Nutrisi
Makan 3-5x sehari porsi sedang komposisi nasi, lauk bergantian
(tahu, tempe, ayam, telur), sayur bergantian (wortel, bayam,
kangkung), buah bergantian (pisang, jeruk). Minum air putih 8-9
gelas sehari.
2) Eliminasi
BAB 1 kali sehari konsistensi lunak, warna kuning, BAK 6-8 kali
sehari warna kuning jernih.Tidak ada keluhan saat BAB ataupun
BAK.
3) Istirahat dan tidur
Tidur malam ± 6-7 jam antara pukul 21.30–04.30 WIB, tidur siang ±
1 jam antara pukul 13.00–14.00 WIB.
4) Personal hygiene
Setiap hari mandi 2x, keramas seminggu 2-3 kali, gosok gigi tiap
mandi, ganti pakaian dan celana dalam tiap habis mandi, kotor
ataupun basah. Setiap selesai BAB/BAK selalu cebok dari arah depan
ke belakang dengan sabun dan air.
5) Aktifitas

85
Ibu melakukan aktifitas seperti biasanya seperti menyapu, mengepel,
memasak, mencuci dan setrika.
6) Kehidupan seksual
Ibu belum melakukan hubungan seksual setelah bersalin.
7) Riwayat ketergantungan
Ibu tidak mempunyai kebiasaan merokok, tidak ada kebiasaan
minum-minuman alkohol maupun ketergantungan pada obatobatan
tertentu.
8) Latar belakang sosial budaya
Di dalam keluarga ibu maupun di masyarakat semua orang menerima
adanya penggunaan alat kontrasepsi dan tidak ada larangan bagi yang
ingin menggunakan.

b. Data obyektif
1) Pemeriksaan Umum

Keadaan umum baik, kesadaran komposmentis

TD : 100/70 mmHg Suhu : 36,8oC

Nadi : 82 x/menit RR : 20 x/menit

2) Pemeriksaan fisik

a) Kepala

Inspeksi : Bersih, simetris, rambut lurus, warna rambut hitam,


persebaran rambut merata, tidak ada benjolan abnormal

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.

86
b) Muka

Inspeksi : Simetris, bersih, tidak odema, tidak terdapat cloasma


gravidarum.

c) Mata

Inspeksi : Simetris, bersih, tidak ada sekret, sklera berwarna


putih, konjungtiva merah muda, tidak menggunakan alat bantu
penglihatan. Fungsi penglihatan baik.

d) Hidung

Inspeksi : Simetris, tidak ada sekret dan polip, tidak ada pernafasan
cuping hidung.

e) Telinga

Inspeksi : Simetris, bersih, tidak ada sekret, tidak ada serumen,


tidak ada perdarahan. Fungsi pendengaran baik.

f) Mulut dan Gigi

Inspeksi : Simetris, bersih, tidak ada labioskisis, tidak ada


labiopalatoskisis, mukosa bibir lembab, tidak cyaosis, tidak ada
stomatitis, tidak ada perdarahan gusi, tidak ada caries gigi, lidah
bersih.

g) Leher

Inspeksi : Simetris, tidak tampak benjolan abnormal.

87
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tyroid.

Tidak ada bendungan vena jogularis.

h) Aksila

Inspeksi : Bersih, tidak ada pembesaran kelenjar limfe,

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

i) Dada

Inspeksi : Simetris, bersih, tidak ada retraksi dinding dada.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.

Perkusi : Paru-Paru : tidak ada wheezing dan ronchi.

Jantung : suara jantung normal lup dup.

j) Payudara

Inspeksi : Simetris, bersih, kedua puting susu menonjol, terdapat


hiperpigmentasi pada areola mamae. Palpasi : ada nyeri tekan,
tidak ada benjolan abnormal, konsistensi keras, ASI keluar.
k) Abdomen

Inspeksi : Simetris, tidak ada bekas luka, terdapat linea nigra.


Palpasi : TFU tidak teraba
l) Genetalia

Inspeksi : Terdapat pengeluaran darah lochea rubra

m) Anus

88
Inspeksi : Tidak ada hemoroid, tidak ada perdarahan dari anus.

n) Ekstremitas

Inspeksi : Simetris, kuku bersih tidak cyanosis, tidak ada gangguan


gerak, jumlah jari tangan dan kaki lengkap, tidak ada sindactyl dan
polidactyl.
Palpasi : Pada ekstermitas bawah tidak ada odema, tidak ada
varises.

c. Analisa

Ny.H GIII PIII A0 umur 25 tahun

d. Penatalaksanaan Pukul : 09.00 WITA


1) Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu.
ibu terlihat lega dengan keadaannya.

2) Memberikan edukasi kepada ibu dan suami mengenai KB yang cocok


untuk ibu menyusui seperti Implan, IUD, dan Mall karena KB tersebut
tidak mengandung hormone yang menganggu produksi ASI
Ibu mendengarkan penjelasan bidan
3) Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI eksklusif selama 6
bulan tanpa memberikan makanan pendamping
ibu paham penjelasan bidan.
4) Memberitahu ibu untuk menyusui secara penuh (full brast feeding),
lebih efektif bila pemberian 8x sehari atau setiap 2 jam.
Ibu menyusui setiap 2 jam sekali.
5) Menganjurkan kepada ibu untuk datang kembali bila telah memilih alat
kontrasepsi yang akan dipakai dan siap menggunakan kb

89
Ibu bersedia untuk dating kembali bila telah memenuhi syarat untuk
ber-kb

90
BAB IV

PEMBAHASAN

Manajemen Asuhan Kebidanan yang dilakukan pada kasus ini


menggunakan dengan catatan perkembangan menggunakan metode SOAP.
Pada pembahasan Studi Kasus ini penulis mencoba menyajikan pembahasan
yang membandingkan antara teori dengan pelaksanaan asuhan kebidanan pada
ibu hamil, persalinan normal, bayi baru lahir dan nifas yang diterapkan pada
klien Ny.H G3P3A0. Sehingga dapat menyimpulkan apakah asuhan tersebut
telah sesuai dengan teori atau tidak.Dalam pembahasan juga dibahas mengapa
kasus yang ada (diambil oleh mahasiswa) sesuai atau tidak sesuai dengan
teori, menurut argumentasi penulis yang didukung oleh teori-teori yang ada.

A. Kehamilan

Sebelum penulis memberikan asuhan kebidanan pada saat kehamilan.


Penulis memperkenalkan diri terlebih dahulu dan melakukan informed
consent pada ibu dalam bentuk komunikasi yang baik untuk melakukan
asuhan kebidanan komprehensif pada kontak pertama kali dengan klien.

Setelah melakukan informed consent penulis melakukan anamnesa


yang bertujuan mengumpulkan informasi tentang identitas ibu, riwayat
kesehatan ibu mengenai riwayat kehamilan sekarang, riwayat obstetri,
riwayat kontrasepsi, riwayat medis lainnya dan riwayat sosial ekonomi
yang dapat digunakan dalam proses membuat keputusan klinis untuk
menegakkan diagnosis dan mengembangkan rencana asuhan atau
perawatan yang sesuai. Hal ini sesuai dengan Buku saku pelayanan
kesehatan ibu dan bayi di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan

91
1. Kunjungan Kehamilan

WHO merekomendasikan ibu hamil melakukan kontak sebanyak 8


kali saat kehamilannya (WHO.2016). Ny.H telah melakukan ANC di
Puskesmas Wara Selatan sejak usia kehamilan 12 minggu ANC yang
dilakukan pada trimester 1 sebanyak 1 kali, ANC trimester 2 dilakukan
sebanyak 3 kali dan trimester ke 3 dilakukan ANC sebanyak 3 kali.
Total ANC yang dilakukan 7 kali.Terdapat ketidaksesuaian antara
rekomendasi WHO dengan ANC yang dilakukan ibu. Tetapi bila
standar ANC dalam buku Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di
Fasilitas Kesehatan Dasar Rujukan, ANC dianjurkan sebanyak 4 kali
selama hamil atau yang disebut juga four-visit Focused Antenatal Care
(FANC), maka terdapat kesesuaian dengan ANC yang dilakukan ibu.

2. Pelayanan ANC terstandar 10 T

Dalam Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan


Dasar Rujukan melaksanakan pelayanan Antenatal Care, ada sepuluh
standar pelayanan yang dilakukan oleh penulis yang dikenal dengan 10
T. Pelayanan atau asuhan standar minimal 10 T adalah sebagai berikut.
(Kemenkes. 2013)

a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.

Pada kunjungan pertama berat badan Ny. H yaitu 50 kg, dan


pada kunjungan ketiga berat badan naik menjadi Ny. H 54 kg, pada
kunjungan kelima berat badan Ny. H naik menjadi 60 kg. Total
penambahan berat badan Ny. H selama hamil adalah 10 kg. Maka
dari asuhan yang dilakukan tersebut maka ditemukan
ketidaksesuaian antara teori dan praktik.

92
Asuhan yang penulis berikan mengenai pola nutrisi pada Ny.H
sebenarnya tidak terlalu berpengaruh pada masalah peningkatan
berat.Hal ini berkaitan dengan pola makan ibu yang sudah menjadi
kebiasaan sehari-hari.

b. Mengukur tekanan darah

Pengukuran tekanan darah harus dilakukan secara rutin dengan


tujuan untuk melakukan deteksi dini terhadap terjadinya tiga gejala
preeklamsi.Tekanan darah yang normal 110/70 - 120/80 mmHg
(Sarwono, 2016).

Pemeriksaan ini dilakukan setiap kali ibu melakukan kunjungan.Di


dapat hasil bahwa tekanan darah Ny.H adalah tidak pernah dibawah
100/70 mmHg dan tidak pernah lebih dari 110/80 mmHg, dan ini
dianggap normal.Hal ini sesuai dengan teori.

c. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas).

Dilakukan pada kontak pertama oleh tenaga kesehatan di


trimester I untuk skrining ibu hamil berisiko KEK (Kurang Energi
Kronis) atau kekurangan gizi. Ibu hamil dikatakan Kurang Energi
Kronis (KEK) apabila didapati LiLA <23,5 cm hal ini berisiko
melahirkan bayi berat lahir rendah (Elly Dwi Wahyuni, 2018)

Pemeriksaaan Lingkar Lengan Atas pada Ny. H, yang didapati pada


saat awal kehamilan adalah 23 cm dan hasil ini merupakan normal.

d. Pengukuran Tinggi Puncak Rahim (Fundus Uteri)

Tinggi fundus uteri dipantau setiap pemeriksaan kehamilan, hal


ini dilakukan untuk melihat kesesuaian antara tinggi fundus uteri
dengan usia kehamilan. Pengukuran tinggi fundus uteri ini pun

93
menjadi salah satu indikator pengukuran taksiran berat janin
(Kemenkes. 2013).

Pada kunjungan pertama, kedua, dan ketiga Ny.H didapatkan


hasil pengukuran TFU adalah 30 cm (kehamilan berkisar 37 – 38
minggu). Pada kunjungan keempat dan kelima (usia kehamilan
berkisar 39 – 40 minggu) didapatkan TFU Ny.H adalah 34 cm.

Pada usia kehamilan 36 cm TFU akan menurun dikarenakan


sudah masuknya kepala ke pintu atas panggul. Pada usia kehamilan
40 minggu memiliki TFU yang sama pada usia kehamilan 32
minggu. TFU pada usia kehamilan 32 umumnya 34 cm. Maka tidak
ada kesenjangan dengan teori. (Kemenkes. 2013)
e. Penentuan Status Imunisasi Tetanus dan Pemberian Imunisasi Tetanus
Toksoid Sesuai Status Imunisasi;
Berdasarkan kasus Ny.H , ibu mendapatkan imunisasi TT sebanyak
5 kali. Yaitu 2 kali pada kehamilan pertama dan 2 kali pada kehamilan
kedua dan 1 kali pada kehamilan ketiga.Pada kehamilan ini ibu tidak
lagi disuntik imunisasi TT Dalam buku Buku Saku Pelayanan
Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar Rujukan ibu
direkomendasikan 5 kali imunisasi TT seumur hidupnya.Mengingat
ibu sudah mendapatkan imunisasi TT pada kehamilan
sebelumnya.Pada kehamilan ini ibu tidak lagi mendapat suntik TT.

f. Pemberian Tablet Tambah Darah Minimal 90 Tablet Selama


Kehamilan;

Memberikan tablet zat besi 90 tablet selama 3 bulan, diminum


setiap hari, untuk mencegah terjadinya anemia dalam kandungan.
Karena kebutuhan zat besi meningkat ketika hamil. (Voni Silvia, 2012)

94
Ny.H di berikan tablet zat besi walaupun ibu tidak anemia. Ini
merupakan sebagai persiapan persalinan Ny.H nanti.Dimana pada saat
persalinan biasanya ibu hamil mengalami kehilangan darah yang
cukup banyak. Maka dapat disimpulkan tidak ada kesenjangan antara
teori dan praktik

g. Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ);

Pemeriksaan denyut jantung janin harus dilakukan pada ibu hamil.


Denyut jantung janin baru dapat didengar pada usia kehamilan 16
minggu/4 bulan. Gambaran DJJ Takikardi berat : detak jantung di atas
180x/menit, Takikardi ringan : antara 160-180x/menit, Normal : antara
120-160x/menit, Bradikardi ringan : antara 100-119x/menit,
Bradikardi sedang : antara 80-100x/menit, dan Bradikardi berat :
kurang dari 80x/menit (Sarwono, 2016).

Pemeriksaan DJJ dilakukan rutin setiap kunjungan dan didapat


hasil DJJ pada Ny.H berkisar 140x/mnt sampai 148x/mnt.Sehingga
dapat disimpulkan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.

h. Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan


konseling, termasuk keluarga berencana);
Temu wicara dilakukan pada setiap kunjungan Ny.H meliputi
anamnesa, konsultasi, dan persiapan rujukan.Anamnesa meliputi
biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan,
persalinan, dan nifas, biopsikososial, dan pengetahuan
klien.Memberikan konsultasi atau melakukan kerjasama
penanganan.Merujuk ke dokter untuk konsultasi dan menolong ibu
menentukan pilihan yang tepat (Kemenkes, 2013).

95
Setiap kunjungan temu wicara telah dilakukan seperti memberikan
penkes yang dibutuhkan Ny.H untuk kesejahteraan ibu dan janin.
Seperti memberitahu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, hidrasi dan
istirahat yang baik, memberitahu tanda bahaya pada kehamilan,dsb.
Informasi yang dberikan juga dapat disesuaikan dengan keluhan atau
masalah pada Ny.H

i. Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah


(Hb), pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila
belum pernah dilakukan sebelumnya);

1) Pemeriksaan Hemoglobin.
Selama kehamilan Ny.H melakukan pemeriksaan Hemoglobin
sebanyak 2 kali, yaitu pada trimester I sebanyak 1 kali dengan hasil
11,3 gr/dL dan pada trimester III sebanyak 1 kali dengan hasil 12,1
gr/dL. Kadar Hb Normal pada trimester pertama dan ketiga yaitu >11.0
gr/dl, pada trimester kedua yaitu >10.5 gr/dl, (Kemenkes RI,
2013).Maka dapat disimpulkan terdapat kesesuaian antara teori dan
praktik.

2) Pemeriksaan Protein dan Reduksi Urine.

Pemeriksaan urin ini untuk mendeteksi ibu hamil kearah


preeklampsia (Kemenkes RI, 2010). Pada Ny. H tidak ditemukan
adanya protein urine. Hali ini sesuai dengan teori.

3) Pemeriksaan Kadar Gula Darah.

Selama kehamilan Ny.H melakukan pemeriksaan Gula Darah


Sewaktu sebanyak 2 kali, yaitu pada trimester I sebanyak 1 kali
dengan hasil 98 mg/dL dan pada trimester III sebanyak 1 kali dengan
hasil 102 mg/dL Hasil tersebut masih dalam normal

96
4) Pemeriksaan VDRL, HIV, Hepatitis.
Ny.H melakukan pemeriksaan tersebut pada saat kehamilan
trimester I dengan hasil negatif. Hal ini sesuai dengan teori (Kemenkes
RI, 2013)
5) Tatalaksana kasus
Pada kasus Ny.H, ibu belum pernah melakukan pemeriksaan
USG.Maka ibu dirujuk untuk melakukan USG pada trimester ke III
untuk perencanaan persalinan. (Kemenkes.2013)

3. Keluhan lazim dalam kehamilan trimester III

a) Nyeri Punggung

Terjadi perubahan fisik dan psikologis selama hamil, keluhan nyeri


punggung sering terjadi kepada ibu hamil.Maka penulis memberitahu
ibu untuk tidak berdiri lama, duduk dengan baik, posisi tidur yang
yang nyaman dibantu dengan guling (posisi sim), menggunakan
kompres hangat, hindari posisi membungkuk yang berlebihan.
(Mafikasari A, Kartikasari)

b) Berkemih malam hari

Frekuensi berkemih bertambah karena tekanan pada kandung


kemih dari rahim yang tumbuh dan kepala janin.Kebiasaan minum
sebelum tidur menyebabkan peluang berkemih di malam hari
terjadi.Berkemih malam hari diakui mengganggu kualitas tidur ibu
dimalam hari. (WHO. 2002)

Oleh sebab itu penulis menyarakan ibu untuk menghindari minum


pada malam hari dan mengurangi mengonsumsi minuman yang
mengandung kafein seperti teh dan kopi (Ardiansyah R.2015)

97
B. Persalinan

Menurut Buku Saku Pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar


dan rujukan, persalinan dan kelahiran dikatakan normal jika usia kehamilan
cukup bulan yakni 37 sampai dengan 42 minggu, persalinan terjadi spontan,
presentasi belakang kepala, berlangsung tidak lebih dari 18 jam dan tidak ada
komplikasi pada ibu maupun janin.

1. Kala I

Pada tanggal 25 Maret 2021 pukul 15.00 WITA, Ny. H datang


didampingi oleh suami dan ibunya ke Rumah Sehat Zam-Zam dengan
keluhan mulas teratur sejak pukul 20.00 WITA, belum keluar lendir darah
dan air – air. Saat ini gerakan janin masih dirasakan aktif.

Pada pemeriksaan fisik dan tanda – tanda vital tidak ditemukan adanya
kelainan. Tekanan darah 100/70 mmHg, Nadi 78 kali per menit,
pernapasan 19 kali per menit dan suhu 36,4oC. Kemudian dilakukan
pemeriksaan kebidanan dengan pemeriksaan leopold didapatkan TFU
30cm, Leopold 1 dibagian atas teraba bokong, Leopold II dibagian kanan
teraba punggung dan kiri teraba ekstremitas, Leopold III bagian terendah
janin teraba kepala, tidak dapat digoyangkan. Leopold IV sudah masuk
PAP divergen teraba 3/5 bagian.DJJ positif (+) 142 kali per menit.Pada
pemeriksaan kontraksi didapatkan His 3 kali dalam 10 menit selama 30
detik.

Dilakukan pemeriksaan dalam dengan hasil vulva vagina tidak ada


kelainan, tidak ada varises, tidak ada pembesaran kelenjar bartolini dan
kelenjar skene, portio tipis lunak, pembukaan 5 cm, ketuban utuh,
presentasi kepala, posisi ubun -ubun kecil depan, penurunan Hodge I, dan
tidak ada penyusupan.

98
Dari hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan kebidanan
yang dilakukan terhadap Ny. H maka disimpulkan diagnosa yaitu G3
P3A0 hamil 20 minggu inpartu kala 1 fase aktif, janin tunggal hidup
intrauterine dengan presentasi kepala. Frekuensi kontraksi uterus minimal
2 kali dalam 10 menit.Pembukaan serviks berlangsung cepat, di mulai dari
pembukaan 0 sampai pembukaan 5 cm, berlangsung kira – kira 8 jam.
(Rosyati, Herry. 2017).

Mengobservasi kemajuan persalinan menilai kesejahteraan janin dan


ibu seperti detak jantung janin setiap 1 jam, lalu menghitung his dan nadi
setiap 30 menit. Melakukan pemeriksaan dalam (VT) serta tekanan darah
4 jam lagi jika ada indikasi. (Kemenkes.2013)

Pada kala 1 fase laten penulis melakukan asuhan kebidanan dengan


metode alamiah dalam mengurangi rasa nyeri, seperti teknik relaksasi
pernapasan, dan menyarankan ibu untuk melakukan gerakan atau
perubahan posisi seperti posisi tidur, menjadi berjalan – jalan. Ny.H
melakukan teknik relaksasi pernapasan disaat mulai kontraksi, pernapasan
menjadi lebih teratu dan rasa sakit mulai berkurang.Ibu juga berjalan –
jalan selama 15 menit.Penulis mengajarkan keluarga massase sekaligus
memberikan afirmasi positif melalui sentuhan / pijat punggung dan
mengkomunikasikan pesan – pesan positif seperti memberi dukungan
kepada ibu. Serta melakukan gerakan yoga sebelum persalinan
Berdasarkan jurnal Santana, Licia Santos, dkk mengenai Massage
reduced severity of pain during labour: a randomised trial.

Pada pukul 18.00 WITA ibu mengeluh keluar air-air dan mules
semakin sering. Dilakukan pemeriksaan tanda – tanda vital tidak
ditemukan adanya kelainan. Tekanan darah 100/80 mmHg, Nadi 72 kali
per menit, pernapasan 20 kali per menit dan suhu 36,4 oC, DJJ positif (+)

99
148 kali per menit. Pada pemeriksaan kontraksi didapatkan His 3 kali
dalam 10 menit selama 42 detik.

Dilakukan pemeriksaan dalam dengan hasil vulva vagina tidak ada


kelainan, tidak ada varises, tidak ada pembesaran kelenjar bartolini dan
kelenjar skene, portio tipis lunak, pembukaan 8 cm, ketuban pecah
spontan pukul 19.30 WIB berwarna jernih, presentasi kepala, posisi ubun
– ubun kecil depan, penurunan Hodge II, dan tidak ada penyusupan.

Pemeriksaan fisik dan kebidanan yang menjelaskan Frekuensi dan


lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi pada fase ini terjadi
3x atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau
lebih). Serviks membuka dari 4-10 cm, sekitar 6 jam.Biasanya dengan
kecepatan 1 cm atau lebih perjam hingga pembukaan lengkap dan terjadi
penurunan bagian terbawah janin. (Kemenkes.2013)

Menurut buku asuhan kebidanan persalinan normal.Ny. H G3P3A0


hamil 36 minggu telah masuk dalam kala 1 fase aktif persalinan, karena
berdasarkan teori, pada kala 1 fase aktif frekuensi dan lama kontraksi
uterus akan meningkat secara bertahap. Dari pembukaan 4 cm hingga 10
cm, akan terjadi dengan kecepatan rata – rata perjam pada multipara atau
1 – 2 cm pada primipara dan terjadi penuruan bagian terbawah janin.

Pemantauan persalinan dengan partograf dimulai pada pembukaan 4


cm (fase aktif) seperti DJJ, His dan nadi dilakukan setiap 30 menit,
pemeriksaan dalam untuk menilai kemajuan persalinan tekanan darah
setiap 4 jam. (Kemenkes.2013)

Waktu pemantauan dengan partograf disesuaikan dengan penilaian


dan intervensi selama kala 1 fase aktif berdasarkan buku saku pelayanan
kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan.

100
2. Kala II

Tangga 25 Maret 2021 pukul 20.15 WITA, Ny. H mengatakan mules


semakin kuat dan ada dorongan ingin meneran, mengatakan keluar lender
darah dan air – air, ketuban pecah pukul 19.20 WITA. Ny.H menunjukan
tanda gejala kala II. Hal ini sesuai dengan buku asuhan kebidanan
persalinan normal yang mengatakan tanda – tanda kala II adalah his
semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit, ibu merasa ingin
meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi, ibu merasakan makin
meningkatnya tekanan pada rektum dan/atau vagina, perineum terlihat
menonjol, vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka, peningkatan
pengeluaran lendir dan darah.

Dilakukan pemeriksaan DJJ dan Kontraksi, didapati DJJ 147 x/m dan
kontraksi 4 kali dalam 10 menit selama 45 detik. Kemudian melakukan
pemeriksaan dalam didapati portio tidak teraba, pembukaan 10 cm,
ketuban negative pecah spontan, warna jernih, presentasi kepala, posisi
UUK kiri depan, penurunan H III+, molase 0. Berdasarkan hasil yang
didapat, penulis mendapat diagnosa ibu G3P3A0 usia kehamilan 40
minggu partus kala II dan diagnosa janin tunggal, hidup, intrauterine,
presentasi kepala. Pembukaan sudah lengkap, maka penolong segera
memfasilitasi persalinan dengan menginformasikan hasil pemeriksaan,
memposisikan ibu sesuai dengan kenyamanan ibu dan melibatkan
pendamping pada proses persalinan, yaitu suami, dan memimpin ibu
meneran.

Kala II berlangsung selama 20 menit, hal ini sesuai dengan buku


asuhan kebidanan persalinan normal, yakni kala II berlangsung 2 jam
pada primigravida dan 1 jam pada multigravida. Pukul 20.30 WITA bayi
lahir spontan, langsung menangis kuat, warna kulit kemerahan, tonus otot

101
aktif, jenis kelamin perempuan. Melakukan manajemen asuhan bayi baru
lahir normal yaitu mengeringkan mulai dari muka, kepala dan bagian
tubuh lainnya kecuali bagian tangan dan tanpa membersihkan verniks.
(Kemenkes.2013)

3. Kala III

Pukul 21.00 WITA melakukan pemeriksaan abdomen tidak didapatkan


janin kedua, kontraksi uterus baik, TFU setinggi sepusat. Lalu
memberikan oksitosin 10 IU injeksi secara IM 1/3 paha Ny.H untuk
merangksang kontraksi uterus diberikan 1 menit setelah bayi lahir,
melakukan klem 2 menit setelah bayi lahir. Di RSZ menggunakan metode
lotus birth jepit tali pusat pada sekitar 3 cm dari pusat (umbilikus) bayi,
dorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan lakukan penjepitan kedua
pada 2 cm dari klem pertama setelah itu angkat tali pusat yang telah
dijepit kemudian gunting tali pusat di antara 2 klem tersebut (sambil
lindungi perut bayi) dan ikat tali pusat dengan benang DTT/steril. Lalu
pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva dan
letakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat di tepi atas
simfisis dan tegangkan tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil
tangan yang lain mendorong uterus ke arah dorso-kranial secara hati-hati
dan lakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta
terlepas, lalu meminta ibu meneran sambil menarik tali pusat dengan arah
sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir
dengan tetap melakukan tekanan dorso-kranial dan saat plasenta terlihat di
introitus vagina, lanjutkan kelahiran plasenta dengan menggunakan kedua
tangan.otong dan ikat tali pusat.

102
Pada pukul 21.10 WITA plasenta lahir kesan lengkap, kemudian
dilakukan masase uterus selama 15 detik, didapati hasil kontraksi uterus
baik.Setelah dipastikan kontraksi baik, memeriksa kedua sisi plasenta
(maternal maupun fetal) dan dipastikan bahwa selaput lengkap dan
utuh.Lalu memeriksa adanya laserasi pada perineum, dan didapati hasil
pemeriksaan tidak terdapat laserasi.

Berdasarkan buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan


dan rujukan suntik oksitosin 10 IU, Peregangan Tali Pusat Terkendali,
Masase Uterus adalah Manajemen aktif yang dilakukan pada kala III.

Waktu persalinan Kala III Ny.H berlangsung selama 10 menit.


Menurut Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Pelayanan Kesehatan
Dasar dan Rujukan, proses kala III berlangsung selama 30 menit setelah
bayi lahir. Terdapat kesesuaian antara teori dan praktik yang dilakukan

4. Kala IV

Setelah Plasenta lahir lengkap dan utuh dan dipastikan kontraksi


uterus baik dan mengobservasi perdarahan yang keluar selama persalinan
kira – kira ± 200 cc. Dilakukan pemantauan Kala IV pada Ny. H melalui
partograf selama 2 jam sesuai dengan Buku Saku Pelayanan Kesehayan
Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan di dapatkan hasil dalam
batas normal.

Ny. H dan suami diajari masase uterus secara melingkar agar kontraksi
baik. Asuhan ini dilakukan berdasarkan teori buku saku pelayanan
kesehatan ibu di fasilias kesehatan dasar dan rujukan, melakuakan
observasi selama 2 jam, yaitu dilakukan setiap 15 menit pada 1 jam
pertama dan setiap 30 menit pada 1 jam kedua dan selama 24 jam
perdarahan tidak lebih dari 500 ml setelah bayi lahir.

103
C. Bayi Baru Lahir

1. Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

Bayi Ny. H lahir tanggal 25 Maret 2021 pukul 20.30 WITA, jenis
kelamin perempuan, dan tanpa komplikasi. Setelah itu melakukan
pemotongan tali pusat dan dilakukan IMD dengan meletakan bayi diatas
dada ibu. IMD dilakukan selama 1 jam hal ini sesuai dengan teori asuhan
kebidanan bayi baru lahir, neonatal dan pra sekolah (Setiyani, Astuti,.dkk.
2016). Yang mengatakan Setelah bayi lahir, dengan segera bayi
ditempatkan diatas perut ibu selama 1 jam, kemudian bayi akan merangkak
dan mencari putting susu ibu.

Dengan IMD, bayi dapat segera menggunakan reflex mencari,


menghisap, dan menelan. Setelah kontak kulit antara ibu dan bayi selesai,
mengenakan pakaian pada bayi dan tetap menjaga kehangatan pada
bayi.Setelah itu melakukan asuhan bayi baru lahir normal.

2. Asuhan bayi baru lahir normal

Hal pertama kali dilakukan adalah penimbangan dan pengukuran bayi.


Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan didapati hasil berat badan 3800
gram, panjang badan 49 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar dada 33 cm.
Berat badan bayi Ny. H dalam kategori normal karena berat badan bayi
normal tidak kurang dari 2500 gram, hal ini sesuai teori bayi baru lahir
adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala pada usia
kehamilan 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500
– 4000 gram, tanpa cacat bawaan (Kementrian Kesehatan RI. 2010). Lalu
panjang badan bayi normal adalah 48 – 52 cm Menurut buku Asuhan

104
Kebidanan Neonatus, Bayi / Balita, dan Anak Pra Sekolah untuk Para
Bidan (Setiyani, Astuti,.dkk. 2016)

Lalu memberikan antibiotik profilaksis tetrasiklin (chloramphenicol 1


%) pada kedua mata bayi untuk mencegah penularan infeksi dan pencegaha
konjungtivitis pada bayi baru lahir. Lalu memberikan vitamin K1
(Phytomenadione) sebanyak 1mg secara intramuscular pada anterolateral
paha kiri, pemberian vitamin K1 dilakukan setelah proses IMD dan
sebelum pemberian imunisasi hepatitis B. Vitamin K1 untuk mencegah
perdarahan intracranial. Asuhan yang telah diberikan seperti asuhan bayi
baru lahir menurut buku asuhan kebidanan bayi baru lahir, neonatal dan pra
sekolah.(Jamil, Siti Nurhasiyah, 2017).

Melakukan penilaian tanda – tanda vital pada bayi, didapatkan suhu


36,5 oC, Denyut Jantung Bayi 151 x/m, Pernapasan 48 x/m. Menurut Buku
buku asuhan kebidanan bayi baru lahir, neonatal dan pra sekolah.,
pernapasan normal 40 – 60 kali/menit, serta suhu tubuh bayi normal 36,5 –
37,5 oC, lalu detak jantung bayi normal adalah 120 – 160 kali/menit.

Melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir yang didapati hasil


normal, pemeriksaan fisik dilakukan berdasarkan buku saku pelayanan
kesehatan neonatal esensial dengan hasil (Kementrian Kesehatan RI. 2010)

Setelah dilakukan pemeriksaan fisik, bayi diberi tanda pengenal


berupa gelang yang dikenakan pada bayi dan ibu untuk menghindari
tertukarnya bayi. Gelang diberikan identitas nama ibu, tanggal, jam lahir
dan jenis kelamin. Hal ini sesuai dengan buku saku pelayanan kesehatan
neonatal esensial (Kemenkes RI. 2010), bahwa semua bayi baru lahir
difasilitas kesehatan harus segera mendapatkan tanda pengenal berupa
gelang.

105
Berdasarkan buku saku pelayanan kesehatan neonatal esensial
(Kemenkes RI. 2010). Setelah 1 jam pemberian Vit K, Bayi Ny. H
diberikan imunisasi hepatitis B di 1/3 paha kanan atas bagian
luar.Imunisasi hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi hepatitis B
terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu – bayi.Pemeriksaan BBL
bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin jika terdapat kelainan pada
bayi. Resiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama
kehidupan, sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan
untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama

3. Pada perawatan tali pusat

Perawatan tali pusat yang dilakukan kepada bayi Ny. H cukup


menggunakan kassa steril, tidak menggunakan alcohol ataupun betadine,
hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa dilarang mengoleskan
cairan ataupun bahan apapun (Kementrian Kesehatan. 2013)

4. Kunjungan Neonatus

Berdasarkan buku kesehatan ibu dan anak, kemenkes RI 2016,


pemeriksaan kesehatan pada bayi baru lahir dilaksanakan minimal 3 kali,
pertama pada 6 – 48 jam setelah lahir, kedua pada hari ke 3 – 7 setelah
lahir dan ketiga pada hari ke 8 – 28 setelah lahir.

Berdasarkan data subjetif dari Ny. H kunjungan pertama didapati hasil


pola menyusui dan pola eliminasi sebagai berikut:

Jenis 26 maret 2021

Pemeriksaan
Pola Ibu menyusui

Menyusu setiap 2 jam sekali

106
Pola Menyusu sudah baik karena bayi menyusu lebih dari 8 kali/hari,
menurut buku Asuhan Kebidanan Neonatal Berikan ASI sesering mungkin
sesuai kebutuhan bayi, yaitu 2 – 3 jam dan secara bergantian diberikan.
Pola Eliminasi, bayi BAK dalam sehari lebih dari 5 kali dan BAB 2 tidak
setiap hari melainkan 2 – 3 hari sekali, menurut buku asuhan kebidanan
neonatal (Jamil, Siti Nurhasiyah, 2017).

Pada kunjungan bayi kedua Pada kunjungan hari ke 3 usia bayi ibu
berkunjung ke RSZ mengatakan bayinya dalam keadaan rewel
dikarenakan tali pusat bayi mengalami peradangan atau infeksi
dikarenakan ibu tidak pernah memandikan bayinya sejak pulang dari RSZ
dan hanya menggunakan tissue basah, ibu tidak memakaikan popok namun
memakaikan loyor dan menutupi tali pusat sehingga tali pusat lembab dan
berbau.

Kemudian dilakukan pembersihan pada tali pusat bayi oleh bidan di


RSZ dengan menggunakan betadine untuk membersihkan tali pusat dari
bakteri yang telah terinfeksi.Dilakukan edukasi kepada pasien mengenai
personal hygine pada bayinya agar menjaga kebersihan bayinya dengan
memandikan bayi dan merawat tali pusat bayi dengan membersihkan
menggunakan air hangat saja agar terhindar dari kuman maupun
bakteri.Menganurkan kepada ibu untuk memakaikan popok atau loyor
dilipat 1/3 tidak menutupi tali pusat bayi sehingga tali pusat bayi
mongering dan lepas.

D. NIFAS

107
Masa Nifas (puerperium) dimulai sejak 2 jam setelah kelahiran plasenta
sampai dengan 6 minggu (42 hari) atau sampai alat – alat reproduksi kembali
seperti keadaan sebelum hamil. (Sarwono. 2016)

1. Penilaian ibu pada masa nifas

a. Pada 72 jam post partum ibu di pantau di ruang nifas. Dilakukan


pemantauan berkala setiap 6 jam yang meliputi keadaan umum,
tandatanda vital serta mengkaji permasalahan yang mungkin dapat
terjadi. Hasil pemantauan ibu dalam batas normal. Jika kelahiran
dalam fasilitas kesehatan, ibu dan bayi yang baru lahir harus menerima
perawatan setelah melahirkan di fasilitas tersebut setidaknya 24 jam
setelah kelahiran. Tekanan darah harus diukur segera setelah lahir. Jika
normal, pengukuran tekanan darah kedua harus dilakukan dalam waktu
enam jam. Kekosongan urin harus didokumentasikan dalam waktu
enam jam. Hal ini sesuai dengan rekomendasi no 9 dalam Who
Recommendations On Postnatal Care Of The Mother And Newborn.
Selain itu Puskesmas Kecamatan Cilicing memberikan pelayanan
rawat gabung kepada setiap ibu yang melahirkan.
b. Setelah ibu diperbolehkan pulang ibu diminta untuk tetap
memeriksakan keadaan nya ke fasilitas kesehatan. Setidaknya tiga
kontak pasca kelahiran tambahan direkomendasikan untuk semua ibu
dan bayi yang baru lahir. Hal ini disesuaikan dengan Who
Recommendations On Postnatal Care Of The Mother And Newborn.
Lalu disesuaikan dengan Buku Kesehatan Ibu dan Anak, Kemenkes RI
2016 kunjungan pada ibu nifas dilakukan sebanyak 3x, kunjungan I
pada 6 jam-3 hari, kunjungan II pada 4-28 hari dan kunjungan III pada
29-42 hari. Hasil pengkajian dapat dikatakan involusi uteri ibu serta
pengeluaran lochea sesuai teori.
2. Penurunan kada Hb Pascasalin

108
Pada 6 jam post partum dilakukan pemeriksaan laboratorium sesuai
dengan SOP puskesmas didapatkan hasil Hb 11,2 gr/dl. Perkiraan besaran
zat besi yang perlu ditimbun selama hamil ialah 1.040 mg. dari jumlah ini
200 mg Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg sisanya
hilang. Suplementasi zat besi dibutuhkan bahkan kepada ibu dengan status
gizi baik. (Voni Silvia. 2012). Karena keterbatasan pengetahuan, metode
observasi perdarahan penulis, penulis belum dapat menghubungkan
jumlah perdarahan yang keluar dengan penurunan kadar hb dalam tubuh.

Menurut rekomendasi WHO suplemen zat besi dan asam folat harus
diberikan setidaknya tiga bulan setelah melahirkan.(WHO. 2013) Hasil
pemeriksaan penunjang ibu didapatkan hasil anemia ringan maka ibu di
berikan terapi SF 1 x 1. Sesuai dengan rekomendasi WHO dan teori
mengenai kebutuhan zat besi. Dilakukan pemeriksaan 3 hari post partum
sebelum ibu pulang didapatkan hasil Hb 12.2 mg/dl. Terdapat peningkatan
dari terapi tablet tambah darah dan menu gizi seimbang sesuai
rekomendasi dari puskesmas.

Penulis memberitahu ibu untuk tetap memenuhi nutrisi dan hidrasi


serta makanan yang mengandung tinggi protein hewani dan menghindari
konsumsi teh.Mengingatkan ibu untuk tetap mengonsumsi suplemen
tambah darah yang telah diberikan secara teratur.

E. Pengambilan Keputusan Kontrasepsi

Pada masa nifas Ny. H tidak ingin ber kb namun bidan memberikan
edukasi kepada ibu dan suami mengenai KB yang cocok untuk ibu
menyusui dan ibu akan kembali jika sudah mantap untuk ber KB.

109
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dari uraian dan pembahasan kasus tersebut Dapat disimpulkan bahwa begitu
pentingnya asuhan yang di berikan oleh bidan secara professional baik pada
masa kehamilan,persalinan, nifas maupun bayi baru lahir, sehingga deteksi
dini resiko yang mungkin terjadi dapat dihindari.

110
2. Pada studi kasus komprehensif yang telah dilakukan kepada Ny. H yang
meliputi asuhan kebidanan yang menyeluruh dari masa kehamilan, persalinan,
nifas dan bayi baru lahir yang bertujuan agar penulis mampu menerapkan
pelaksanaanya. Selama proses pelaksanaan maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:

3. Penulis mampu melakukan asuhan kehamilan kepada Ny. H dari mulai dari
kehamilan trimester 3 sampai dengan kunjungan masa nifas tanggal 26 maret
2021. Dan kunjungan pada bayi usia 3 hariPemeriksaan antenatal care
sebanyak 5 kali dengan standar 10T, yaitu dari hasil pengkajian dan
pemeriksaan kehamilan tidak ditemukan kelainan atau komplikasi pada ibu
dan bayi saat kehamilan

4. Asuhan kebidanan persalinan pada ibu bersalin Ny. H adalah ibu inpartu
tanggal 26 maret 2021 saat usia kehamilan ibu 36 minggu. Kala I
berlangsung selama 5 jam 25 menit, kala II berlangsung selama 35 menit,
kala III berlangsung selama 10 menit dan kala IV berlangsung selama 2 jam.
Dari hasil asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu bersalin Ny. H
didapatkan bahwa Ny.H selama bersalin berjalan dengan lancar dan ada
robekan alan lahir dilakukan jahitan pada robekan tersebut

5. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir. Bayi lahir tanggal 25 maret 2021
pukul 09.00 WITA, jenis kelamin laki-laki dan memiliki berat badan 3500
gram, panjang badan 46 cm, lingkar kepala 32 cm, lingkar dada 32 cm. Tidak
ada kecacatan sehingga penulis tidak melakukan tindakan medis. Penulis
melakukan kunjungan neonatus sebanyak 2 kali yaitu pada usia 6 jam dan 3
hari setelah lahir dan ditemukan infeksi pada tali pusat bayi serta diberikan
edukasi mengenai permasalahan tersebut.

6. Penulis mampu melakukan asuhan nifas pada Ny.H dari tanggal 26 maretl
2021 yaitu dari 6 jam post partum selama pemantauan masa nifas,

111
berlangsung dengan baik dan tidak ditemukan komplikasi, dan ibu melakukan
perawatan payudara dengan baik.

7. Dari seluruh rangkaian asuhan yang diberikan penulis pada klien dapat
dievaluasi bahwa ibu dan keluarga mengerti dengan penjelasan yang diberikan
dari masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir sehingga
pengetahuan ibu dan keluarga semakin bertambah.

B. Saran

1. Bagi Penulis

Agar mahasiswa mendapatkan pengalaman secara utuh dalam mempelajari


Asuhan Kebidanan Komprehensif dan kasus-kasus pada saat praktik dalam
bentuk manajemen SOAP serta menerapkan asuhan sesuai standar
pelayanan kebidanan yang telah di tetapkan sesuai dengan kewenangan
bidan yang telah diberikan kepada profesi bidan.Serta diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan asuhan
kebidanan secara komprehensif terhadap klien.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa


dengan penyediaan fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung
peningkatan kompetensi mahasiswa sehingga dapat menghasilkan bidan
yang berkualitas.Mampu melakukan pendokumentasian secara baik dan
benar.

3. Bagi Pelayanan Kesehatan

Hendaknya lebih meningkatkan mutu pelayanan agar dapat memberikan


asuhan yang lebih baik sesuai dengan standar asuhan kebidanan serta dapat

112
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan agar dapat
menerapkan setiap asuhan kebidanan sesuai dengan teori dari mulai
kehamilan, persalinan, nifas dan BBL.

4. Bagi Masyarakat

a. Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuannya tentang kehamilan,


persalinan, bayi baru lahir dan nifas.
b. Diharapkan dapat memberikan dukungan terutama dukungan dari segi
psikologi pada ibu dalam proses kehamilan, persalinan, bayi baru lahir
dan nifas.

113

Anda mungkin juga menyukai