Anda di halaman 1dari 15

Torsi Kista Ovarium

dr. Indra Perdana Kusuma Sp.OG


 Merupakan komplikasi pada penderita kista ovarium
 Terjadi karena massa kista merotasi ligamentum
infundibulo-pelvikum (suspensory ligament of ovary)
dan ligamentum ovarii propium (ovarian ligament)
 Dirasakan sebagai akut abdomen terutama setelah
olah raga atau aktivitas berat
Patofisiologi

 Torsi ovarium meliputi ovarium dan penyangganya


yang mengakibatkan
 Penurunan venous return
 Stromal edema
 Internal hemorrahage
 Infarction sampai dengan necrosis
Patofisiologi

 Sebagian besar terjadi pada ovarium yang membesar


secara patologis.
 Ketidakteraturan bentuk ovarium dapat menciptakan
titik tumpu tempat tuba terpluntir
 Kejadian yang jarang juga bisa terjadi anak yang
tubanya panjang
 Pada hamil dengan kista korpus luteum, atau kista
yang lain juga punya risiko yang lebih tinggi
 Bisa juga terjadi pada kista teka lutein pada pasien
yang sedang induksi ovulasi
Etiologi

 Berat dan ukuran ovarium dapat mengubah posisi


tuba dan menjadikan terpluntir
 Kehamilan
 Pemanjangan tuba pada pasien prepubertas
 Tumor ovarium (jinak atau ganas) paling sering kista
dermoid
Epidemiologi

 Termasuk keadaan emergensi yang membutuhkan


tindakan operasi
 Hanya terjadi pada wanita
 Terutama pada usia reproduksi muda (70-75%)
 Pada kehamilan 20 %
 Pada anak anak dan post menopase jarang terjadi
Prognosis

 Prognosis baik bila terdiagnosis sejak awal dan


dengan penatalaksanaan yang baik
 Sebagian besar pasien terlambat diagnosis, sehingga
terjadi infark dan nekrosis
 Bila terjadi kehilangan salah satu ovarium, tidak
terjadi penurunan infertilitas yang bermakna
 Tidak mengakibatkan kematian
Anamnesis

 Nyeri hebat mendadak setelah aktivitas pada salah


satu sisi perut bawah dan bertambah sakit
 Mual muntah
 Demam (bila sudah nekrosis)
Pemeriksaan fisik

Nyeri massa adneksa


Nyeri tekan
Komplikasi

 Infeksi
 Peritonitis
 Sepsis
 Adhesions
 Nyeri kronis
 Infertilitas (jarang)
Diagnosis

 Ultrasonografi (color doppler)


 CT Scan
 MRI
 Perlu dipikirkan torsi bila ada faktor risiko misal massa
ovarium, riwayat operasi pelvis, kehamilan
 Pada prepubertal sering tidak terdiagnosis
Differential Diagnosis

 Appendicitis
 UTI, Cystitis
 Dverticulitis
 Ectopic pregnancy
 Endometriosis
 Large-Bowel Obstruction
 Nephrolithiasis
 Ovarian cyst
 PID
 Small-Bowel Obstruction
Penatalaksanaan

 Perlu laparoskopi atau laparotomi


 Dilakukan detorsi
 Pada kehamilan yang terpaksa korpus luteum nya
terambil oleh karena salpingo oophorektomi, perlu
suplemen progesteron
 Pada kecurigaan torsi kista harus rawat inap
Obat obatan

 Analgesik  ketorolak, morfin


 Antiemetik  Metoclopramid, ondancetron

Anda mungkin juga menyukai