Anda di halaman 1dari 9

1.

Fisiologi keluarga (identifikasi dengan metode APGAR)


APGAR score (disesuaikan dengan Supriana, 2010)
Metode penilaian fisiologis keluarga adalah metode untuk mengetahui fungsi keluarga
secara kualitatif dalam menanggapi, menerima atau menilai
kehadiran penderita (Ny. S) sebagai anggota keluarga tentang:
(1) Adaptation (adaptasi) yaitu kualitas penerimaan anggota keluarga dalam menerima
kenyataan bahwa yang bersangkutan (Ny. S) sedang mengalami penyakit (Diabetes
Melitus). Kualitas tersebut menyangkut : tingkat penerimaan keluhan dan tingkat
dukungan/motivasi anggota keluarga dalam kesembuhan/ mengatasi penyakitnya.

Contoh:
Tabel IV.1: APGAR tentang Adaptation (Pernyataan Anggota Keluarga thd
Keadaan dan Perilaku Ny. S.)

No. Pernyataan anggota keluarga thd keadaan dan perilaku Ya Ka- Tdk
Ny. S. dang2
1. Ikhlas menerima atas beban akibat Ny S sakit DM √
2 Memotivasi Ny S dalam hal mengurangi konsumsi √
karbohidrat.
3 Memotivasi Ny. S dalam hal mengatur frekuensi makan. √
4 Memotivasi Ny. S dalam beraktivitas fisik. √
5 Mengingatkan Ny. S. untuk rutin minum obat √
6 Memotivasi Ny. S bila waktunya kontrol ke yankes. √
7 Bersedia mengantar Ny. S untuk kontrol ke yankes √
8 Menerima bila Ny. S mengeluh karena makanan dibatasi
9 Tidak menerima keluhan bila Ny.S bosan minum obat. √
10 Tidak menerima keluhan saat Ny. S malas beraktivitas √
fisik
Skor total 10 4
Jawaban Ya diberi skor = 2, kadang-2 skor = 1 dan tidak skor = 0.
Berilah nilai :
- Nilai 2 (menerima) bila nilai pernyataan keluarga > 15 (>75%)
- Nilai 1 (kurang menerima) bila nilai pernyataan keluarga 12 -15 (60-75%)
- Nilai 0 (tidak menerima) bila nilai pernyataan keluarga < 12 (<60%)
Skor total =14 diberi nilai 2 artinya anggota keluarga kurang menerima keluhan
Ny. S. (Nilai Adaptation = 1) (masukkan ke Tabel IV.6)

(2) Partnership (kerjasama) yaitu kualitas kerjasama (harmonisasi) antara anggota


keluarga dalam mengatasi setiap masalah penyakit Ny. S.
Contoh:
Tabel IV.2: APGAR tentang Partnership (Pernyataan Kesepakatan Bersama
antar Anggota Keluarga terhadap Perilaku Ny. S).

No. Pernyataan harmonisasi (kesepakatan bersama) antar Ya Ka- Tdk


anggota keluarga terhadap perilaku Ny. S. dang2
1. Keluarga sepakat atas beban akibat Ny S sakit DM √
2 Kesepakatan bia Ny S tidak mampu mengurangi √
konsumsi karbohidrat.
3 Kesepakatan bila Ny. S tidak bisa mengatur frekuensi √
makan.
4 Kesepakatan bila Ny. S tidak rajin beraktivitas fisik. √
5 Kesepakatan bila Ny. S. tidak rutin minum obat √
6 Kesepakatan bila Ny. S malas kontrol ke yankes. √
7 Kesepakatan bila Ny. S tdak kontrol ke yankes √
8 Kesepakatan bila Ny. S mengeluh karena makanan √
dibatasi
9 Kesepakatan bila Ny.S bosan minum obat. √
10 Kesepakatan bila Ny. S malas beraktivitas fisik √
Skor total 20
Jawaban Ya diberi skor = 2, kadang-2 diberi skor = 1 dan tidak diberi skor = 0.
Kemudian berilah nilai :
- Nilai 2 bila skor pernyataan keluarga > 15 (harmonis) (>75%)
- Nilai 1 bila skor pernyataan keluarga 10 -15 (kurang harmonis) (60-75%)
- Nilai 0 bila skor pernyataan keluarga < 10 (tidak harmonis) (<60%)
Skor total = 20 diberi nilai = 2 artinya keluarga tetap harmonis menghadapi
perilaku Ny. S. (berilah nilai partnership = 2 pada Tabel IV.6)

(3) Growth (tingkat kedewasaan/kesabaran) menunjukkan tingkat kesabaran anggota


keluarga Ny.S dalam menghadapi penyakitnya walaupun kadang menganggu
terutama dalam menjalankan aktivitas sehari-hari guna mengurus kehidupan
keluarganya.

Contoh:
Tabel IV.3: APGAR tentang Growth (Pernyataan Kedewasaan/ kesabaran
Anggota Keluarga terhadap Perilaku Ny. S).
No. Pernyataan kedewasaan/kesabaran anggota keluarga Ya Ka- Tdk
terhadap perilaku Ny. S. dang2
1. Tidak terganggu atas beban akibat Ny S sakit DM √
2 Memahami saat Ny S tidak mampu mengurangi √
konsumsi karbohidrat.
3 Memahami saat Ny. S tidak bisa mengatur frekuensi √
makan.
4 Memahami saat Ny. S tidak rajin beraktivitas fisik. √
5 Memahami saat Ny. S. tidak rutin minum obat √
6 Memahami saat Ny. S malas kontrol ke yankes. √
7 Memahami saat Ny. S tidak kontrol ke yankes √
8 Memahami saat Ny. S mengeluh karena makanan dibatasi √
9 Memahami saat Ny.S bosan minum obat. √
10 Memahami saat Ny. S menolak anjuran beraktivitas fisik √
Skor total 6 4 0
Jawaban Ya diberi skor = 2, kadang-2 diberi skor = 1 dan tidak diberi skor = 0.
Kemudian berilah nilai :
- Nilai 2 bila skor pernyataan keluarga > 15 (sabar) (>75%)
- Nilai 1 bila skor pernyataan keluarga 10 -15 (kurang sabar) (60-75%)
- Nilai 0 bila skor pernyataan keluarga < 10 (tidak sabar) (<60%)
Skor total = 10 diberi nilai = 2 artinya keluarga kurang sabar menghadapi
perilaku Ny. S. (berilah nilai partnership = 2 pada Tabel IV.6)

(4) Affection (hubungan kasih sayang) yaitu tingkat hubungan kasih sayang dalam berinteraksi
antara anggota keluarga dalam menghadapi perilaku Ny. S.

Contoh:
Tabel IV.4: APGAR tentang Affection (Pernyataan Kasih Sayang Anggota
Keluarga terhadap Perilaku Ny. S).

No. Pernyataan kasih sayang anggota keluarga terhadap perilaku Ny. Ya Ka- Tdk
S. dang2
1. Sering menghibur atas keluhan akibat Ny S sakit DM √

2 Sering menasihati bila Ny S tidak mampu mengurangi konsumsi √


karbohidrat.
3 Sering menasihati bila Ny. S tidak bisa mengatur frekuensi √
makan.
4 Sering mengingatkan dan mendorong bila Ny. S tidak rajin √
beraktivitas fisik.
5 Sering mengingatkan bila Ny. S. tidak rutin minum obat √

6 Sering mengingatkan bila Ny. S malas kontrol ke yankes. √

7 Sering mengingatkan Ny. S bila sudah waktunya kontrol ke √


yankes
8 Sering menasihati bila Ny. S mengeluh karena makanan dibatasi √

9 Sering mengingatkan bila Ny.S bosan minum obat. √

10 Sering memotivasi dan mendorong saat Ny. S malas beraktivitas √


fisik
Skor total 20 0 0

Jawaban Ya diberi skor = 2, kadang-2 diberi skor = 1 dan tidak diberi skor = 0.
Kemudian berilah nilai :
- Nilai 2 bila skor pernyataan keluarga > 15 (kasih sayang) (>75%)
- Nilai 1 bila skor pernyataan keluarga 10 -15 (kurang kasih sayang) (60-75%)
- Nilai 0 bila skor pernyataan keluarga < 10 (tidak sayang) (<60%)
Skor total = 20 diberi nilai = 2 artinya keluarga tetap kasih dan sayang
menghadapi perilaku Ny. S. (berilah nilai affection = 2 pada Tabel IV.6)

(5) Resolve (kebersamaan) yaitu tingkat keterlibatan/kebersamaan anggota keluarga


Ny.S dalam mengambil bagian pada setiap kesempatan untuk menghadapi setiap
masalah keluarga.
Contoh:
Tabel IV.5: APGAR tentang Resolve (Pernyataan Anggota Keluarga tentang
Kebersamaan dalam Membantu Mengatasi Penyakit Ny. S).

No. Pernyataan anggota keluarga tentang kebersamaan dalam Ya Ka- Tdk


membantu mengatasi penyakit Ny. S. dang2
1. Saling membantu dalam mengatasi beban akibat Ny S √
sakit DM
2 Saling mengingatkan bila Ny S tidak mengurangi √
konsumsi karbohidrat.
3 Saling mengingatkan bila Ny. S tidak bisa mengatur √
frekuensi makan.
4 Saling mengingatkan dan mendorong bila Ny. S tidak rajin √
beraktivitas fisik.
5 Saling mengingatkan bila Ny. S. tidak rutin minum obat √

6 Saling mengingatkan bila Ny. S malas kontrol ke yankes. √

7 Saling mengingatkan bila Ny. S sudah waktunya kontrol √


ke yankes
8 Saling menasihati bila Ny. S mengeluh karena makanan √
dibatasi
9 Saling mengingatkan bila Ny.S bosan minum obat. √

10 Saling mendorong bila Ny. S malas beraktivitas fisik √

Skor total 20 0 0
Jawaban Ya diberi skor = 2, kadang-2 diberi skor = 1 dan tidak diberi skor = 0.
Kemudian berilah nilai :
- Nilai 2 bila skor pernyataan keluarga > 15 (harmonis) (>75%)
- Nilai 1 bila skor pernyataan keluarga 10 -15 (kurang harmonis) (60-75%)
- Nilai 0 bila skor pernyataan keluarga < 10 (tidak harmonis) (<60%)
Skor total = 20 diberi nilai = 2 artinya keluarga tetap harmonis menghadapi
perilaku Ny. S. (berilah nilai partnership = 2 pada Tabel IV.6)

Mengevaluasi nilai APGAR (Fisiologi keluarga dalam menghadapi Ny. S sebagai


pasien diabetes melitus)

Untuk mengevaluasi fungsi keluarga dalam menghadapi Ny. S sebagai pasien


diabetes melitus dapat digunakan Tabel IV.6 untuk membantunya. Kriterian nilai
APGAR mempunya maksud sebagaimana kriteria sebagai berikut:

Kriteria nilai APGAR:

Nilai < 5 : Ada permasalahan peranan keluarga dalam menghadapi pasien Ny. S
yang memerlukan intervensi (dipandang keluarga perlu bantuan dari pihak luar dalam
mengatasi masalah Ny. S).
Nilai 6 – 7 : Permasalahan keluarga lebih ringan dan memerlukan intervensi

Nilai 8 – 10 : fungsi keluarga dalam keadaan baik dan tidak memerlukan intervensi

Tabel IV.6: Temuan dan Nilai Fungsi Keluarga Ny. S menurut Metode APGAR.

Skor
FAKTOR TEORI TEMUAN
2 1 0
Bagaimana dukungan dari
keluarga apabila ada salah
seorang anggota keluarga
mengalami masalah,
terutama untuk masalah Anggota keluarga kurang
Adaptation √
kesehatan. Adakah saling menerima keluhan Ny. S.
keterbukaan di dalam
keluarga tersebut
(Notoatmodjo, 2003).

Komunikasi yang terjalin


antara anggota keluarga. Dalam menghadapi
Apakah pada saat salah satu persoalan yang menyangkut
anggota keluarga memiliki Penyakit Ny. S komunikasi
Partnershi masalah, terutama untuk antar anggota keluarga

p masalah kesehatan, tingkat kebersamaannya
didiskusikan bersama harmonis
bagaimana pemecahannya
(Notoatmodjo, 2003).

Apakah keluarga tersebut Anggota keluarga kurang


dapat memenuhi sabar terhadap sikap Ny. S.
kebutuhan-kebutuhannya yang tidak mau mengerti
Growth √
(Notoatmodjo,2003). cara mencegah penyakitnya
agar tidak mengalami
komplikasi.
Hubungan kasih sayang dan Saya puas dengan cara
interaksi antar anggota keluarga saya
keluarga (Notoatmodjo, mengekspresikan kasih
Affection
2003). sayangnya dan merespon
emosi yang disebabkan √
penyakit saya.
Kepuasan di dalam keluarga Saya puas dengan cara
akan waktu dan keluarga saya membagi
kebersamaan yang waktu dengan
diluangkan oleh masing- mementingkan
Resolve √
masing anggota keluarga kebersamaan.
bagi keluarganya
(Notoatmodjo, 2003). Kebersamaan keluarga
baik/ memuaskan Ny. S.
Total Skor 8
Hasil Analisis dan temuan:

Total dari nilai APGAR keluarga Ny. S adalah 8. Hal ini menunjukkan bahwa
fungsi fisiologis keluarga Ny. S dalam keadaan baik dan tidak perlu intervensi. Namun
ada beberapa catatan yang terkait dengan perilaku Pasien Ny. S sebagai berikut:
(1)APGAR yang menyangkut adaptation, anggota keluarga kurang menerima keluhan
Ny. S. yaitu terkait dengan kebiasaan atau pola makan dan pola hidup yang tidak
sesuai dengan anjuran kesehatan dan

(2)APGAR tentang growth anggota keluarga kurang sabar terhadap sikap Ny. S. yang
tidak mau mengerti cara mencegah penyakitnya agar tidak mengalami komplikasi
yang secara rinci adalah:
(a)Pola makan yang tidak baik
(b)Aktivitas fisik yang sangat kurang;
(c)Tidak teratur minum obat dan
(d)Sering terlambat dalam pemeriksaan kesehatan (kontrol kesehatan).

2. Patologi lingkungan keluarga (Identifikasi patologi lingkungan dengan metode


SCREEM)

Metode SCREEM digunakan untuk mengidentifikasi adanya kendala yang dihadapi


keluarga pasien (Ny. S) yang menyangkut persoalan interaksi Social, penerimaan
Cultural, agama (Religious), tingkat Economi, tingkat pendidikan (Education) serta
tingkat pelayanan Medis (Medical) tentu saja yang terkait dengan penyakit Ny. S.
(1) Social (kendala sosial) yaitu kualitas keterlibatan Ny. S beserta keluarga pada
kegiatan-kegiatan masyarakat sekitar yang ditunjukkan dengan intensitas partisipasi
terhadap kegiatan-kegiatan tersebut.
(2) Cultural (budaya) yaitu kualitas kebanggaan Ny. S dan keluarga terhadap budaya
yang ditunjukkan dengan sikap dan perilaku sesuai tata krama, adat dan budaya yang
berlaku di masyarakat sekitar.
(3) Religius (Agama) yaitu kualitas ibadah pada suatu agama dari Ny. S dan keluarga
yang ditunjukkan dengan intensitas peribadatan utama (wajib) yang dilakukan baik
dalam keluarga maupun bersama masyarakat (jemaah).
(4) Economic (Ekonomi) yaitu penggolongan masyarakat menurut derajat ekonomi
(tingkat penghasilan keluarga) yang secra kualitatif dikelompokkan menjadi
ekonomi tingkat atas, menengah dan bawah.
(5) Education (pendidikan) yaitu penggolongan masyarakat secara kualitatif menurut
tingkat pendidikan terakhir yang umumnya diraih oleh kepala keluarga, yang distratakan
menjadi tingkat pendidikan tinggi, menengah dan rendah.
(6) Medical (medis) yaitu derajat pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
seseorang (Ny. S).
Tabel IV.7: Temuan dan Tekanan Patologi Sosial Keluarga Ny. S menurut Faktor
SCREEM di Desa Pekarungan, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo.

FAKTOR TEMUAN PATHOLOGi SOSIAL TPS*)


Interaksi sosial yang baik antar anggota keluarga juga dengan _
saudara partisipasi mereka dalam masyarakat cukup meskipun
Sosial banyak keterbatasan. Empati tetangga cukup baik apabila ada
tetangga yang sakit seperti berkunjung untuk menengok sewaktu
di Rmah Sakit.
Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, hal ini dapat _
dilihat dari pergaulan sehari-hari baik dalam keluarga maupun di
Cultural lingkungan, banyak tradisi budaya yang masih diikuti. Sering
mengikuti acara-acara yang bersifat hajatan, sunatan, dll.
Menggunakan bahasa Jawa dan menjaga tata krama dan
kesopanan
Pemahaman agama cukup baik. Sholat 5 waktu di jalani dengan –
baik. Dan setiap sholat sebisa mungkin mereka sholat bersama.
Religius Di dalam rumah pasien juga memiliki tempat beribadah khusus
yang tidak tercampur dengan ruangan lain. Umumnya masyarakat
di sekitar beragama Islam. Tidak pernah terjadi konflik dengan
pemeluk agama lain.
Ekonomi keluarga ini tergolong menengah ke bawahsehingga +
Ekonomi dalam pemenuhan kebutuhan masih diprioritaskan pada
pemenuhan kebutuhan primer.
Pendidikan anggota keluarga yang masih rendah karena +
Edukasi pendidikan tertinggi dalam keluarga adalah lulusan SMP
Pasien menggunakan pelayanan kesehatan di Puskesmas dengan _
Medical kartu BPJS Kesehatan yang memadai. Dalam mencari pelayanan
kesehatan keluarga ini biasanya menggunakan Puskesmas hal ini
mudah dijangkau karena letaknya dekat. Adakah kesulitan biaya,
khususnya akomodsi dan transportassi...

Keterangan:
*) Tekanan Patologi Sosial
TPS : - artinya tidak ada tekanan (masalah) antara Ny. S dan keluarga menyangkut
SCREEM di masyarakat Desa Pekarungan.
TPS : + artinga Ny. S dan keluarga ada hambatan/tekanan/masalah menyangkut SCREEM di
masyarakat Desa Pekarungan.

Hasil Analisis
Pasien dan keluarga yang tinggal di Desa Pekarungan Kecamatan Sukodono Kab.
Sidoarjo merasakan mendapat tekanan dalam menghadapi fungsi patologi sosial
terutama yang menyangkut masalah ekonomi dan edukasi. Tingkat penghasilan
keluarga yang tergolong rendah membatasi intensitas kegiatan dengan masyarakat di
sekitar. Demikian juga tingkat pendidikan yang rendah dari Suami dan Ny. S sendiri
menyebabkan rasa rendah diri dalam pergaulan. Namun didukung oleh intensitas
pergaulan sosial yang menjadi budaya masyarakat setempat maupun dalam
menjalankan ibadah secara berjemaah keterbatasan-keterbatasan tersebut tidak begitu
dirasakan tertutama dalam mengatasi masalah penyakit yang di derita Ny. S.

Anda mungkin juga menyukai