A. Faktor Keluarga
1. Struktur keluarga
Keluarga Nn.P termasuk keluarga Patriakal dimana yang dominan dan memegang
kekuasaan dalam keluarga adalah Tn.B
2. Bentuk keluarga
Bentuk Keluarga: Extended Family
Alamat lengkap : Desa Sumberbendo RT 006, Rw 002, Kecamatan Ngoro,
Kabupaten Mojokerto
Genogram Keluarga Nn.P (Lihat Gambar III.1)
Nn.P merupakan anak keempat dari empat bersaudara. Ayah dan ibu Nn.P sudah
meninggal. Hidup dengan Kakak dan keponakannya. Dalam satu rumah tinggal 5
orang anggota keluarga yaitu Nn.P dan kedua kakak dan dua keponakan
SAUDAR
A
PASIEN
Keterangan :
: Hubungan baik
: Hubungan tidak baik
19
Gambar IV.1: Diagram Pola Hubungan Interaksi antara Nn.P dan Anggota
Keluarganya yang Lain (Sumber: Informasi dari Nn. P, 2021).
20
(1) Siapa yang biasanya tidak setuju dengan anggota keluarga lainnya?
Jawab :
Tidak ada.
Kesimpulan:
Keluarga pasien selalu mendukung hal-hal yang positif dan tidak setuju apabila
ada hal-hal negatif dan mengganggu kesehatan keluarganya. Hubungan antara
Nn.P dan keluarganya baik dan dekat.
Gambar IV.2: Genogram Keluarga Nn.P (15 th) (Sumber: Keterangan Nn.P., 2021)
21
A. Fungsi Keluarga
1. Fisiologi keluarga (identifikasi dengan metode APGAR)
APGAR score (disesuaikan dengan Supriana, 2010)
Metode penilaian fisiologis keluarga adalah metode untuk mengetahui fungsi
keluarga secara kualitatif dalam menanggapi, menerima atau menilai kehadiran
penderita (Nn.P) sebagai anggota keluarga tentang:
(1) Adaptation (adaptasi) yaitu kualitas penerimaan anggota keluarga dalam
menerima kenyataan bahwa yang bersangkutan (Nn.P) sedang mengalami
tuberkulosis. Kualitas tersebut menyangkut : tingkat penerimaan keluhan dan
tingkat dukungan/motivasi anggota keluarga dalam kesembuhan/ mengatasi
penyakitnya.
Tabel IV.1: APGAR tentang Adaptation (Pernyataan Anggota Keluarga thd
Keadaan dan Perilaku Nn.P)
22
7 Bersedia mengantar Nn.P. untuk kontrol ke √
yankes
23
10 Tidak menerima keluhan saat Nn.P. malas √
beraktivitas fisik
Skor total 8 6
23
5 Kesepakatan bila Nn.P.rutin minum obat √
24
10 Kesepakatan bila Nn.P. rajin beraktivitas fisik √
Skor total 8 6 0
24
4 Memahami saat Nn.P.tidak rajin berolahraga. √
25
10 Memahami saat Nn.P.rajin beraktivitas fisik √
Skor total 12 3 0
(1) Affection (hubungan kasih sayang) yaitu tingkat hubungan kasih sayang dalam
berinteraksi antara anggota keluarga dalam menghadapi perilaku Nn.P.
Tabel IV.4: APGAR tentang Affection (Pernyataan Kasih Sayang Anggota
Keluarga terhadap Perilaku Nn.P.).
25
5 Sering mengingatkan bila Nn.P.tidak rutin √
minum obat
26
kebersihan
Skor total 12 4 0
26
mengonsumsi makanan bergizi.
27
tidak rajin berolahraga.
Skor total 10 5 0
27
Untuk mengevaluasi fungsi keluarga dalam menghadapi Nn.P. sebagai pasien
tuberkulosis dapat digunakan Tabel IV.6 untuk membantunya. Kriteria nilai
APGAR mempunya maksud sebagaimana kriteria sebagai berikut:
28
Nilai< 5 : Ada permasalahan peranan keluarga dalam menghadapi pasien
Nn.P.yang memerlukan intervensi (dipandang keluarga perlu bantuan dari pihak
luar dalam mengatasi masalah Nn.P.).
Tabel IV.6: Temuan dan Nilai Fungsi Keluarga Nn.P menurut Metode
APGAR.
28
masalah, terutama keharmonisannya
29
untuk masalah memiliki keterbatasan,
kesehatan, kakak yang sedang
didiskusikan bersama bekerja diluar
bagaimana menyebabkan anak
pemecahannya apabila ada kondisi
(Notoatmodjo, 2003). kesehatan yang dirasa
menganggu tidak
langsung
menyampaikan kepada
kakaknya, Nn.P
memilih untuk
mengatakan apabila
kakak sudah sampai
rumah dan juga
melihat kondisi apakah
kakak sedang ada
masalah atau tidak.
Apabila Nn.P merasa
kakak lagi ada masalah
Nn.P tidak berani
untuk mengatakan
keluhannya
Growth Apakah keluarga Keluarga pasien sabar √
tersebut dapat dlm menghadapi
memenuhi kebutuhan- penyakit pasien.
kebutuhannya Penghasilan keluarga
(Notoatmodjo,2003). Nn.P yang tergolong
menengah kebawah.
Dalam kebutuhan
sehari-hari keluarga
hanya bisa mencukupi
makan dengan lauk
29
30
seadanya seperti tahu
tempe dan sayur jarang
makan-makanan
daging
Affection Hubungan kasih Seluruh keluarga
sayang dan interaksi menyayangi pasien dan
antar anggota keluarga tidak mengeluh atas √
Kriteria :
Skor 8 – 10: Fungsi keluarga dalam keadaan baik dan tidak memerlukan
intervensi
Total dari nilai APGAR keluarga Nn.P adalah 6. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi
fisiologis keluarga Nn.P dalam keadaan kurang baik dan perlu intervensi, terdapat
beberapa hal yang harus diperhatikan antar lain sebagai berikut:
(1) APGAR tentang Adaptation, Pasien dalam menghadapi penyakit ini sudah
ikhlas dan menerima, keluarga pasien juga menerima keadaan pasien. Anak yang
30
terkadang takut untuk mengutakan keluhan sakit yang dirasakannya kepada kakak
serta kakak yang
31
terkadang berkerja diluar ruang menyebabkan kedekatan dengan keluarga cukup
optimal
(3) APGAR tentang Growth dimana dalam menghadapi persoalan yang menyangkut
penyakit Nn. P dimana komunikasi antar keluarga cukup baik, penghasilan keluarga
ny.P yang tergolong menengah kebawah. Dalam kebutuhan sehari-hari keluarga
(kakak) hanya bisa mencukupi makan dengan lauk seadanya seperti tahu tempe dan
sayur jarang makan-makanan daging.
31
(2) Cultural (budaya) yaitu kualitas kebanggaan Nn.P dan keluarga terhadap budaya
yang ditunjukkan dengan sikap dan perilaku sesuai tata krama, adat dan budaya
yang berlaku di masyarakat sekitar.
32
(1) Religius (Agama)yaitu kualitas ibadah pada suatu agama dari Nn.P dan keluarga
yang ditunjukkan dengan intensitas peribadatan utama (wajib) yang dilakukan
baik dalam keluarga maupun bersama masyarakat (jemaah).
(2) Economic (Ekonomi) yaitu penggolongan masyarakat menurut derajat ekonomi
(tingkat penghasilan keluarga) yang secara kualitatif dikelompokkan menjadi
ekonomi tingkat atas, menengah dan bawah.
(3) Education(pendidikan) yaitu penggolongan masyarakat secara kualitatif menurut
tingkat pendidikan terakhir yang umumnya diraih oleh kepala keluarga, yang
distratakan menjadi tingkat pendidikan tinggi, menengah dan rendah.
(4) Medical (medis) yaitu derajat pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
seseorang (Nn.P).
Tabel IV.7: Temuan dan Tekanan Patologi Sosial Keluarga Nn.P menurut
Faktor SCREEM di Desa Tanjung Kenongo, Mojokerto.
Sosial Interaksi sosial yang baik antar Interaksi sosial Interaksi sosial Nn.P +
anggota keluarga juga dengan dengan keluarga memiliki
keterbatasan. Keluarga yang tempat
saudara partisipasi mereka
tinggal jauh jarang mengunjungi
dalam masyarakat. Nn.P selain itu kondisi sakitnya
menyebakan pasien jarang tidur
bersama .
32
jawa, tata krama dan membuat Nn.P yang masih tahap
penyembuhan
33
kesopanan dapat mengikuti pelajaran meskipun
melalui media sosial.
Religius Pemahaman agama masing Penerapan ajaran agama baik, hal ini -
masing anggota keluarga, serta dapat dilihat dari pasien dan keluarga
penerapan ajaran agama dalam menjalankan sholat 5 waktu dengan
kehidupan sehari hari, dan tepat waktu meskipun tidak bersama-
ibadah sesuai ajaran agama sama.
33
Medical Bagimana keluarga mencari Pasien menggunakan pelayanan +
pelayanan kesehatan dan kesehatan di Puskesmas dengan
bagaimana sistem kartu BPJS Kesehatan yang
pembiayaan apabila ada memadai. Akan tetapi karena
anggota keluarga yang harus kurangnya kunjungan rumah yg
berobat dilakukan oleh tenaga kesehatan
kepada pasien, membuat montoring
dan evaluasi terhadap kesehatan
pasien kurang optimal. Selain itu
juga berpengaruh terhadap edukasi
mengenai faktor resiko dan
penularan tuberkulosis.
Keterangan:
TPS : - artinya tidak ada tekanan (masalah) antara Nn.P dan keluarga
menyangkut SCREEM di masyarakat Desa Sumberbendo.
Hasil Analisis
Pasien dan keluarga yang tinggal di desa sumberbendo, Mojokerto merasakan
sedikit mendapat tekanan dalam menghadapi fungsi patologi sosial terutama yang
menyangkut masalah sosial, ekonomi, edukasi dan medical. Interaksi sosial Interaksi
sosial Nn.P dengan memiliki keterbatasan. Keluarga yang tempat tinggal jauh jarang
mengunjungi Nn.P selain itu kondisi sakitnya menyebakan pasien jarang tidur bersama.
Tingkat pendidikan yang masih sekolah dari Nn. P kakak yang berkerja sebagai
pedagang perekonomian keluaraga tidak menentu setiap harinya, untuk makan sehari-hari
pasien lebih banyak mengonsumi sayur dan tahu tempe. Selain itu kurangnya kunjungan
rumah yang dilakukan oleh tenaga kesehatan membuat monitorig dan evalusi terhadap
pola hidup dan juga penyakit yang diderita Nn.P kurang terkontrol dengan baik. Hal
34
ini juga berpengaruh terhadap kurangnya edukasi mengenai faktor resiko dan
Penularan
35
penyakit pada Nn.P. Namun didukung oleh intensitas pergaulan sosial yang saat
ini sekolah menerapkan sisitem daring membuat Nn.P tidak ketinggalan pelajaran
maupun dalam menjalankan ibadah secara berjemaah keterbatasan tersebut tidak
begitu dirasakan tertutama dalam mengatasi masalah penyakit yang diderita Nn.P.
A. Faktor Lingkungan
1. Lingkungan fisik/sanitasi rumah
Keluarga Nn.P tinggal di sebuah rumah padat pemukiman. Rumah memiliki
teras yang cukup sempit. Lantai rumah seluruhnya menggunakan keramik. Atap
rumah sudah menggunakan genteng. Dinding rumah dibagian ruang tamu, kamar
tidur, dapur dan kamar mandi terbuat dari tembok. Rumah terdiri dari ruang tamu, 2
kamar tidur dan memiliki tempat beribadah dimasing-masing kamar, 1 dapur dan 1
kamar mandi yang memiliki fasilitas jamban. Setiap ruangan dirumah pasien
memiliki jendela sehingga sinar matahari dapat masuk ke setiap ruangan di rumah
tersebut. Pasien dan keluarga menggunakan air pompa untuk memenuhi kebutuhan
mandi, cuci serta sebagai air untuk dikonsumsi. Air minum sehari-hari yang berasal
dari air pompa yang selalu dimasak hingga mendidih sebelum dikonsumsi. Dan
untuk memasak Ny.N sudah menggunakan kompor gas.
Keterangan :
35
Gambar IV.3: Denah Rumah Nn.P. (Sumber: Hasil Wawancara dan Survei Lokasi,
2021)
(2) Lingkungan
Dari kondisi perumahan dan permukiman dan fasilitas umum yang tersedia
lingkungan kehidupan masyarakat di sekitar keluarga Nn.P tergolong kelas
menengah kebawah.
C. Pelayanan Kesehatan
Akses pelayanan kesehatan Keluarga Nn.P cukup baik, karena pasien memiliki kartu
BPJS dan juga jarak rumah dengan Puskesmas bisa dikatakan lumayan dekat. Akan
36