Anda di halaman 1dari 30

BAB IV

HASIL IDENTIFIKASI FAKTOR KELUARGA DAN LINGKUNGAN

A. Faktor Keluarga
1. Struktur keluarga
Keluarga Nn.P termasuk keluarga Patriakal dimana yang dominan dan memegang
kekuasaan dalam keluarga adalah Tn.B

2. Bentuk keluarga
Bentuk Keluarga: Extended Family
Alamat lengkap : Desa Sumberbendo RT 006, Rw 002, Kecamatan Ngoro,
Kabupaten Mojokerto
Genogram Keluarga Nn.P (Lihat Gambar III.1)
Nn.P merupakan anak keempat dari empat bersaudara. Ayah dan ibu Nn.P sudah
meninggal. Hidup dengan Kakak dan keponakannya. Dalam satu rumah tinggal 5
orang anggota keluarga yaitu Nn.P dan kedua kakak dan dua keponakan

3. Pola interaksi keluarga


Pola interaksi antar anggota keluarga berjalan dengan baik (Lihat Gambar IV.1).
Interaksi antara pasien dengan saudaranya dan sebaliknya berjalan dengan baik
dalam suatu harmoni hubungan keluarga yang baik pula.

SAUDAR
A

PASIEN

Keterangan :

: Hubungan baik
: Hubungan tidak baik

19
Gambar IV.1: Diagram Pola Hubungan Interaksi antara Nn.P dan Anggota
Keluarganya yang Lain (Sumber: Informasi dari Nn. P, 2021).

1. Tingkah laku pasien dan anggota keluarga (metode pertanyaan sirkuler);


Metode menggunakan pertanyaan sirkuler ini berfungsi untuk mengetahui
siapa secara individual anggota keluarga yang mendukung atau menentang pasien
(Nn. P) apabila yang bersangkutan berbuat sesuatu baik yang merugikan atau
menguntungkan kesembuhan penyakitnya.
(1) Ketika pasien jatuh sakit apa yang harus dilakukan oleh keluarganya?
Jawab:
Pasien diantar kakaknya
(2) Ketika pasien seperti itu apa yang dilakukan anggota keluarga yang lain?
Jawab:
Ikut mendukung apa yang telah menjadi keputusan pasien serta memberikan
motivasi supaya cepat sembuh
(3) Jika butuh dirawat inap, izin siapa yang dibutuhkan?
Jawab:
Dibutuhkan izin dari kakaknya.
(4) Siapa anggota keluarga yang terdekat dengan pasien?
Jawab:
Anggota keluarga yang terdekat dengan pasien adalah kakak perempuannya.
(5) Selanjutnya siapa?
Jawab:
Selanjutnya adalah kakak laki – laki nya.
(6) Siapa yang secara emosional jauh dari pasien?
Jawab: tidak ada.
(7) Siapa yang selalu tidak setuju dengan pasien?
Jawab :
Tergantung situasinya, kalau yang merugikan atau memperparah keadaan
pasien, semua keluarga tidak setuju dengan kemauan pasien.

20
(1) Siapa yang biasanya tidak setuju dengan anggota keluarga lainnya?
Jawab :
Tidak ada.
Kesimpulan:
Keluarga pasien selalu mendukung hal-hal yang positif dan tidak setuju apabila
ada hal-hal negatif dan mengganggu kesehatan keluarganya. Hubungan antara
Nn.P dan keluarganya baik dan dekat.

B. Penyakit karena Faktor Genetik


Dari informasi Nn.P diperoleh keterangan bahwa tidak terdapat anggota keluarga
atau famili terdekat yang menderita sama seperti Nn.P (Lihat Gambar IV.2)

Gambar IV.2: Genogram Keluarga Nn.P (15 th) (Sumber: Keterangan Nn.P., 2021)

21
A. Fungsi Keluarga
1. Fisiologi keluarga (identifikasi dengan metode APGAR)
APGAR score (disesuaikan dengan Supriana, 2010)
Metode penilaian fisiologis keluarga adalah metode untuk mengetahui fungsi
keluarga secara kualitatif dalam menanggapi, menerima atau menilai kehadiran
penderita (Nn.P) sebagai anggota keluarga tentang:
(1) Adaptation (adaptasi) yaitu kualitas penerimaan anggota keluarga dalam
menerima kenyataan bahwa yang bersangkutan (Nn.P) sedang mengalami
tuberkulosis. Kualitas tersebut menyangkut : tingkat penerimaan keluhan dan
tingkat dukungan/motivasi anggota keluarga dalam kesembuhan/ mengatasi
penyakitnya.
Tabel IV.1: APGAR tentang Adaptation (Pernyataan Anggota Keluarga thd
Keadaan dan Perilaku Nn.P)

No. Pernyataan anggota keluarga thd keadaan dan Ya Ka- Tdk


perilaku Nn.P. dang
2

1. Ikhlas menerima atas beban akibat Ny.N sakit √


tuberculosis

2 Memotivasi Nn.P dalam hal mengonsumsi √


makanan bergizi.

3 Memotivasi Nn.P.dalam hal mengatur frekuensi √


makan.

4 Memotivasi Nn.P.dalam berolahraga. √

5 Mengingatkan Nn.P.untuk rutin minum obat √

6 Memotivasi Nn.P.bila waktunya kontrol ke √


yankes.

22
7 Bersedia mengantar Nn.P. untuk kontrol ke √
yankes

8 Menerima bila Nn.P. Kurang menjaga √


kebersihan

9 Tidak menerima keluhan bila Nn.P.. bosan √


minum obat.

23
10 Tidak menerima keluhan saat Nn.P. malas √
beraktivitas fisik

Skor total 8 6

Jawaban Ya diberi skor = 2, kadang-2 skor = 1 dan tidak skor = 0.


Berilah nilai :
- Nilai 2 (menerima) bila nilai pernyataan keluarga > 15 (>75%)
- Nilai 1 (kurang menerima) bila nilai pernyataan keluarga 12 -15
(60-75%)
- Nilai 0 (tidak menerima) bila nilai pernyataan keluarga < 12
(<60%)
Skor total =14 diberi nilai 1 artinya anggota keluarga kurang
menerima keluhan Nn.P.

(1) Partnership (kerjasama) yaitu kualitas kerjasama (harmonisasi) antara anggota


keluarga dalam mengatasi setiap masalah penyakit Nn.P.
Tabel IV.2: APGAR tentang Partnership (Pernyataan Kesepakatan
Bersama antar Anggota Keluarga terhadap Perilaku Nn.P).

No. Pernyataan harmonisasi (kesepakatan Ya Ka- Tdk


bersama) antar anggota keluarga terhadap dang
perilaku Nn.P. 2

1. Keluarga sepakat atas beban akibat Nn.P. √


Tuberkulosis

2 Kesepakatan bila Nn.P.tidak mengonsumsi √


makanan bergizi.

3 Kesepakatan bila Nn.P..tidak bisa mengatur √


frekuensi makan.

4 Kesepakatan bila Nn.P.tidak rajin berolahraga. √

23
5 Kesepakatan bila Nn.P.rutin minum obat √

6 Kesepakatan bila Nn.P.rajin kontrol ke yankes. √

7 Kesepakatan bila Nn.P.jarang kontrol ke √


yankes

8 Kesepakatan bila Nn.P.Tidak menjaga √


kebersihan

9 Kesepakatan bila Nn.P.bosan minum obat. √

24
10 Kesepakatan bila Nn.P. rajin beraktivitas fisik √

Skor total 8 6 0

Jawaban Ya diberi skor = 2, kadang-2 diberi skor = 1 dan tidak


diberi skor = 0.
Kemudian berilah nilai :
- Nilai 2 bila skor pernyataan keluarga > 15 (harmonis) (>75%)
- Nilai 1 bila skor pernyataan keluarga 10 -15 (kurang harmonis)
(60-75%)
- Nilai 0 bila skor pernyataan keluarga < 10 (tidak harmonis) (<60%)
Skor total = 14 diberi nilai = 1 artinya keluarga kurang harmonis
menghadapi perilaku Nn.P.

(1) Growth (tingkat kedewasaan/kesabaran) menunjukkan tingkat kesabaran


anggota keluarga Nn.P.dalam menghadapi penyakitnya walaupun kadang
menganggu terutama dalam menjalankan aktivitas sehari-hari guna mengurus
kehidupan keluarganya.
Tabel IV.3: APGAR tentang Growth (Pernyataan Kedewasaan/ kesabaran
Anggota Keluarga terhadap Perilaku Nn.P).

No. Pernyataan kedewasaan/kesabaran anggota Ya Ka- Tdk


keluarga terhadap perilaku Nn.P. dang
2

1. Tidak terganggu atas beban akibat Nn.P.sakit √


eritema nudosum leprosum

2 Memahami saat Nn.P.tidak mengonsumsi √


makanan bergizi.

3 Memahami saat Nn.P.tidak bisa mengatur √


frekuensi makan.

24
4 Memahami saat Nn.P.tidak rajin berolahraga. √

5 Memahami saat Nn.P. tidak rutin minum obat √

6 Memahami saat Nn.P.malas kontrol ke yankes. √

7 Memahami saat Nn.P.tidak kontrol ke yankes √

8 Memahami saat Nn.P.tidak menjaga kebersihan √

9 Memahami saat Nn.P. bosan minum obat. √

25
10 Memahami saat Nn.P.rajin beraktivitas fisik √

Skor total 12 3 0

Jawaban Ya diberi skor = 2, kadang-2 diberi skor = 1 dan tidak


diberi skor = 0.
Kemudian berilah nilai :
- Nilai 2 bila skor pernyataan keluarga > 15 (sabar) (>75%)
- Nilai 1 bila skor pernyataan keluarga 10 -15 (kurang sabar) (60-
75%)
- Nilai 0 bila skor pernyataan keluarga < 10 (tidak sabar) (<60%)
Skor total = 15 diberi nilai = 1 artinya keluarga sabar menghadapi
perilaku Nn.P.

(1) Affection (hubungan kasih sayang) yaitu tingkat hubungan kasih sayang dalam
berinteraksi antara anggota keluarga dalam menghadapi perilaku Nn.P.
Tabel IV.4: APGAR tentang Affection (Pernyataan Kasih Sayang Anggota
Keluarga terhadap Perilaku Nn.P.).

No. Pernyataan kasih sayang anggota keluarga Ya Ka- Tdk


terhadap perilaku Ny.N dang
2

1. Sering menghibur atas keluhan akibat Nn.P.sakit √


tuberculosis

2 Sering menasihati bila Nn.P.tidak mengonsumsi √


makanan bergizi.

3 Sering menasihati bila Nn.P.tidak bisa mengatur √


frekuensi makan.

4 Sering mengingatkan dan mendorong bila √


Nn.P.tidak rajin berolahraga.

25
5 Sering mengingatkan bila Nn.P.tidak rutin √
minum obat

6 Sering mengingatkan bila Nn.P.malas kontrol ke √


yankes.

7 Sering mengingatkan Nn.P.bila sudah waktunya √


kontrol ke yankes

8 Sering menasihati bila Nn.P.tidak menjaga √

26
kebersihan

9 Sering mengingatkan bila Nn.P.bosan minum √


obat.

10 Sering memotivasi dan mendorong saat √


Nn.P.malas beraktivitas fisik

Skor total 12 4 0

Jawaban Ya diberi skor = 2, kadang-2 diberi skor = 1 dan tidak


diberi skor = 0.
Kemudian berilah nilai :
- Nilai 2 bila skor pernyataan keluarga > 15 (kasih sayang) (>75%)
- Nilai 1 bila skor pernyataan keluarga 10 -15 (kurang kasih sayang)
(60-75%)
- Nilai 0 bila skor pernyataan keluarga < 10 (tidak sayang) (<60%)
Skor total = 16 diberi nilai = 2 artinya keluarga tetap kasih dan
sayang menghadapi perilaku Nn.P.

(1) Resolve (kebersamaan) yaitu tingkat keterlibatan/kebersamaan anggota keluarga


Nn.P.dalam mengambil bagian pada setiap kesempatan untuk menghadapi
setiap masalah keluarga.
Tabel IV.5: APGAR tentang Resolve (Pernyataan Anggota Keluarga tentang
Kebersamaan dalam Membantu Mengatasi Penyakit Nn.P.).

No. Pernyataan anggota keluarga tentang Ya Ka- Tdk


kebersamaan dalam membantu mengatasi dang
penyakit Nn.P. 2

1. Saling membantu dalam mengatasi beban akibat √


Nn.P.sakit tuberculosis

2 Saling mengingatkan bila Nn.P.tidak √

26
mengonsumsi makanan bergizi.

3 Saling mengingatkan bila Nn.P.tidak bisa √


mengatur frekuensi makan.

4 Saling mengingatkan dan mendorong bila Nn.P. √

27
tidak rajin berolahraga.

5 Saling mengingatkan bila Nn.P. tidak rutin √


minum obat

6 Saling mengingatkan bila Nn.P.malas kontrol ke √


yankes.

7 Saling mengingatkan bila Nn.P.sudah waktunya √


kontrol ke yankes

8 Saling menasihati bila Nn.P.tidak menjaga √


kebersihan

9 Saling mengingatkan bila Nn.P.bosan minum √


obat.

10 Saling mendorong bila Nn.P.malas beraktivitas √


fisik

Skor total 10 5 0

Jawaban Ya diberi skor = 2, kadang-2 diberi skor = 1 dan tidak


diberi skor = 0.
Kemudian berilah nilai :
- Nilai 2 bila skor pernyataan keluarga > 15 (harmonis) (>75%)
- Nilai 1 bila skor pernyataan keluarga 10 -15 (kurang harmonis)
(60-75%)
- Nilai 0 bila skor pernyataan keluarga < 10 (tidak harmonis) (<60%)
Skor total = 15 diberi nilai = 1 artinya keluarga kurang harmonis
menghadapi perilaku Nn.P.

Mengevaluasi nilai APGAR (Fisiologi keluarga dalam menghadapi Nn.P.


sebagai pasien Tuberkulosis

27
Untuk mengevaluasi fungsi keluarga dalam menghadapi Nn.P. sebagai pasien
tuberkulosis dapat digunakan Tabel IV.6 untuk membantunya. Kriteria nilai
APGAR mempunya maksud sebagaimana kriteria sebagai berikut:

Kriteria nilai APGAR:

28
Nilai< 5 : Ada permasalahan peranan keluarga dalam menghadapi pasien
Nn.P.yang memerlukan intervensi (dipandang keluarga perlu bantuan dari pihak
luar dalam mengatasi masalah Nn.P.).

Nilai 6 – 7 : Permasalahan keluarga lebih ringan dan memerlukan intervensi

Nilai 8 – 10 : fungsi keluarga dalam keadaan baik dan tidak memerlukan


intervensi

Tabel IV.6: Temuan dan Nilai Fungsi Keluarga Nn.P menurut Metode
APGAR.

FAKTOR TEORI TEMUAN Skor


2 1 0
Bagaimana dukungan Pasien dalam √
dari keluarga apabila menghadapi penyakit
ada salah seorang ini sudah ikhlas dan
anggota keluarga menerima, keluarga
mengalami masalah, pasien juga menerima
Adaptation
terutama untuk keadaan pasien. Anak
masalah kesehatan. yang terkadang takut
Adakah saling untuk mengutakan
keterbukaan di dalam keluhan sakit yang
keluarga tersebut dirasakannya kepada
(Notoatmodjo, 2003). kakak yang terkadang
berkerja diluar ruang
menyebabkan
kedekatan dengan
keluarga cukup optimal
Partnershi Komunikasi yang Dalam menghadapi √
p terjalin antara anggota persoalan yang
keluarga. Apakah pada menyangkut penyakit
saat salah satu anggota Nn.P komunikasi antar
keluarga memiliki keluarga tingkat

28
masalah, terutama keharmonisannya

29
untuk masalah memiliki keterbatasan,
kesehatan, kakak yang sedang
didiskusikan bersama bekerja diluar
bagaimana menyebabkan anak
pemecahannya apabila ada kondisi
(Notoatmodjo, 2003). kesehatan yang dirasa
menganggu tidak
langsung
menyampaikan kepada
kakaknya, Nn.P
memilih untuk
mengatakan apabila
kakak sudah sampai
rumah dan juga
melihat kondisi apakah
kakak sedang ada
masalah atau tidak.
Apabila Nn.P merasa
kakak lagi ada masalah
Nn.P tidak berani
untuk mengatakan
keluhannya
Growth Apakah keluarga Keluarga pasien sabar √
tersebut dapat dlm menghadapi
memenuhi kebutuhan- penyakit pasien.
kebutuhannya Penghasilan keluarga
(Notoatmodjo,2003). Nn.P yang tergolong
menengah kebawah.
Dalam kebutuhan
sehari-hari keluarga
hanya bisa mencukupi
makan dengan lauk

29
30
seadanya seperti tahu
tempe dan sayur jarang
makan-makanan
daging
Affection Hubungan kasih Seluruh keluarga
sayang dan interaksi menyayangi pasien dan
antar anggota keluarga tidak mengeluh atas √

(Notoatmodjo, 2003). keadaan pasien


Resolve Kepuasan di dalam Kebersamaan keluarga √
keluarga akan waktu dalam menghadapi
dan kebersamaan yang keadaan pasien kurang,
diluangkan oleh hal ini karena kakak
masing-masing pasien yang terkadang
anggota keluarga bagi berkerja di luar rumah.
keluarganya
(Notoatmodjo, 2003).
Total Skor 6

Kriteria :

Skor < 5 : Ada permasalahan dalam keluarga yang memerlukan intervensi

Skore 6 – 7: Permasalahan keluarga lebih ringan dan memerlukan intervensi

Skor 8 – 10: Fungsi keluarga dalam keadaan baik dan tidak memerlukan
intervensi

Hasil Analisis dan temuan:

Total dari nilai APGAR keluarga Nn.P adalah 6. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi
fisiologis keluarga Nn.P dalam keadaan kurang baik dan perlu intervensi, terdapat
beberapa hal yang harus diperhatikan antar lain sebagai berikut:

(1) APGAR tentang Adaptation, Pasien dalam menghadapi penyakit ini sudah
ikhlas dan menerima, keluarga pasien juga menerima keadaan pasien. Anak yang

30
terkadang takut untuk mengutakan keluhan sakit yang dirasakannya kepada kakak
serta kakak yang

31
terkadang berkerja diluar ruang menyebabkan kedekatan dengan keluarga cukup
optimal

(2) APGAR Patrhnership, Dalam menghadapi persoalan yang menyangkut penyakit


Nn.P komunikasi antar keluarga tingkat keharmonisannya memiliki keterbatasan,
kakak yang sedang bekerja diluar menyebabkan anak apabila ada kondisi kesehatan
yang dirasa mengganggu tidak langsung menyampaikan kepada kakaknya, Nn.P
memilih untuk mengatakan apabila kakak sudah sampai rumah dan juga melihat
kondisi apakah kakak sedang ada masalah atau tidak. Apabila Nn.P merasa kakak
lagi ada masalah Nn.P tidak berani untuk mengatakan keluhannya

(3) APGAR tentang Growth dimana dalam menghadapi persoalan yang menyangkut
penyakit Nn. P dimana komunikasi antar keluarga cukup baik, penghasilan keluarga
ny.P yang tergolong menengah kebawah. Dalam kebutuhan sehari-hari keluarga
(kakak) hanya bisa mencukupi makan dengan lauk seadanya seperti tahu tempe dan
sayur jarang makan-makanan daging.

(4) APGAR tentang Resolve dimana kebersamaan keluarga dalam menghadapi


keadaan pasien kurang, hal ini karena kakak pasien yang terkadang berkerja di luar
rumah.

1. Patologi lingkungan keluarga (Identifikasi patologi lingkungan dengan metode


SCREEM)
Metode SCREEM digunakan untuk mengidentifikasi adanya kendala yang dihadapi
keluarga pasien (Nn.P) yang menyangkut persoalan interaksi Social, penerimaan
Cultural, agama (Religious), tingkat Economi, tingkat pendidikan (Education)
serta tingkat pelayanan Medis (Medical)tentu saja yang terkait dengan penyakit
Nn.P.
(1) Social (kendala sosial) yaitu kualitas keterlibatan Nn.P beserta keluarga pada
kegiatan-kegiatan masyarakat sekitar yang ditunjukkan dengan intensitas
partisipasi terhadap kegiatan-kegiatan tersebut.

31
(2) Cultural (budaya) yaitu kualitas kebanggaan Nn.P dan keluarga terhadap budaya
yang ditunjukkan dengan sikap dan perilaku sesuai tata krama, adat dan budaya
yang berlaku di masyarakat sekitar.

32
(1) Religius (Agama)yaitu kualitas ibadah pada suatu agama dari Nn.P dan keluarga
yang ditunjukkan dengan intensitas peribadatan utama (wajib) yang dilakukan
baik dalam keluarga maupun bersama masyarakat (jemaah).
(2) Economic (Ekonomi) yaitu penggolongan masyarakat menurut derajat ekonomi
(tingkat penghasilan keluarga) yang secara kualitatif dikelompokkan menjadi
ekonomi tingkat atas, menengah dan bawah.
(3) Education(pendidikan) yaitu penggolongan masyarakat secara kualitatif menurut
tingkat pendidikan terakhir yang umumnya diraih oleh kepala keluarga, yang
distratakan menjadi tingkat pendidikan tinggi, menengah dan rendah.
(4) Medical (medis) yaitu derajat pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
seseorang (Nn.P).
Tabel IV.7: Temuan dan Tekanan Patologi Sosial Keluarga Nn.P menurut
Faktor SCREEM di Desa Tanjung Kenongo, Mojokerto.

FAKTO TEORI TEMUAN PATHOLOGY TPS


R SOSIAL

Sosial Interaksi sosial yang baik antar Interaksi sosial Interaksi sosial Nn.P +
anggota keluarga juga dengan dengan keluarga memiliki
keterbatasan. Keluarga yang tempat
saudara partisipasi mereka
tinggal jauh jarang mengunjungi
dalam masyarakat. Nn.P selain itu kondisi sakitnya
menyebakan pasien jarang tidur
bersama .

Cultural Kepuasan atau kebanggaan Kepuasan atau kebanggaan terhadap -


terhadap budaya baik, hal ini budaya baik, hal ini dapat dilihat dari
dapat dilihat dari pergaulan kegiatan sehari-hari baik dalam
sehari-hari baik dalam keluarga maupun di lingkungan,
keluarga maupun di banyak tradisi budaya yang masih
lingkungan, banyak tradisi diikuti. Pasien menggunakan bahasa
budaya yang masih diikuti. jawa, tata krama dan kesopanan.
Sering mengikuti acara-acara Selain itu akibat dari adanya
yang bersifat hajatan, sunatan, pandemi kegiatan bersekolah diganti
dll. Menggunakan bahasa dengan dengan daring/romm wa

32
jawa, tata krama dan membuat Nn.P yang masih tahap
penyembuhan

33
kesopanan dapat mengikuti pelajaran meskipun
melalui media sosial.

Religius Pemahaman agama masing Penerapan ajaran agama baik, hal ini -
masing anggota keluarga, serta dapat dilihat dari pasien dan keluarga
 
penerapan ajaran agama dalam menjalankan sholat 5 waktu dengan
kehidupan sehari hari, dan tepat waktu meskipun tidak bersama-
ibadah sesuai ajaran agama sama.

Ekonomi Bagaimana golongan ekonomi Ekonomi keluarga Nn.P tergolong +


keluarga tersebut, pemenuhan menengah ke bawah, kakak yang
kebutuhan sehari hari,serta bekerja sebagai pedagang membuat
skala prioritas pemenuhan perekonomian keluarga tidak
kebutuhan hidup keluarga menentu setiap harinya, untuk makan
sehari-hari pasien lebih banyak
mengonsumsi sayur dan tahu tempe

Edukasi Bagaimana pendidikan masing Pendidikan Nn.P yang masih siswa +


masing anggota keluarga, SMA, serta pendidikan orang tua
bagaimana pengetahuan Nn.P yang cukup membuat mereka
masing masing anggota kurang mengetahui faktor resiko dan
keluarga, terutama yang penularan tuberkulosis. Selain itu
mengalami masalah kesehatan kurangnya edukasi mengenai
tersebut tentang penyakitnya, penyakit tuberkulosis, menyebabkan
serta fasilitas kesehatan yang Nn.P hingga saat ini jarang
dimiliki perihal kesehatan menggunakan masker, tidak pernah
berobat selama sakit dan terkadang
jarang melalukan antivitas fisik

33
Medical Bagimana keluarga mencari Pasien menggunakan pelayanan +
pelayanan kesehatan dan kesehatan di Puskesmas dengan
bagaimana sistem kartu BPJS Kesehatan yang
pembiayaan apabila ada memadai. Akan tetapi karena
anggota keluarga yang harus kurangnya kunjungan rumah yg
berobat dilakukan oleh tenaga kesehatan
kepada pasien, membuat montoring
dan evaluasi terhadap kesehatan
pasien kurang optimal. Selain itu
juga berpengaruh terhadap edukasi
mengenai faktor resiko dan
penularan tuberkulosis.

Keterangan:

*) Tekanan Patologi Sosial

TPS : - artinya tidak ada tekanan (masalah) antara Nn.P dan keluarga
menyangkut SCREEM di masyarakat Desa Sumberbendo.

TPS : + artinga Nn.P dan keluarga ada hambatan/tekanan/masalah


menyangkut SCREEM di masyarakat Desa Sumberbendo.

Hasil Analisis
Pasien dan keluarga yang tinggal di desa sumberbendo, Mojokerto merasakan
sedikit mendapat tekanan dalam menghadapi fungsi patologi sosial terutama yang
menyangkut masalah sosial, ekonomi, edukasi dan medical. Interaksi sosial Interaksi
sosial Nn.P dengan memiliki keterbatasan. Keluarga yang tempat tinggal jauh jarang
mengunjungi Nn.P selain itu kondisi sakitnya menyebakan pasien jarang tidur bersama.
Tingkat pendidikan yang masih sekolah dari Nn. P kakak yang berkerja sebagai
pedagang perekonomian keluaraga tidak menentu setiap harinya, untuk makan sehari-hari
pasien lebih banyak mengonsumi sayur dan tahu tempe. Selain itu kurangnya kunjungan
rumah yang dilakukan oleh tenaga kesehatan membuat monitorig dan evalusi terhadap
pola hidup dan juga penyakit yang diderita Nn.P kurang terkontrol dengan baik. Hal

34
ini juga berpengaruh terhadap kurangnya edukasi mengenai faktor resiko dan
Penularan

35
penyakit pada Nn.P. Namun didukung oleh intensitas pergaulan sosial yang saat
ini sekolah menerapkan sisitem daring membuat Nn.P tidak ketinggalan pelajaran
maupun dalam menjalankan ibadah secara berjemaah keterbatasan tersebut tidak
begitu dirasakan tertutama dalam mengatasi masalah penyakit yang diderita Nn.P.

A. Faktor Lingkungan
1. Lingkungan fisik/sanitasi rumah
Keluarga Nn.P tinggal di sebuah rumah padat pemukiman. Rumah memiliki
teras yang cukup sempit. Lantai rumah seluruhnya menggunakan keramik. Atap
rumah sudah menggunakan genteng. Dinding rumah dibagian ruang tamu, kamar
tidur, dapur dan kamar mandi terbuat dari tembok. Rumah terdiri dari ruang tamu, 2
kamar tidur dan memiliki tempat beribadah dimasing-masing kamar, 1 dapur dan 1
kamar mandi yang memiliki fasilitas jamban. Setiap ruangan dirumah pasien
memiliki jendela sehingga sinar matahari dapat masuk ke setiap ruangan di rumah
tersebut. Pasien dan keluarga menggunakan air pompa untuk memenuhi kebutuhan
mandi, cuci serta sebagai air untuk dikonsumsi. Air minum sehari-hari yang berasal
dari air pompa yang selalu dimasak hingga mendidih sebelum dikonsumsi. Dan
untuk memasak Ny.N sudah menggunakan kompor gas.

Keterangan :

35
Gambar IV.3: Denah Rumah Nn.P. (Sumber: Hasil Wawancara dan Survei Lokasi,
2021)

1. Lingkungan sosial, ekonomi dan budaya

(1) Ekonomi dan sosial


Dipandang dari segi ekonomi, pasien ini termasuk keluarga ekonomi kebawah.
Orang tua pasien yang dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari masih belum
memiliki pengahsilan menenap membuat dalam pemenuhan sehari-hari masih
dirasa sedikit kurang. Tingkat pendidikan yang rendah menjadi penyebab
kurangnya akses informasi yang diperoleh Nn.P sehingga tidak mampu
memahami tentang faktor resiko dan penularan penyakit. Dikarenakan pandemi
sekolah Nn.P menerapkan sistem daring yang membuat Nn.P masih dapat
berinteraksi dengan guru dan teman serta mengikuti pelajaran dengan baik.

(2) Lingkungan
Dari kondisi perumahan dan permukiman dan fasilitas umum yang tersedia
lingkungan kehidupan masyarakat di sekitar keluarga Nn.P tergolong kelas
menengah kebawah.

B. Faktor Perilaku Keluarga


Nn.P adalah seorang perempuan dimana statusnya yang masih pelajar. Nn.P tinggal
bersama keluarganya yang terdiri dari kakak dan keponakan. Dikarenakan kakak yang
berkerja diluar membuat Nn.P memiliki sedikit waktu bersama keluarga. Nn.P yang
terkadang gejala penyakitnya muncul (Batu-batuk) jarang mengeluh apa yang ia rasakan
kepada keluarga dikarenakan kakak yang berkerja. Tak jarang apabila kakak Nn.P
memiliki waktu senggang beliau mengantarkan Nn.P untuk berobat ke puskesmas.

C. Pelayanan Kesehatan
Akses pelayanan kesehatan Keluarga Nn.P cukup baik, karena pasien memiliki kartu
BPJS dan juga jarak rumah dengan Puskesmas bisa dikatakan lumayan dekat. Akan

36

Anda mungkin juga menyukai