Anda di halaman 1dari 25

Identitas Pasien

Nama : Ny. N

Umur : 66 tahun

Alamat : Jl. Tanjung Dapura

Suku/agama: Makassar/Islam

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Penyakit :- Diabetes Melitus tipe 2

- Hipertensi

- Arthritis
Deskripsi kasus

– Ny. N , 66 tahun datang dengan keluan sering merasa lemas dan nafsu makan
meningkat.
– Pasien mempunyai Diabetes Mellitus (DM) dan Hipertensi (HT) yang diketahui
bersamaan sejak 10 tahun yang lalu.
– Pasien di diagnosa DM dan HT secara bersamaan di Puskesmas Cendrawasih
dengan hasil cek GDP ≥126mg/dl dan tekanan darah 140/100mmHg pada
beberapa kali pemeriksaan.
– Saat in rutin meminum tiga macam obat antidiabetes iaitu Glimapirid ,
metformin dan akarbose. Satu macam obat anti hipertensi Amlodipine 5mg.
– Riwayat merokok dan riwayat minum alkohol tidak ada.
– Riwayat penyakit jantung, alergi maupun asma disangkal.
– Riwayat penyakit diabetes dalam keluarga disangkal namun
– Riwayat penyakit hipertensi yang sama dalam keluarga ada yaitu kedua orang
tua pasien yang sudah meninggal juga memiliki riwayat hipertensi.
– Suami pasien sudah meninggal dan menderita kanker prostat sejak 17 tahun
lalu.
– Anak laki-laki pasien menderita DM sejak 2 tahun lalu dan rutin minum obat.
Pemeriksaan Fisik

– Dari hasil pemeriksaan fisik control terakhir menurut pasien , didapatkan


keadaan umum baik, compos mentis, sakit ringan.
– Status generalis dalam batas normal.
– Status gizi pasien berlebih dengan berat badan 69 kg dan tinggi badan 150 cm
(BMI : 30.67).
– Status lokalis dalam batas normal.
– Pemeriksaan GDS 325mg/dl. Tekanan darah 120/80mmHg
– Ny. N merupakan anak pertama dari 2 bersaudara.
– Kedua orang tua Ny. N telah meninggal dunia.
– Pasien memiliki 1 orang anak laki-laki serta 2 orang cucu perempuan.
– Saat ini pasien tinggal bersama anak laki-lakinya yang juga menderita DM,
menantunya dan dua orang cucu perempuanya.
– Alamat rumah terletak di jalan tanjung dapura
Family
Genogram
Family APGAR
     
    Sering/ Selalu Jarang/
No. Pernyataan (2) Kadang- kadang
(1) Tidak
(0)
   
1 √    
Saya puas bahwa saya dapat kembali kepada keluarga saya, bila saya
menghadapi masalah
   
     
2 Saya puas dengan cara keluarga saya membahas serta membagi masalah  √
dengan saya
   
       
3 Saya puas bahwa keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya √
melaksanakan kegiatan dan ataupun arah hidup yang baru

   
     
4 Saya puas dengan cara keluarga saya menyatakan rasa kasih sayang dan √ 
menanggapi emosi
   
   
5 Saya puas dengan cara keluarga saya membagi waktu bersama √
   
       
Total 10

Hasil : 10 dari total 10 yang mengindikasikan fungsi keluarga yang baik (highly functional family).
AKSIS DIAGNOSIS HOLISTIK
Aksis 1 : Diagnosis Aspek Personal

 Alasan Kedatangan

Nafsu makan meningkat, sering merasa lemas.

 Harapan

Gula darahnya terkontrol dan tidak terjadi komplikasi akibat penyakitnya.

 Persepsi

Penyakitnya diakibatkan oleh gaya hidupnya selama ini dan paham akan
pentingnya minum obat teratur.

 Upaya

Pengaturan pola hidup, diet dan minum obat secara teratur


Aksis 2 : Diagnosis Klinis

 Diagnosa Klinis 1 : Diabetes Melitus (E11.9)

 Diagnosa Klinis 2 : Hipertensi (I10)

 Diagnosa Klinis 3 : Arthritis (M13)


Aksis 3 : Diagnosis Faktor Resiko Internal

 Genetik
Terdapat bukti hubungan genetik dari keluarga pasien yaitu orang
tuanya yang mengalami penyakit Hipertensi. Anak laki-lakinya
mempunyai DM
 Kondisi Biologis
Terdapat faktor resiko yaitu usia dan berat badan berlebih
 Gaya hidup
Pasien gemar memakan makanan gorengan dan kueh.
 Kondisi Psikologis
Pasien bersikap positif tentang penyakit yang dialami dan sentiasa
kontrol
Aksis 4 : Diagnosis Faktor Resiko Eksternal

 Ekonomi
Segi ekonomi tidak terdapat masalah untuk pengobatan karena
semua obat yang pasien konsumsi, ditanggung oleh pemerintah
 Lingkungan Keluarga
Adanya  keinginan  keluarga  untuk  memotivasi  pasien  dengan 
cara  mengingatkanpasien untuk kontrol  dan  untuk  minum  obat.
 Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial pasien dengan keluarga dan masyarakat
sekitar baik
 
Aksis 5: Skala Fungsional

 Skala 1
Dapat menjalani aktifitas seharian
seperti sebelum sakit
BUDAYA

Mandala of Health
KOMUNITAS
Menjadi kader di posyandu berdekatan

GAYA HIDUP
Pola makan kurang sehat
LINGKUNGAN PSIKOSOSIAL &
Aktivitas fisik kurang
EKONOMI
Hubungan dengan keluarga dan
PERILAKU KESEHATAN
KELUARGA tetangga baik
Menjaga pola makan yang baik
Pasien bersikap positif tentang
Berobat ke puskesmas jika ada Keluarga yang suportif
penyakit yang dialami dan sentiasa
keluhan
control. Keadaan ekonomi yang
Keluhan sering cukup
Rutin kontrol obat
merasa lemas
Nafsu makan  
PELAYANAN KESEHATAN
meningkat LINGKUNGAN PEKERJAAN
Asuransi kesehatan (BPJS)
Pemeriksaan kesehatan di Pasien adalah seorang ibu
posyandu atau puskesmas rumah tangga

FAKTOR BIOLOGI LINGKUNGAN FISIK


66 tahun Tidak dilakukan pemeriksaan
Keluarga dengan penyakit yang tetapi menurut pasien ruang
sama (Hipertensi) rumah yang selesa
Diskusi

– Ny. N usia 66 tahun didapati menderita Diabetes Mellitus dan Hipertensi sejak usia
56 tahun munculnya gejala sering merasa lemas dan nafsu makannya meningkat.
– Akeluhan klasik DM yaitu poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan
yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Keluhan lain adanya lemah badan, kesemutan,
gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulva pada wanita.
(Soelistijo et al., 2015)
– Pasien di diagnosa DM dan HT secara bersamaan di Puskesmas Cendrawasih dengan
hasil cek GDP ≥126mg/dl dan tekanan darah 140/100mmHg pada beberapa kali
pemeriksaan.
DIAGNOSIS

Diagnosis hipertensi ditegakkan bila TDS ≥140 mmHg dan/atau TDD ≥90
mmHg pada pengukuran di klinik atau fasilitas layanan kesehatan. (PERHI,
2019)
– Pasien banyak konsumsi minuman dengan pemanis dan makan makanan yang
bergoreng.
– Aktifias pasien hanya memasak dan mengasuh cucu. Pasien hanya mengikuti
senam pagi di puskesmas.
– Seseorang yang tidak mampu mengatur pola makan dalam makanan sehari-
hari, akan lebih mudah terkena penyakit dibandingkan yang berhati-hati dalam
mengkonsumsi makanan. Makan yang berlebihan menyebabkan gula dan lemak
dalam tubuh menumpuk secara berlebihan sehingga meningkatkan risiko
terjadinya penyakit diabetes mellitus. (Wardiah, 2016)
Resiko terjadinya diabetes melitus dan hipertensi meningkat dengan
- bertambahnya usia (>45 tahun),
- obesitas
- kurangnya aktivitas fisik
- kecenderungan genetik atau riwayat keluarga dengan diabetes. (American Diabetes
Association, 2019) ( PERHI, 2019)

Saat ini pasien mengonsumsi tiga macam jenis obat untuk mengontrol glukosa darahnya yaitu
Glimapirid , metformin dan akarbose dan untuk control tekanan darahna pasien minum amlodipine.
Edukasi

– Dokter memainkan peran mengedukasikan pasien tentang penyakit yang


dialami supaya tidak terjadinya komplikasi yang tidak diingini.
– Ada pentingnya juga mengedukasikan keluarga pasien agar kewaspadaan
terhadap penyakit yang dialami oleh pasien itu lebih meningkat.
– mengedukasi kan tentang pola hidup dengan menjaga makan dan berolahraga.
Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani dilakukan secara secara teratur
sebanyak 3-5 kali perminggu selama sekitar 30-45 menit, dengan total 150
menit perminggu. Jeda antar latihan tidak lebih dari 2 hari berturut-turut.
(Soelistijo et al., 2015)
Kesimpulan

– Kasus DM dan HT pada pasien Ny. N (66 tahun) ini diberikan intervensi
menggunakan edukasi sebagai peranan yang paling penting agar persepsi terhadap
penyakitnya dipahami secara komprehensif.
– Tidak hanya pasien sendiri, edukasi melibatkan seluruh anggota keluarga juga orang-
orang di lingkungan sekitar dalam upaya meningkatkan pengendalian DM, dimulai dari
– gaya hidup yang aktif
– penyediaan makanan yang mendukung diet DM serta
– pengawasan konsumsi obat oral.
– Dorongan kepada pasien untuk mengecekan kondisi gula darah dan pemeriksaan organ
lainnya sangat penting menghindari komplikasi yang dapat membahayakan pasien

Anda mungkin juga menyukai