BAB V
Dari hasil analisis mengenai karakteristik perilaku pasien dan keluarga yang
terdapat dalam “bentuk keluarga”, pola interaksi, pertanyaan sirkuler, identifikasi
informasi penyakit genetik, fisiologi keluarga (metode APGAR), patologi
lingkungan keluarga (metode SCREEM) maupun faktor-faktor risiko tentang faktor
perilaku, faktor lingkungan (fisik, sosial dan ekonomi) dan faktor pelayanan
kesehatan, maka dapat dirumuskan sebagai temuan masalah yang terkait dengan Nn.P
dan keluarga serta masyarakat sekitar yang kemudian divisualisasikan dalam bentuk
diagram Blum(Lihat Gambar V.1).
37
A. Temuan Masalah
1. Masalah Aktif (individu pasien):
1) Nn.P sedang dalam proses penyembuhan tuberkulosis.
2) Nn.P. Tidak memahami tentang faktor resiko apabila tidak minum obat secara
teratur dan faktor resiko penularan penyakitnya.
2) Lingkungan sosial
4) Interaksi pasien dengan keluarga yang cukup baik dikarenakan kondisi pasien
yang saat ini sedang pengobatan tuberkulosis mengakibatkan Nn.P jarang tidur
bersama.
38
A. Analisis
Gambar V.1: Diagram Faktor Risiko Tuberkulosis dari Nn.P. (Modifikasi Diagram
HL Blum).
1. Faktor lingkungan
1) Tingkat pendidikan masyarakat yang rendah. Masyarakat dengan tingkat
pendidikan yang umumnya masih rendah tidak mengetahui tentang bahayanya
penularan tuberkulosis yang dapat ditularkan serta faktor resiko kecacatan yang
dapat terjadi.
2) Dukungan dari lingkungan internal/keluarga dan masyarakat yang masih
belum optimal untuk menjaga pola hidup sehat. Hal ini juga dikarenakan
sekolah Nn.P yang menerapkan sistem daring membuat siswanya hanya dapat
berinterksi melalui media sosial. Serta penghasilan keluaraga yang tidak
menentu menjadi salah satu faktor kurang optimalnya lingkungan.
39
1. Faktor Perilaku
(1) Faktor perilaku dilatar belakangi oleh faktor pendidikan pasien yang kurang.
Hal ini menyebabkan kurangnya informasi terkait dengan ilmu kesehatan yang
didapatkan oleh pasien dan keluarga khusnya mengenai bahayanya penularan
tuberkulosis yang dapat ditularkan serta faktor resiko yang dapat terjadi.
(2) Pengetahuan yang rendah tentang bahayanya penularan tuberkulosis yang
dapat ditularkan serta faktor resiko yang dapat terjadi dan komplikasinya
ditunjukan dengan perilaku pasien yang berkaitan dengan aktivitas dan gaya
hidup yang kurang optimal seperti jarang menggunakan masker, kuragnya
makanan yang sehat, minum obat tidak teratur dan tidak pernah olaraga. Hal
demikian akan membawa pasien kepada faktor risiko teganggunya proses
penyembuhan.
a. Kurangnya intensitas edukasi dan konseling terhadap pasien dan keluarga pasien
yang hanya terbatas pada saat kunjungan ke fasilitas kesehatan/ Puskesmas,
maka masalah perilaku pasien yang kurang bisa menahan diri terhadap
kebiasaan yang merugikan perkembangan penyakitnya menjadi sulit terkendali
dan memperbesar risiko terjadinya dan penularan penyakit.
b. Kurangnya monitoring dan evaluasi terhadap pasien tuberkulosis memperbesar
kemungkinan terjadinya komplikasi karena tidak diketahui perkembangan
penyakitnya.
c. Kunjungan rumah belum optimal, hal ini sama dengan kurangnya monitoring
dan evaluasi terhadap pasien. Membuat komunikasi tenaga kesehatan dan pasien
berkurang. Komunikasi tenaga kesehatan dan pasien terbatas pada waktu
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit dan Puskesmas.
40
A. Pembahasan
Tabel V.1. Tabel daftar permasalahan kesehatan menurut konsep H. L. Blum
MASALAH
No. PARAMETER
A B C
41
1. Prevalence 7 8 8
2. Severity 4 8 7
3. Rate % increase 5 8 7
4. Degree of unmeeted 7 9 7
5. Social benefit 7 9 7
6. Public concern 7 9 7
8. Resources availability 8 7 7
Jumlah 52 65 57
Dari hasil scoring diatas, didapatkan urutan prioritas masalah sebagai berikut
Dalam mengatasi masalah Nn.P (15 tahun) dengan status sebagai pasien
tuberkulosis yang tinggal di tengah-tengah masyarakat Desa Sumberbendo, Kabupaten
Mojokerto dapat ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut:
42
Pola hidup dapat dikatakan sebagai suatu model yang menjadi kebiasaan yang
dilakukan seseorang dalam kehidupan sehari-hari seperti pola mengalokasikan
waktu dan pola melakukan kegiatan fisik.
menular. TBC paru mudah menginfeksi pengidap HIV AIDS , orang dengan
status gizi buruk dan dipengaruhi oleh daya tahan tubuh seseorang. Penularan
TBC paru terjadi ketika penderita TBC paru BTA positif bicara, bersin atau
udara dan terdapat ±3000 percikan dahak yang mengandung kuman. Kuman
TBC paru menyebar kepada orang lain melalui transmisi atau aliran udara
(droplet dahak pasien TBC paru BTA positif) ketika penderita batuk atau
obat secara teratur hingga 6 bulan. Selain berdampak pada individu juga
Tak jarang penderita TBC mengalami mual, muntah, dan kram di bagian perut
untuk menyembuhkan penyakit ini bisa berlangsung hingga hampir satu tahun.
43
a) Memberikan penjelasan apabila terdapat keluhan segera periksa kembali
Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien tentang cara penularan
tuberculosis dan cara mencegah penularan tersebut dengan menghindari kontak
langsung, etika batuk/bersin yang benar, serta memakai masker, dan ventilasi
rumah yang baik..
c) Memakai Masker
2. Pengobatan Penyembuhan
44
Adapun permasalahan yang ditemukan dalam diri pasien dan keluarganya
sebagai berikut menjadi pendorong tentang pentingnya pemberian edukasi yaitu
yang
45
menyangkut (1) tingkat pendidikan yang rendah, (2) Tingkat pemahaman
tentang penularan dan faktor resiko yang masih rendah, (3) pola kebiasaan seperti
tidak munggunakan masker (4) olaaraga yang kurang (5) kurangnya makan-
makanan bergizi.
45
a. Mengubah tingkah laku
Tingkah laku yang masih berkaitan dengan faktor lamanya tingkat
penyembuhan diakibatkan oleh karena pasien sering melakukan aktivitas berat
tanpa adanya istirirahat yang mencukupi.
46