Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KEPERAWATAN KOMUNITAS II

NS. MICHELLE J.KAIRUPAN, S.KEP., M.KES

Petunjuk untuk menjawab soal: Jawablah pertanyaan dibawah yang menurut anda benar
dan sertakan alasan/rasional mengapa anda memilih jawaban tersebut.

1. Perawat melakukan pengkajian disuatu RW dengan membuat peta lingkungan dan


menggambarkan lokasi tempat berkumpulnya warga, fasilitas ibadah, tempat bermain anak,
sekolah serta lingkungan yang beresiko menimbulkan masalah kesehatan di masyarakat. Apakah
metode pengkajian dilakukan oleh perawat pada kasus tersebut?

a. Kuesioner

b. Wawancara

c. Studi literature

d. wienshield survey

e. focus group discussion

2. Hasil pengkajian di suatu desa ditemukan data peningkatan 10% kasus baru tuberculosis 70%
keluarga prasejahtera, 60% merasakan adanya gejala penyakit, 50% keluarga bekerja sebagai
buruh, dan 50% penderita sulit meluangkan waktu untuk memeriksakan kesehatan. Apakah
diagnosis keperawatan pada kasus tersebut?

a. Perilaku kesehatan cenderung beresiko.

b. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan

c. kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan

d.ketidakefektifan manajemen kesehatan

e. defisiensi kesehatan komunitas


3. Pengkajian perawat disuatu sekolah didapatkan hanya 5% anak memiliki kebiasaan cuci
tangan sebelum makan, hasil observasi ditemukan anak-anak memiliki perilaku jajan
sembarangan di pinggir jalan. Di Sekolah sudah memiliki kantin sekolah,, tetapi anak lebih suka
jajan di luar. Apakah diagnosis keperawatan pada kasus tersebut?

a. perilaku kesehatan cenderung beresiko

b. ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan

c. kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan

d. ketidakefektifan manajemen kesehatan

e. defisiensi kesehatan komunitas

4. Hasil windshield survey di sebuah desa terpencil didapatkan data 65% penduduk membuang
sampah rumah tangga di sungai, 40% warga menyatakan penanganan sampah yang tepat adalah
dengan dibakar. Data di puskesmas terdapat 5% warga mengeluh batuk pilek setiap bulan.
Apakah strategi intervensi pada kasus tersebut?

a. pemberdayaan masyarakat

b. pendidikan kesehatan

c. intervensi professional

d. proses kelompok

e. kemitraan

5. perawat mengadakan musyawarah masyarakat desa untuk menyusun rencana intervensi


masalah tingginya kejadian demam berdarah. Berdasarkan hasil analisis data, diketahui
permasalahan tersebut dipicu oleh sulitnya warga mengakses pelayanan kesehatan masyarakat.
Apakah strategi intervensi pada kasus tersebut?

a. pemberdayaan masyarakat

b. intervensi professional
c. pendidikan kesehatan

d. proses kelompok

e. kemitraan

6. seorang perawat sedang mempersiapkan penyuluhan tentang bahaya HIV/AIDS. Saat diskusi
dengan tim, ditemukan gambar atau foto seorang penderita yang terlihat jelas wajahnya.
Kemudian salah satu anggota tim mengusulkan agar foto tersebut disamarkan.

Apakah prinsip etik yang diterapkan pada kasus tersebut?

a. veracity

b. autonomy

c. beneficence

d. confidentiality

e. nonmaleficence

7. Hasil pengkajian di suatu wilayah dusun didapatkan kejadian chikungunya sebanyak 2 orang
dalam sebulan terakhir. Masyarakat memiliki kebiasaan menguras bak mandi setelah terlihat
kotor, menggantung baju dibelakang pintu dan terdapat kaleng bekas di sekitar lingkungan
rumah yang terisi air. Selama ini masyarakat belum mempunyai kegiatan untuk mencegah
penyebaran penyakit tersebut. Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?

a. pengobatan pada masyarakat yang terkena chikungunya di puskesmas

b. memberikan penyuluhan kesehatan tentang penularan chikungunya

c. melakukan pendataan pada keluarga yang terkena chikungunya

d. membentuk tim jumantik yang terdiri dari kader semua RT.

e. melakukan screening pada masyarakat yang berisiko.


8. Di satu desa terjadi wabah diare. Hasil pengkajian didapatkan: 38% keluarga tidak memiliki
jamban, 20% buang sampah di sungai, 65% BAB di sungai, dan 45% mandi di sungai.
Masyarakat menganggap kebiasaan tersebut adalah hal biasa dan sudah berlangsung turun
temurun. Perawat melakukan pendidikan kesehatan tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan
sehat. Apakah indicator evaluasi formatif keberhasilan tindakan pada kasus tersebut?

a. angka kejadian diare menurun

b. masyarakat bisa hidup lebih sehat

c. adanya WC umum tiap RT Minimal 1

d. masyarakat memahami tentang pentingnya BAB di jamban

e. kepala desa berkomitmen untuk memperbaiki kesehatan lingkungan.

9. Di satu desa terdapat 21 penderita TB Paru yang tersebar di semua RW. Perawat melakukan
penyuluhan tentang pentingnya penggunaan masker dan tempat membuang dahak untuk
mencegah penularan. Perawat mengundang seluruh pasien TB Paru dan keluarganya. Apakah
indicator evaluasi sumatif keberhasilan tindakan pada kasus tersebut?

a. klien dan keluarga memahami tentang penularan TB Paru.

b. keluarga mengantar klien untuk periksa sesuai jadwal.

c. keluarga menyediakan tempat membuang dahak.

d. klien menggunakan masker setiap hari.

e. angka kesembuhan TB meningkat.

Selamat menjawab

Anda mungkin juga menyukai