Anda di halaman 1dari 9

Definisi ruptur uteri :

ruptur uteri adalah salah satu komplikasi persalinan dimana dinding rahim
ibu robek sehingga dapat menyebabkan bayi masuk ke rongga perut.
Kondisi ini dapat menyebabkan pendarahan hebat pada ibu dan membuat
bayi kesulitan bernapas
Etiologi :
Ada beberapa penyebab ruptur uteri, di antaranya panggul ibu yang terlalu
sempit, sudah ada kelainan rahim sebelumnya, adanya tumor di jalan lahir,
ibu pernah mengalami operasi caesar, letak janin yang melintang, bayi
terlalu besar, dan masih banyak lagi. ruptur uteri merupakan kondisi yang
jarang terjadi, yaitu sekitar 7 persen dari kehamilan namun tetap
merupakan kondisi yang perlu diwaspadai.

Tanda dan gejala :

Ruptur uteri umumnya terjadi pada proses persalinan. Kondisi ini tidak
dapat diprediksi secara akurat sebelum benar-benar terjadi. Beberapa
gejala ruptur uteri antara lain.
Beberapa gejala ruptur uteri antara lain:
1. Pendarahan hebat dari vagina
2. Rasa nyeri di antara kontrakis
3. Kontraksi menjadi lebih lambat
4. Sakit perut yang tidak biasa
5. Nyeri yang tiba-tiba pada bekas luka caesar sebelumnya
6. Detak jantung bayi yang upnormal
7. Pada beberapa kasus, proses persalinan melambat dan bahkan berhenti
sama sekali

Patofisiologi :
Patofisiologi ruptur uteri adalah pemisahan jaringan uterus dengan jaringan serosa secara
spontan atau karena penyebab iatrogenik dan traumatik. Hal ini menyebabkan isi rahim
keluar dari rongga uteri dan masuk ke rongga peritoneum. Ketika ada robekan, darah dan isi
dari rahim akan mengisi ruang peritoneum sehingga menyebabkan aliran darah ke fetal
menjadi terganggu.
Faktor risiko yang dapat memicu terjadinya pemisahan antara jaringan uterus dengan jaringan
serosa misalnya trauma pada abdomen, riwayat sectio caesarea, saat persalinan.
Pathway :

Penanganan :

Ruptur uteri umumnya ditangani dengan melakukan operasi caesar dengan


segera. Kegagalan menangani ruptur dapat menyebabkan kondisi lainnya
seperti anoxia janin, yaitu oksigen tidak cukup untuk sampai ke bayi,
kemudian janin masuk ke perut ibu, dan pendarahan yang terus-menerus.
pada beberapa kasus, jika diperlukan maka akan dilakukan histerektomi
atau operasi pengangkatan rahim jika robekan terlalu lebar dan
pendarahan tidak terkendali.

Diagnosa keperawatan

1 syok hipovelomik berhubungan dengan perdarahan pervagina

2 pola nafas tidak efektif berhubungan dengan sesak

Pengkajian

Identitas pasien

Nama :Ny L.M

Tempat tanggal lahir : tomohon 2 februari

Umur : 30 tahun

Agama : kristen protestan

Pekerjaan : ibu rumah tangga

Alamat : tomohon

Tanggal Mrs : 2 april 2020

Nomor Rm :
Diagnosa medis : Repture uteri

Tanggal pengkajian : 2 april 2020

Riwayat kesehatan

- Keluhan utama : - Pasien datang dengan keluhan terjadi perdarahan pervagina


-pasien mengatakan sakit perut sebelum MRS,
- pasien mengatakan terjadi penghentian kontraksi
- buang air besar maupun buang air kecil dikatakan normal.

Riwayat penyakit dahulu :pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit dahulu

Riwayat penyakit keluarga : - pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keluaraga .

Pola kesehatan fungsional :

1. Pola nutrisi : pasien mengatakan sebelum Mrs Pasien makan 3 kali sehari , setelah masuk
rumah sakit pasien makan hanya beberapa sendok makan
2. Pola eliminasi : pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit BAK dan BAB normal
3. Pola aktivitas dan tidur : pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit pasien dapat
beristirahat dengan baik dan melakukan aktivitas dengan baik setelah masuk rumah sakit
pasien tidak dapat melakukan aktifitas dengan baik
4. Pola Kebersihan diri : -pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit pasien dapat
memberaihkan diri secara mandiri .setelah masuk rumah sakit pasien harus di bantu dalam
hal itu
5. Pola seksual : pasien mengatakan sebelum hamil menstruasi pasien normal

Konsep diri :
1. Identitas diri : pasien mengatakan pasien seorang wanita berumur 30 tahun
2. Intelektual : pasien mengatakan bahwa pasien tidak mengetahui penyebab terjadi
perdarahan pervagina dan mengalami penghentian kontraksi
3. Mekanisme koping individu : pasien mengatakan pasien merasa kaget dan takut saat terjadi
perdarahan pervagina .

Pemeriksaan fisik

1. Tingkat kesadaran .
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : compos mentis
2. Ttv :
Tensi : 60/70 mmHg Respirasi : 28 kali per menit
Nadi : 112 kali/menit Suhu badan: 36,7 / -
BB/TB : 83 kg/165 cm
3. -mata: mines
-hidung : simetris dan bersih
-mulut : bicara normal , kebersihan mulut baik
- telinga : bentuk telinga normal
-leher : tidak ada pembesaran tiroid
- abdomen : Status obstetri
-Ektresmitas : hangat

Pemeriksaan penunjang

Lab
Hasil Lab Darah Lengkap
WBC =11,2 RBC 3.64
NEU =9,79 HGB 10,2
LYM =.8,17 HCT 31,8
MONO .=450 MCV 87.4
EOS .=128 MCH 28.1
BASO .=043 MCHC 32.1
PLT =331 MPV 6.24
SGOT =11,4
SGPT =14
Albumin =3,73
BS acak =100
BUN= 4
Creatinin =0,46
Natrium =143
Kalium= 3.75

Kesimpulan USG :
1. Ruptur di anterior → abdominal pregnancy
2. Uterus duplex + septus
3. Abdominal pregnancy

Klasifikasi data :

-data subjektif : - pasien mengatakan banyak keluar darah secara tiba tiba

-pasien mengatakan sakit di bagian perut

-pasien mengatakan terjadi penghentian kontraksi

-pasien mengatakan pasien merasa sesak

-data objektif : - pasien tampak pucat dan lemah

-pasien terlihat sangat lemas

-Pasien terlihat sulit untuk bernafas

Analisa data

Dx. 1.

Tgl: 2 /4/ 2020


Data :

*DS : -pasien mengatakan pasien mengatakan banyak keluar darah secara tiba tiba

-pasien mengatakan sakit di bagian perut

-pasien mengatakan terjadi penghentian kontraksi

Ttv : Tensi : 60/70 mmHg Respirasi : 28 kali per menit


Nadi : 112 kali/menit Suhu badan 36,7 / -
*DO : -pasien tampak pucat
-pasien tampak lemah
-pasien tampak pasien tampak meringis

Etiologi : perdarahan – darah ke perifer – tekanan darah meningkat


Masalah : syok hipovelomik

Dx.2.
Tgl :2 /4/2020
Data :

*Ds : - pasien mengatakan pasien merasa sesak

-pasien mengatakan pasien merasa lemah

*Do : - pasien tampak pucat dan lemah

-pasien terlihat sangat lemas

-Pasien terlihat sulit untuk bernafas Respirasi : 28 kali per menit

Etiologi : perdarahan -darah ke perifer-kebutuhan O2 – takikardi – sesak

Masalah : pola nafas tidak efektif

Diagnosa keperawatan

1 . syok hipovelomik berhubungan dengan perdarahan pervagina

2 pola nafas tidak efektif berhubungan dengan sesak

Intervensi

Tgl : 2/2/2020

Dx. 1. : syok hipovelomik berhubungan dengan perdarahan pervagina


Tujuan kriteria hasil : -setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 kali 24
jam pasien di harapkan dapat menunjukkan kriteria hasil :

- pasien tidak lagi keluar darah secara tiba tiba

-pasien tidak merasakan sakit di bagian perut

-pasien mengalami penghentian kontraksi

Ttv : menjadi normal Tensi : 120/80 mmHg Respirasi : 20kali per menit

Nadi :80 kali/menit Suhu badan 36’c

Intervensi : -periksa tanda dan gejala terjadi syok hipovolemik (Frekuensi nadi meningkat,
tekanan darah menurun ,turgor kulit ,volume urine menurun, lemah )

-monitor inteke dan output cairan

-hitung kebutuhan kebutuhan cairan

- berikan asupan cairan oral

-Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral

-Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak

-kolaborasi pemberian cairan IV isotonis ( NACL,RL)

-Kolaborasi pemberian cairan koloid (abumin ,plasmanate)

-Kolaborasi pemberian produk darah

Ttd dan nama

Tgl : 2/2/2020
Dx.2. : pola nafas tidak efektif berhubungan dengan sesak

Tujuan kriteria hasil : -setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 kali 24


jam pasien di harapkan dapat menunjukkan kriteria hasil :

- pasien tidak merasa sesak respirasi menjadi normal 20 kali permenit

-pasien tidak merasa lemah

-Tensi menjadi normal : TD : 120/80 mmHg

Intervensi :

- Monitor pola nafas ( fresuensi kedalaman usaha nafas )


- Monitor bunyi nafas tambahan (ronkhi kering)
- Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan head litf dan chin lift
- Posisikan semi fowler atau fowler
- Anjurkan asupan cairan 2000 ml atau hari
- Kolaborasi pemberian bronkodilator.

Paraf dan nama

Implementasi
Tgl : 2/2/2020

Dx.1. : syok hipovelomik berhubungan dengan perdarahan pervagina

Implementasi :

- memeriksa tanda dan gejala terjadi syok hipovolemik (Frekuensi nadi meningkat, tekanan
darah menurun ,turgor kulit ,volume urine menurun, lemah )

-memonitor inteke dan output cairan

-menghitung kebutuhan kebutuhan cairan

- memberikan asupan cairan oral

-menganjurkan memperbanyak asupan cairan oral


-menganjurkan menghindari perubahan posisi mendadak

-mengkolaborasi pemberian cairan IV isotonis ( NACL,RL)

-Mengkolaborasi pemberian cairan koloid (abumin ,plasmanate)

-mengkolaborasi pemberian produk darah

Evaluasi :

S: - pasien mengatakan banyak mengeluarkan darah secara tiba tiba

O: - pasien tampak pucat ,pasien tampak lemah ,pasien tampak pasien tampak meringis , TD 60/70
mmHg
A: - masalah belum teratasi
P : intervensi di lanjutkan

Tgl :2/2/2020

Dx.2. : pola nafas tidak efektif berhubungan dengan sesak

Implementasi :

- Memonitor pola nafas ( fresuensi kedalaman usaha nafas )


- Memonitor bunyi nafas tambahan (ronkhi kering)
- Mempertahankan kepatenan jalan nafas dengan head litf dan chin lift
Memposisikan semi fowler atau fowler
- menganjurkan asupan cairan 2000 ml atau hari
- Mengkolaborasi pemberian bronkodilator.

Evaluasi :

S: -pasien mengatakan bahwa pasien merasa sesak nafas

O:pasien masih merasa sesak , pasien masih merasa lemah , Ttv : belum normal Tensi :
60/70 mmHg Respirasi : 28kali per menit , Nadi :112kali/menit Suhu badan 37’c

A : masalah belum teratasi

P : intervensi di lanjutkan .

Anda mungkin juga menyukai