Oleh:
Dokter Pembimbing:
REFERAT
SMF ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
JUDUL
Patogenesis Tinea Kapitis
Hari :
Tanggal :
Mengetahui
Dokter Pembimbing
ii
KATA PENGATAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
berbagai kemudahan kepada penulis untuk menyelesaikan untuk menyelesaikan
referat dengan judul “Patogenesis Tinea Kapitis” Referat ini penulis susun
sebagai salah satu tugas kepaniteraan klinik di SMF Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin RSUD dr. Moh. Saleh Probolinggo.
Dalam menyelesaikan referat ini, tentu tak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada dr. Sylvia
Marfianti Sp.KK selaku pembimbing SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
Penulis sadar bahwa “tak ada gading yang tak retak’, begitupun dengan
refrat ini, masih banyak kekurangan dalam penyusunan referat ini sehingga masih
jauh dari kata sempurna, walaupun demikian penulis berharap referat ini
bermanfaat bagi para pembacanya khususnya rekan rekan sejawat dokter muda
yang sedang menjalani stase di SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin RSUD dr.
Moh. Saleh Probolinggo. Oleh sebab itu kritik dan saran sangat penulis harapkan
agar kedepannya referat ini bisa lebih sempurna.
Penulis memohon maaf sebesar-besarnya bila terdapat beberapa kesalahan
dalam referat ini. Atas perhatiannya penulis mengucapkan terimakasih. Semoga
referat ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
yang disebabkan oleh jamur dermatofit, terjadi sebagai reaksi pejamu terhadap
produk metabolit jamur dan akibat invasi oleh suatu organisme pada jaringan
daerah genitokrural, kaki dan tangan, kuku, serta kulit dan rambut kepala. Yang
Tinea kapitis adalah kelainan pada kulit dan rambut kepala yang
disebabkan oleh spesies dermatofita. Kelainan ini dapat ditandai dengan lesi
bersisik, kemerahan, alopesia, grey patch ringworm, black dot ringworm, dan
kerion.2
Tinea kapitis bentuk non inflamasi (tipe gray patch) umumnya disebabkan
(tipe kerion) biasanya disebabkan jamur ektotrik zoofilik (M. canis) atau geofilik
(M.gypseum). Sedangkan tinea kapitis tipe black dot disebabkan karena jamur
Insidens tinea kapitis di Medan pada tahun 1996-1998 yaitu 0,4%, RSCM
Jakarta tahun 1989-1992 yaitu sebanyak 0,61 - 0,87%, di Manado pada tahun
1990-1991 yaitu 2,2-6% sedangkan di Surabaya kasus baru tinea kapitis antara
1
tahun 2001 - 2006 insidennya di Poli Kulit dan Kelamin RSU Dr. Soetomo antara
0,31% - 1,55%.8
Tinea kapitis umumnya lebih banyak menyerang anak anak dari pada
orang dewasa, dimana kurang dari 3 % dewasa yang terjangkit. Penderita dapat
terinfeksi dari kontak dengan penderita lain dan hewan. Secara klinis, tinea kapitis
ditandai oleh terdapatnya satu atau lebih alopesia dengan bentuk yang tidak
teratur, dikarenakan rusaknya pada tingkat yang bervariasi dari folikel rambut.4
umumnya terjadi pada anak saat masa pre-pubertas dan sangat jarang pada dewasa
dengan frekuensi 2,6%. Hal tersebut dikatakan rambut pada orang dewasa relatif
panjang asam lemak dari sebum yang dihasilkan setelah pubertas dan faktor
perifolikulitis yang menyebar disekitar batang rambut dan tidak pernah memasuki
daerah berinti, sedangkan infeksi endotrik tidak akan mengenai daerah kutikula
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kelainan klinis tinea kapitis dapat dibagi menjadi 3 yaitu grey patch,black
pada anak-anak 3-14 tahun, jarang pada dewasa. Kasus pada dewasa karena
RSCM Jakarta tahun 1989-1992 yaitu sebanyak 0,61 - 0,87%, di Manado pada
tahun 1990-1991 yaitu 2,2-6% sedangkan di Surabaya kasus baru tinea kapitis
antara tahun 2001 - 2006 insidennya di Poli Kulit dan Kelamin RSU Dr.
Pasien tinea kapitis terbanyak pada masa anak-anak < 14 tahun 93,33%.
Surabaya tersering tipe kerion (62,5%) daripada tipe Gray Patch (37,5%), tipe
3
(geofilik), Microsporum ferrugineum (antropofilik) dan Trichophyton
mentagrophytes.3
atau T. violaceum.3
4
2.4 Patogenesis Tinea Kapitis
(silent “carrier”).
kemampuan melekat pada kulit dan mukosa pejamu, serta kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan suhu dan keadaan biokimia pejamu untuk dapat
berikut:
5
1. Infeksi Ektotrik
batang rambut dan dibatang rambut bawah kutikula dari pertengahan sampai
akhir anagen saja sebelum turun ke folikel rambut untuk menembus kortek
memasuki daerah berinti. Ujung-ujung hifa-hifa pada daerah batas ini disebut
Adamson’s fringe, dan dari sini hifa-hifa berpolifrasi dan membagi menjadi
artrokonidia yang mencapai kortek rambut dan dibawa keatas pada permukaan
2. Infeksi Endotrik
Kurang lebih sama dengan dengan ektotrik kecuali kutikula tidak terkena
rapuh dan patah pada permukaan kepala dimana penyanggah dan dinding
folikuler hilang meninggalkan titik hitam kecil (black dot). Infeksi endotrik
fase telogen.7
6
Gambar 2.1 Ectothrix type: mycelia dan arthroconidia terhihat pada
permukaan dari folikel rambut. Endothrix type: hyphae dan arthroconidia
terdapat di dalam batang rambut.5
berikut :5
oleh genus Microsporum dan sering ditemukan pada anak – anak. Penyakit
mulai dengan papul merah yang kecil di sekitar rambut. Papul ini melebar dan
membentuk bercak yang menjadi pucat dan bersisik. Keluhan penderita adalah
rasa gatal. Warna rambut menjadi abu – abu dan tidak berkilat lagi. Rambut
mudah patah dan terlepas dari akarnya, sehingga mudah dicabut dengan pinset
tanpa rasa nyeri. Semua rambut di daerah tersebut terserang oleh jamur,
7
Tempat – tempat ini terlihat sebagai grey patch. Grey patch yang di lihat
dalam klinik tidak menunjukkan batas – batas daerah sakit dengan pasti. Pada
pada rambut yang sakit melampaui batas – batas grey tersebut. Pada kasus –
kasus tanpa keluahan pemeriksaan dengan lampu wood ini banyak membantu
terbentuk kerion.5
2. Kerion
Kerion adalah reaksi peradangan yang berat pada tinea kapitis, berupa
menimbulkan jaringan parut dan berakibat alopesia yang menetap, parut yang
8
Gambar 2.3 Kerion5
yang terkena infeksi patah, tepat pada rambut yang penuh spora. Ujung
rambut yang hitam di dalam folikel rambut ini memberi gambaran khas, yaitu
black dot, Ujung rambut yang patah kalau tumbuh kadang – kadang masuk ke
9
Gambar 2.4 Black dot ringworm3
2.6 Diagnosis
1. Gelaja Klinis
limfadenopati aurikuler posterior atau kerion. Juga termasuk pustul atau abses,
2. Pemeriksaan Penunjang
a. Lampu Wood
10
memberi fluoresen hijau gelap). Bahan fluoresen diproduksi oleh jamur
b. KOH
Kepala dikerok dengan objek glas, atau skalpel no.15. Juga kasa basah
rambut atau pangkal rambut dicabut yang ditaruh di objek glas selain
potongan rambut pada kepala6 harus termasuk akar rambut, folikel rambut
dan skuama kulit. Skuama kulit akan terisi hifa dan artrokonidia. Yang
11
endotrik, bentukan artrokonidia yang terbentuk karena pecahan miselium
c. Kultur
Memakai swab kapas steril yang dibasahi akua steril dan digosokkan
diatas kepala yang berskuama atau dengan sikat gigi steril dipakai untuk
(DTM). Perlu 7 - 10 hari untuk mulai tumbuh jamurnya. Dengan DTM ada
perubahan warna merah pada hari 2-3 oleh karena ada bahan fenol di
12
2.7 Diagnosis Banding
a. Dermatitis seborhoik
sementara dapat terjadi dengan penipisan rambut daerah kepala, alis mata,
bulu mata atau belakang telinga. Sering tampak pada pasien penyakit
b. Psoriasis
berbatas jelas dan berskuama lebih jelas dan keperakan diatasnya, dan
13
juga meningkatnya menyeluruh dalam kerapuhan rambut dan kecepatan
tahun dan 50% mengenai kepala, dan sering lesi psoriasis anak terjadi
psoriasis.3
c. Ptiriasis amiantasea
lokalisata yang non infeksius yang tidak diketahui sebabnya. Skuama yang
14
2. Diagnosis banding tinea kapitis yang alopesia jelas
a. Alopesia areata
ada skuama dan rambut-rambut pada tepinya tidak patah tetapi mudah
dicabut.3
b. Trikotilomania
Khas adanya alopesia yang tidak sikatrik berbatas tidak jelas karena
atas, daerah oksipital dan parietal yang kontra lateral dengan tangan
ada depresi atau kecemasan. Dapat disertai efek efluvium telogen yaitu
15
Gambar 2.11 Trikotilomania3
c. Pseudopelade
klinis sebagai hasil akhir dari satu dari banyak proses patologis yang
a. Pioderma bakteri
b. Follikulitis decalcans
16
2.8 Penatalaksanaan
1. Pencegahan
tinea kapitis yang ringan. Ketokonazol atau selenium sulfide shampoo dapat
dan membasmi spora viabel, diberikan sampai sembuh klinis dan mikologis:
2. Medikamentosa
karena tidak efektif, untuk itu infeksi yang mengenai daerah berambut
17
dan Alilamin menunjukkan keamanan, efikasi, dan manfaat lebih karena
penggunaannya yang memerlukan waktu singkat, selain itu sejak tahun 2007
a. Griseofulvin
Dosis Anak
Ultramicronized: 10 mg/kg/hari
Dosis Dewasa
“Black dot” tinea kapitis: pengobatannya lebih lama dan dosis yang
Untuk kerion: 250 mg selama 4-8 minggu, kompres hangat, dan antibiotik
vomiting dan diare, selain itu griseofulvin juga bersifat fotosensitif dan
b. Ketokonazol
18
mg/hari selama 4-6 minggu, untuk anak dosisnya 5 mg/kgBB/hari, dan
c. Itrakonazol
d. Terbinafin
fungsi liver dan darah lengkap diperiksa bila pemakaian lebih 6 minggu.3
19
2.9 Komplikasi
peradangan dan rasa sakit yang parah pada kulit kepala. Kerion muncul akibat
tebal, akibat pengerasan kulit kepala menjadi kuning. Rambut dapat menjadi
rontok atau dapat dengan mudah patah. Kerion dapat disebabkan oleh reaksi
yang kuat dari jamur dan dapat menyebabkan luka permanen serta rambut
rontok.6
2.10 Prognosis
Tinea kapitis tipe Gray patch sembuh sendirinya dengan waktu, biasanya
tetap, pasien menjadi vektor untuk menyebarkan penyakit dalam keluarga dan
20
BAB III
RINGKASAN
Tinea kapitis adalah infeksi jamur superficial yang menyerang kulit kepala
dan rambut yang disebabkan oleh spesies dermatofita. Umumnya kelainan klinis
tinea kapitis dapat dibagi menjadi 3 yaitu grey patch, black dot dan kerion.8
Gejala klinis tergantung dari tipe tinea kapitis nya. Penyakit mulai dengan
papul merah yang kecil di sekitar rambut. Papul ini melebar dan membentuk
bercak yang menjadi pucat dan bersisik. Umumnya keluhan penderita adalah rasa
gatal. Untuk tipe grey patch, warna rambut menjadi abu – abu dan tidak berkilat
lagi. Rambut mudah patah dan terlepas dari akarnya, sehingga mudah dicabut
dengan pinset tanpa rasa nyeri. Semua rambut di daerah tersebut terserang oleh
jamur, sehingga dapat terbentuk alopesia setempat. Pada tipe black dot. Rambut
yang terkena infeksi akan patah tepat pada rambut yang penuh spora. Ujung
rambut yang hitam di dalam folikel rambut ini memberi gambaran khas, yaitu
menyerupai sarang lebah dengan serbukan sel radang yang padat disekitarnya.
daerah berbeda beda untuk spesies penyebab tinea kapitis, selain itu perubahan
waktu juga dapat menyebabkan adanya spesies baru sebagai penyebab di daerah
predominan.
21
Patogenesis terjadinya tinea kapitis dapat melalui infeksi ektotrik dimana
rambut dan tidak pernah memasuki daerah berinti.Selain itu tinea kapitis juga
dapat melalui infeksi endotrik, dimana infeksi ini tidak akan mengenai daerah
Terapi griseofulvin adalah pengobatan yang efektif dan aman, sebagai obat
lini pertama (gold standard). Obat lini kedua yaitu Itrakonazol, terbinafin atau
kalau terpaksa dengan flukonazol diberikan untuk pasien yang tidak sembuh
dengan griseofuvin, atau dapat sebagai obat jamur lini pertama. Terapi ajuvan
dengan shampo anti jamur untuk membasmi serpihan (fomites) yang terinfeksi,
22
DAFTAR PUSTAKA
23