Oleh :
I Made Mega Kencana Putra
16710034
PENDAHULUAN
Pada studi Farmingham kejadian gagal jantung per tahun pada orang berusia
> 45 tahun adalah 7,2 kasus setiap 1000 orang laki-laki dan 4,7 kasus setiap
1000 orang perempuan. Di Amerika hampir 5 juta orang menderita gagal
jantung.
Saat ini gagal jantung merupakan masalah kesehatan yang progresif dengan
angka mortalitas dan morbiditas yang tinggi di negara maju maupun negara
berkembang termasuk Indonesia.
Cardiomiopathy
Aritmia
Batuk
Edema
DIAGNOSIS
Gejala gagal jantung (sesak nafas saat istirahat atau aktifitas, lelah, letih, pembengkakan pergelangan kaki) dan
Gejala khas gagal jantung (takikardi, takipnu, rales pada paru, efusi pleura, peningkatan tekanan vena jugular,
Bukti objektif abnormalitas struktur dan fungsi jantung saat istirahat (kardiomegali, bunyi jantung tiga, bising
Kriteria
Framingham
Kardiomegali Hepatomegali
Peningkatan tekanan vena jugularis Penurunan berat badan >4,5 kg dalam 5 hari pengobatan
Refleks hepatojugular
Diagnosis dibuat berdasarkan adanya minimal ada satu kriteria mayor dan dua
kriteria minor
Anamnesa
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan keadaan umum pasien yang diduga
gagal jantung dapat dilakukan melalui evaluasi
apakah terdapat gejala-gejala seperti disebutkan di
atas (dispnea, ortopnea, PDN, batuk, edema pulmonal).
Pemeriksaan lainnya juga dapat dilakukan dengan
palpasi untuk mengevaluasi denyut nadi yang
menurun, auskultasi untuk mengetahui adanya bunyi
jantung tambahan, serta perkusi untuk mengetahui
batas jantung yang mengalami pergeseran yang
menunjukkan adanya hipertrofi jantung
(kardiomegali). Kondisi fisik pasien juga dapat dilihat
melalui kesadaran pasien, pada pasien dengan gagal
jantung berat sering ditemukan sianosis perifer..
Pemeriksaan lainnya juga dapat dilakukan
apakah terdapat edema yang umumnya dapat
dilihat di bagian ekstremitas. Edema ekstremitas
dapat dilakukan dengan pemeriksaan pitting
edema di mana edema akan tetap cekung setelah
penekanan ringan dengan ujung jari. Selain
pemeriksaan-pemeriksaan di atas, pemeriksaan
yang paling penting dan paling menunjukkan
keadaan pasien gagal jantung adalah tes latihan
fisik. Tes ini dilakukan dengan menggunakan
treadmill
Pemeriksaan Penunjang
Elektrokardiografi
Foto Toraks
Pemeriksaan Laboratorium
Peptida Natriuretik
Troponin I atau T
Ekokardiografi
DERAJAT GAGAL JANTUNG
Tabel 4. Klasifikasi Menurut New York Hearth Association (NYHA)
Kelas I Tidak terdapat batasan dalam melakukan aktifitas fisik. Aktifitas fisik sehari-hari tidak menimbulkan
kelelahan, palpitasi atau sesak nafas.
Kelas II Terdapat batasan aktifitas ringan. Tidak terdapat keluhan saat istrahat, namun aktifitas fisik sehari-hari
menimbulkan kelelahan, palpitasi atau sesak nafas
Kelas III Terdapat batasan aktifitas bermakna. Tidak terdapat keluhan saat istrahat, tetapi aktfitas fisik ringan
menyebabkan kelelahan, palpitasi atau sesak.
Kelas IV Tidak dapat melakukan aktifitasfisik tanpa keluhan. Terdapat gejala saat istrahat. Keluhan meningkat
saat melakukan aktifitas.
LANJUTAN...
Stadium A Menandakan ada faktor risiko gagal jantung namun belum ada kelainan struktural dari jantung
Stadium B Terdapat faktor risiko dan sudah terdapat kelainan struktural dengan atau tanpa gangguan
Stadium C Sedang dalam dekompensasi dan atau pernah gagal jantung, yang didasari oleh kelainan
Stadium D Benar-benar masuk ke dalam refractory HF, dan perlu tatalaksana khusu.
PENATALAKSANAAN GAGAL JANTUNG
Pencegahan Primer
Terapi Farmakologi
Angiostensin-Converting Enzyme Inhibitor (ACE
Inhibitor)
Diuretik
β- Blocker (Obat Penyekat Beta)
Glikosida Jantung (Digitalis)
Vasodilator
Penghambat Kanal Kalsium
Antikoagulan
Terapi Non-Farmakologi
Oksigen
Perubahan gaya hidup
Tabel 6. Dosis diuretik yang biasa digunakan pada pasien gagal
jantung