Anda di halaman 1dari 18

HERNIASI OTAK

Oleh Kovai Malar (180070200011213)

Pembimbing: dr Tommy Alfandi n., spbs


ANATOMI OTAK

Anand. (2015). Brain Anatomy. [online]. Available at: https://emedicine.medscape.com/article/1898830-overview#showall [Accessed on 20 May 2020]
DEFINISI HERNIASI OTAK
• Dikenali sebagai Acquired Intracranial Herniation
• Herniasi otak juga dilabel sebagai “brain code” connate the
emergent need to timely counteract such disastrous brain
processes
• Herniasi otak merupakan pergeseran dari otak normal melalui atau
antar wilayah ke tempat lain karena peningkatan tekanan
intrakranial

Patricia K.Y.K., Mandy, H.M., Emily, G.Y. & Matthew T.V. (2016). Brain Herniation. Complications in Neuroanesthesia. 3-13
ETIOLOGI
• Herniasi dapat disebabkan oleh sejumlah faktor yang menyebabkan efek
massa dan meningkatkan tekanan intrakranial (TIK):
- Hematoma( traumatic epidural & subdural hematoma, contusions,
intracerebral hemorrage)
- Malignant infarction
- Tumor otak
- Infeksi (abcess, empyema, hydatid cyst)
- Hidrosefalus
- Diffuse subarachnoid hemorrhage
- Pneumocephalus (traumatic / postoperative)
- Metabolic- hepatic encephalopathy
Munakomi, S. & Das, J. M. (2020). Brain Herniation. StatPearls. 225-240
Klasifikasi herniasi otak
Otak dapat didorong ke struktur
• Subfalcine
• Transalar (transsphenoidal)
• Transtentorial uncal
• Central (descending & ascending)
• Cerebellar tonsillar
• Transcalvarial

Maiese, K. (2019). Brain Herniation. [online]. Available at:


https://www.msdmanuals.com/professional/neurologic-disorders/coma-and-impaired-consciousness/brain-herniation [Accessed on 20 May 2020]
 
PATOFISIOLOGI
• Subfalcine Herniation
Disebabkan ketika salah satu belahan membengkak dan
mendorong cingulate gyrus di bawah falx serebri
Dapat mengganggu pembuluh darah di lobus frontal yang dekat
dengan tempat cedera (arteri serebral anterior)

• Transcervical Herniation
Pada kasus defek calvarial seperti pada hemikraniektomi
dekompresif, otak yang edem dapat keluar melalui defek, jalur
dengan resistensi paling rendah, karena bentangan aksonal

Munakomi, S. & Das, J. M. (2020). Brain Herniation. StatPearls. 225-240


Maiese, K. (2019). Brain Herniation. [online]. Available at:
https://www.msdmanuals.com/professional/neurologic-disorders/coma-and-impaired-consciousness/brain-herniation [Accessed on 20 May 2020]
PATOFISIOLOGI
• Transalar (transsphenoidal) Herniation
Terjadi akibat dari otak yang terletak supratentorial tergelincir secara anterior
maupun posterior di atas tulang sphenoid.
Herniasi anterior terjadi apabila lobus temporal mengalami herniasi secara
anterior maupun superior di atas tulang sphenoid.
Herniasi posterior terjadi apabila lobus frontalis berherniasi secara posterior
dan inferior di atas tulang sphenoid.

• Cerebellar tonsillar Herniation


Peningkatan tekanan pada fossa posterior akan memaksa tonsil serebelar
melalui foramen magnum

Munakomi, S. & Das, J. M. (2020). Brain Herniation. StatPearls. 225-240


PATOFISIOLOGI
• Transtentorial uncal herniation
Herniasi akan menyebabkan kompresi saraf ketiga
terhadap tepi tentorial, menghasilkan penyempitan diikuti
oleh dilatasi pupil ipsilateral

• Central Herniation (descending & ascending)


Herniasi Transtentorial dapat terjadi saat otak bergerak
baik atas atau bawah di seluruh tentorium
Downward herniasi dapat meregang cabang arteri basilar
(arteri pontine), menyebabkan arteri tersebut robek dan
berdarah, yang dikenal sebagai sebuah Duret perdarahan .

Munakomi, S. & Das, J. M. (2020). Brain Herniation. StatPearls. 225-240


MANIFESTASI KLINIS
Karakteristik fisik dapat menunjukkan kerusakan otak parah. Misalnya seperti penurunan
kesadaran , dengan Glasgow Coma Skor dari tiga sampai lima, salah satu atau kedua pupil
anisokor . Muntah juga dapat terjadi karena kompresi dari muntah pusat di medula oblongata.
Lain :
• Henti jantung (tanpa denyut nadi)
• Pernafasan Irregular
• Nadi Irregular
• Hilangnya semua refleks batang otak (berkedip-kedip, tersedak, respon pupil terhadap
cahaya tidak ada)
• Respiratory arrest (no breathing)
Rai R, Iwanaga J, Loukas M, et al. (2018). Brain Herniation Through the Cribriform Plate: Review and Comparison to Encephaloceles in the Same
Region. Cureus 10(7): e2961. doi:10.7759/cureus.2961
Yartsev, A. (2019). Brain Herniation. [online]. Available at:
https://derangedphysiology.com/main/required-reading/neurology-and-neurosurgery/Chapter%201.1.6.2/brain-herniation [Accessed on 20 May 2020]
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Computed tomography (CT)
scanning atau Magnetic
Resonance Imaging (MRI)
berguna untuk evaluasi.
• MRI dapat memberikan
pandangan aksial, serta sagital
dan koronal.
Subfalcine herniation, Downward transtentorial
midline shift[CT scan] [MRI]
• ICP Monitoring: invasive
- Ex:intraventricular catheters
intraparenchymal, subdural, epidural devices

Stevens, R.D., Shoykhet, M. & Cadena, R. (2015). Emergency Neurological Life Support: Intracranial Hypertension and Herniation. Neurocrit Care; 23 (Suppl 2): S76-S82
PENATALAKSANAAN
• Evacuation of mass lesions (hematoma, contusion, infarction, edema, tumors)
• Physiological neuroprotection
• Sedation, analgesics, and ventilation
• CSF drainage
• Osmotherapy
• Hyperventilation
• Hypothermia
• Barbiturate coma
• Decompressive hemicraniectomy

Munakomi, S. & Das, J. M. (2020). Brain Herniation. StatPearls. 225-240


Penatalaksanaan Awal
• Tujuan : menjaga TIK <20 mmHg, cerebral perfusion pressure(CPP) 50-70 mmHg
Segera:
• Elevasi kepala di tempat tidur (15-30 derajat, atau 30-45 derajat –> meningkatkan aliran
keluar vena dari intrakranial
• Cegah hipotensi dengan cairan, Normal saline (0.9%) dengan kecepatan 80– 100 cc/jam
(hindari cairan hipotonis)
• Intubasi (jika memungkinkan) dan lakukan ventilasi sehingga terjadi normocarbia (PC02
35-40 mmHg) atau kalau bisa PCO2 = 28–32 mm Hg –> cegah vasodilatasi serebri
• Hiperventilasi  hipocapnia  vasokonstriksi  cerebral blood flow berkurang
• Berikan oxygen untuk mempertahankan p02 >60 mmHg –> mencegah hypoxic brain injury
• Berikan Mannitol 20% 1–1.5 g/kg melalui infus IV secara cepat, pertahankan Tekanan
Darah >90 mmHg dan pemberian diuretik lain.
• Pasang Foley catheter
• Segera konsul ke bedah saraf

Maiese, K. (2019). Brain Herniation. [online]. Available at:


https://www.msdmanuals.com/professional/neurologic-disorders/coma-and-impaired-consciousness/brain-herniation [Accessed on 20 May 2020]
PENATALAKSANAAN- umum
• Sedasi (“ringan” misal dengan codeine hingga “berat” misal dengan fentanyl/MgS04 ±
muscle relaksan dengan vecuronium –> dapat mengurangi tonus simpatis dan hipertensi
akibat kontraksi otot)
• Pemberian kortikosteroid pada kasus tumor atau cedera kepala belum dapat dibuktikan
menguntungkan secara klinis.
• Drainase pada otak dengan tujuan untuk mengeluarkan cairan berlebihan dari otak,
terutama pada kasus obstruksi mekanikal yag menyebabkan hernia.
• Pemasangan intubasi endotrakeal dan pemasangan ventilasi untuk menurunkan kadar
karbon dioksida dalam darah.
• Operasi dengan mengangkat massa tumor yang menyebabkan peningkatan tekanan
intrakranial atau drain kateter ventrikuler eksterna dengan tujuan untuk pengaliran LCS
keluar pada kasus akut atau dengan cara VP-shunt

Maiese, K. (2019). Brain Herniation. [online]. Available at:


https://www.msdmanuals.com/professional/neurologic-disorders/coma-and-impaired-consciousness/brain-herniation [Accessed on 20 May 2020]
PROGNOSIS
Faktor yang berbeda mempengaruhi prognosis. Semakin lanjut sindrom herniasi berlangsung,
peluang pemulihan pasien menjadi lebih jelek
• Durasi timbulnya herniasi
• Usia pasien
• Glasgow Coma Scale
• Anisocoria,
• Polytrauma
• Hipoksia dengan hipotensi
• Jenis lesi (perdarahan ekstradural / pendarahan subdural),
• Skor CT Marshall dan Rotterdam
• ICP pengukuran

Munakomi, S. & Das, J. M. (2020). Brain Herniation. StatPearls. 225-240


KOMPLIKASI

• Herniasi otak dapat berkembang dari pupil anisokor (herniasi uncal)


ke tingkat kesadaran yang berubah (kompresi reticular activating
system), kemudian berkembang ke tahap postur abnormal (kompresi
diencephalon dan batang otak), dan akhirnya kematian akibat
respiratory arrest (medullary compression)

Munakomi, S. & Das, J. M. (2020). Brain Herniation. StatPearls. 225-240


Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai